Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Antenatal care adalah perawatan yang ditujukan pada ibu hamil, yang bukan saja
bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan ibu hamil
agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan dari
asuhan antenatal care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping tujuan diatas, antenatal care juga
bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat
baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar
masa nifas berjalan normal, dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kehadiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan motivasi ibu hamil akan pentingnya
pemeriksaan ANC secara teratur, maka sangat diperlukan peran dari seluruh pelaku bidang
kesehatan sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan ANC dalam segi penampilan,
sikap, juga profesionalisme, karena sebagian ibu hamil akan kembali memeriksakan diri
dan kehamilannya ke tempat yang sama jika dirinya merasa dihargai dan diasuh dengan
baik.
Berdasarkan uraian diatas, kami bermaksud meneliti lebih jauh tenteng persepsi ibu
hamil terhadap pelaku pelayanan kesehatan sebagai pelaksana ANC di Puskesmas Tanjung
Balai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, khususnya kepada
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada setiap ibu hamil agar dapat
memeriksakan kehamilannya secara teratur dan tepat waktu.
Pengetahuan ibu hamil tentang ANC sangat penting karena dapat membantu
mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Jika dikaji lebih mendalam, proses kematian ibu
mempunyai perjalanan yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak
melakukan ANC melalui pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil,
menyusui, dan kembalinya kesehatan alat reproduksi, serta menyampaikan betapa
pentingnya interval kehamilan berikutnya sehingga dapat tercapai sumber daya manusia
yang diharapkan.
1
Ketidaksesuaian jumlah kunjungan Antenatal Care selama kehamilan,
menyebabkan masalah dan komplikasi dalam kehamilan masih berlanjut. Komplikasi
tersebut merupakan pencetus tingginya Angka Kematian Ibu (Kusmiyati, 2009 ).
Untuk Provinsi Kepulauan Riau, angka kematian bayi menurun dari 43 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 6,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012
(MDGs 2012). Demikian juga angka kematian ibu melahirkan menurun dari 192 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 109,1 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2012 (MDGs 2012).
Akan tetapi, secara nasional, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih
merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu di negara-negara
ASEAN lainnya. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003
ketika Angka Kematian Ibu di negara tetangga Malaysia sebesar 36 per 100.000 kelahiran
hidup, di Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, di Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, di Indonesia masih 307 per 100.000 kelahiran hidup dan 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007.
Dari uraian diatas, kami tertarik untuk mengetahui gambaran karakteristik,
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil terhadap ANC di Puskesmas Tanjung Balai
pada bulan Juli tahun 2013 sehingga diharapkan petugas kesehatan bisa menetapkan suatu
strategi pelayanan yang memadai guna meningkatkan kunjungan secara menyeluruh bagi
ibu hamil di Kecamatan Tanjung Balai dan mampu menurunkan angka kematian bayi dan
angka kematian ibu secara umum.

1.2 Perumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
“Bagaimana karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil tentang Antenatal
Care di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun 2013?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktek para ibu terhadap
antenatal care selama kehamilan terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun
2013.

1.3.2 Tujuan Khusus


2
1. Mengetahui karakteristik (usia, pendidikan, pekerjaan, ras, agama, jumlah anak,
status kehamilan dan pendapatan keluarga) para ibu terhadap antenatal care selama
kehamilan terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun 2013.
2. Mengetahui pengetahuan (definisi, manfaat, tempat dilakukan jenis pemeriksaan,
frekuensi pemeriksaan) para ibu terhadap antenatal care selama kehamilan
terkhirnya di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun 2013.
3. Mengetahui sikap (keinginan memeriksakan kehamilan, dukungan suami, kepada
siapa pemeriksaan kehamilan dilakukan) para ibu terhadap antenatal care terhadap
kehamilan terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun 2013
4. Mengetahui praktek (kapan pertama kali dilakukan pemeriksaan, suntikan TT,
senam kehamilan) para ibu terhadap antenatal care selama kehamilan terkhirnya di
Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli tahun 2013.

1.4 Keterbatasan Penelitian


Waktu yang terlalu singkat dan terbatas, serta sampel yang tidak banyak sehingga
penelitian ini kurang maksimal.

1.5 Manfaat Penelitian


Dalam penelitian ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat baik bagi peneliti,
masyarakat, dan institusi puskesmas, antara lain :
1. Bagi Peneliti
 Untuk mengaplikasikan teori yang didapat saat kuliah ke dalam praktik di
lapangan sehingga diharapkan dapat menambah pengalaman terutama dalam
bidang ilmu kesehatan masyarakat.
 Sebagai bahan penelitian bagi dokter umum dalam masa internship di
Kabupaten Karimun.
2. Bagi Masyarakat
 Untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap dan praktek para ibu
terhadap antenatal care selama kehamilan terakhirnya di Puskesmas Tanjung
Balai bulan Juli tahun 2013.
 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya
meningkatkan kesadaran para ibu utnuk melakukan pemeriksaan antenatal care
selama kehamilan.

3
 Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan antenatal care.
3. Bagi Puskesmas Tanjung Balai
 Memberikan masukan kepada puskesmas tentang pentingnya pemeriksaan
antenatal care untuk kesehatan ibu dan anak.
 Memberikan masukan kepada puskesmas agar semakin mendukung
dilakukannya pemeriksaan antenatal care.
 Menambah pengetahuan para tenaga medis puskesmas.

4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ANTENATAL CARE
Antenatal Care atau asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sebelum kelahiran, yang berguna untuk mefasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
hamil maupun bayinya dengan cara menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan kesehatan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal
dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.

TUJUAN ANTENATAL CARE


Tujuan dari asuha Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan
memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping tujuan di atas,
Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan
dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin,
mempersiapkan bu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.

MANFAAT ANTENATAL CARE


1. Memastikan kehamilan
Melalui alat konvensional atau yang modern seperti ultrasonografi (USG), bidan
atau dokter akan memastikan kehamilan Anda.
2. Apakah kehamilan berada di rahim?
Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi
sesuatu dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.
5
3. Mengetahui usia kehamilan
Penting diketahui untuk memperkirakan kapan perkiraan melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin
Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan mental intelektual selanjutnya.
5. Meneropong kelainan
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocentesis, yakni
mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3.
Misalnya bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bayi mendapat
pertolongan yang tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin
bertambah. Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:
• Kadar hemoglobin (Hb) rendah
• Diabetes gestasional
• Pre-eklampsia/ eklampsia

PELAYANAN ANTENATAL CARE


Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik
umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan
khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal
standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1. Timbang berat badan
Pada dasarnya ibu hamil dianjurkan untuk makan empat sehat lima
sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan
tambahan sebuah telur sehari. Nilai gizi ibu hamil dapat ditentukan dengan
bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kg selama hamil. Kenaikan berat
badan yang terlalu banyak ditemukan pada keracunan hamil (preklamsi dan
eklamsi).

6
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama, bila asalnya belum
menunjukkan peningkatan bahkan kabang-kadang menurun. Selama trimester
kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang lebih ½ kg perminggu.
Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester ketiga harus diwaspadai
kemungkinan mengalami preeklamsi. Hingga akhir kehamilan pertambahan berat
badan yang normal sekitar 9 kg sampai dengan 13,5 kg. Jika berat badan naik lebih
dari ½ kg perminggu, segera dirujuk.
Ibu hamil yang gemuk beresiko terhadap komplikasi kehamilan. Komplikasi
ini meliputi diabetes, hipertensi akibat kehamilan, dan distosia bahu. Selain itu juga
sulit mempalpasi bagian-bagian janin dan mendefinisikan presentasi, posisi janin.
2. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama masa kehamilan. Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi
palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh.
Tekanan darah diukur harus dalam keadaan rileks. Tekaan darah yang adekuat
diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140
mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengidentifikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan ketat selama
kehamilan, baik dari bidan maupun dokter obstetri-ginekologi.
Mengukur tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah
tinggi, protein urin positif, pandangan kabur dan oedema pada ekstremitas atas.
Eklamsi merupakan salah satu penyebab kematian maternal yang seharusnya dapat
dicegah atau dideteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua,
dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan darah diatas 140/90
mmHg, atau peningkatan diastole 15 mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu,
atau paling sedikit pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisi 1 jam, berarti
ada kenaikan nyata dan ibu perlu dirujuk.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Pertumbuhan janin dimulai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur
kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri, namun pada umur kehamilan 9 bulan
fundus uteri akan turun kembali karena kepala janin telah turun/masuk panggul.
7
Pada kehamilan 12 minggu fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada
kehamilan 24 minggu fundus uteri teraba bulat. Secara kasar dapat dipakai
pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari, tetapi perhitungan tersebut
sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksaan sangat bervariasi.
Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan.
Tinggi fundus yang stabil/tetap atau turun merupakan indikasi adanya retardasi
pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus uteri yang meningkat secara
berlebihan mengidentifikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu kemungkinan
adanya hidramnion. Pengukuran tinggi fundus uteri harus dilakukan dengan teknik
pengukuran yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan
alat yang sama seperti pita/tali. Cara mengukur lain yaitu dengan meletakkan alat
ukur dibagian tengah abdomen dan diukur mulai batas atas simfisis pubis hingga
batas atas fundus tanpa mengikuti kurve atas fundus.
Tinggi fundus uteri ditentukan dalam cm yaitu jarak antara symphisis dan
puncak tinggi fundus uteri menunjukkan umur kehamilan. Tinggi fundus uteri
menunjukkan umur kehamilan. Tinggi fundus uteri mulai dapat diukur dengan pita
pengukur yang terbuat dari kain (centimeter : cm) pada umur kehamilan 12 minggu.
Ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dengan menggunakan meteran kain
paling efektif untuk memperkirakan usia kehamilan setelah minggu ke- 24. Ukur
dengan meteran kain dari simfisis pubis sampai ke fundus uteri. Jika hasil berbeda
dengan perkiraan umur kehamilan (dalam minggu) berarti terdapat pertumbuhan
janin terlambat atau tidak ada, ibu perlu dirujuk. Setelah umur kehamilan 37
minggu, terutama pada kehamilan pertama, periksa apakan telah terjadi penurunan
kepala janin. Bila kepala tidak masuk panggul (CPD), persalinan harus dirumah
sakit.

Tinggi fundus uteri menunjukan umur kehamilan


Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 jarak simfisis - pusat
16 minggu ½ jarak simfisis – pusat
20 minggu 2/3 jarak simfisis – pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 1/3 pusat – prosesus xyphoideus
32 minggu ½ pusat – prosesus xyphoideus

8
36 minggu setinggi prosesus xyphoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosesus xyphoideus

Ukuran dan bentuk perut akan diperiksa, panjang fundus dalam rahim sesuai
hasil rabaan perut akan dicatat. Dari rabaan dokter dan bidan bisa mendapatkan
banyak informasi mengenai bayi ibu, termasuk ukuran, dan letaknya, serta pada
minggu ke-36, apakah kepalanya sudah tepat (sudah masuk pintu atas panggul).
Untuk rabaan perut, ibu diminta berbaring ditempat pemeriksaan, kemudian dokter
atau bidan pertama akan menggunakan satu tangan, selanjutnya keduanya untuk
merasakan posisi bayi ibu dengan menekan perlahan daerah sekitarnya.
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
Vaksin dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka
kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali
selama hamil (Manuaba, 1998). Diberikan dengan jarak empat minggu, diharapkan
dapat menghindari terjadinya tetanus neonaturum dan tetanus pada ibu bersalin dan
nifas.
Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5 cc I.M
(intra muskulair) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon pengantin
diberikan imunisasi TT 2x dengan interval 4 minggu. Usahakan TT1 dan TT2
diberikan sebelum menikah.

Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil


Antigen Interval (Selang waktu Lama Perlindungan (%)
minimal) Perlindungan
TT1 Kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 minggu setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / seumur 99
hidup
Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka
bayi yang dilahirkan akan terlindung daari TN (tetanus neonatorum).
5. Pemberian tablet zat besi

9
WHO menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg
zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 gr% atau kurang dari pada
salah satu kunjungan tingkatkan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari sampai
akhir masa kehamilannya.
Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menetapkan:
- Pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam folat) untuk
semua ibu hamil sebanyak 1 kali 1 tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut
mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan, yaitu 100
mg.
- Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3 kali
1 tablet/hari selama 2-3 bulan dan dilakukan pemantauan Hb (bila masih
anemia), Pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya
cacing tambang dan parasit lainnya, periksa darah tepi terhadap parasit
malaria (di daerah endemik).
Pada setiap kali kunjungan minta ibu untuk meminum tablet zat besi yang
cukup, hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi. Tablet zat besi lebih dapat diserap jika disertai
dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup. Jika vitamin C dikonsumsi ibu dalam
makanannya tidak tercukupi berikan tablet vitamin C 250 mg per hari.
Pemberian tablet besi dimulai dengan memberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapatkan
90 tablet selama kehamilannya. Tiap tablet besi mengandung Fe SO4 320 mg (Zat
besi 60 mg) dan Asam Folat 0,5 mg.
Saat ibu hamil membutuhkan zat besi, jika kebutuhan zat besi tidak
tercukupi ibu akan terkena anemia. Gejala anemi yang paling dikenal adalah pucat
pada wajah. Dikarenakan ditengah masa kehamilan, pembuluh darah si ibu dalam
keadaan mengembang sehingga tidak ada peluang penampilannya yang pucat.
Namun yang lebih akurat yaitu, dengan pemeriksaan sempel darah ketika menjalani
pemeriksaan rutin. Sebab jika anemi berlangsung parah, maka kemungkinan akan
terjadi keguguran, atau janin akan lahir prematur sebelum tumbuh sempurna, atau
bahkan janin mati didalam rahim sebagai akibat kurangnya pasokan oksigen dalam
darah. Ibu yang mengandung bisa mengalami perdarahan paska melahirkan atau
demam yang tinggi.

10
Ibu hamil minum tablet zat besi sesuai dengan ketentuan dan
ketersediaannya cukup. Tablet zat besi berisi 60 mg zat besi dan 500μg asam folat
paling sedikit diminum satu tablet sehari selama 90 hari berturut-turut. Ingatkan ibu
hamil agar tidak meminumnya dengan teh/kopi.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
Pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan
seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga
terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan. Beberapa contoh penyakit melalui
hubungan seksual:
a. Infeksi monilial penyebabnya adalah jamur candida albicans
b. Infeksi trichomnial disebabkan oleh trichomonas vaginalis
c. Sifilis disebabkan oleh infeksi treponema pallidum
d. Gonorrea penyebabnya adalah neisseria gonorea
e. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks
f. Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis
g. HIV/AIDS, HIV adalah penyebab AIDS
Penyakit hubungan seksual perlu diperiksa/ditangani karena dapat
menyebabkan:
a. Abortus
b. Cacat bawaan
c. IUGR-BBLR
d. IUFD (bayi mati dalam kandungan)
Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak dini pada ibu
hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi
terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya.
7. Temu wicara pada persiapan rujukan
Rujukan pada institusi yang tepat dan tepat waktu menolong nyawa ibu.
Kebanyakan ibu hamil tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalian dan
melahirkan, tetapi tetap harus dilakuan deteksi dini adanya kelainan dan adanya
ketidak nyamanan yang terjadi selama kehamilan. Oleh sebab itu penting
mendiskusikan kemungkinan rujukan dengan ibu hamil semenjak ia datang untuk
asuhan antenatal. Perlu pula dianjurkan agar ibu mendiskusikan hal ini dengan
keluarganya dan membuat sebuah rencana apa yang akan dilakukan keluarga jika
ibu membutuhkan rujukan.
11
Tes Khusus
Sejumlah tes harus dilakukan pada kunjungan pertama ibu. Bicarakan alasan tes
tersebut dengan ibu sehingga ibu dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes
tersebut atau tidak berdasarkan informasi lengkap. Terangkanlah hasil tes tersebut jika ibu
memutuskan untuk menjalaninya.
 Tes darah HIV – HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS. Jika ibu
berpendapat bahwa ibu berada dalam risiko mendapat HIV, berilah kesempatan
pada ibu untuk membahas tes HIV dan konseling. Jika ibu positif mengidap HIV,
ibu bisa berkonsultasi dengan organisasi yang berhubungan dengan wanita dan HIV
serta AIDS.
 Penyakit anemia sel sabit dan talasemia – penyakit sel sabit merupakan sebuah
kondisi darah yang terutama menyerang orang-orang Afrika dan India Barat serta,
lebih jarang, orang-orang India, Timur Tengah, dan Mediterania. Talasemia, sebuah
kondisi darah lainnya, terutama menyerang orang-orang Mediterania dan Asia.
 Pemeriksaan dalam – kadang-kadang, dokter menganggap perlu untuk melakukan
pemeriksaan dalam.
 Apusan mulut rahim – ibu ditawari sebuah tes apusan mulut rahim sekarang jika ibu
belum pernah melakukannya dalam tiga tahun terakhir. Tes ini mendeteksi
perubahan awal pada bagian mulut rahim yang bisa menjadi kanker di kemudian
hari jika tidak dirawat.
 Herpes – jika ibu, atau pasangan ibu, pernah menderita herpes pada organ
reproduksi, atau ibu mendapat serangan pertama selama masa kehamilan. Hal ini
penting karena herpes dapat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan yang
mungkin memerlukan perawatan khusus.

Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care


Pada umumnya frekuensi pemeriksaan antenatal care dilakukan :
 Tiap 4 minggu sampai kehamilan 28 minggu
 Tiap 2 minggu sampai kehamilan 36 minggu
 Tiap 1 minggu sampai lahir
Namun pada Negara berkembang seperti di Indonesia, pemeriksaan antenatal care
sudah baik jika dilakukan :
 Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu)

12
 Satu kali dalam trimester kedua (antara 14 – 28 minggu)
 Dua kali dalam trimester ketiga (antara 28 – 36 minggu dan setelah minggu ke 36)
 Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Jadwal pemeriksaan antenatal care di Negara berkembang


Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 – 13 kali selama
kehamilan. Di Negara berkembang pemeriksaan antenatal care dilakukan sebanyak 4 kali
sudah cukup sebagai kasus tercatat.
Standar yang ditetapkan dengan syarat :
 Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu)
 Satu kali dalam trimester kedua (antara 14 – 28 minggu)
 Dua kali dalam trimester ketiga (antara 28 – 36 minggu dan setelah minggu ke 36)
Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Kunjungan ibu hamil kali pertama


Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan.

Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANTENATAL CARE


Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi keluarga
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan. Masalah yang
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah adalah ibu hamil kekurangan energy
dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan
kebutuhan energy dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
13
Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang
wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, di tempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya dikarenakan transportasi yang sulit
menjangkau sampai tempat terpencil.

KARAKTERISTIK IBU TERHADAP ANTENATAL CARE


Umur
Umur mempunyai hubungan erat dengan berbagai factor karakteristik tentang orang
lainnya, seperti : pekerjaan, status perkawinan, reproduksi dan berbagai kebiasaan lainnya.

Pendidikan terakhir
Dari pendidikan terakhir, secara tidak langsung dapat dilihat pengatahuan ibu
tentang manfaat antenatal care. Ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan
yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Tingginya angka
kematian ibu melahirkan terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai antenatal care terhadap
kelahiran calon anaknya.

Pekerjaan
Dari pekerjaan ibu dapat dilihat hubungannya dengan antenatal care yang dilakukan
selam kehamilannya. Seorang ibu yang sibuk dalam pekerjaannya dapat menjadi lupa dan
terbengkalai dalam melaksanakan antenatal care.

Ras
Kelompok etnik meliputi kelompok homogeny berdasarkan kebiasaan hidup
maupun homogenisitas biologis / genetis. Dari segi epidemiologic suku merupakan
kelompok orang-orang yang tinggal dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama dan
membutuhkan karakteristik tertentu baik secara biologis maupun dalam mekanisme social.
14
Agama
Agama merupakan sallah satu karakteristik variable tentang orang yang dapat
memberikan keterangan tentang pengalaman dan keadaan penyakit dalam masyarakat
tertentu. Hal ini terjadi karena berbagai factor yang erat hubungannya dengan agama,
umpamanya perbedaan makanan yang oleh agama tertentu dinyatakan terlarang, akan
menghindarkan mereka dari penyakit tertentu yang bersumber dari makanan tertentu.

Jumlah anak dalam keluarga


Jumlah anak turut mempengaruhi seorang ibu dalam melaksanakan antenatal care
selama kehamilannya. Jumlah anak yang banyak disertai dengan jarak antar anak yang
dekat, membuat seorang ibu repot dan malas untuk melaksanakan antenatal care sehingga
akan mempengaruhi kesehatan bayinya.

Status kehamilan
Status kehamilan disini mencakup berapa kali seorang ibu melahirkan, apakah
pernah abortus dan berapa anak yang lahir hidup. Seorang ibu yang peduli akan
kehamilannya, pasti akan melakukan antenatal care terhadap kehamilan anaknya, untuk
memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang
bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu.

Pendapatan keluarga
Sebuah keluarga dengan pendapatan yang rendah biasanya kurang peduli dengan
antenatal care karena masih adanya kekhawatiran akan biaya yang mahal dan repotnya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pemeriksaan terhadap ibu hamil di trimester I, II, III


Pemeriksaan pada ibu hamil di trimester I, II, III menggunakan prinsip 7 T yang
meliputi :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
4. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
5. Ukur tinggi fundus uteri
15
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

SIKAP IBU TERHADAP ANTENATAL CARE


Dukungan suami terhadap kehamilan
Dalam menjalani masa-masa kehamilan dukungan dari sang suami sangatlah
penting. Suami yang mendukung istri selama kehamilannya akan mempengaruhi kondisi
psikologi dari istrinya, sehingga istri akan lebih peduli untuk memeriksakan kehamilannya
secara teratur sehingga program antenatal care dapat berjalan. Ibu hamil akan merasa lebih
aman dan nyaman dalam menjalani masa-masa kehamilan sehingga dapat menurunkan rasa
khawatir yang kerap kali muncul pada ibu hamil saat menjalani masa kehamilan.

Kepada siapa pemeriksaan kehamilan dilakukan


Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh ibu yang sedang hamil secara teratur untuk
memeriksakan keadaan perkembangan janinnya. Pemeriksaan dapat dilakukan di rumah
sakit bersalin atau puskesmas yang ditangani oleh dokter spesialis kandungan atau bidan.

PRAKTIK IBU TERHADAP ANTENATAL CARE


Tetanus Toksoid
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum.
Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya
dua kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan
TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup
diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektivitas vaksin perlu diperhatikan cara
penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat.
Bila ibu hamil belum pernah mendapat TT atau meragukan perlu diberikan suntikan
TT sedini mungkin (sejak kunjungan pertama), sebanyak dua kali dengan jarak minimal
satu bulan. Pemberian TT kepada ibu hamil tidak membahayakan, walaupun diberikan
pada kehamilan muda.

Senam hamil
Senam hamil yang baik sangat berguna dalam menghadapi persalinan. Manfaat
senam hamil adalah :
 Melatih pernafasan
16
 Melatih alat panggul dan vagina agar lentur / tidak kaku
 Melancarkan peredaran darah yang pada kehamilan relative lamban

17
BAB III

KERANGKA TEORITIS

Karakteristik:
 Usia
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Ras
 Agama
 Jumlah anak
 Status kehamilan
 Pendapatan keluarga

Pengetahuan:
 Definisi antenatal care
 Manfaat antenatal care
 Tujuan antenatal care
 Tempat dilakukan antenal care
 Jenis pemeriksaan antenatal care
 Kelebihan dan kekurangan Ante Natal Care selama kehamilan
 Frekuensi pemeriksaan antenatal terakhirnya :
care Lengkap
Tidak Lengkap

Sikap:
 Keinginan memeriksakan kehamilan
 Dukungan suami
 Kepada siapa pemeriksaan kehamilan
dilakukan
 Kekhawatiran terhadap kehamilan

Praktik:
 Pemeriksaan pada trimester I
 Pemeriksaan pada trimester II
 Pemeriksaan pada trimester III
 Suntikan TT
 Senam kehamilan
 Massage payudara
 Makanan bergizi
 Tidak merokok
 Tidak mengkonsumsi obat-obatan
 Kelengkapan pemeriksaan
 Kapan pertama kali dilakukan
pemeriksaan

18
KERANGKA KONSEP

Karakteristik:
 Usia
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Ras
 Agama
 Jumlah anak
 Status kehamilan
 Pendapatan keluarga

Pengetahuan:
 Definisi antenatal care
 Manfaat antenatal care
 Tempat dilakukan antenal care
 Frekuensi pemeriksaan antenatal Ante Natal Care selama kehamilan
care terakhirnya :
Lengkap
Tidak Lengkap
Sikap:
 Keinginan memeriksakan kehamilan
 Dukungan suami
 Kepada siapa pemeriksaan kehamilan
dilakukan
 Kekhawatiran terhadap kehamilan

Praktik:
 Kapan pertama kali dilakukan
pemeriksaan
 Suntikan TT
 Senam kehamilan

19
DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Operasional Cara Kategori Skala


Pengukuran Pengukuran
1 Karakteristik Sekumpulan dari aspek dan
ciri khusus yang
membentuk suatu individu
2 Umur Lamanya hidup dalam Wawancara  18-30 tahun interval
satuan tahun sejak lahirnya dengan  31-43 tahun
hingga saat ini pengisian  44-56 tahun
kuesioner
3 Pendidikan Pendidikan terakhir yang Wawancara  SD / sederajat Ordinal
terakhir diselesaikan pada instalasi dengan  SMP/ sederajat
pendidikan formal pengisian  SMA/ sederajat
kuesioner  Perguruan tinggi
4 Agama Sistem atau prinsip Wawancara  Kristen Nominal
kepercayaan kepada Tuhan, dengan  Katolik
atau disebut dengan nama pengisian  Islam
Dewa atau nama lainnya kuesioner  Budha
dengan ajaran kebaktian dan
 Hindu
kewajiban-kewajiban yang
 Lain-lain
bertalian dengan
kepercayaan tersebut
5 Jumlah anak Banyaknya anak yang Wawancara  ≤ 2 tahun Nominal
dilahirkan dengan  ≥ 2 tahun
pengisian
kuesioner
6 Status Riwayat kehamilan, Wawancara  Gravid Nominal
kehamilan keguguran dan kelahiran dengan  Partus
anak hidup maupun mati pengisian  Abortus
kuesioner  Hidup
7 Pekerjaan Mata pencaharian yang Wawancara  Ibu rumah tangga Nominal
dilakukan sehari-hari untuk dengan  Pegawai negri sipil
memenuhi kebutuhan hidup pengisian (PNS)
kuesioner  Karyawan swasta
 Lain-lain

20
8 Pendapatan Penghasilan yang Wawancara  < 1.300.000 Interval
keluarga didapatkan dalam suatu dengan  1.300.000-2.000.000
keluarga perbulan pengisian  2.000.000-3.000.000
kuesioner  > 3.000.000
9 Ras Golongan bangsa Wawancara  Jawa Nominal
berdasarkan ciri-ciri fisik dengan  Sumatera
dan garis keturunan pengisian  Kalimantan
kuesioner  Sulawesi
 Bali
 Lain-lain
10 Kelengakapan Kelengkapan pemeriksaan Wawancara  Lengkap Nominal
pemeriksaan yang dilakukan selama dengan  Tidak lengkap
antenatal care kehamilan ( 7T ), yaitu: pengisian
Timbang berat badan, kuesioner
Tekanan darah, Tinggi
badan, TT, Tablet besi, Test
terhadap penyakit menular
seksual, Temuwicara dalam
rangka persiapan rujukan
11 Pengetahuan Informasi yang dimiliki oleh Wawancara
seseorang mengenai suatu dengan
objek pengisian
kuesioner
12 Definisi Antenatal care atau asuhan Wawancara Baik: Nominal
antenatal care antenatal adalah suatu dengan Observasi, edukasi, dan
program yang terencana pengisian penanganan medik pada
berupa observasi, edukasi, kuesioner ibu hamil, untuk
dan penanganan medik pada memperoleh suatu
ibu hamil, untuk proses kehamilan dan
memperoleh suatu proses persalinan yang aman
kehamilan dan persalinan dan memuaskan
yang aman dan memuaskan Kurang:
Hanya mengetahui
observasi atau edukasi

21
atau penanganan medik
pada ibu hamil
13 Manfaat Memantau kemajuan Baik: Nominal
antenatal care kehamilan dan memastikan Ibu mengetahui
kesehatan ibu serta tumbuh antenatal care untuk
kembang bayi, juga untuk kemajuan kehamilan
meningkatkan dan dan pastikan kesehatan
mempertahankan kesehatan ibu dan bayi,
fisik, mental,dan sosial ibu. mempertahakan
Mengenali secara dini kesehatan fisik, mental,
adanya ketidaknormalan dan sosial, sebagai
atau komplikasi yang deteksi dini adanya
mungkin terjadi selama ketidaknormalan atau
hamil termasuk riwayat komplikasi yang
penyakit secara umum, mungkin terjadi selama
kebidanan, dan kehamilan, sebagai
pembadahan, persiapan persalinan
mempersiapkan persalianan cukup bulan,
yang cukup bulan, melahirkan dengan
melahirkan dengan selamat selamat ibu maupun
baik ibu maupun bayinya bayinya dengan trauma
dengan trauma seminimal seminimal mungkin,
mungkin, mempersiapkan menyiapkan ibu untuk
ibu agar masa nifas berjalan masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI normal dan pemberian
eksklusif, mempersiapkan ASI eksklusif,
peran ibu dan keluarga mempersiapkan
dalam menerima kesehatan peranan ibu dan
bayi agar dapat tumbuh dan keluarga dalam
berkembang secara optimal. menerima kesehatan
bayi agar dapat tumbuh
dan berkembang secara
optimal
Kurang:

22
Ibu mengetahui
antenatal care untuk
kemajuan kehamilan
dan pastikan kesehatan
ibu dan bayi
14 Tempat di Mengetahui lokasi antenatal Wawancara  Tahu Nominal
lakukan care (rumah sakit, dengan  Tidak tahu
antenatal care puskesmas, bidan, dukun pengisian
beranak) atau tidak kuesioner
mengetahui lokasi antenatal
care

15 Frekuensi Mengetahui jumlah Wawancara Mengetahui: Nominal


pemeriksaan pemeriksaan yang dilakukan dengan Mengetahui
kehamilan dalam periode tertentu pada pengisian pemeriksaan kehamilan
kehamilan kuesioner 0-9 bulan 4 kali
pemeriksaan
Tidak mengetahui:
Tidak mengetahui
dengan benar frekuensi
pemeriksaan kehamilan
16 Sikap Pandangan kita terhadap
sesuatu hal
17 Keinginan Alasan yang mendorong Wawancara a. Sadar akan Ordinat
memeriksakan pasien melakukan dengan pentingnya
pemeriksaan pengisian antenatal care
kuesioner b. Ikut-ikutan
c. Dipaksa orang lain
18 Dukungan Seberapa besar suami Wawancara a. Mendukung Ordinat
suami membantu untuk menunjang dengan b. Kurang mendukung
ibu memeriksakan pengisian c. Tidak mendukung
kehamilannya kuesioner
19 Tempat Subyek yang melakukan Wawancara a. Dokter spesialis Nominal
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan kandungan
pemeriksaan pengisian b. Bidan

23
antenatal care kuesioner c. Perawat
d. Dukun

20 Perlunya Pendapat para ibu tentang Wawancara a. Perlu Nominal


pemeriksaan perlu atau tidaknya dengan b. Tidak perlu
antenatal care pemeriksaan antenatal care pengisian
kuesioner
21 Praktik Apa yang dilakukan oleh
seseorang berdasarkan
pengetahuan dan teori yang
telah ia dapatkan
22. Suntikan TT Kelengkapan imunisasi dan Wawancara  Baik: Nominal
interval pemberian TT 1 dengan Imunisasi diberikan
(kunjungan antenatal pengisian minimal 2 kali dengan
pertama) kuesioner interval 4 minggu
TT 2(4 minggu setelah TT1)  Kurang baik :
TT 3(3–6 bulan setelahTT2) Imunisasi diberikan
TT 4( 1 tahun setelah TT 3) kurang lengkap dan
TT5(1 tahun setelah TT4) atau pada interval
semasa kehamilan untuk pemberian yang kurang
mencegah timbulnya infeksi benar ( < 2 kali)
yang diakibatkan selama
proses melahirkan.
23 Senam Pernah atau tidaknya senam Wawancara  Pernah Nominal
kehamilan dilakukan selama dengan  Tidak pernah
kehamilan. pengisian
kuisioner

24 Kapan pertama Kapan dimulainya Wawancara  Trimester I Nominal


kali dilakukan pemeriksaan antenatal care. dengan kehamilan
pemeriksaan pengisian  Trimester II
kuisioner kehamilan
 Trimester III
kehamilan

24
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
jenis cross sectional, yaitu variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan pada saat
yang bersamaan.

4.2 Lokasi Penelitian

25
Lokasi penelitian adalah di Puskesmas Tanjung Balai, Karimun.

4.3 Populasi dan Sampel


4.3.1 Populasi
Populasi yang diambil adalah para wanita di Puskesmas Tanjung Balai
Karimun bulan Juli tahun 2013.

4.3.2 Sampel
Sampel yang diambil adalah para ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal
care pada kehamilannya yang terakhir di Puskesmas Tanjung Balai bulan Juli
tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara non random dengan
accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia. Pengambilan sampel dilakukan dari tanggal 15-7-
2013 sampai dengan tanggal 3-8-2013.

4.4 Cara Pengumpulana Data


Pengumpulan data diperoleh dengan cara primer, yaitu kami mendapatkan langsung
data dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

4.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.

BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 TABEL UNIVARIAT

Tabel 5.1.1
Distribusi Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care Responden di Puskesmas
Tanjung Balai Tahun 2013
Kelengkapan Pemeriksaan Jumlah Persentase (%)
26
Antenatal Care
Lengkap 0 0
Tidak lengkap 100 100
Total 100 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan 100 % dari responden tidak lengkap
melakukan pemeriksaan kehamilannya

Tabel 5.1.2
Distribusi Usia Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
18-30 70 70
31-43 30 30
44-56 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa lebih dari separuh responden, yaitu
sebesar 70 % berusia diantara 18-30 tahun.

Tabel 5.1.3
Distribusi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden di Puskesmas Tanjung Balai
Tahun 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Terakhir
SD / Sederajat 10 10
SMP / Sederajat 40 40
SMA / Sederajat 49 49
Perguruan Tinggi 1 1
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 49 % responden berpendidikan terakhir SMA.

Tabel 5.1.4
Distribusi Agama Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Agama Jumlah Persentase (%)
Kristen 12 12
Katolik 0 0
Islam 88 88
Hindu 0 0
Budha 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan mayoritas dari responden yaitu sebesar 88 %
beragama Islam

27
Tabel 5.1.5
Distribusi Jumlah Anak Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Jumlah Anak Responden Jumlah Persentase (%)

≤2 86 86
>2 14 14
Total 100 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan 86 % responden memiliki jumlah anak kurang
atau sama dengan dua.

Tabel 5.1.6
Distribusi Jumlah Kehamilan Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Jumlah Kehamilan Jumlah Persentase (%)

1 33 33
2 26 26
3 22 22
4 12 12
5 7 7
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa 33 % dari responden memiliki 1 kali
riwayat kehamilan.

Tabel 5.1.7
Distribusi Jumlah Kelahiran Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Jumlah Kelahiran Jumlah Persentase (%)

0 36 36
1 27 27
2 23 23
3 11 11
4 3 3
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 36 % dari responden memiliki riwayat 0 kali
kelahiran.

Tabel 5.1.8
Distribusi Pekerjaan Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013.
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 93 93

28
Pegawai Negeri Sipil 0 0
Karyawan Swasta 6 6
Lain - Lain 1 1
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 93 % dari responden adalah Ibu Rumah
Tangga.

Tabel 5.1.9
Distribusi Jumlah Penghasilan Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pendapatan Jumlah Persentase
<Rp 1.300.000 45 45
Rp. 1.300.000-Rp. 33 33
2.000.000
Rp. 2.000.000-Rp. 18 18
3.000.000
>Rp. 3.000.000 4 4
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 45 % dari responden memiliki penghasilan
<Rp. 1.300.000.

Tabel 5.1.10
Distribusi Suku bangsa Responden di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Suku Bangsa Jumlah Persentase (%)
Jawa 19 19
Sumatera 80 80
Kalimantan 0 0
Sulawesi 1 1
Bali 0 0
Lain-lain 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 80 % dari responden berasal dari Sumatera.

Tabel 5.1.11
Distribusi Dilakukan Tidaknya Penimbangan Berat Badan pada Pemeriksaan
Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun
2013
Timbang Berat Badan Jumlah Persentase (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100

29
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden melakukan
penimbangan berat badan.

Tabel 5.1.12
Distribusi Dilakukan Tidaknya Pengukuran Tekanan Darah pada Pemeriksaan
Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun
2013
Ukur Tekanan Darah Jumlah Persentase (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden melakukan pengukuran
tekanan darah.

Tabel 5.1.13
Distribusi Dilakukan Tidaknya Pengukuran Tinggi Fundus Uteri pada
Pemeriksaan Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung
Balai Tahun 2013.
Ukur Tinggi Fundus Uteri Jumlah Persentase (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden melakukan pengukuran
tinggi fundus uteri.

Tabel 5.1.14
Distribusi Dilakukan Tidaknya Imunisasi TT Lengkap pada Pemeriksaan
Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun
2013.
Imunisasi Lengkap Jumlah Persentase (%)
Ya 79 79
Tidak 21 21
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 79 % dari respondenmelakukan imunisasi TT
lengkap.

Tabel 5.1.15

30
Distribusi Dilakukan Tidaknya Pemberian Tablet Besi Selama Kehamilan pada
Pemeriksaan Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung
Balai Tahun 2013
Pemberian tablet besi pada
masa kehamilan Jumlah Persentase (%)
Ya 93 93
Tidak 7 7
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 93 % dari responden mendapatkan tablet besi
selama kehamilannya.

Tabel 5.1.16
Distribusi Dilakukan Tidaknya Tes Terhadap PMS pada Pemeriksaan Kehamilan
Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Tes Terhadap PMS Jumlah Persentase (%)
Ya 0 0
Tidak 100 100
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden tidak dilakukan tes
terhadap PMS pada kehamilan terakhirnya.

Tabel 5.1.17
Distribusi Dilakukan Tidaknya Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan pada
Pemeriksaan Kehamilan Responden pada Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung
Balai Tahun 2013
Temu wicara Jumlah Persentase (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden melakukan temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan pada pemeriksaan kehamilan terakhirnya.

Tabel 5.1.18
Distribusi Tahu Tidaknya Responden Tentang Definisi Pemeriksaan Kehamilan
(Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai 2013
Tahu atau tidaknya tentang
definisi pemeriksaan kehamilan Jumlah Persentase

31
Ya 19 19
Tidak 81 81
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 81 % dari responden tidak mengetahui tentang
definisi pemeriksaan kehamilan ( antenatal care).

Tabel 5.1.19
Distribusi Tahu Tidaknya Responden Tentang Manfaat Pemeriksaan Kehamilan
(Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Tahu atau tidaknya tentang manfaat
pemeriksaan kehamilan Jumlah Persentase (%)
Ya 47 47
Tidak 53 53
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 53 % dari responden tidak mengetahui tentang
manfaat pemeriksaan kehamilannya.

Tabel 5.1.20
Distribusi Tahu Tidaknya Responden Tentang Tempat Melakukan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Tahu atau tidaknya Jumlah Persentase (%)
tentang tempat
dilakukannya pemeriksaan
kehamilan
Ya 86 86
Tidak 14 14
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 86 % dari responden mengetahui tempat
pemeriksaan kehamilan.

Tabel 5.1.21
Distribusi Tahu Tidaknya Responden Tentang Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
(Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Tahu atau tidaknya Jumlah Persentase (%)
tentang frekuensi
pemeriksaan kehamilan
Ya 80 80

32
Tidak 20 20
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 80 % dari responden mengetahui tentang
frekuensi pemeriksaan kehamilan yang baik.

Tabel 5.1.22
Distribusi Alasan Responden Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal
Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Alasan Responden Jumlah Persentase (%)
Sadar akan pentingnya 99 99
antenatal care
Ikut – ikutan 0 0
Dipaksa orang lain 1 1
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 99 % dari responden sadar akan pentingnya
antenatal care untuk kehamilannya.

Tabel 5.1.23
Distribusi Dukungan Suami Responden untuk Melakukan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Dukungan suami Jumlah Persentase (%)
Mendukung 100 100
Kurang mendukung 0 0
Tidak mendukkung 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 100 % dari responden mendapatkan dukungan
dari suaminya dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.

Tabel 5.1.24
Distribusi Tempat Pilihan Responden untuk Memeriksaan Kehamilan (Antenatal
Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pilihan tempat Jumlah Persentase (%)
Dokter spesialis kandungan 32 32
Bidan 68 68
Dukun 0 0
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 68 % responden melakukan pemeriksaan
kehamilan kepada bidan.

33
Tabel 5.1.25
Distribusi Pendapat Responden Mengenai Perlu atau Tidaknya Dilakukan
Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pendapat responden
mengenai perlu atau Jumlah Persentase (%)
tidaknya pemeriksaan
kehamilan
Perlu 99 99
Tidak Perlu 1 1
Total 100 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 99 % dari responden berpendapat perlu
dilakukan pemeriksaan kehamilan.

Tabel 5.1.26
Distribusi Pertama Kalinya Pemeriksaan Kehamilan Dilakukan Responden
Selama Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pertama kalinya Jumlah Presentase (%)
pemeriksaan kehamilan
dilakukan oleh responden
Trimester I Kehamilan 90 90
Trimester II Kehamilan 9 9
Trimester III Kehamilan 1 1
TOTAL 100 100
Berdasarkan table di atas didapatkan 90 % dari responden pertama kali melakukan
pemeriksaan kehamilannya pada trimester pertama.

Tabel 5.1.27
Distribusi Kelengkapan Imunisasi TT yang Dilakukan Responden Selama
Kehamilan Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Frekuensi imunisasi TT Jumlah Presentase (%)
Baik (minimal 2 kali) 35 35
Kurang (<2 kali) 65 65
Total 100 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan 65 % dari responden tidak melakukan
imunisasi TT lengkap yaitu kurang dari 2 kali imunisasi TT selama pemeriksaan
kehamilannya.

34
Tabel 5.1.28
Distribusi Responden yang Melakukan Senam Kehamilan Selama Kehamilan
Terakhirnya di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pernah atau tidak Jumlah Presentase (%)
responden melakukan
senam kehamilan selama
kehamilan terakhirnya
Pernah 15 15
Tidak 85 85
Total 100 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan 85 % dari responden tidak melakukan senam
kehamilan selama kehamilan terakhirnya.

5.2 TABEL BIVARIAT

Tabel 5.2.1
Distribusi Usia Resonden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care di
Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Usia Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
(tahun)
N % N % N %
18-30 0 0 70 70 70 70
31-43 0 0 30 30 30 30
44-56 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 70 % dari responden berumur 18 – 30 tahun
dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan antenatal care

Tabel 5.2.2
Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Tingkat Kelengkapan pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
Pendidikan
N % N % N %
SD 0 0 10 10 10 10
SMP 0 0 40 40 40 40
SMA 0 0 49 49 49 49
Perguruan 0 0 1 1 1 1
Tinggi

35
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 49 % dari responden memiliki tingkat
pendidikan SMA dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

Tabel 5.2.3
Distribusi Jumlah Anak Responden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Jumlah Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
Anak
N % N % N %
≤2 0 0 86 86 86 86
>2 0 0 14 14 14 14
Berdasarkan tabel diatasdidapatkan 86 % dari responden memiliki anak kurang
atau sama dengan 2 dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

Tabel 5.2.4
Distribusi Jumlah Kelahiran Responden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Jumlah Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
Kelahiran
N % N % N %
0 0 0 36 36 36 36
1 0 0 27 27 27 27
2 0 0 23 23 23 23
3 0 0 11 11 11 11
4 0 0 3 3 3 3
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 36 % dari responden belum pernah
melahirkan dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

Tabel 5.2.5
Distribusi Pekerjaan Responden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal
Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Pekerjaan Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
N % N % N %
Ibu 0 0 93 93 93 93
rumah
tangga
PNS 0 0 0 0 0 0
Swasta 0 0 6 6 6 6

36
Lain-lain 0 0 1 1 1 1
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 93 % dari responden merupakan ibu rumah
tangga dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

Tabel 5.2.6
Distribusi Penghasilan Responden Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal
Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun 2013
Penghasilan Kelengkapan Pemeriksaan Antenetal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
N % N % N %
<Rp. 0 0 45 45 45 45
1.300.000
Rp. 0 0 33 33 33 33
1.300.000
-Rp.
2.000.000
Rp.2.000.000 0 0 18 18 18 18
- Rp.
3.000.000
>Rp. 0 0 4 4 4 4
3.000.000
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 45 % dari responden memiliki penghasilan <
Rp. 1.300.000,00 dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

Tabel 5.2.7
Distribusi Tempat Pilihan Responden Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Tanjung Balai Tahun
2013
Tempat Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care
Lengkap Tidak Lengkap Total
Pemeriksaan
N % N % N %
ANC
Dokter 0 0 32 32 32 32
Kandungan
Bidan 0 0 68 68 68 68
Dukun 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas didapatkan 68 % dari responden memeriksakan
kehamilan ke bidan dan tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC.

37
BAB VI
PEMBAHASAN

Tabel Univariat
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 100 % dari responden tidak lengkap dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan karena responden tidak melakukan pemeriksaan penyakit
menular seksual.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 100 % responden dilakukan penimbangan
berat badan pada pemeriksaan kehamilannya. Penimbangan berat badan sangat diperlukan
untuk memantau status gizi ibu hamil. Ibu hamil diharapkan dapat bertambah 6,5 sampai 15
kg.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan bahwa 100 % responden dilakukan
pengukuran tekanan darah saat pemeriksaan kehamilannya. Hal ini sangat penting karena bila
didapatkan hasil tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastol 15
mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit pada pengukuran dua kali
berturut-turut pada selisih waktu 1 jam berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu dirujuk.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan bahwa 100 % dari responden dilakukan
pengukuran tinggi fundus uteri pada pemeriksan kehamilan terakhirnya. Tinggi fundus uteri
ditentukan dalam cm yaitu jarak antara symphisis dan puncak tinggi fundus uteri menunjukan
umur kehamilan. Tinggi fundus uteri menunjukan umur kehamilan. Tinggi fundus uteri mulai
dapat diukur dengan pita pengukuran yang terbuat dari kain. Jika hasilnya berbeda dengan
perkiraan umur kehamilan (dalam minggu) lebih dari 3 cm, atau pertumbuhan janin lambat
atau tidak ada, ibu perlu dirujuk.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 79 % dari responden melakukan imunisasi
TT lengkap yaitu sebanyak 2x. Imunisasi TT bertujuan melindungi bayi dan ibu terhadap
penyakit tetanus yang dilakukan pada kunjungan pertama dan kunjungan berikut dengan
interval 4 minggu, tanpa pandang usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2x pada
kehamilan terdahulu, maka hanya diberi TT 1x. Khusus untuk calon pengantin diberikan
imunisasi TT 2x dengan interval 4 minggu. Usahakan TT1 dan TT2 diberikan sebelum
menikah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didaptakan 93 % dari responden mendapatkan tabel
besi selama kehamilannya. Jika Hb 9 gr% atau kurang dari pada salah satu kunjungan tablet
zat besi ditingkatkan menjadi 3x1 tablet/hari sampai akhir masa kehamilannya. Pemberian
tablet besi ini sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu saat mengandung.
38
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 100 % dari responden tidak dilakukan tes
terhadap PMS pada kehamilan terakhirnya. Hal ini dikarenakan kurangnya pelayanan
kesehatan di Puskesmas Tanjung Balai mengenai pemeriksaan penyakit menular seksual yang
seharusnya menjadi bagian dari pemeriksaan 7T.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 100 % dari responden melakukan temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan pada pemeriksaan kehamilan terakhirnya. Temu
wicara dilakukan untuk tujuan merujuk ibu yang sedang hamil ke dokter yang lebih ahli di
bidangnya bila kehamilan ibu memiliki masalah.

Tabel Bivariat
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 70 % responden berusia 18 - 30 tahun dan
pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di Puskesmas Tanjung Balai yang
berusia 18 – 30 tahun, pengetahuan tentang kelengkapan pemeriksaan kehamilannya masih
rendah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 49 % responden memiliki pendidikan
terakhir SMA dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di Puskesmas
Tanjung Balai yang berpendidikan SMA, pengetahuan tentang kelengkapan pemeriksaan
kehamilannya masih rendah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 86 % dari responden memiliki anak kurang
atau sama dengan 2 dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di
Puskesmas Tanjung Balai yang memiliki anak kurang atau sama dengan 2, pengetahuan
tentang kelengkapan pemeriksaan kehamilannya masih rendah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 36 % dari responden memiliki riwayat 0
kali melahirkan dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di Puskesmas
Tanjung Balai yang memiliki riwayat 0 kali melahirkan, pengetahuan tentang kelengkapan
pemeriksaan kehamilannya masih rendah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 93 % dari responden memiliki pekerjaan
ibu rumah tangga dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di Puskesmas
Tanjung Balai yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, pengetahuan tentang kelengkapan
pemeriksaan kehamilannya masih rendah.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 45 % dari responden memiliki penghasilan
< Rp. 1.300.000,00 dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada ibu-ibu di Puskesmas
Tanjung Balai yang memiliki penghasilan < Rp. 1.300.000,00, pengetahuan tentang
kelengkapan pemeriksaan kehamilannya masih rendah.
39
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 68 % dari responden memilih
memeriksakan kehamilannya ke bidan dan pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap. Pada
ibu-ibu di Puskesmas Tanjung Balai yang sering memeriksakan kehamilannya di bidan,
pengetahuan tentang kelengkapan pemeriksaan kehamilannya masih rendah.

PENGETAHUAN
Tabel Univariat
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 81 % dari responden tidak mengetahui
tentang definisi pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Dari definisi operasional, sebagian
besar ibu di Puskesmas Tanjung Balai tidak mengetahui apa yang disebut dengan Antenatal
Care dan maksud dari dilakukannya kegiatan tersebut. Sisanya responden hanya mengetahui
definisi pemeriksaan Antenatal Care saja.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 53 % dari responden tidak mengetahui
manfaat dilakukannya pemeriksaan kehamilan. Sebagian besar responden di Puskesmas
Tanjung Balai tidak dapat menyebutkan beberapa manfaat dari pemeriksaan Antenatal Care.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 86 % dari responden mengetahui tempat
pemeriksaan kehamilan. Sebagian besar responden Puskesmas Tanjung Balai sudah
mengetahui dimana saja pemeriksaan Antenatal Care diberikan.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 80 % dari responden mengetahui tentang
frekuensi pemeriksaan yang baik. Sebagian responden Puskesmas Tanjung Balai sudah
mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan baik dokter kandungan maupun bidan
mengenai frekuensi kunjungan pemeriksaan Antenatal Care.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 99 % dari responden sadar akan
pentingnya Antenatal Care untuk kehamilannya. Sebagian besar responden memiliki
kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya meskipun kurang cukup memiliki pengetahuan
mengenai pemeriksaan Antenatal Care tersebut.

SIKAP
Tabel Univariat
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 100 % dari responden mendapatkan
dukungan dari suaminya dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya. Dukungan dari suami
merupakan sesuatu yang penting dalam kesuksesan melakukan pemeriksaan melakukan
kehamilannya, karena suami juga harus mengetahui dan memantau bagaimana perkembangan
kesehatan dari janin yang dikandung oleh istrinya.
40
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 68 % dari responden melakukan
pemeriksaan kehamilan pada Bidan. Para ibu-ibu di Puskesmas Tanjung Balai telah sadar
akan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 99 % dari responden mempunyai keinginan
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Memeriksakan kehamilan harus berdasarkan
keinginan sendiri dari sang ibu, tidak boleh ada paksaan atau ada rasa ikut-ikutan.

PRAKTIK
Tabel Univariat
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 90 % dari responden melakukan pertama
kali pemeriksaan kehamilannya pada trimester pertama kehamilannya. Kunjungan ibu pada
trimester I adalah sebanyak satu kali sebelum 14 minggu. Sedangkan satu kali dalam
trimester kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu
28-36 dan setelah minggu ke-36).
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 65 % dari responden tidak melakukan
imunisasi TT lengkap yaitu kurang dari 2 kali imunisasi TT selama pemeriksaan
kehamilannya. Imunisasi TT seharusnya diberikan 2x yaitu pada kunjungan pertama dan
kunjungan berikut dengan interval 4 minggu, tanpa pandang usia kehamilan.
Berdasarkan tabel sebelumnya didapatkan 85 % dari responden tidak melakukan
senam kehamilan selama kehamilan terakhirnya. Manfaat senam kehamilan ini adalah
melatih pernafasan, melatih alat paggul dan vagina agar lentur / tidak kaku, melancarkan
peredaran darah yang pada kehamilan relatif lamban.

41
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Seluruh responden di Kecamatan Tanjung Balai (100%) tidak mendapatkan
pemeriksaan antenatal care secara lengkap. 93% responden di antaranya adalah ibu rumah
tangga. Kemudian sebagian besar responden (49%) yang tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan secara lengkap berpendidikan terakhir yaitu SMA. Sebagian besar responden
berusia 18-30 tahun (70%) tidak memperoleh pemeriksaan antenatal care yang lengkap
dimana jumlah paling besar ketidaklengkapan terletak di pemeriksaan test terhadap PMS
(100%).
Sebagian besar responden (53%) mengetahui tentang manfaat pemeriksaan
kehamilannya dimana hal ini berbanding terbalik dengan jumlah responden (19%) yang
mengetahui tentang definisi dan maksud dari pemeriksaan kehamilannya. Sebagian besar
responden (99%) memiliki kesadaran akan pentingnya antenatal care untuk kehamilannya.
Hal ini didukung oleh pengetahuan sebagian besar responden terhadap tempat pemeriksaan
kehamilannya (86%) dan frekuensi pemeriksaan kehamilan yang baik (80%).

SARAN
Puskesmas Tanjung Balai diharapkan dapat memberikan pelayanan antenatal care
secara lengkap terutama pemeriksaan darah yaitu untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyakit menular seksual yang menjadi salah satu program 7T yang tidak dilakukan di
Puskesmas Tanjung Balai (100%) kepada semua pasien yang memeriksakan kehamilannya di
puskesmas tersebut sesuai dengan program 7T.
Pada semua ibu-ibu hamil diharapkan dapat bertambah pengetahuannya tentang
kelengkapan pemeriksaan antenatal care dengan cara diberikan penyuluhan, dibagikan leaflet
tentang antenatal care dan juga program-program 7T atau diberikan informasi secara
langsung melalui petugas kesehatan di puskesmas. Hal ini dimaksudkan agar mereka lebih
mengerti lagi mengenai pentingnya pemeriksaan antenatal care baik dari kelengkapan, tempat
dan frekuensi pemeriksaanya. Hal ini juga diharapkan mampu menambah kesadaran ibu-ibu
yang sedang hamil untuk lebih peduli tentang pentingnya, pemeriksaan antenatal care selama
kehamilan.
Puskesmas Tanjung Balai juga dapat lebih menggalakan kegiatan KIA berupa senam
ibu hamil yang dapat diadakan 1x seminggu, diharapkan melalui kegiatan ini dapat
42
meningkatkan kesehatan ibu, mempermudah persalinan, dan menurunkan resiko kematian ibu
hamil sekaligus bisa memberikan tambahan informasi kepada ibu.
Perlunya sosialisasi dari media cetak dan elektronik untuk lebih menginformasikan
tentang antenatal care dan standard pemeriksaan yang tepat sehingga para ibu hamil
khususnya dapat lebih mengerti dan menerapkan hal itu. Petugas kesehatan di Puskesmas
Tanjung Balai menyediakan beberapa alat penyuluhan untuk menambah motivasi dan
pengetahuan ibu-ibu hamil tentang program 7T dalam pemeriksaan kehamilan.
Perlunya bagi petugas kesehatan untuk melengkapi sarana kesehatan yang ada
khususnya dalam pemeriksaan antenatal care.
Pentingnya petugas kesehatan yang ada di puskesmas untuk lebih memotivasi para
ibu hamil memeriksakan diri secara teratur sesuai dengan umur kehamilannya.
Para pasien yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Balai
diharapkan dapat tetap mempertahankan frekuensi pemeriksaan kehamilan yang mereka
lakukan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Balai selama 3 trimester kehamilan.
Untuk para peneliti diharapkan untuk meningkatkan kerjasama guna menghasilkan
penelitian yang lebih baik.

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Sigarlaki, Herke, Epidemiologi, CV INFOMEDIKA, 2007, hal 45-83


2. Sigarlaki, Herke, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CV
INFOMEDIKA, 2003, hal 42-277
3. Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta:
Rineka Cipta, 2003, hal 84-92, 156-172
4. Notoatmodjo, Soekidjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Yogyakarta : ANDI offset, 1997, hal 99-126
5. Bickley, Lynn S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, EGC,
Jakarta, 2008, hal 351-364
6. Askia, Studi mutu pelaksanaan pelayanan antenatal care (ANC) di Puskesmas
Kecamatan bungku kabupaten morowali propinsi sulawesi tengah tahun 2004,
http://www.scribd.com/doc/16274153/Studi-Mutu-Pelaksanaan-Pelayanan-Antenatal-
Care, 2004.
7. Desy Arizanty, Studi Antenatal Care Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Lenteng Sumenep Madura, http://www.scribd.com/doc/35576157/pengaruh-
penyuluhan-terhadap-tingkat-kunjungan-K4, 5 Febuari 2010
8. Udin, Asuhan antenatal (Antenatal Care), http://askep-askeb.cz.cc/2009/08/askeb-
asuhanantenatal-care-anc.html, 28 Agustus 2009.
9. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Jenis-Jenis Pemeriksaan Kehamilan,
http://fkunhas.com/jenis-jenis-pemeriksaan-kehamilan-20100730431.html, 13
Agustus 2010
10. Atha Fairuz, Pemeriksaan Kehamilan,
shetha.multipy.com/Journal/item/4.Indonesiska, 5 Januari 2010
11. Ayurai, Pemeriksaan Kehamilan, http://ayurai.wordpress.com/2009/04/04/askeb-
ancpemeriksaan-kehamilan, 4 April 2009
12. Josephin, Pemeriksaan Kehamilan, http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-sl-2005-desyelizan-
4434&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44956092d28ba985, 2005
13. Siska, Pemeriksaan Kehamilan, iklanhouse.com/pemeriksaan-kehamilan-untuk-ibu-
hamil/indonesiska, 5 Febuari 2010
14. Bintari, Pemeriksaan Ibu Hamil, Tidak Lagi Bisa Diabaikan,
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/hamil240607.htm, 24 Juni 2010
44
15. DEPKES, antenatal care, http://www.klikdokter.com/ilness/detail/117, 2 April 2008
16. Desi T, Pemeriksaan Kehamilan, http://bidanku.com/index.php?/Pemeriksaan-
Kehamilan-15 Januari 2010
17. Duff, Patrick dan Frank W.Ling, Obstetrics Gynecology, The McGraw-Hill
Companies, Inc. United Stase of America, 2001, Hal 231-297
18. Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran Jakarta, Jilid 1FK UI, 2001, hal 231-287
19. Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetric Jilid 1, EGC, 1998, hal 47-58
20. Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetric Jilid 2, EGC, 1998, hal 215-218
21. Pramihardjo, Sarwono, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi ketujuh, Balai Pustaka, 2004, hal 222-223
22. Trihono, Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, Sagung Seto, 2005, hal
125-176
23. Wiknjosastro dkk, Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2006 hal 125-165
24. Iman Sumarno, Dampak Suplementasi Pil Besi + Folat dan Vitamin C terhadap
Peningkatan Kadar Hb pada Ibu Hamil Anemia,
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-Lestari, Rizki Anna, Faktor
ibu dan presepsi ibu terhadap sarana pelayanan KIA yangber

45
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan

Kegiatan Minggu ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1/7 - 8/7 – 15/7 – 22/7 – 29/7 – 5/8 – 12/8 – 19/8 – 26/8 –
6/7 13/7 20/7 27/7 3/8 10/8 17/8 24/8 31/8
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
Penelitian
Presentasi
Penelitian

Lampiran 2.
KUESIONER

46
No Kuesioner :

I. Karakteristik

Umur :
Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP
c. SMA d. Perguruan Tinggi
Agama : a. Kristen b. Katolik c. Islam
d. Budha e. Hindu f. Lain – Lain .......
Jumlah anak :
Status Kehamilan : G ( Jumlah kehamilan)
P ( Jumlah kelahiran )
A ( Jumlah keguguran )
H ( Jumlah bayi yang lahir hidup )
Pekerjaan : a. Ibu rumah tangga b. PNS
c. Swasta d. Lain – Lain
Pendapatan Keluarga : a. < Rp. 1.300.000
b. Rp. 1.300.000 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. > Rp. 3.000.000
Ras : a. Jawa b. Sumatera c. Kalimantan
d. Sulawesi e. Bali f. Lain – Lain ......

II. Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Care

i. Timbang berat badan Ya / Tidak


ii. Ukur tekanan darah Ya / Tidak
iii. Ukur tinggi fundus uteri Ya / Tidak
iv. Imunisasi TT lengkap Ya / Tidak
v. Pemberian tablet besi selama kehamilan Ya / Tidak
vi. Tes terhadap PMS Ya / Tidak
vii. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Ya / Tidak

III. Pengetahuan
47
1. Seberapa baik ibu mengetahui tentang definisi dari antenatal care :
a. Baik
b. Kurang
2. Seberapa baik ibu mengetahui tentang manfaat dari antenatal care :
a. Baik
b. Kurang
3. Apakah ibu mengetahui tempat untuk melakukan pemeriksaan antenatal care:
a. Tahu
b. Tidak tahu
4. Apakah ibu mengetahui frekuensi pemeriksaan antenatal care yang benar ?
a. Mengetahui
b. Tidak mengetahui

IV. Sikap

5. Apakah alasan yang mendorong ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan :


a. Sadar akan pentingnya antenatal care
b. Ikut – ikutan
c. Dipaksa orang lain
6. Seberapa besarkah suami ibu membantu untuk menunjang ibu memeriksakan kehamilan :
a. Mendukung
b. Kurang mendukung
c. Tidak mendukung
7. Dalam memeriksakan kehamilan, ibu lebih memilih memeriksakan ke :
a. Dokter spesialis kandingan
b. Bidan
c. Perawat
d. Dukun
8. Menurut ibu, apakah perlu dilakukan pemeriksaan antenatal care?
a. Perlu
b. Tidak perlu

V. Praktik
48
9. Kapan ibu pertama kali melakukan pemeriksaan antenatal care:
a. Timester I kehamilan
b. Timester II kehamilan
c. Timester III kehamilan
10. Selama kehamilan bagaimana dengan imunisasi TT yang ibu lakukan:
a. Baik (minimal 2x dengan interval 4 minggu)
b. <2 minggu
11. Selama kehamilan, apakah ibu pernah melakukan senam kehamilan:
a. Pernah
b. Tidak pernah

49

Anda mungkin juga menyukai