PENDAHULUAN
1
sebesar 46%. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab
kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur diIndonesia..
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan
dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian
besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak
berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti
di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian
Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%..
Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi.Menurut
hasil Riskesdas Tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat
belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat
menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat. Oleh karena cukup besarnya
angka kejadian hipertensi maka, akan dikaji lebih lanjut mengenai penyakit
hipertensi tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber : The sixth Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure, sixth report (JNC VI). Dikutip oleh Debra A. Krummel.Medical Nutrition
Therapy in Hypertension. Dalam L. Kathleen M, Sylvia Escoott. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy.
USA: Elsevier; 2004
3
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya..
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg.
Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka
kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun
saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan
pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa
si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang
bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada
pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini
merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
4
obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi primer
biasanya timbul pada usia 30 – 50 tahun..
2. Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang
mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal
ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu
hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia
20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas
normal atau gemuk.
Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam
istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita
hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun
tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah
tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang
mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing,
sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang
membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila
terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 %
kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme
primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain – lain.
Klinis sulit untuk membedakan dua keadaan tersebut, terutama pada
penyakit ginjal menahun. Beratnya pengaruh hipertensi terhadap
ginjal tergantung dari tingginya tekanan darah dan lamanya
5
menderita hipertensi. Makin tinggi tekanan darah dalam waktu lama
makin berat komplikasi yang mungkin ditimbulkan.
6
dan berperan dalam naiknya tekanan darah, pangaturan
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.
7
d. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh hiperplasi adrenal bilateral
yangdisebabkan oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan
Adenocorticotropin Hormone (ACTH ).
f. Feokromositoma
Feokromositoma adalah salah satu hipertensi endokrin yang
patut dicurigai apabila terdapat riwayat dalam keluarga. Tanda –
tanda yang mencurigai adanya feokromositoma yaitu hipertensi,
sakit kepala, hipermetabolisme, hiperhidrosis, dan hiperglikemia.
Feokromositomia disebabkan oleh tumor sel kromatin asal neural
yang mensekresikan katekolamin. Sebagian besar berasal dari
kelenjar adrenal, dan hanya 10% terjadi di tempatlain dalam rantai
simpatis. 10% dari tumor ini ganas dan 10% adenoma adrenal
adalah bilateral. Feokromositomia dicurigai jika tekanan darah
berfluktuasi tinggi, disertai takikardi, berkeringat atau edema paru
karena gagal jantung.
g. Koarktasi aorta
Koarktasi aorta paling sering mempengaruhi aorta pada distal
dari arteri subklavia kiri dan menimbulkan hipertensi pada lengan
dan menurunkan tekanan pada kaki, dengan denyut nadi arteri
femoralis lemah atau tidak ada. Hipertensi ini dapat menetap
bahkan setelah reseksi bedah yang berhasil, terutama jika
hipertensi terjadi lama sebelum operasi.
8
h. Hipertensi pada kehamilan
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama
peningkatan morbiditas dan mortalitas maternal, janin dan
neonatus. Kedaruratan hipertensi dapat menjadi komplikasi dari
preeklampsia sebagaimana yang terjadi pada hipertensi kronik.
Perempuan hamil dengan hipertensi mempunyai risiko yang tinggi
untuk terjadinya komplikasi yang berat seperti abruptio plasenta,
penyakit serebrovaskuler, gagal organ, koagulasi intravaskular.
Penelitian observasi pasien hipertensi kronik yang ringan
didapatkan risiko kehamilan preaklampsia 10–25%, abruptio 0,7–
1,5%, kehamilan prematur kurang dari 37 minggu 12–34%, dan
hambatan pertumbuhan janin 8–16%. Risiko bertambah pada
hipertensi kronik yang berat pada trimester pertama dengan
didapatnya preaklampsia sampai 50%. Terhadap janin,
mengakibatkan risiko retardasi perkembangan intrauterin,
prematuritas dan kematian intrauterin. Selain itu risiko hipertensi
sepertigagal jantung, ensepalopati, retinopati, perdarahan serebral,
dan gagal ginjal akut dapat terjadi. Sampai sekarang yang belum
jelas apakah tekanan darah yang terkontrol secara agresif dapat
menurunkan terjadinya eklampsia.
9
tekanan darah. Obat lain yang terkait dengan hipertensi termasuk
siklosporin, eritopoietin, dan kokain.
10
a. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki
gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala
biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat
diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
b. Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai
risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke,
serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.
11
2.4 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
2. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan
pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.
3. Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi
lebih awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap
morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.Sedangkan di atas umur 50
tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan.
12
4. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada
yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun
dalam orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan
sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar.
5. Penyakit Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
a) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah
dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
b) Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah
kembali ke normal.
c) Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan
enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon
angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah,
karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang
menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan
hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga
bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
6. Obat-obataan
Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB),
Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan Kayu manis
(dalam jumlah sangat besar), termasuk beberapa obat antiradang (anti-
inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah
13
seseorang. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu
faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
14
Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
2. Obesitas
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat
badan dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun
normotensi. Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan
seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai
peningkatan umur. Obesitas terutama pada tubuh bagian atas dengan
peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.
3. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan
garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari
hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan
tekanan darah.
Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan
darah yang dapat terdeteksi adalah lebih dari 14 gram per hari atau jika
dikonversi kedalam takaran sendok makan adalah lebih dari dua sendok
makan.
4. Merokok
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu
faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan
faktor risiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus
peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara
umum di Indonesia.
15
5. Kurang olahraga
Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan.
16
2.6 PENCEGAHAN HIPERTENSI
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik seperti
konsumsi makanan kaya serat, kurangi konsumsi garam dan
pola diet rendah lemak jenuh, total lemak dan kolesterol serta aktivitas fisik
yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi
alkohol yang diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi,
walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.Disarankan untuk
mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama
adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat
= MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium)
yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.
Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih disebabkan oleh budaya masak-
memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang
batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima
makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita
terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-
lain).
Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari
penyedap masakan (MSG).Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf
yang sangat mengkhawatirkan.Hampir semua ibu rumah tangga, penjual
makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya. Penggunaan MSG
di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto,
dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok tanpa
takaran yang jelas.
b. Promosi kesehatan
17
c. Proteksi dini : kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko
2.7 PENGOBATAN
Biasa Mendesak
Tekanan > 180/110 > 180/110 > 220/140
darah
(mmHg)
Gejala Sakit kepala, Sakit kepala hebat, Sesak napas, nyeri dada,
kecemasan; sesak napas nokturia, dysarthria,
seringkali tanpa kelemahan, kesadaran
gejala menurun
Pemeriksaan Tidak ada Kerusakan organ Ensefalopati, edema paru,
kerusakan organ target; muncul klinis insufisiensi ginjal,iskemia
target, tidak ada penyakit jantung
penyakit kardiovaskuler, stabil
kardiovaskular
18
Terapi Awasi 1-3 jam; Awasi 3-6 jam; obat Pasang jalur IV, periksa
memulai/teruskan oral berjangka kerja laboratorium standar, terapi
obat oral, naikkan pendek obat IV
dosis
Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi mendesak
(urgency) dapat dilihat pada tabel 4.
19
Sodium 0,25-10 mg / kg / langsung/2-3 Mual, muntah, penggunaan jangka
nitroprusside menit sebagai menit setelah panjang dapat menyebabkan
infus IV infus keracunan tiosianat,
methemoglobinemia, asidosis,
keracunan sianida.
Selang infus lapis perak
Nitrogliserin 500-100 mg 2-5 min /5-10 Sakit kepala, takikardia, muntah, ,
sebagai infus IV min methemoglobinemia; membutuhkan
sistem pengiriman khusus karena
obat mengikat pipa PVC
Nicardipine 5-15 mg / jam 1-5 min/15-30 Takikardi, mual, muntah, sakit
sebagai infus IV min kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
Klonidin 150 ug, 6 amp 30-60 min/ 24 Ensepalopati dengan gangguan
per 250 cc jam koroner
Glukosa 5%
mikrodrip
5-15 ug/kg/menit 1-5 min/ 15- Takikardi, mual, muntah, sakit
Diltiazem sebagi infus IV 30 min kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
20
Gangguan Ginjal Fenoldopam, nitroprusside, 20% -25% dalam 2-3 jam
labetalol
Kelebihan katekolamin Phentolamine, labetalol 10% -15% dalam 1-2 jam
Hipertensi ensefalopati Nitroprusside 20% -25% dalam 2-3 jam
Subarachnoid Nitroprusside, nimodipine, 20% -25% dalam 2-3 jam
hemorrhage nicardipine
Stroke Iskemik nicardipine 0% -20% dalam 6-12 jam
AMI, infark miokard akut; SBP, tekanan sistolik bood.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Definisi Hipertensi :
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang tekanan
sistoliknya 140 mmhg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmhg atau
lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Jenis-jenis Hipertensi
1) Menurut Kausanya
22
a. Hipertensi Primer
b. Hipertensi Sekunder
a) Hipertensi pada ginjal
b) Hipertensi pada penyakit renovaskular
c) Hipertensi pada kelainan endokrin
d) Sindrom cushing
e) Hipertensi adrenal konginetal
f) Koarktasi aorta
g) Feokromositoma
h) Hipertensi pada kehamilan
i) Hipertensi penggunaan obat-obatan
2) Menurut gangguan tekanan darah
a. Hipertensi Diastolik
b. Hipertensi Sistolik
c. Hipertensi Campuran
23
serta konsumsi natrium/sodium yang berlebih seperti garam dapur yang
berlebihan, penyedap rasa (MSG).Selain itu, dengan melakukan diagnosis dini
sebagai cara pencegahan.
3.2 SARAN
Dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi, hendaknya seseorang menerapkan
pola hidup sehat.Baik dari segi penerapan pola makan, mencakup menghindari
makanan yang berisiko meningkatkan tekanan darah, hindari pemicu stress
(stressor), serta asupan nutrisi yang seimbang.Selain itu aktifitas fisik seperti
olahraga secara teratur, agar tidak terjadi obesitas.Hindari kebiasaan yang
berakibat buruk seperti merokok serta konsumsi alkohol. Dalam pencegahan
hipertensi pada usia dewasa, hendaknya pencegahan dimulai sejak dini. Di
sinilah perlu peranan aktif orang tua dalam mengontrol pola konsumsi anaknya
masing-masing.
24
DAFTAR PUSTAKA
25