Disusun oleh :
Kelompok 4 :
Latifah (RSA1C316018)
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................... 1
PEND AHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II ......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN........................................................................................................... 4
2.1 Kajian Teori ........................................................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Pengelolaan Biaya Pendidikan ....................................................... 4
2.1.2 Pengelolaan biaya pendidikan......................................................................... 5
2.1.3 Pelaksanaan manajemen pembiayaan .............................................................. 6
2.1.4 Konsep biaya pendidikan ............................................................................... 9
2.1.5 Penetapan Alokasi BOS Tiap Sekolah ........................................................... 21
iiiii2.2 Jenis-jenis Pengelolaan Biaya Pendidikan............................................................ 23
2.2.1 Prinsip-Prinsip Pembiayaan Pendidikan ........................................................ 24
2.2.2 Sumber Pembiayaan Pendidikan ................................................................... 27
2.2.3 Hal-hal yang Mempengaruhi Terhadap Pembiayaan Pendidikan. .................... 29
2.2.4 Fungsi Pembiayaan Pendidikan .................................................................... 29
2.3 Kajian Kritis ...................................................................................................... 29
BAB III ...................................................................................................................... 32
PENUTUP.................................................................................................................. 32
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 32
3.2 Saran................................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 34
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pengelolaan
biaya pendidikan dan jenis-jenis biaya pendidikan ini tepat pada waktunya. Penulis
berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penulis buat tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan
saran dan kritik bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terkhususnya dalam merancang penelitian.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai setiap urusan kita. Amin
Jambi, 20 Oktorber 2018
Kelompok
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang menjadi acuan ialah: Standar Kompetensi Lulusan. Standar kompetensi lulusan
berfungsi sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Proses penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dalam hal kognitif,
afektif, psikomotorik. Standar Isi. Merupakan cakupan sekumpulan pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Meliputi, kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Standar Proses Ialah proses pembelajaran yang dilakukan pada satuan
pendidikan. Artinya segala kegiatan yang akan berlangsung di dalam kelas, biasa
disebut sebagai kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Baik dalam perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pengawasan
pembelajaran. Hal semua itu harus di susun serapih mungkin, agar proses kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas dapat berjalan dengan baik.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Seorang pendidik yang terdapat disuatu
instansi pendidikan harus mempunyai kompetensi yang baik. Pengembangan
kompetensi bisa berupa pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah ataupun
dari pemerintah daerah. Hal ini bertujuan agar pendidik dan tenaga kependidikan
berkompetensi dalam bidangnya, mudah dalam mengatasi segala problematika yang
dihadapi dalam pekerjaan diruang lingkup lembaga pendidikan. Standar Sarana dan
Prasarana. Karakteristik institusi pendidikan yang berkualitas ialah dengan memiliki
sarana dan prasarana yang baik. Mencakup ruang belajar, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, dalam keadaan baik. Artinya semua berfungsi seutuhnya. Standar
Pembiayaan Pendidikan.
Pembiayaan pendidikan meliputi pada tiga hal a) biaya satuan pendidikan b)
biaya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan c) biaya pribadi peserta didik.
Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Pemerintah memiliki delapan standar untuk menciptakan pendidikan yang
berkualitas, salah satunya yaiutu melalui standar pembiayaan pendidikan. Dalam
pencapaian tujuan pendidikan standar pembiayaan memiliki peran yang sangat
penting, yang masuk dalam kategori delapan standar pendidikan pemerintah.
Manajemen sebagai suatu disiplin keilmuan yang secara singkat diartikan sebagai
proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan melalui perencanaan, pelaksanaan,
2
pengawasan dan evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan keuangan
madrasah/sekolah. Mengingat pentingnya peran pembiayaan dan keuangan dalam
proses pembelajaran, maka tidak dapat dihindari adanya tata kelola keuangan yang
baik dalam penyelenggaraan pendidikan. Tata kelola keuangan ini selanjutnya
disebut sebagai manajemen pembiayaan /keuangan. Banyak sekolah yang tidak dapat
melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah
keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan
prasarana pembelajaran. Dalam hal ini, maupun tuntutan reformasi adalah
pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas
senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.2 Standar pembiayaan sebagai salah
satu Standar Nasional Pendidikan yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Uraian Standar Pembiayaan Pendidikan dapat ditelusuri dari
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (PP RI SNP). “Pada Bab IX pasal 62 dari PP tersebut disebutkan
bahwa Standar Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan telah menegaskan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat. Agar
penyelenggaraan penddiikan disekolah dapat berjalan dengan baik, maka harus ada
ketersediaan dana yang mencukupi. Ketidakmampuan sekolah dalam menyediakan
dana dikhawatirkan akan menghambat proses penyelenggaraan pendidikan.
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat harus menyadair serta
melaksanakan kewajiban dan tanggunjawabnya dalam hal pembiayaan pendidikan
agar dapat terselenggara dengan baik.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengertian dari pengelolaan pembiayaaan pendidikan dan
Mengetahui jenis-jenis dari pengelolaan pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
optimal. Karena pemanfaaan biaya yang kurang tepat dengan tidak memberikan
prioritas bagi faktor- faktor yang benar-benar dapat memacu peningkatan prestasi.3
Sebaliknya, tanpa pembiayaan, proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan
dengan baik.
Pembiayaan dan keuangan merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan, merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya
kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran bersama komponen yang lain”.4
Komponen keuangan dan pembiayaan pendidikan, terutama di madrasah/sekolah,
selayaknya dikelola secara efektif. Pembiayaan pendidikan yang ada di
madrasah/sekolah diatur, direncanakan dan dipergunakan secara baik dan tepat pada
sasaran kebutuhan, dapat bermanfaat secara optimal sesuai dengan tujuan
pendidikan. “pembiayaan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan yang
direncanakan, dikelola serta diorganisir secara baik dan tepat sasaran akan
menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif serta dapat memenuhi
kebutuhan madrasah/sekolah”.
5
Prinsip keadilan berarti besarnya biaya pendidikan sesuai dengan kebutuhan setiap
sekolah masing-masing. Sedangkan efesiensi merupakan perbandingan antara
masukan dengan keluaran dengan hasil, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan
waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana
sekolah yang ditetapkan. Transparansi artinya adanya ketebukaan dalam pengelolaan
biaya pendidikan yaitu keterbukaan sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian
penggunaannya, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat
memudahkan berbagai pihak untuk mengetahuinya.
6
Menurut Haryati (2012:65) Pembiayaan pendidikan adalah sumber daya
keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
Selanjutnya dikemukakan bahwa pendanaan pendidikan adalah penyediaan
sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan. biaya pendidikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input)
baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang
dikeluarkan untuk selu- ruh kegiatan pendidikan. Di tingkat sekolah, biaya dapat
diklasi- fikasikan ke dalam biaya operasional dan biaya investasi. Biaya operasional
adalah biaya yang di- timbulkan dari pengadaan barang dan jasa yang diperlukan
untuk penyelenggaraan pendidikan yang habis digunakan dalam waktu satu tahun
atau kurang per siswa per tahun. Biaya opera- sional dapat dipilah menjadi biaya
operasional personil dan biaya operasional bukan personil. Dalam menghitung
Standar Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Badan Standar Na- sional
Pendidikan (BNSP), seperti yang tercan- tum dalam PP Nomor 19 Tahun 2005,
menggu- nakan jumlah rombongan belajar (rombel) untuk mengakomodir variasi
antar sekolah. Sekolah dengan jumlah rombongan belajar berbeda akan mempunyai
nilai BOSP yang berbeda.Dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan atau
pertanyaan penelitian khususnya tentang penghitungan biaya operasional satuan
pendidikan per tahun per siswa agar mendekati kenyataan, maka perlu
memperhatikan asumsi-asumsi dasar yang meliputi:
a. penentuan kondisi sekolah yang meliputi jumlah rombongan belajar (rombel),
jumlah siswa per rombel, jumlah pendidik dan tenaga kependidikan, jumlah
mata pe- lajaran, nilai gaji dan tunjangan
b. penentuan komponen biaya
c. penentuan volume penggunaan atau pemakaian, dan
d. penentuan harga setiap komponen biaya.
Menurut Fironika (45-46) UUD Negara Republik Indonesia 1945
(Amandemen IV) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, negara memprioritaskan
7
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia. Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan
selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen
yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD. Partisipasi
masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat adalah dengan berperan serta
dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi pendidikan, serta
manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Dana
penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari
penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau sumber lain
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Azhari 2016 (27-28) Biaya pendidikan merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Untuk mencapai mutu sekolah
yang baik, biaya pendidikan harus dikelola dengan optimal. Oleh karena itu, tahapan
pada manajemen pembiayaan pendidikan perlu diperhatikan. Pada dasarnya tujuan
manajemen pembiayaan pendidikan adalah mencapai mutu sekolah yang diharapkan.
Pada setiap proses tahapan manajemen pembiayaan perhatian utamanya adalah
pencapaian visi dan misi sekolah. Tahapan manajemen pembiayaan pendidikan
melalui tahapan perencanaan pembiayaan pendidikan, tahapan pelaksanaan
pembiayaan, dan pengawasan pembiayaan pendidikan. Fasilitas pembelajaran
merupakan faktor lain yang mempengaruhi mutu sekolah. Dalam pencapaian mutu
sekolah, fasilitas pembelaajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan
oleh tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Pemanfaatan fasilitas pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar terhindar
dari pemborosan dan tidak tepatnya pemanfaatan fasilitas. Oleh karena itu,
diperlukan manajemen pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan
prinsipnya agar peningkatan mutu sekolah dapat tercapai.
8
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait dengan
manajemen pembiayaan pendidikan antara lain adalah sumber dana yang terbatas,
pembiayaan program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan
sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga pendidikan. Di satu sisi
lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance), sehingga
menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat
merugikan pendidikan. Jika memandang dari sisi manajemen pemanfaatan fasilitas
pembelajaran, beberapa kendala mengenai perencanaan fasilitas
diantaranya adalah sulitnya menyesuaikan kebutuhan peserta didik jika harus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, banyaknya
kebutuhan fasilitas yang dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan harus
disertai dengan perincian biaya yang membengkak. Selain itu juga pembiayaan
menjadi faktor penghambat lainnya dalam pengadaan fasilitas pembelajaran.
Pengawasan fasilitas seharusnya dilakukan oleh pemerintah maupun pimpinan
sekolah, seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana.
Akibat dari kurangnya manajemen pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang
dilakukan sekolah, peserta didik menjadi kurang merasakan manfaat dari fasilitas
tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan dalam mutu sekolah.
9
penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai suatu ujuan tertentu. Kegiatan
yang dilaksanakan dengan biaya rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik,
kegiatan tersebu disebut efisien dan efektif. Pendekatan mutu analisis dan alokasi
biaya yang memfokuskan pada peningkatan mutu PBM, walaupun dalam hal
membatasi jumlah pelajar (Anwar.2013:210).
Biaya akan menjadi faktor yang lebih penting. Pertama karena teknologi atau
estetika suatu produk stabil dan kompetitif didasarkan pada biaya dan harga. Kedua
internal pelanggan atau keterbatasan sumber daya keuangan dapat menggeser
keputusan sebagai faktor yang lebih dominan (Gupta.2009.1)
10
bertanggung jawab dengan memerhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat.” Dengan keterangan sebagai berikut:
a. Secara tertib: keuangan sekolah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna
yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Taat pada peraturan perundang-undangan: pengelolaan keuangan sekolah
harus berpedoman pada peraturan perundanan-undangan.
c. Efektif: pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu
denan cara membandinkan keluaran dengan hasil.
d. Efisien: pencapaian keluaran yan maksimum denan masukan tertentu atau
pengunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
e. Ekonomis: pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
tingkat harga yang terendah.
f. Transparan: asas keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendaptakan akses informasi seluas-luasnya tentang
keuangan sekolah.
g. Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
h. Keadilan adalah keseimbanan distribusi kewenangan dan pendanaanya
dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan
pertimbangan yang objektif.
i. Kepatutan adalah tindakan atua suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.
j. Manfaat untuk masyarakat sekolah adalah bahwa keuangan sekolah diutamkan
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sekolah.
11
sangat menentukan. Ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis dalam
pembiayaan pendidikan, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan
biaya satuan per siswa (unit cost). Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan
aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah,
orang tua, maupun masyarakat yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per siswa merupakan ukuran
yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan sekolah secara efektif
untuk kepentingan siswa dalam menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini
diperoleh dengan memperhitungkan jumlah siswa pada masing-masing sekolah,
maka ukuran biaya satuan dianggap standar dan dapat dibandingkan antara sekolah
yang satu dengan yang lainnya. Selain itu juga biaya yang dikeluarkan oleh siswa
disebut juga biaya pribadi (private cost) atau biaya personal (personal cost) meliputi
SPP (sebagai konsekuensi keberadaan sekolah swasta). Sedangkan biaya satuan
pendidikan meliputi uang transport, pakaian seragam sekolah, alat tulis, buku,
konsumsi, dan akomodasi. Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah
kompleksitas, yang didalamnya akan terdapat saling keterkaitan pada setiap
komponennya, yang memiliki rentang yang bersifat mikro (satuan pendidikan)
hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber pembiayaan
pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam
penggunaanya, akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada semua tatanan, khususnya sekolah, dan permasalahan-permasalahan
yang masih terkait dengan pembiayaan pendidikan, sehingga diperlukan studi khusus
untuk lebih spesifik mengenal pembiayaan pendidikan ini.
12
atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, b) orang tua atau
peserta didik dan c) masyarakat baik mengikat maupun tidak (Kristiawan.2015:10).
a. Objek Biaya
Suatu program selalu terkait dengan berbagai aktifitas sebagai ujung tombak
(operating core) sistem lembaga atau organisasi yang membutuhkan biaya. Objek
biaya adalah merupakan biaya dari seluruh kegiatan yang ada. Sehingga dapat
dikatakan objek biaya merupakan akumulasi biaya dari berbagai macam kegiatan.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan
adalah suatu analisis tentang sumber-sumber penerimaan (revenue), dan penggunaan
biaya (expenditure) yang diperuntukkan untuk pengelolaan pendidikan secara efisien
untuk mencapai tujuan.
13
b. Informasi Manajemen Biaya
c. Pembiayaan (financing)
14
pendidikan adalah merupakan seluruh usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat pendidikan baik berupa uang maupun non moneter. Pembiayaan
pendidikan harus dilakukan secara adil, merata, berkecukupan, dan
berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ketimpangan dan
ketidaksinkronan antar lembaga pendidikan yang berujung pada inefisiensi
pembiayaan. Sehingga dalam melakukan penganggaran dan pendistribusian dalam
hal pembiayaan pendidikan, perlu dicermati beberapa hal berikut: 1. Bagaimana dana
dan fasilitas pendidikan didistribusikan ke daerah-daerah dan jenis serta jenjang
pendidikan yang berbeda? 2. Bagaimana dampak dari bantuan dan subsidi
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat? 3. Apakah
investasi pendidikan dapat memeratakan pendapatan, sehingga jurang perbedaan
antara yang kaya dan yang miskin semakin pendek? 4. Bagaimana efektifitas
pendidikan sebagai alat pemerataan?
d. Keuangan (finance)
e. Anggaran (budget)
15
dijadikan sebagai alat untuk memastikan penggunaan dana masyarakat secara jujur
dan hati-hati. Prosedur penganggaran dilakukan dengan: (1) menyusun ramalan
tentang kemungkinan pendapatan dan belanja selama periode tertentu, (2)
menetapkan anggaran berdasarkan ramalan, (3) statistik pelaksanaan dikumpulkan
dan dibandingkan dengan dugaan-dugaan, (4) mengukur varian-varian dan
menganalisis penyebabnya, dan (5) melakukan perbaikan. Beberapa faktor yang
perlu di pertimbangkan dalam membuat anggaran adalah: (1) permintaan terhadap
hasil produksi dan stabilitas permintaan potensi dasar, (2) jenis-jenis hasil produksi
yang dibuat dan sifat hasil produksi yang dibuat, (3) kemampuan menyusun jadwal
dan mengatur pelaksanaan, (4) jumlah dana yang dipergunakan dibandingkan dengan
hasil yang mungkin dicapai, dan (5) perencanaan dan pengawasan.
f. Biaya (cost)
Biaya adalah pengorbanan baik berupa uang maupun non uang sebagai
kompensasi atas sesuatu yang diterima. Biaya dialokasikan dan digunakan atau
dibelanjakan untuk terlaksananya berbagai fungsi kegiatan dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Definisi lain mengemukakan bahwa biaya adalah harga pokok yang
merupakan gambaran pengorbanan dalam pengertian kuantitatif pada saat barang
atau jasa dipertukarkan. Di sisi lain dapat diartikan bahwa harga pokok merupakan
nilai pengorbanan dalam pengertian uang yang diberikan kepada produksi yang
melekat pada hasil produksi, karena itu harga pokok dapat pula diartikan sebagai
pengorbanan biaya yang rasional, tidak dapat dihindarkan dan memberikan kegunaan
terhadap produksi.
Perubahan pada biaya total dipengaruhi oleh pemicu biaya. Artinya pembicu
biaya merupakan faktor yang memberikan dampak terhadap perubahan biaya total.
Pemicu biaya (cost driver) memberikan efek terhadap perubahan level biaya total
suatu objek biaya. Identifikasi dan analisis terhadap cost driver merupakan langkah
penting dalam analisis strategik dan manajemen biaya pada suatu organisasi. Proses
pembiayaan aktifitas pendidikan sebagai suatu lembaga non profit yang bergerak di
bidang jasa dipengaruhi oleh cost driver. Misalnya, faktor-faktor yang menjadi
16
pemicu biaya diantaranya adalah jumlah jam mengajar guru, media pengajaran, dan
buku teks yang digunakan dan fasilitas pendukung yang sifatnya temporer. Program-
program pendidikan yang ditawarkan oleh sekolah yang dapat meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan lulusan dalam pendidikan dapat juga dijadikan
sebagai pemicu biaya yang diakumulasi. Cost drivertermasuk pihak-pihak yang ikut
memikirkan program-program yang akan dilaksanakan serta biaya yang
diakibatkan/dipicu oleh program yang dibuat.
17
dan kualitas hasil yang dihasilkan, harga input variabel, kuantitas modal kuasi, dan
karakteristik siswa dan orang tua yang secara langsung memengaruhi proses produksi
pendidikan. Model kami adalah fungsi biaya tingkat distrik. Asumsi konseptual yang
mendasari adalah bahwa keputusan alokasi sumber daya sebagian besar dibuat di
tingkat kabupaten, di mana administrator distrik mengalokasikan dana di seluruh
kampus dan di seluruh fasilitas fisik dan program instruksional.
18
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau Biaya Operasional Pendidikan (BOP).
Terdapat dua hal penting dalam konsep biaya di sekolah, yaitu biaya pendidikan
secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa. Biaya satuan di tingkat
sekolah merupakan jumlah keseluruhan biaya pendidikan tingkat sekolah dalam
kurun waktu satu tahun pelajaran dan berasal dari orang tua, masyarakat, dan
pemerintah. Untuk memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) di sekolah maka
pemerintah menyalurkan dana BOS. Adapun tujuan dana BOS adalah untuk
meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka
wajib belajar sembilan tahun yang bermutu. Penggunaan dana BOS (tahun 2012)
berdasarkan keputusan pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran,
2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswabaru,
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa,
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian,
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai,
6. Langganan daya dan jasa,
7. Perawatan sekolah,
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan
honorer,
9. Pengembangan profesi guru,
10. Membantu siswa miskin,
11. Pembiayaan pengelolaan BOS,
12. Pembelian perangkat komputer,
13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaannya
dari BOS.
Menurur Kisbiyanto( 2012: 43-48)Analisis biaya dalam pendidikan (Cost
Analysis In Education) Pembiayaan pendidikan sangat penting bagi para perencana
pendidikan dan para pembuat kebijakan pendidikan. Namun ada beberapa perbedaan
pemahaman dan pemaknaan tentang definisi dan batasan tentang pembiayaan
pendidikan. Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi konsep dalam analisis
pembiayaan pendidikan, antara lain:
19
1. Harga Uang dan Harga Kesempatan (Money Cost and Opportunity Cost)
Banyak in put dalam pendidikan dapat dihitung atau diukur dalam bentuk uang
atau berbagai bentuk sumber daya, antara lain waktu atau kesempatan guru,
siswa, staf administrasi, buku-buku, kurikulum, peralatan dan gedung serta
sarana lainnya. Dalam keseharian, istilah cost memang sangat cenderung
menunjuk pada uang atau pembiayaan dalam bentuk satuan keuangan.
2. Harga Modal dan Harga Sekarang (Capital and Recurrent Cost) Salah satu
kajian penting tentang pembiayaan pendidikan adalah tentang capital cost dan
current cost. Current cost meliputi semua pembelajaan pendidikan misalnya
biaya pengadaan buku, media dan alat-alat lainnya serta pembiayaan untuk
memberikan jasa pelayanan pendidikan. Harga modal dan harga penggunaan
harus dipertimbangkan sedemikian baiknya agar harga modal itu bisa
memberikan nilai guna yang lebih tinggi dengan pembelanjaan saat tertentu.
3. Harga Rata-rata dan Batas Tertinggi (Average and Marginal Cost) Analisis
harga dalam pendidikan bisa dilakukan dengan penghitungan total harga dalam
pendidikan atau harga satuan (unit cost).
Ada dua perbedaan cara menghitung unit cost, yakni :
a. harga rata-rata (average cost) dengan cara menghitung harga dengan
jumlah total siswa (peserta didik) atau dengan jenjang pendidikan,
sehingga penghitungan n akan menjelaskan rata-rata satuan harga per
siswa.
b. jika harga dihitung perlulusan, maka akan nampak rata-rata satuan harga
per lulusan.
20
5. Analisis Harga Keuntungan Pendidikan (Cost-Benefit Analysis of Education)
Cost-Benefit Analysis merupakan bentuk analisis dilihat dari sisi investasi.
Bahwa pendidikan dianggap sebagai investasi dimana ada waktu untuk ber-
invest dan ada saat mengambil atau mendapatkan keuntungan.
6. . Analisis Harga Pembangunan Sekolah (The Analysis of School Building
Costs) Ada tipe khusus analisis harga yaitu dilihat dari sisi analisis harga
pembangunan (analysis of building cost). Analisis ini menunjuk pada nilai
pembangunan dan penyediaan barang-barang atau gedung-gedung yang akan
dipergunakan untuk pendidikan. Anais ini memperhatikan berapa banyak
sarana pendidikan yang harus disediakan setiap satuan tempat tertentu.
7. Kegunaan Analisis Harga dalam Perencanaan Pendidikan (The Use of Cost
Analysis in Educational Planning) Tidak ada satu saja tipe cost analysis yang
paling bagus, melainkan ada banyak cost analysis yang relevan dan aplikabel
dalam pendidikan. Manfaat cost analysis bagi perencanaan pendidikan antara
lain (1) menguji kemungkinan ekonomis untuk memperluas rencana,
pengajuan program dan target, (2) memproyeksikan masa depan tingkat
pembiayaan pendidikan, (3) memperkirakan kebijakan biaya alternatif atau
reformasi pendidikan atau inovasi-inovasi tertentu, (4) membandingkan
berbagai alternatif dalam mencapai tujuan untuk menentukan pilihan yang
paling efektif atau paing ekonomis, (5) membandingkan alternatif keuntungan
proyek investasi pendidikan, dan (6) mengembangkan efisiensi penggunaan
sumber daya pendidikan.
a. Sekolah dengan jumlah peserta didik 60 atau lebih penghitungan jumlah BOS
sebagai berikut:
1. SD sebesar Rp800.000,00 (delapan ratus ribu rupiah) dikalikan jumlah
peserta didik;
2. SMP/Sekolah Terintegrasi/SMP Satap sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dikalikan jumlah peserta didik;
21
3. SMA sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah)
dikalikan jumlah peserta didik;
4. SMK sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah)
dikalikan jumlah peserta didik; dan
5. SDLB/SMPLB/SMALB/SLB Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah)
dikalikan jumlah peserta didik.
22
2.2. Jenis-jenis Pengelolaan Biaya Pendidikan
Menurut Nanang Fattah (2007) Dalam Masditaou.(2017 :126-127) “biaya
dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa beruapa pembelian
alat-alat pelajaran, saran belajar, biaya transfortasi, gaji guru baik yang dikeluarkan
oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung
berupa keuntungan yang hilang (earing Forgone) dalam bentuk biaya kesempatan
yang hilang (opurtinity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar
23
Terbatasnya sumber-sumber yang dimiliki, khususnya sumber daya finansial,
mendorong dilakukannya upaya perhitungan secara cermat program secara tepat,
serta penetuan skapa prioritas, hal tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan
biaya pendidikan. Perencanaan biaya pada dasarnya merupakan implementasi
program dan kegiatan yang diterjemahkan kedalam aspek-aspek yang diperlukan,
seperti ketenagaan, waktu, alat sarana prasarana lain yang mengandung konsekuensi
perhitungan biaya
Owolabi (2006) defines that educational cost as all forms of resources used
up in the process of providing education for an individual or for a group of
individual. This cost is made up of both direct and indirect costs. Direct cost is the
monetary value of all tangible and intangible resources invested in education. It is
necessary to define educational costs in term of the total opportunity costs. The real
cost of education is the alternative opportunities that have to be sacrificed or forgone
in the process of providing education services. For instance, the opportunity cost or
true cost of construction of a new secondary school building is the alternative
projects that are foregone such as road project or agricultural dev elopment
(Sunday,2014 : 86 ).
Owolabi (2006) mendefinisikan biaya pendidikan karena semua bentuk sumber
daya digunakan dalam proses memberikan pendidikan untuk individu atau untuk
sekelompok individu. Biaya ini terdiri dari keduanya biaya langsung dan tidak
langsung. Biaya langsung adalah nilai moneter dari semua sumber daya berwujud
dan tidak berwujud diinvestasikan dalam pendidikan. Penting untuk menentukan
biaya pendidikan dalam hal peluang total biaya. Biaya pendidikan yang sebenarnya
adalah peluang alternatif yang harus dikorbankan atau dilupakan dalam proses
penyediaan layanan pendidikan. Misalnya, biaya peluang atau biaya sebenarnya
pembangunan gedung sekolah menengah yang baru adalah proyek alternatif yang
sudah ada sebelumnya sebagai proyek jalan atau pengembangan pertanian
(Sunday,2014 : 86 ).
24
akuntabilitas publik.18 Disamping itu, efektifitas, juga perlu mendapatkan
penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi.
a. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan. Transparansi di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan,
bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanay keterbukaan dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga
bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatakan
dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan program
pendidikan disekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan rencana kegiatan sekolah yang telah ditetapkan dan juga peraturan
yang berlaku, maka pihak sekolah membelanjakan uang sesuai peruntukannya serta
dapat dipertanggunjawabkan. Pertanggunjawaban dapat dilakukan kepada orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat
terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
1. Adanya transparansi para penyelenggaraan sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
25
2. Adanya standar kinerja jadi setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.
c. Efektifitas
Efektif sering diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner
mendefinisakan efektifitas lebih dalam lagi, kaena sebenarnya efektifitas tidak
berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan
dengan pencapaian visi lembaga. “Effectiveness characterized by qualitative
outcomes”. Efektifitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektifitas apabila
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktifitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Garner
menyebutkan “Efficiencycharacterized by quantitative outputs. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu dan biaya. Hal
ini dapat dilihat dari dua hal berikut:
1. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya.
Kegiatan dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. Ragam efisiensi
dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya, dan hasil
yang diharapkan.
2. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien apabila dalam penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun
kualitasnya
26
2.2.2 Sumber Pembiayaan Pendidikan
Menurut Nanang Fattah (2004) dalam Kristiawan(2017:94-96). Sumber
keuangan sekolah yaitu sebagai berikut.
a. Orang Tua
Kontribusi orang tua semakin penting pada saat pemerintah tdak mempunyai
kemampuan untuk membiayai kebutuhan sekolah yang memadai, seperti yang biasa
dialami oleh negara berkembang. Namun demikian, dinegara yang pemerintahannya
mampu pun terkadang orang tua masih ingin menyumbang, misalnya alat
transportasi, komputer, dan biaya untuk kunjungan belajaar karena mereka
menghendaki anak mereka memperoleh pendidikan yang terbaik.
Mereka menginginkan anak mereka berada dibarisan terdepan dan
memperebutkan pekerjaan yang baik sesuai dengan kemampuannya. Dalam
membantu keluarga yang kurang mampu kepala sekolah dapat membentuk dana
khusus untuk membiayai anak yang berbakat.
b. Pemerintah Pusat
Pemerintah membantu sekolah secara financial dalam beberapa cara misalnya
sebagai berikut.
1. Memberikan dana hibah untuk sekolah;
2. Membayar gaji para guru;
3. Membantu proyek pencarian dana sekolah berupa penyediaan tenaga ahli bahan
dan peralatan; dan
4. Membiayai proyek bangunan dan rehabilitasi sekolah untuk daerah tertentu.
27
c. Pemerintah daerah
Banyak negara menyerahkan pendidikan dasar kepada pemerintah daerah. Tiap
pemerintah ini mempunyai taggung jawab untuk menempatkan dan membuka
sekolah, menyediakan saran fisik, fasilitas ruang kelas dan perlengkapan kantor.
Dana ini berasal dari pendapatan yang dikumpulkan daerah berupa pajak, namun
pemerintah daerah, biasanya menghadapai kesulitan untuk meyakinkan bahwa
pajak telah terkumpul penuh pada waktunya. Hal tersebut karena jumlah tenaga
terlatih dalam bidangnya kurang dan tugas penarikan pajak kurang menghargai
pemerintah daerah.
d. Masyarakat
Kelompok masyarakat biasanya merupakan sumber keuangan uang bagi sekolah.
Mereka digerakkan oleh pemimpin masyarakat setempat tempat untuk tugas
terentu. Hal berikut ini mungkin dalam daftar identifikasi anda, yaitu pemimpin
masyarakat setempat mengarahkan warganya untuk membangun pelaksanaan:
1) Proyek pembangunan sekolah.
2) Memberikan hibah tanah untuk kepentingan sekolah.
3) Pengumpulan dana untuk sekolah tertentu didaerahnya.
4) Pengumpulan dana untuk usaha swasembada dengan melibatkan alumni sekolah.
e. Fasilitas sekolah
Fasilitas sekolah dapat menghasilkan uang yang besar jumlahnya, misalnya dengan
jalan 1) menyewakan aula; 2) menyewakan tempat bermain (lapangan olahraga);
3) membuka usaha pertanian bagi yang memiliki lahan kebun dan kolam; 4)
mendirikan kantin dan koperasi sekolah; 5) membuka jasa photo copy; dan 6)
membuka jasa wartel.
f. Siswa
Siswa dapat menjadikan sumber keuangan yang baik. Hal ini tergantung pada kondisi
sekolah dan kemampuan manajerial pimpinan sekolah dan stafnya. Cara yang
dapat ditempuh untuk memanfaatkan siswa antara lain:
1) Usaha perkebunan, perternakan (unggas, sapi, kambing, lebah) kerajinan; dan
2) Kegiatan pengumpulan dana seperti pergelaran seni, tari-tarian, drama,
pertandingan, pameran atau bazar dan pencarian donatur untuk amal.
28
g. Pemilik sekolah atau yayasan
sebagian sekolah dibangun oleh badan-badan keagamaan atau yayasan usaha
sosial yang bukan pemerintah. Pembangunan dan pembukaan sekolah tersebut
biasanya mengandung tujuan khusus, biasanya menyangkut kesejahteraan moral dan
spiritual anak-anak. Badan atau yayasan seperti ini memberikan bantuan pada
sekolah dengan berbagai cara misalnya: melalui penyedian tanah dan bangunan,
peralatan serta tenaga.
29
berjalannya proses pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan yang didukung
dengan pembiayaan memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran
yang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Tarmizi dalam
jurnalnya yang berjudul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Melalui Bantuan
Operasional Sekolah pada MIN Cempala kuneng Kabupaten Pidie”, yang
menyebutkan bahwa pengawasan yang rendah terhadap penggunaan pendidikan akan
mengakibatkan sumber-sumber biaya pendidikan yang diperoleh belum memberikan
dampak yang optimal. Karena pemanfaaan biaya yang kurang tepat dengan tidak
memberikan prioritas bagi faktor- faktor yang benar-benar dapat memacu
peningkatan prestasi. Sebaliknya, tanpa pembiayaan, proses pembelajaran tidak akan
dapat berjalan dengan baik. Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan pendidikan
yang dapat menunjang segala aktivitas pendidikan baik formal maupun informal.
Pembiayaan menjadi komponen pendidikan yang mempunyai peran penting atas
berjalannya proses pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan yang didukung
dengan pembiayaan memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran
yang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Tarmizi dalam
jurnalnya yang berjudul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Melalui Bantuan
Operasional Sekolah pada MIN Cempala kuneng Kabupaten Pidie”, yang
menyebutkan bahwa pengawasan yang rendah terhadap penggunaan pendidikan akan
mengakibatkan sumber-sumber biaya pendidikan yang diperoleh belum memberikan
dampak yang optimal. Karena pemanfaaan biaya yang kurang tepat dengan tidak
memberikan prioritas bagi faktor- faktor yang benar-benar dapat memacu
peningkatan prestasi.3 Sebaliknya, tanpa pembiayaan, proses pembelajaran tidak
akan dapat berjalan dengan baik.
30
direncanakan, dikelola serta diorganisir secara baik dan tepat sasaran akan
menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif serta dapat memenuhi
kebutuhan madrasah/sekolah”.
Biaya sekolah seorang siswa dapat dikelompokkan menjadi dua sumber
utama, yaitu sumber internal dan eksternal. Sumber Internal berupa dana yang di
berikan oleh orang tua atau wali dari murid kepada sekolah yang di tempatinya,
sedangkan sumber Eksternal Diberikan langsung oleh pemerinta kepada sekolah
sesuai dengan peraturan pendidikan, bias melaluai dana BOS dll.
Jenis-jenis biaya pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu biaya pendidikan
langsung dan biaya pendidikan tak langsung. Biaya biaya pendidikan langsung
berupabiaya yang dikeluarakan unruk keperluan Pelaksanaan pengajaran dan
kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran. Sedangkan biaya tak
langsung merupakan biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang
belajar unruk keperluan sekolah dana ini tidak langsung digunakan oleh lembaga
pendidikan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengelolaan Pembiayaan pendidikan merupakan salah sistem yang sentral
dalam pendidikan, pembiayaan bagian dari pada pendukung penyelenggaraan
pendidikan karena menyangkut tentang pembiayaan operasional penyelenggaraan
pendidikan dari hal yang terkecil sampai kepada pembiayaan operasional yang besar.
32
Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efesien,
dalam artian, dana yang diperoleh, dapat digunakan untuk pencapaian
tujuan tertentu yang diinginkan;
Memungkinkan ketercapaian kelangsungan hidup lembaga pendidikan;
Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, atau penyimpangan
penggunaan dana dari rencana semula; dan
Mengambarkan target-target yang akan dicapai sekolah atau madrasah.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, mengenai pengelolaan dan jenis-jenis biaya
pendidikan, maka pemakalah menyampaikan sarannya sebagai berikut:
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Rida Fironika. Pembiayaan pendidikan diindonesia. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar.
Sri Haryati.Pengembangan model manajemen pembiayaan sekolah
menengah pertama (SMP) rintisan sekolah bertaraf nternasional (RSBI) di kota
malang. Journal of Economic Education.
Timothy J. Gronberg,dkk. 2011. The Impact Of Facilities On The Cost Of
Education. Hal :2-4.
35