Anda di halaman 1dari 4

Penetapan Kadar Khrom (Cr) dalam

Kalium Khromat (K2CrO4) Metode


Gravimetri
Yusuf Noer Arifin Analisis, Gravimetri, Materi Sekolah

Dasar

Kalium Khromat yang berwarna kuning direaksikan dengan Asam Sulfat menjadi
Kalium Dikhromat yang berwarna sindur. Khrom (VI) ini kemudian direduksikan
dengan Natrium Sullfit, Natrium Nitrit, atau Kalium Nitrit menjadi Khrom (III) yang
berwarna hijau. Khrom (III) kemudian diendapkan dengan Ammonia menjadi Khrom
(III) Hidroksida yang merupakan endapan selai berwarna hijau kebiru-biruan. Setelah
dipijarkan, sisa pijar ditimbang sebagai Khrom (III) Oksida.

Reaksi
2K2CrO4 + H2SO4 --> K2Cr2O7 + K2SO4 + H2O
K2Cr2O7 + H2SO4 --> H2Cr2O7 + K2SO4
H2Cr2O7 --> 2CrO3 + H2O
2CrO3 + 3Na2SO3 --> Cr2O3 + 3Na2SO4
Cr2O3 + 3H2SO4 --> Cr2(SO4)3 + 3H2O
Cr2(SO4)3 + 6NH4OH --> 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
2Cr(OH)3 --> Cr2O3 + 3H2O

Tujuan
Menetapkan kadar Khrom dalam Kalium Khromat

Alat dan Bahan

Alat

 Piala gelas 400 dan 800 mL.


 Pengaduk dan policemen
 Kaca arloji
 Labu semprot
 Tutup kaca
 Gelas ukur 10 mL
 Pembakar teklu dan meker
 Kaki tiga
 Kasa asbes
 Corong beserta penyangga corong
 Tabung reaksi
 Neraca analitik
 Gegep besi
 Oven
 Cawan porselin
 Segitiga porselin
 Desikator

Bahan

 Sampel Kalium Khromat


 Air suling
 H2SO4 4 N
 Na2SO3
 NH4OH 2 N
 HCl 4 N dan BaCl2 0,5 N

 
Prosedur / Cara Kerja
1. Sampel Kalium Khromat ditimbang sebanyak ± 0,2 gram.
2. Kemudian dilarutkan dengan ± 25 mL air suling.
3. Larutan ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 5 mL.
4. Dibubuhi Na2SO3 sebanyak ± 1 gram.
5. Piala gelas beserta larutannya dididihkan.
6. Larutan diencerkan hingga volume akhirnya ± 100 mL.
7. Larutan kembali dididihkan.
8. Diendapkan dengan NH4OH 2 N hingga tercium bau Ammoniak dari larutan serta
terbentuk endapan selai hijau kebiru-biruan.
9. Piala gelas beserta isinya dididihkan kembali untuk menghilangkan kelebihan
Ammoniak.
10. Endapan disaring dengan kertas saring Whatman no. 541, serta dicuci dengan air
suling panas hingga bebas pengotor Sulfat.
11. Kertas saring dikeringkan di oven, dilipat,kemudian diperarang, dipijarkan serta
didinginkan di desikator lalu ditimbang.
12. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan, serta penimbangan dilakukan
hingga bobot tetap Cr2O3.

Pembahasan
Khrom dapat diendapkan sebagai Khrom (III) Hidroksida yang berwarna
hijau kebiruan. Pada awal prosedur, sampel Kalium Khromat cukup dilarutkan
dengan ± 25 mL air suling. Volume larutan yang terlalu banyak akan mengakibatkan
proses pemanasan atau pendidihan akan semakin lama, oleh karena itu volume diatur
agar proses pendidihan menjadi lebih cepat.
Bila cuplikan / sampel berupa garam - garam Khrom (VI) seperti garam
Khromat atau Dikhromat, maka dilakukan pereduksian dalam suasana asam dengan
Natrium Sulfit (Na2SO3), Natrium Nitrit (NaNO2), atau Kalium Nitrit (KNO2).
Mengapa hal ini dilakukan? Khrom dalam metode gravimetri ditetapkan dengan
mengendapkannya sebagai hidroksidanya, dimana hanya kation saja yang dapat
dijadikan hidroksida. Khrom dalam bilangan oksidasi tinggi (biloks + 6) akan
memiliki bentuk anion sehingga tidak dapat mengendap sebagai hidroksidanya
(dengan kata lain, anion tidak dapat bereaksi dengan sesama anion yaitu anion OH).
Apabila proses pereduksian kurang sempurna, larutan tidak akan berwarna hijau tua.
Untuk 0,2 gram sampel Kalium Khromat, diperlukan ± 1 gram Natrium Sulfit.
Karena berperan sebagai reduktor, maka Natrium Sulfit ini akan teroksidasi menjadi
Natrium Sulfat. Akibatnya, endapan akan semakin kotor oleh pengotor Sulfat. Oleh
karena itu, proses pencucian endapan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan biasanya.
Terdapat tiga kali pendidihan pada penetapan ini, pendidihan setelah
ditambahkan reduktor, sebelum diendapkan dan satu lagi setelah diendapkan. Apa
tujuan ketiga proses pendidihan ini?
 Pendidihan pertama, dilakukan setelah penambahan reduktor. Hal ini
bertujuan untuk mempercepat dan menyempurnakan proses pereduksian.

 Pendidihan kedua, dilakukan sebelum pengendapan. Ini merupakan upaya


untuk membentuk endapan selai yang baik, dengan mengatur suhu sebelum
pengendapan.

 Pendidihan ketiga, dilakukan setelah proses pengendapan. Proses pendidihan


ini bertujuan untuk menghilangkan kelebihan Ammonia yang digunakan
untuk mengendapkan ion Cr3+ (karena Ammonia mudah mengurai jika
suhunya cukup tinggi). Selain itu, proses ini juga berfungsi untuk
menyempurnakan proses pengendapan yaitu memperbesar molekul endapan
(pemeraman / aging).

Setelah pendidihan pertama dilakukan, larutan diencerkan hingga volume


akhirnya ± 100 mL, karena ukuran 100 mL dianggap volume yang ideal, maksudnya
setelah proses pengendapan selesai akan mudah membedakan antara endapan di
dasar piala gelas dengan cairan induk diatasnya.
Larutan diendapkan dengan Ammonia (NH4OH) menjadi endapan Khrom
(III) Hidroksida yang berwarna hijau kebiru-biruan. Khrom (III) bersifat amfoter,
oleh karena itu sebagai pengendap tidak dapat digunakan basa kuat (NaOH atau
KOH, d.l.l.), namun apabila dengan NH 4OH berlebih akan larut membentuk senyawa
kompleks [Cr(NH3)6](OH)3 / senyawa Heksaamin Khrom (III) Hidroksida. Oleh
karena itu, penambahan pengendap hendaknya harus berhati-hati karena apabila
kekurangan maupun kelebihan pengendap larutan akan keruh karena terbentuk koloid
sehingga nantinya akan bocor bila disaring. Endapan Khrom (III) Hidroksida
merupakan endapan selai, sehingga disaring menggunakan kertas saring Whatman
no. 541 serta dicuci dengan air suling panas sehingga bebas dari pengotor Sulfat.
Setelah dipijarkan, sisa pijar ditimbang sebagai Khrom (III) Oksida yang berwarna
hijau.

Daftar Pustaka
 Iskandar, Drs. Inowyatye; Hendrawati, Dra. Nenny; Hendrakusumah, R.
Rudi; 2013, Analisis Gravimetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.

PEMBAHASAN
Khrom dapat bermartabat (III) dan (VI). Garam –garam khrom mempunyai
larutan yang berwarna hijau, sedangkan garam – garam khrom larutannya berwarna
kuning sindur (orange). Bila sampel dari khrom (VI) maka harus direduksikan
dengan Na2SO3, NaNO3, atau KNO3 menjadi khrom (III) baru kemudian diendapkan
menjadi khrom (III) hidroksida. Hal tersebut dikarenakan khrom (III) mempunyai ion
logam yang berfungsi sebagai kation sedangkan khrom (VI) merupakan sisa asam
yang berfungsi sebagai anion.
NH4OH berfungsi sebagai pengendap, dengan reaksi :
Cr2(SO4)3 + 6NH4OH → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
Karena krom bersifat amfoter, ia tidak dapat diendapkan dengan basa kuat juga
bukan NH4OH berlebih karena akan membentuk garam rangkai [Cr(NH 3)6]3+ yang
larut.
H2SO4 berfungsi untuk mengasamkan lingkungan, mempercepat reduksi, dan
mendapatkan larutan sempurna, serta mencegah mengendapnya anatal-analat lain
selain Cr(OH)3. Padatan Na2SO3 berguna untuk mereduksikan Krom (VI) menjadi
Krom (III) agar bisa diendapkan sebagai kation.
Tujuan dilakukannya pendidihan kembali setelah pengenceran hingga 100 ml adalah
agar prses pereduksian lebih sempurna.
Penambahan Na2SO3 berfungsi sebagai pereduksi, maksudnya yaitu Krom
pada waktu sebelum direduksikan berlaku sebagai sisa asam dan supaya harus bisa
diendapkan harus diubah kedalam logamnya. Analat hanya bisa diendapkan sebagai
logamnya dan tidak bisa diendapkan sebagai sisa asamnya. Krom pada Krom (VI)
merupakan ion sisa asam yang berfungsi sebagai anion. Krom bersifat amfoter, pada
kelebihan amonia dapat membentuk garam rangkai yang larut.
Cr2(SO4)3 + 6NH4OH (berlebih) → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
Cr(OH)3 + NH4OH → [Cr(NH3)6](OH)3
Sedangkan apabila pengendapan dengan basa kuat, Cr(OH)3 akan membentuk asam
yang larut .
Cr2(SO4)3 + NaOH → 2Cr(OH)3 + 3Na2SO4

Pada pH > 8 => Cr(OH)3 → H3CrO3


H3CrO3 + 3NaOH → Na2CrO3 + 3H2O
Tanda pereduksi telah sempurna yaitu larutan akan berwarna hijau. Apabila
peredusian belum sempurna maka harus ditambah kembali Na2SO3. Endapan yang
terbentuk berwarna hijau yang berupa selai, maka endapan disaing dengan kertas
saring no 41.

Anda mungkin juga menyukai