Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah dien rahmat bagi semesta alam yang menjelaskan segala
bentuk kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling
kecil dan ringan hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah
kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya
bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa
melainkan telah dijelaskan didalamnya.
Sesungguhnya mengikuti jejak Rasulullah SAW adalah sebuah
kemenangan dan ketinggian derajat, kebahagian dan keselamatan dunia dan
akhirat. Rasulullah merupakan suri teladan yang patut dicontoh oleh seluruh
umat di dunia ini, Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam
kehidupan ini, sehingga tidak ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan
telah dijelaskan olehNya. Akan tetapi, saat ini sunnah Rasulullah SAW sudah
terasa asing dan tidak sedikit dari kaum muslimin yang meninggalkannya.

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang pemaparan adab makan dan
minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat
melakukan aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah
telah banyak menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang
baik sesuai dengan kadarnya masing-masing. Islam mengatur tentang variasi
dan jumlah asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-
lain.

Dengan demikian makan dan minum harus dilakukan dengan benar,


baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun dengan teman-teman. Oleh
sebab itu seorang muslim tidak seharusnya makan dan minum semata karena

1
hawa nafsu. Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan
taqwa, lalu makan dan minum sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana adab makan dan minum dalam Kitab Taysir Kholaq?
2) Bagaimana adab makan dan minum dalam Islam?
3) Bagaimana akhlak di meja makan?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat dijelaskan tujuan penulisan
makalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui adab makan dan minum dalam Kitab Taysir Kholaq.
2) Untuk mengetahui adab makan dan minum dalam Islam.
3) Untuk mengetahui akhlak di meja makan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Adab Makan dan Minum dalam Kitab Taysir Kholaq


1. Tata Krama Makan

3
Hendaknya meletakan makanan di bawah dan duduk di bawah serta
niat takwa untuk ibadah dan meninggalkan makan ketika telah kenyang.
Hendaknya ia puas dengan makanan yang ada dan tidak mecelanya.
Hendaknya ia mengajak orang lain untuk makan bersama dengannya.
Hendaknya ia mengucapkan basmallah dengan suara yang jelas agar
mengingatkan yang ikut makan bersamanya.
Hendaknya ia makan dengan tangan kanan.
Hendaknya ia memperkecil suapannya dan mengunyah makanan
sebaik-baiknya.
Hendaknya ia tidak mengulurkan tangannya ke tempat orang lain
sebelum ia selesai.
Hendaknya ia makan yang ada didepannya, kecuali buah-buahan.
Hendaknya ia tidak bernafas di dalam makanan.
Hendaknya ia tidak memotong makanan dengan pisau.
Hendaknya ia tidak mengusap tangannya dengan makanan.
Hendaknya ia tidak mengumpulkan buah kurma dengan bijinya dalam
satu wadah.
Hendaknya ia tidak minum air, kecuali jika diperlkan dan setelah
selesai makan.
Hendaknya ia segera berhenti makan sebelum kenyang.
Hendaknya ia membasuh kedua tangannya setelah menjilati jari-
jarinya dengan lidahnya dan mengambil makanan yang terjatuh di tanah.
Setelah selesai, hendaknya ia mengucapkan Alhamdulillah.1

2. Tata Krama Minum


1
Bimbingan akhlak mulia bagi putra-putrii anda. Hlm. 34.

4
Adapun tatak krama minum ada beberap macam, di antaranya2:
Hendaknya ia minum dengan tangan kanan dan melihat minumannya
sebelum ia minum.
Hendaknya ia mengucapkan basmalah.
Hendaknya ia duduk ketika minum.

2
Bimbingan Akhlak Mulia Bagi Putra-Putri Anda, Hlm. 35.

5
Hendaknya ia menghisap airnya minumnya, karena meneguknya dapat
membahayakan hati.3
Nabi SAW. bersabda:

“Jika kamu minum, maka hiruplah air minum sedikit-sedikit, jangan


meneguknya sekaligus.”
Hendaknya ia minum dengan tiga kali nafas dalam sekali minum.
Hendaknya ia mengucapkan basmalah setiap kali minum dan
mengucapkan hamdalah setelahnya.
Hendaknya iatidak bernafas di dalam gelas.
Hendaknya ia tidak tersedak setelah minum.
Jika ia hendak memebri minum orang lain, maka dulukan yang ada di
sebelah kanannya, walaupun yang disebelah kirinya lebih mulia. Karena Nabi
SAW. pernah memberi minum seorang Arab dusun yang ada di sebelah
kanannya lebih dulu sebelum Abu Bakar dan Umar yang ada di sebelah
kirinya. Sabda beliau SAW.:

“Berikan yang lebih kanan lebih dulu, kemudian yang kanan


berikutnya.”

B. Adab Makan dan Minum dalam Islam

3
Bimbingan Akhlak Mulia Bagi Putra-Putri Anda, Hlm. 36.

6
1. Berdo’a sebelum makan
Permasalahan yang sungguh sangat ringan, namun sering terlalaikan
oleh sebagian kaum muslimin, yaitu berdo’a sebelum makan. Padahal lebih
ringan daripada sekedar mengangkat sesuap nasi ke mulut dan tidak lebih
berat dari menahan rasa lapar.
Rasulullah saw bersabda: “Apabila salah seorang kalian makan suatu
makanan, maka hendaklah dia mengucapkan “Bismillah” (Dengan nama
Allah), dan bila dia lupa diawalnya hendaklah dia mengucapkan “Bismillah
fii awwalihi wa akhirihi” (Dengan nama Allah di awal dan diakhirnya).”
(Shahih Sunan At-Tirmidzi 2/167 no.1513 oleh Asy-Syaikh Al-Albani )4
Dalam hadits yang lain dari Shahabat yang membantu Rasulullah saw
selama 18 tahun, dia bercerita bahwa: “Dia selalu mendengar Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam apabila mendekati makanan mengucapkan
‘bismillah’.” (HR. Muslim)
Berdasarkan dalil yang shahih dan sharih (tegas) di atas, menerangkan
bahwa membaca ‘bismillah’ ketika makan dan minum adalah wajib dan
berdosa bila meninggalkannya.
2. Menggunakan tangan kanan
Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila
seseorang makan dan minum dengan tangan kiri maka berdosa karena dia
telah menyelisihi perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya serta
merupakan bentuk perbuatan tasyabbuh (meniru) perilaku setan dan orang-
orang kafir. “Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah
makan dengan tangan kanan dan apabila dia minum, minumlah dengan
tangan kanan. Karena setan apabila dia makan, makan dengan tangan kiri
dan apabila minum, minum dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)5
3. Makan dari arah pinggir dan disekitarnya

4
Ahsin W Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Amzah: Jakarta, 2007), hal. 219.
5
Ahsin W Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Amzah: Jakarta, 2007), hlm.1.

7
Makan dari arah pinggir atau tepi dan memakan apa yang ada
disekitarnya (yang terdekat) merupakan bimbingan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam, dan pada bimbingan beliau terkandung barakah serta
merupakan penampilan adab yang baik.
4. Duduk saat makan
Islam mengajarkan bagaimana cara duduk yang baik ketika makan
yang tentunya hal itu telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Sifat duduk
Rasulullah saw ketika makan telah diceritakan oleh Abdullah bin Busr
radhiallahu ‘anhu: “Nabi memiliki sebuah qas’ah (tempat makan/nampan)
dan qas’ah itu disebut Al-Gharra’ dan dibawa oleh empat orang. Di saat
mereka berada di waktu pagi, mereka Shalat Dhuha, lalu dibawalah qas’ah
tersebut ¬dan padanya ada tsarid (sejenis roti) ¬ mereka mengelilinginya.
Tatkala semakin bertambah (jumlah mereka), Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam duduk di atas kedua betis beliau. Seorang A’rabi (badui) bertanya:
“Duduk apa ini, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau
menjawab: “Sesungguhnya aku dijadikan oleh Allah sebagai hamba yang
dermawan dan Allah tidak menjadikan aku seorang yang angkuh dan
penentang.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Shahih)6
Kenapa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam duduk dengan jatsa (di
atas kedua lutut dan kaki)? Ibnu Baththal mengatakan: “Beliau melakukan hal
itu sebagai salah satu bentuk tawadhu’ beliau.”

5. Tidak boleh mencerca makanan


Semua yang kita makan dan minum merupakan rizki yang datang dari
Allah Subhanahu Wata’ala, maka tidak boleh bagi kita untuk menghina
ataupun mencerca sedikitpun dari apa yang telah diberikan Allah swt.

6
ADAB MAKAN DAN MINUM 1 « evialfadhl.htm (diakses pada tanggal 4 Maret 2020, pkl.
20:00)

8
Rasulullah saw mengajarkan kepada kita suatu adab yang mulia ketika tidak
menyukai makanan yang dihidangkan sebagaimana dalam hadits:
Dari Sahabat Abu Hurairah r.a, beliau berkata:
ُُ‫ ِإ ِن ا ْشتَهَاهُ أَ َكلَهُ َوإِ ْن َك ِرهَهُ ت ََر َكه‬,‫ط‬
ُّ َ‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم طَ َعا ًما ق‬
َ ‫َاب النَّبِ ُّي‬
َ ‫َما ع‬
“Rasulullah saw tidak pernah mencerca makanan sama sekali. Bila
beliau mengiginkan sesuatu beliau memakannya dan bila tidak suka
beliau meninggalkannya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)7
6. Berdo’a sesudah makan
Sesungguhnya Allah swt meridhai terhadap seorang hamba yang
makan dan minum, kemudian memuji-Nya. Rasulullah saw bersabda:
َ ‫ضى َع ِن ْال َع ْب ِد أَ ْن يَأْ ُك َل ْاألَ ْكلَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا أَوْ يَ ْش َر‬
‫ب ال ُّشرْ بَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا‬ َ ْ‫إِ َّن هللاَ لَيَر‬

“Sesungguhnya Allah betul-betul ridha terhadap seorang hamba


yang memakan makanan, kemudian memuji-Nya dan yang meminum
minuman lalu memuji-Nya.” (HR. Muslim)

7. Makan secara berjamaah


Rasulullah saw bersabda sebagaimana dalam riwayat Jabir ra:
‫ت َعلَ ْي ِه ْاألَ ْي ِدي‬
ْ ‫أَ َحبُّ الطَّ َع ِام إِلَى هللاِ َما َكثُ َر‬
“Makanan yang paling dicintai oleh Allah adalah bila banyak tangan
(berjama’ah pada makanan tersebut).” (HR. Abu Ya’la dalam
Musnad-nya dan selain beliau dan hadits ini dihasankan oleh Asy-
Syaikh Al-Albani di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah,
2/562 no 895).
8. Menjilat tangan dan bejana (tempat makan)
Rasulullah saw bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian makan,
maka janganlah dia mengusap tangannya sampai dia menjilatnya

7
Ahsin W Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Amzah: Jakarta, 2007), hlm.
221-222.

9
atau memberikan kepada orang lain untuk menjilatnya, karena
sesungguhnya dia tidak mengetahui tempat terletaknya barakah.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ad-Darimi.
Shahih).
9. Mengambil makanan yang terjatuh8
Termasuk dalam tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
adalah mengambil bila makanan tersebut terjatuh dari tangan. Ini bukan
berarti bahwa Islam tidak menjaga kebersihan dan kesehatan. Oleh karena itu
ketika mengambil makanan yang jatuh tersebut harus dibersihkan bila terdapat
kotoran padanya.
Rasulullah saw bersabda:
‫ط َما َكانَ ِمنَ ْاألَ َذى َو ْليَأْ ُك ْلهَا َوالَ يَ َد ْعهَا لِل َّش ْيطَا‬
ْ ‫ت لُ ْق َمةُ أَ َح ِد ُك ْم فَ ْليَأْ ُخ ْذهَا فَ ْليُ ِم‬
ْ ‫إِ َذا َوقَ َع‬
“Apabila terjatuh makanan salah seorang dari kalian, maka ambilah
lalu bersihkan kotoran yang ada padanya kemudian makanlah dan
jangan membiarkannya bagi syetan.” (HR. Muslim)

10. Tidak bernafas di bejana atau meniup makanan9


dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a:

8
ADAB MAKAN DAN MINUM 1 « evialfadhl.htm (diakses pada tanggal 4 Maret 2020, pkl.
20:00)
9
Ahsin W Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Amzah: Jakarta, 2007), hlm. 6.

10
“Bahwa Rasulullah saw telah melarang bernafas di dalam bejana
atau melarang untuk meniup padaya.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no.
1539 dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani.

C. Akhlak di Meja Makan


Mendidik jiwa harus dimulai dengan (membentuk) sikap makan yang
baik. Pertama tama harus ditegaskan bahwa tujuan makan adalah demi
kesehatan, bukan demi kenikmatan semata-mata, dan bahwa seluruh makanan
yang dicukupkan dan disediakan untuk kita semata-mata agar badan kita sehat
dan demi kelangsungan hidup kita. Makanan harus dianggap obat yang
menyembuhkan rasa lapar dan nyeri yang diakibatkan lapar. Sebagaimana tujuan
obat bukan untuk senang-senang semata atau pemuas hawa nafsu, demikian pula
halnya makanan, yang tidak sepantasnya dimakan kecuali sekadar menjaga
kesehatan badan, menolak nyeri lapar, dan agar tidak sakit. Jangan sampai
terburu buru kalau makan. Jangan menyantap makanan dengan cepat. Jangan
besar-besar kalau mematung, dan jangan ditelan sebelum dikunyah dengan baik.
Jangan sampai dia memandangi gerakan tangan mereka yang tengah makan.
Latihlah supaya dia membiasakan diri memberi orang lain makanan yang ada di
dekatnya walau itu lebih disukainya. Didiklah agar dia mengekang hawa
nafsunya, hingga dia puas dengan makanan yang sediklt dan rendah nilainya
sekalipun, dan kadang-kadang makan mu kering saja.

D. Hikmah Melaksanakan Adab Makan dan Minum


Membaca bismillah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut
berpartisipasi menikmati makanan tersebut. Hudzaifah r.a mengatakan, “Apabila
kami makan bersama Nabi saw, maka kami tidak memulainya sehingga Nabi
memulai makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi, tiba-tiba datanglah

11
seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan
tangannya dalam makanan yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi
memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu datanglah seorang
Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong oleh sesuatu. Nabi lantas
memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya.
Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut
menikmati makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama
Allah sebelum makan. Oleh karena itu aku memegang tangan anak tersebut.
Syaitan pun lantas datang bersama anak Badui tersebut supaya bisa turut
menikmati makanan. Oleh karena itu, ku pegang tangan Arab Badui itu. Demi
Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya sesungguhnya tangan syaitan itu berada di
tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.” (HR Muslim no. 2017)10
Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan
orang lain, adalah perbuatan kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa
jijik dengan perbuatan itu.
Mengambil posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak
tidak membungkuk tidak menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih
terdorong ke bawah rongga dada sebagai wadah membantu pernapasan juga
menjadi lebih lapang.
Perintah untuk menjilati sisa makanan yang menempel pada tangan dan
piring sebelum dibersihkan, baik dengan dilap atau dicuci, memiliki beberapa
alasan. Dalam beberapa hadits disebutkan dengan jelas, yaitu untuk meraih
berkah makanan. Namun bukan berarti hadits-hadits itu membatasi hikmah
lainnya.
Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun
kita tidak mengetahui letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang

10
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-1.html, diakses 4 maret
2020, 21.13.

12
sudah kita santap, ataukah yang tersisa dan melekat di jari, ataukah yang tersisa
di piring, ataukah berada dalam suapan yang jatuh ke lantai. Karenanya kita
harus menjaga hal ini agar mendapat barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah,
berkata, "alasan tentang hal ini sangat jelas dalam beberapa riwayat. Yaitu,
"karena dia tidak tahu pada makanan mana terdapat barakah."
Hikmah lainnya, agar tidak tumbuh sifat sombong dalam diri dengan
meremehkan makanan yang sedikit dan menurut kebiasaan dianggap sesuatu
yang remeh. Al Qadli 'Iyadh berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan hal itu agar tidak meremehkan makanan yang
sedikit." (Dalam al Fath)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

13
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa adab ketika
makan dan minum di antaranya:
1. Berdo’a sebelum makan
2. Menggunakan tangan kanan
3. Makan dari arah pinggir dan disekitarnya
4. Duduk saat makan
5. Tidak boleh mencerca makanan
6. Berdo’a sesudah makan
7. Makan secara berjamaah
8. Menjilat tangan dan bejana (tempat makan)
9. Mengambil makanan yang terjatuh
10. Tidak bernafas di bejana atau meniup makanan

B. Saran
Mengingat pentingnya mengetahui adab ketika makan dan minum, maka
penulis memberikan saran bagi pembuat makalah selanjutnya yaitu sebaiknya
dalam pembuatan makalah, penulis dapat mempelajari dan memahami tentang
materi lebih mendalam serta dapat mencari informasi lebih banyak lagi
mengenai adab ketika makan dan minum.

14

Anda mungkin juga menyukai