PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa konsep dasar kepemimpinan?
b. Apa saja studi kepemimpinan?
1
c. Apa saja pendekatan teori kepemimpinan pendidikan?
d. Apa saja ruang lingkup kepemimpinan pendidikan?
Dalam hal ini, terdapat dua manfaat yang dapat diambil. Pertama, dapat
meningkatkan wawasan keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu. Kedua, sebagai
masukan bagi sekolah khususnya kepala sekolah dan sebagai upaya peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dikatakan tidak ada organisi, tentunya organisasi yang terbaik memiliki
pemimpin yang terbaik dengan berdasarkan pada nilai-nilai moral, nilai-
nilai budaya, keteladanan yang sesuai aturan, kesepakatan, kepemimpinan,
gaya kepemimpinan yang diharapkan, pendekatan kepemimpinan yang
ideal, dan berdasarkan perilaku kepemimpinan.
Pada hakikatnya setiap manusia merupakan pemimpin bagi dirinya,
pemimpin bagi keluarganya, pemimpin bagi masyarakatnya, pemimpin
bagi bangsa dan negaranya hanya saja perlu ada kesadaran diri untuk
menginternalisasikan dan mengaktualisasikan diri didalam hidup dan
kehidupannya, sehingga ada nilai-nilai manfaat bagi dirinya dan orang
yang ada disekitarnya, karena sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat
bagi orang lain.
Dalam memperoleh kepemimpinan sebuah komunitas/kelompok
ada yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak jujur, seperti cerita
sejarah Ken Arok yang menjadi raja. Namun, bagaimana seorang Nabi
Muhammad Saw, dapat menjadi pemimpin dengan nilai-nilai luhur
ketuhanan dan terdapat keteladanan yang menjadi panutan umat manusia
dizamanya sampai akhir zaman, sebagaimana Allah berfirman dalam surah
Al-Ahzab (QS. 33:21).
Pemimpin memiliki beberapa gambaran untuk beberapa definidi
yang dianggap cukup ideal dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut:
4
4. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan.
5
wewenang adalah hak untuk bertindak.Wewenang seorang pemimpin
adalah untuk menggerakkan orang agar dapat menjalankan tugas yang
diperintahkan.
6
Dalam studi ini berorientasi kepada aspek yang dapat diikhtisarkan:
Studi ini membentuk klub dan stiap klub memilii tiga gaya
kepemimpinan yang berbeda:
(1). Otoriter, pemimpin ini sangat suka memerintah dan tidak mengizinkan
partisipasi, tetapi pencoba bersikap rama atau inpersonal dari pada bersipat
kejam dan secara terang-terangan.
7
menekan orientasi tugas dan hubungan antar manusia yang popular pada
saat ini. Studi ini dimulai dengan premis tidak ada definisi kepuasan
terhadap kepemimpinan. Bahkan mereka juga menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah sinonim dari kepemimpinan yang baik, tampa
melihat definisi atau efektifitas dan ketidak efektifannya (Fred
Luthans,2006:640).
Tabel 4.1
8
Bahkan dalam studi kepemimpinan Universitas Ohio dapat dibentuk kedalam
empat kuadrat yang menunjukan variasi kombinasi struktur inisiasi (prilaku tugas)
dan konsiderasi(perilaku hubungan). Sehingga dapatlah dipahami tinggi
rendahnya struktur inisaisi dan konsiderasi.
9
2.3.1 Traits Approach (Pendekatan Sifat Kepemimpinan)
Pendekatan ini berdasarkan pada sifat seseorang yang dilakukan dengan
cara: (1) membandingkan sifat yang timbul sebagai pemimpin dan bukan
sebagai pemimpin, (2) membandingkan sifat pemimpin yang efektif dengan
pemimpin yang bukan efektif. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat atau watak, kualitas pribadi yang dimiliki oleh seorang
pemimpin, kualitas pribadi tersebut biasanya memiliki sifat cerdas, bijak,
semangat, tanggung jawab, dan dapat dipercaya.
Ada banyak pengembangan dari teori trait ini, diantaranya adalah
kecakapan kepemimpinan, kecakapan kepemimpinan ini mencakup
beberapa kecakapan, seperti pendapatnya Katz: kecakapan teknis,
kecakapan konseptual, kecakapan manusia yang dibutuhkan dalam
manajemen yang efektif, begitu juga Yuki yang berpendapat bahwa
kecakapan ini mencakup kreativitas, mengorganisasi, persuasive,
diplomasi, kebijaksanaan pengetahuan terhadap tugas, dan kemampuan
berbicara dengan baik.
Dalam hal ini berkaitan erat dengan studi kompetensi pemimpin Fred
Luthans (2006: 644) yang mencakup hal-hal berikut ini.
a. Dorongan atau motivasi sesungguhnya untuk mencapai tujuan.
b. Motivasi kepemimpinan yang digunakan sebagai kekuatan sosial
untuk memengaruhi orang lain agar meraih keberhasilan.
c. Integritas, termasuk kejujuran dan kemauan untuk melakukan
sesuatu.
d. Kepercayaan diri yang membuat orang lain merasa percaya diri.
e. Inteligensi, biasanya berfokus pada kemampuan pada kemampuan
untuk memproses informasi, menganalisis alternative, dan mencari
kesempatan.
f. Pengetahuan mengenai bisnis sehingga ide yang muncul akan
membuat perusahaan mampu bertahan dan berkembang pesat.
g. Kecerdasan emosi berdasarkan kepribadian untuk memantau diri
sendiri.
10
Dengan begitu bahwa kepemimpinan mencakup kepada karakteristik
fisik (tinggi, berat), bangunan faktor-faktor kepribadian, keinginan-
keinginan, nilai-nilai, energy dan tingkat aktivitas, tugas dan kompetensi
hubungan, kecerdasan, dan mempunyai karisma kepemimpinan.
11
2.3.3 Contingency Theory (Teori Kepemimpinan Kontingensi)
Kontingensi kalau diartikan secara bahasa berarti teori kemungkinan
atau sering disebut juga dengan teori situasi, dalam teori ini terdapat empat
komponen konsep yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapatnya
Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008: 432-433), yaitu: sifat-sifat
pemimpin, karakteristik situasi, perilaku pemimpin dan efektivitas
pemimpin.
Konsep di atas dapat digambarkan sebagaiman yang dikemukakan Hoy
dan Cecil tersebut dengan gambarnya sebagai berikut.
Traits and
Skills of
Leaders
Leader Effectivenes
Behavior s
Characteristic
of the
Situation
12
c. Kekuasaan posisi pemimpin dicapai melalui otoritas formal
Situasi akan member dukungan pada pemimpin jika ketiga dimensi ini
tinggi. Dengan kata lain, jika pemimpinnya diterima dan dihormati
pengikutnya (dimensi tinggi pertama) jika tugas sangat terstruktur dan
semuanya dijelaskan secara gambling (dimensi kedua tertinggi) dan jika
otoritas dan wewenang secara formal dihubungkan dengan posisi pemimpin
(dimensi ketiga tertinggi) maka situasinya akan menyenangkan, dan
sebaliknya.
13
d. Achievement-oriented leadership (orientasi tujuan kepemimpinan)
atau juga disebut dengan berorientasi prestasi. Bahwa pemimpin
mensetting tantangan-tantangan tujuan organisasi baik di dalam
pekerjaan maupun di dalam perbaikan diri.
Berdasarkan pendekatan/teori di atas terdapat dua komponen utama,
yaitu: subordinate characteristic dan task characteristic yang memengaruhi
perilaku leader atau memberikan dampak terhadap jenis perilaku leader
terhadap bawahan dan tugas.
14
Kepemimpinan transformasional ini dikomposisikan ke dalam tiga
elemen pokok berikut ini: (1) suatu kolaborasi, mengambil bagian dalam
pendekatan membuat keputusan, (2) suatu penekanan pada profesionalisme
guru dan pemberdayaan profesionalisme guru, dan (3) suatu pemahaman
perubahan, termasuk bagaimana mendorong perubahan ke arah yang
lainnya.
15
Kepala sekolah mempunyai tiga misi utama sebagai pemimpin
pendidikan yaitu:
16
2.) Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai,
8.) Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tan tenaga
kependidikan ,
17
17.) Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat,komite sekolah,
18
siswa,ataupun stakeholder yang lain sebagai kekuatan organisasi
pendidikan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa
poin utama mengenai kepemimpinan kepala sekolah sebagai seorang
supervisor, yaitu:
1. Seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang
dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya,
rohaniah, dan badaniah. Supaya seorang pemimpin bisa menggunakan
kelebihannya, seorang pemimpin difasilitasi dengan tugas dan
wewenang.
2. Ada tiga studi pendidikan pada kepemimpinan pendidikan, yakni studi
kepemimpinan Micigan, studi kepemimpinan Lowa dan studi
kepemimpinan Universitas Ohio. Yang mana setiap studi memiliki
ciri,gaya ataupun struktur yang beda antara satu sama lain.
3. Ada lima pendekatan dalam teori kepemimpinan pendidikan,yakni
Traits Approach (Pendekatan Sifat Kepemimpinan), Behavior
Approach (Pendekatan Perilaku Kepemimpinan), Contingency Theory
(Teori Kepemimpinan Kontingensi), Path-Goal Theory (Teori
Kepemimpinan Path-Goal) dan Transformational Theory (Teori
Kepemimpinan Transformasional).
4. Kepala Sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan arah jalannya kebijakan yang ada di sekolah dalam rangka
pencapaian mutu pendidikan yang maksimal. Pemimpin harus melihat,
mendengar, berkata, dan bergerak untuk setiap jeritan rakyatnya,
terutama pemimpin pendidikan karena merupakan penggerak dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
20
3.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Sebagai seorang top manager (kepala sekolah) tidak seharunya
mencari kesalahan atau kekurangan yang ada di sekolah dalam
menjalankan fungsi pengawasan.
2. Guru sebaiknya selalu mencari inisiatif lain untuk menutupi
kekurangan yang ada untuk mencapai tujaun pendidikan.
3. Kepala sekolah diharapkan mampu memberi pengaruh yang baik
dalam menetapkan fungsi planning, organizing, actuating maupun
controlling demi pencapaian mutu pendidikan yang maksimal.
21