BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta
yang dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta dapat
mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang ada tersebut.
proses yang alami bukan satu usaha yang dipaksakan. Strategi pemecahan
sebab siswa mempunyai prosedur internal yang lebih tersusun dari awal. Ada
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan penulisan yang kreatif. Dengan strategi
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi
dimiliki siswa, baik kemauan, perasaan, semangat, serta pemikiran yang paling
bantuan khusus, memberi hasil yang lebih unggul, yang digunakan atau
dan pemahaman yang ada terhadap sesuatu yang baru supaya memperoleh
ideide baru dan pemahaman baru. Menurut Nasution (1982: 23) “Penekanan
keterangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta
terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus berpikir secara ilmiah
Sasaran dari penggunaan strategi Problem Solving adalah: (1) siswa akan
kriteria yang ada, (4) siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal,
kemampuan berpikir para siswa yang tidak hanya berpikir bertambah apabila
(2) membina pengembangan sikap penasaran/ ingin tahu lebih jauh dan cara
berpikir objektif mandiri kritis analitis, baik secara individu maupun secara
3. Diskon
Belanja dengan harga yang di diskon sangat mudah dijumpai di Indonesia,
karena diskon merupakan salah satu promosi suatu bisnis. Diskon seakan
menjadi daya tarik utama untuk menarik minat masyarakat untuk
mengkonsumsi suatu barang. Ada beberapa pengertian mengenai diskon dan
potongan harga yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Kotler (2003)
diskon adalah pengurangan langsung dari harga barang pada pembelian selama
suatu periode waktu yang dinyatakan. Sedangkan menurut Tjiptono (2007)
diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan
bagi penjual. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
diskon merupakan pengurangan harga yang diberikan oleh penjual untuk
menarik minat konsumen membeli suatu produk dalam suatu periode waktu
yang telah ditentukan.
Ada empat bentuk diskon menurut Kotler (2003), antara lain:
1) Diskon Kuantitas, merupakan potongan harga yang diberikan guna
mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih
banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara
keseluruhan. Selain itu, diskon kuantitas juga dapat memberikan
manfaat berupa penurunan unit cost sebagai akibat pesanan dan
produk dalam jumlah besar.
2) Diskon musiman, merupakan potongan harga yang diberikan hanya
pada masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk
mendorong konsumen agar membeli barang-barang yang
sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang.
Dengan demikian, diskon musiman berpengaruh pada pola
pembelian konsumen, sehingga fungsi persediaan atau
penyimpanan bergeser ke tangan konsumen.
3) Diskon kas (cash discount), merupakan potongan yang diberikan
apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya
atau membayarnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian transaksi.
4) Trade (functional) discount, diberikan oleh produsen kepada
penyalur yang terlibat dalam pendistribusian barang dan
pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan,
penyimpangan, dan record keeping.
B. Hasil Analisis
Di sini guru melakukan kuis, dimana masing-masing siswa menjawab soal
yang sama dengan jalan penyelesaian menurut mereka sendiri. Dari sini di dapatlah
tiga kelompok dengan variasi jawaban yang hampir sama. Kelompok tersebut
diberikan simbol kelompok A, kelompok B, dan kelompok C
1) Kelompok A
a) Memahami masalah
Kelompok A, menuliskan secara runtut apa saja yang
mereka peroleh dari soal. Antara lain jumlah diskon, dan harga
setelah diskon. Untuk hal yang ditanyakan kelompok A
menuliskan harga jaul setelah diskon.
b) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk menyelesaikan masalah ini, kelompok A
menggunakan logika perhitungan. Dimana harga jual setelah
diskon sama dengan harga semula dikurangi dengan harga
diskon. Untuk harga diskon sendiri digunakan rumus harga
diskon dibagi dengan jumlah persentase diskon yang diperoleh.
c) Menyelesaikan masalah
Dengan menggunakan logika perhitungan, kelompok A
langsung saja menentukan harga jual dengan menggunakan
rumus:
Harga jual = harga asal – harga diskon
harga diskon 245000
Harga asal = =
persentase diskon 7%
7% artinya sama dengan tujuh dibagi 100. Dengan
menggunakan perkalian silang, diperoleh hasil yaitu 3.500.000
Harga jual = harga asal – harga diskon
Harga jual = 3.500.000 – 245.000
Harga jual = 3.255.000
Sehingga diperoleh harga jual setelah diskon sebesar Rp
3.255.000,00
2) Kelompok B
a) Memahami masalah
Kelompok B, menuliskan secara runtut apa saja yang
mereka peroleh dari soal. Antara lain jumlah diskon, dan harga
setelah diskon. Untuk hal yang ditanyakan kelompok B
menuliskan harga jual setelah diskon.
b) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk menyelesaikan masalah ini, kelompok B
menggunakan logika perhitungan. Dimana harga jual setelah
diskon sama dengan harga semula dikurangi dengan harga
diskon. Untuk harga diskon sendiri digunakan rumus harga
diskon dibagi dengan jumlah persentase diskon yang diperoleh.
Karena pada harga asal membentuk sistem pecahan sedangkan
harga diskon bilangan bulat, maka kelompok B melakukan
modifikasi nilai setara pada harga diskon dengan mengalikan
7%
pada pecahan
7%
c) Menyelesaikan masalah
Dengan menggunakan logika perhitungan, kelompok B
langsung saja menentukan harga jual dengan menggunakan
rumus:
Harga jual = harga asal – harga diskon
harga diskon
Harga jual = – harga diskon
persentase diskon
245.000
Harga jual = – 245.000
7%
Dengan menyamakan kedua penyebut, maka diperoleh
245.000 245.000∗7 %
Harga jual = −
7% 7%
245.000−17.150
Harga jual =
7%
227.850
Harga jual =
7%
7% artinya sama dengan tujuh dibagi 100. Dengan
menggunakan perkalian silang, diperoleh hasil yaitu 22.785.000
22.785.000
Harga jual =
7
Harga jual = 3.255 .000
Sehingga diperoleh harga jual setelah diskon sebesar Rp
3.255.000,00
3) Kelompok C
a) Memahami masalah
Kelompok C, menuliskan secara runtut apa saja yang
mereka peroleh dari soal. Antara lain jumlah diskon, dan harga
setelah diskon. Untuk hal yang ditanyakan kelompok C
menuliskan harga jual setelah diskon.
b) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk menyelesaikan masalah ini, kelompok C
menggunakan pola perhitungan secara runtut. Dimana kelompok
C menentukan terlebih dahulu harga asal baru kemudian
dikurangkan dengan harga diskon. Untuk harga asal sendiri
menggunakan logika perhitungan dimana
harga asal∗persentase diskon=harga diskon
c) Menyelesaikan masalah
Dengan menggunakan pola perhitungan, kelompok C
terlebih dahulu mencari nilai harga asal melalui logika
perhitungan sebagai berikut
harga asal∗persentase diskon=harga diskon
harga asal∗7 %=245.000
245.000
harga asal=
7%
harga asal=3.500 .000
untuk mencari harga setelah diskon, gunakan rumus harga asal
dikurangkan dengan harga diskon.
harga jual=harga asal−harga diskon
harga jual=3.500 .000−245.000
harga jual=3.255.000
Sehingga diperoleh harga jual setelah diskon sebesar Rp
3.255.000,00
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pemecahan masalah adalah suatu penyajian materi pelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus dipecahkan atau
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan bertujuan agar peserta
didik menjadi terampil dalam menyelesaikan permasalahan melalui proses
penemuan
Tahapan pemecahan masalah terdiri dari menemukan masalah,
mengidentifikasi masalah, merancang beberapa alternatif hipotesis, membuat
penilaian dan keputusan mengenai hipotesis yang akan digunakan, evaluasi dan
pengujian solusi.
Alur-alur pemecahan di atas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dari segi efektifitas, pemecahan kelompok C memiliki tingkat
efektifitas tertinggi. Sedangkan dari sisi intertwinning, kelompok A dan B,
memiliki keterkaitan materi dengan materi kesetaraan nilai pecahan.
kegiatan pembelajaran sangat penting mengemukakan masalah yang di hadapi
dalam kehidupan sehari-hari karena dengan permasalahan tersebut siswa akan
dimotivasi untuk menggunakan pikirannya secara kreatif dan belajar intensif.
Melalui kegiatan pembelajaran permasalahan ini,siswa di hadapkan pada
permasalahan yang harus di pecahkan baik secara individual maupun secara
kelompok. Kegiatan pembelajaran pemecahan masalah secara kelompok siswa di
latih kemampuannya secara komprehensif dan integratif dalam berfikir,bersikap,
bertindak dan bekerja sama.
B. Saran
Branca, N.A. 1980. Problem Solving as A Goal, Proccess and Basic Skill. Dalam Krulik
& RE. Reys (ed). Problem Solving in School Mathematic. Virginia: NCTM
Inc.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Fauzan, Ahmad. 2011. Modul 1 Evaluasi Pembelajaran Matematika: Pemecahan
Masalah Matematika. Evaluasimatematika.net: UNP.
Gagne, R.M. 1992. The Condition of Learning and Theory of Instruction. New York:
Rinehart and Winston.
Isrok’atun. 2006. Pembelajaran Matematika dengan Strategi Kooperatif Tipe STAD
Siswa SMP Negeri di Bandung melalui Pendekatan Pengajuan Masalah.
Bandung: Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan.
NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics. Reston,
VA: NCTM.
Polya, G. 1985. How to Solve it: A New Aspect of Mathematic Method (2nd ed. ).
Princenton, New Jersey: Princenton University Press.
Rothstein & Pamela. 1990. Educational Psychology. New York: Mc. Graw Hill Inc.
Ruseffendi, ET. 1991a. Pengantar Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan
PGSD D2 Seri Kedua. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, ET. 1991b. Pengantar Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan
PGSD D2 Seri Kelima. Bandung: Tarsito.
Soleh, Muhammad. 1998. Pokok-Pokok Pengajaran Matematika di Sekolah. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdikbud.
Sujono (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek
Pengembangan LPTK, Depdikbud
Sumarmo, U, Dedy, E dan Rahmat (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk
Meningkatkan Pemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA.
Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung