Anda di halaman 1dari 90

MAKALAH

“CAIRAN ELEKTROLIT ,SISTEM INTEGUMEN DAN PANCA INDRA,SISTEM

REPRODUKSI LAKI LAKI DAN WANITA,SISTEM PENCERNAAN’’

NAMA : I KOMANG DODIARTHA SANJAYA

TINGKAT/SMSTR : 1A/1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi Pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

MATARAM, 6 September 2019

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………....... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………...... iii

CAIRAN DAN ELEKTROLIT ……………………............................... 1

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………… 2
B. Rumusan masalah ....................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Komposisi cairan tubuh............................................................... 4
B. Komposisi elektrolit cairan
Intra dan ekstra seluler..................................................................6
C. Kebutuhan cairan elektrolit
D. Keseimbangan cairan dan elektrolit
E. Faktor faktor mempengaruhi keseimbangan
Keseimbangan dan elektrolit.......................................................7
F. Cairan kristaloid.........................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................18
B. Saran ……………………………………………………….......18
SISTEM INTEGUMEN ………………………………………................. 19

A. Struktur dan fungsi kulit ..............................................................20


B. Struktur dan fungsi rambut...........................................................24
C. Struktur dan fungsi kuku..............................................................29

SISTEM PANCA INDERA ……………………………………………....32

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang …….…………………………………………… 33
B. Rumusan masalah.........................................................................33
C. Tujuan...........................................................................................33

BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian panca indera......................………………………….34
B. Bagian bagian panca indera dan gangguan …………………. 34
 Indera pengeliatan(mata).................................................34
 Indera pendengar(telinga)................................................38

 Indera peraba...................................................................44

 Indera pengecap...............................................................53

 Indera pencium.................................................................54
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……….……………………………………………57
B. Saran ………...………………………………………….. 57

SISTEM REPRODUKSI.............................................................................58

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .......……………………………………..............59
B. Rumusan masalah.........................................................................59
C. Tujuan...........................................................................................59
BAB II PEMBAHASAN
A. AnatomiSistemReproduksiPria …………………..……………..60
B. FisiologiSistemReproduksiPria ………………..………………..62
C. AnatomiSistemReproduksiWanita …………..………………….63
D. FisiologiSistemReproduksiWanita ……………..……………….66
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………69
B. Saran ……………………………..……………………………….69
DAFTAR PUSTAKA

SISTEM PENCERNAAN…………………………………………..............70

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………...….71
B. Rumusan masalah............................................................................71
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem pencernaan......…………………………………........
…………. 72
B. Proses pencernaan ………………………………….......………73
C. Alat pencernaan……………………………………………….. 74
 Rongga mulut....................................................................74
 Tekak.................................................................................75
 Kerongkongan...................................................................76
 Lambung............................................................................76
 Hati.....................................................................................78
 Usus halus...........................................................................78
 Usus besar............................................................................82
D. Gangguan pencernaan................................................................83
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …….…………………………………………………84
B. Saran ………………………………………………………………84

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................85
CAIRA
N DAN
ELEKT
ROLIT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.  Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.  Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif  konstan tapi dinamis.  Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.  Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
Terapi cairan dan elektrolit adalah hal yang sangat sering terjadi dalam
masa perioperatif maupun intraoperatif.  Sejumlah besar cairan intravena
sering dibutuhkan untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit  serta
mengkompensasi hilangnya darah selama operasi.  Oleh karena itu, ahli
anestesi harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang fisiologi normal
cairan dan elektrolit serta gangguannya.  Gangguan yang besar terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat secara cepat menimbulkan
perubahan terhadap fungsi kardiovaskular, neurologis, dan neuromuscular. 
Dengan alasan tersebut, maka dibuatlah refrat ini yang diharapkan dapat
memberi informasi mengenai fisiologi dan terapi cairan dan elektrolit

B. Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan Cairan Dan Elektrolit?
2. Apa saja komponen-komponen cairan dan elektrolit?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit? 
C. Tujuan Penulisan 
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen cairan dan elektrolit.
3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan cairan dan elektrolit. 
D. Manfaat Penulisan 
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang cairan dan elektrolit, termasuk dalam
pemenuhan kebutuhannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH


Komponen terbesar dalam tubuh adalah air. Air tubuh total (total body
water, TBW)  jumlahnya bervariasi  tergantung pada umur, jenis kelamin dan
kandungan lemak tubuh. Lemak pada dasarnya bebas air, sehingga lemak
yang makin sedikit akan mengakibatkan makin tingginya persentase air.
Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi. Oleh karena itu
dibandingkan dengan orang yang kurus, orang yang gemuk mempunyai TBW
yang relative lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya. Wanita pada
umumnya secara proporsional mempunyai lebih banyak lemak dan lebih
sedikit otot jika dibandingkan dengan pria, sehingga jumlah TBW juga lebih
sedikit dibandingkan dengan berat badannya.1
Orang berusia tua juga mempunyai persentase lemak tubuh yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan orang muda. Pada bayi usia < 1 tahun cairan
tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun
mengandung air sebanyak 70-75 %.  Air membentuk sekitar 60% berat badan
seorang pria dan sekitar 50 % berat badan wanita.  Hal ini terlihat pada tabel
berikut :
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama yang
dipisahkan oleh membran sel menjadi: cairan intraseluler (CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Pada orang dewasa, sekitar 40% berat badan atau
duapertiga dari TBW berada dalam sel atau disebut cairan intraselular
(intracellular fluid, ICF). Cairan ekstraseluler (extracellular fluid, ECF)
terbagi ke dalam kompartemen cairan intravaskuler (IVF) atau plasma (5%)
dan cairan interstisial-limfe (ISF) yang terletak antara sel (15%). Selain ISF
dan IVF, sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraocular, dan
sekresi saluran cerna, membentuk sebagian kecil (1% sampai 2% dari berat
badan) dari cairan ekstraselular yang disebut transeluler. Berikut adalah jenis-
jenis cairan :
1. Cairan Intraseluler 
Cairan Intraseluler adalah cairan yang terkandung di dalam sel. 
Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular,
sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).  Sebaliknya,
hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan ekstraseluler oleh
membrane sel selektif yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak
permeabel terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh.2         
Membran sel bagian luar memegang peranan penting dalam mengatur
volume dan komposisi intraseluler.  Pompa membrane-bound ATP-
dependent akan mempertukarkan Na dengan K dengan perbandingan 3 :
2.  Oleh karena membran sel relatif tidak permeabel tehadap ion sodium
dan ion potasium, ion potasium akan dikonsentrasikan di dalam sel
sedangkan ion sodium akan dikonsentrasikan di ekstra sel.  Akibatnya,
potasium menjadi faktor dominan yang menentukan tekanan osmotik
intraseluler, sedangkan sodium merupakan faktor terpenting yang
menentukan tekanan osmotik ekstraseluler.
Impermeabilitas membran sel terhadap protein menyebabkan
konsentrasi protein intraseluler yang tinggi.  Oleh karena protein
merupakan zat terlarut yang nondifusif (anion), rasio pertukaran yang
tidak sama dari 3 Na dengan 2 K oleh pompa membran sel adalah hal
yang penting untuk pencegahan hiperosmolaritas relatif intraseluler. 
Gangguan pada aktivitas pompa Na-K-ATPase seperti yang terjadi pada
keadaan iskemi akan menyebabkan pembengkakan sel.
2. Cairan Ekstraseluler
Cairan Ekstraseluler adalah cairan di luar sel.  Ukuran relatif dari
CES menurun dengan peningkatan usia.  Pada bayi baru lahir, kira-kira ½
cairan tubuh terkandung didalam CES.  Setelah 1 tahun, volume relatif
dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total.  Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Dua
komponen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial,
yang merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler, dan plasma, yang
hamper seperempat cairan ekstraseluler, atau sekitar 3 liter.
Fungsi dasar dari cairan ekstraseluler adalah menyediakan nutrisi
bagi sel dan memindahkan hasil metabolismenya.  Keseimbangan antara
volume ekstrasel yang normal terutama komponen sirkulasi (volume
intravaskuler) adalah hal yang sangat penting.  Oleh sebab itu, secara
kuantitatif sodium merupakan kation ekstraseluler terpenting dan
merupakan faktor utama dalam menentukan tekanan osmotik dan
volume.  Perubahan volume cairan ekstraseluler berhubungan dengan
perubahan jumlah total sodium dalam tubuh. Hal ini tergantung dari
sodium intake, ekskresi sodium renal, hilangnya sodium ekstrarenal.

B. KOMPOSISI ELEKTROLIT CAIRAN INTRA DAN


EKSTRASELULER
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.  Nonelektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen,
karbon dioksida dan asam-asam organik.  Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++), magnesium (Mg++),
Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). 
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan
bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
1. Kation:
a. Sodium (Na+):
 Kation berlebih di ruang ekstraseluler
 Sodium penyeimbang cairan di ruang ekstraseluler
 Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
 Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion
hidrogen pada ion sodium di tubulus ginjal: ion hidrogen
diekresikan
 Sumber: snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
b. Potasium (K+):
 Kation berlebih di ruang intraseluler
 Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
 Mengatur kontraksi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan
nerves
 Sumber: pisang, alpokat, jeruk, tomat, dan kismis
c. Calcium (Ca++):
 Membentuk garam bersama dengan fo  sfat, carbonat, flouride di
dalamtulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
 Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
 Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan protrombin dan trombin
 Sumber: susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran,
dll.
2. Anion:
a. Chloride (Cl-):
 Kadar berlebih di ruang ekstrasel
 Membantu proses keseimbangan natrium
 Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
 Sumber: garam dapur
b. Bicarbonat (HCO3-):
 Bagian dari bicarbonat buffer sistem
 Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan
suasana
garam untuk menurunkan pH.
c. Fosfat (H2PO4- dan HPO42-):
 Bagian dari fosfat buffer system
 Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
 Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan
kekerasan tulang
 Masuk dalam struktur genetik yaitu: DNA dan RNA.

C. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


1. Dewasa
            Air       : 30-35 ml/kgBB, kenaikan suhu 1C bertambah 10-15%
            Na⁺      : 1,5 mEq/kg (100mEq/hari atau sekitar 5,9 g)
            K⁺       : 1 mEq/kg (60 mEq/hari atau sekitar 4,5 g)
2. Bayi dan Anak
            Air       : BB 0-10kg    : 4ml/kg/jam (100ml/kg/hari)
                          BB 10-20 kg : 40ml + 2ml/kg/jam setiap kg diatas 10kg
                                                (1000ml + 50ml/kg diatas 10kg per hari)
                          BB > 20 kg   : 60ml + 1ml/kg/jam setiap kg diatas 20kg
                                                (1500ml + 20ml/kg diatas 20kg per hari)
            Na⁺      : 2 mEq/kg
            K⁺       : 2 mEq/kg
Tubuh mendapatkan cairan dari air minum sekitar 800-1700 ml, dari
makanan sekitar 500-1000 ml dan dari hasil sisa metabolisme (oksidasi)
sekitar 200-300 ml. Cairan tersebut dikeluarkan dari tubuh sebagai urine
secara normal lebih dari 0,5-1 ml/kg/jam, sebagai feces sekitar 1-3 ml/kg/hari
dan sebagai Insensible Water Loss (IWS) 15 ml/kg/hari pada orang dewasa.
Pada anak IWS sebesar : (30 dikurang usia dalam th) ml/kg/hari.

D. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Untuk mencapai keseimbangan cairan, maka cairan di dalam tubuh
akan berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain. Perpindahan
cairan tersebut dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik, tekanan onkotik dan
tekanan osmotik. Gangguan keseimbangan cairan tubuh terutama
menyangkut cairan ekstrasel.
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau
ruang utama untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan.  Pergerakan
cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan tergantung
pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada
dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena. 
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu:
1. Fase I: plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II: cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler
dan sel
3. Fase III: cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam
cairan tubuh ikut berpindah.  Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-
bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan aktif.  Mekanisme
transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor
aktif membutuhkan energi.  Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor
pasif.  Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-
K yang memerlukan ATP.  Proses pergerakan cairan tubuh antar
kompertemen dapat berlangsung secara:
1. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui
membran semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. 
Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga
tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama.  Membran
semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun
tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.  Tekanan osmotik plasma
darah ialah 285 + 5 mOsm/L.  Larutan dengan tekanan osmotik kira-kira
sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat). 
Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik
(akuades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik.
2. DIFUSI
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori.  Larutan
akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi
rendah.  Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk
berdifusi melewati pori-pori tersebut.  Kecepatan difusi suatu zat
melewati sebuah membran tergantung pada:
a. Permeabilitas zat terhadap membran
b. Perbedaan konsentrasi antar dua sisi
c. Perbedaan tekanan antara masing-masing sisi karena tekanan akan
memberikan energi  kinetik yang lebih besar
d. Potensial listrik yang menyeberangi membran akan memberi muatan
pada zat tersebut.
Macam-macam difusi sebagai berikut :
a. Difusi Melalui Membran Sel
Difusi antara cairan interstisial dan cairan intraselular dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme:
1) Secara langsung melewati lapisan lemak bilayer pada membran
sel
2) Melewati protein channel dalam membran
3) Melalui ikatan dengan protein karier yang reversibel yang dapat
melewati membran (difusi yang difasilitasi). 
Molekul-molekul yang larut dalm oksigen, CO2, air, dan lemak
akan menembus membran sel secara langsung.  Kation-kation seperti
Na+, K+,dan Ca2+ sangat sedikit sekali yang dapat menembus
membran oleh karena tegangan potensial transmembran sel (dengan
bagian luar yang positif) yang diciptakan oleh pompa Na +-K+. 
Dengan demikian, kation-kation ini dapat berdifusi hanya melalui
channel protein yang spesifik.  Keluarnya ion melalui channel ini
tergantung pada tegangan membran dan ikatannnya dengan pengikat
(seperti asetil kolin) terhadap reseptor membran.  Glukosa dan asam
amino berdifusi dengan bantuan ikatan membran protein karier.
Pertukaran cairan antara ruangan interstisial dan intraselular
dibangun oleh daya osmotic yang diciptakan oleh perbedaan
konsentrasi zat terlarut nondifusif.  Perubahan relatif pada
osmolalitas antara kompartemen intraselular dan interstisial
menghasilkan perpindahan air dari kompartemen yang hipoosmolar
menuju kompartemen yang hiperosmolar.
b. Difusi  Melalui Endotel Kapiler
Dinding kapiler mempunyai ketebalan 0,5 μm, terdiri dari satu
lapis sel endotel dengan dasar membran.  Celah interseluler
mempunyai jarak 6-7 nm, memisahkan masing-masing sel dari sel di
dekatnya.  Zat-zat yang larut dalam oksigen, CO2, air dan lemak
dapat menembus secara langsung endotel sel membran.  Hanya
substansi dengan berat molekul rendah yang larut dalam air seperti
sodium, chlorida, potasium, dan glukosa yang dapat melewati celah
intersel.  Substansi dengan molekul yang besar seperti plasma
protein sangat sulit untuk menembus celah endotel (kecuali pada hati
dan paru-paru dimana terdapat celah yang lebih besar)
Pertukaran cairan melewati kapiler berbeda dengan melewati
membran sel dimana hal ini dihasilkan oleh perbedaan yang
signifikan pada tekanan hidrostatik sebagai tambahan dari daya
osmotik.  Daya ini bekerja pada arteri dan vena di ujung kapiler. 
Akibatnya, terdapat tendensi bagi cairan untuk bergerak keluar
kapiler pada end arteri dan masuk ke dalam kapiler pada end vena. 
Besarnya daya ini berbeda untuk jenis jaringan yang beragam. 
Tekanan arteri kapiler ditentukan oleh tonus sfingter prekapiler. 
Dengan demikian, kapiler membutuhkan tekanan yang tinggi seperti
pada glomeruli yang mempunyai tonus sfingter prekapiler yang
lemah sedangkan tekanan kapiler otot yang rendah mempunyai tonus
sfingter prekapiler yang tinggi.  Normalnya, 10% dari cairan yang
difiltrasi akan direabsorbsi kembali ke dalam kapiler.  Cairan yang
tidak direabsorbsi (kira-kira 2ml/menit) akan memasuki cairan
interstisial dan dikembalikan melalui aliran limfatik menuju
kompartemen intravaskuler kembali.
c. Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang
memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat
bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.  Tujuan dari
pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan
hiperosmolar di dalam sel.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit, di antaranya adalah :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan.  Selain itu, cairan tubuh menurun dengan
peningkatan usia.  Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa.  Pada usia lanjut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan
fungsi ginjal atau jantung.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena
lebih banyak mengandung lemak tubuh.
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan
lemak tubuh.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air.  Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya:
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui insensible water lost (IWL)
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit.  Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan
lemak sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun
padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan
sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
7. Temperatur lingkungan
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat.  Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat.  Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat
sebanyak 15-30 g/hari.  Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L
perhari.
8. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
9. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti:suction, nasogastric tube dan lain-lain.
10. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan
kehilangan darah selama pembedahan.

F. CAIRAN KRISTALOID
Cairan kristaloid  merupakan cairan untuk resusitasi awal pada pasien
dengan syok hemoragik dan septic syok seperti pasien luka bakar, pasien
dengan trauma kepala untuk menjaga tekanan perfusi otak, dan pasien dengan
plasmaphersis dan reseksi hepar.  Jika 3-4 L cairan kristaloid telah diberikan,
dan respon hemodinamik tidak adekuat, cairan  koloid dapat diberikan
Ada beberapa macam cairan kristaloid yang tersedia. Pemilihan cairan
tergantung dari derajat dan macam kehilangan cairan. Untuk kehilangan
cairan hanya air, penggantiannya dengan cairan hipotonik dan disebut
juga   maintenance type solution. Jika hehilangan cairannya air dan elektrolit,
penggantiannya dengan cairan isotonic dan disebut juga replacement type
solution.Dalam cairan, glukosa berfungsi menjaga tonisitas dari cairan atau 
menghindari ketosis dan hipoglikemia dengan cepat. Anak- anak cenderung
akan menjadi hypoglycemia(< 50 mg/dL) 4-8 jam puasa. Wanita mungkin
lebih cepat hypoglycemia jika puasa (> 24 h) disbanding pria.
Kebanyakan jenis kehilangan cairan intraoperative adalah isotonik,
maka yang biasa digunakan adalah replacement type solution, tersering
adalah Ringer Laktat. Walaupun sedikit hypotonic, kira-kira 100 mL air per 1
liter mengandung Na serum 130 mEq/L, Ringer Laktat mempunyai komposisi
yang mirip dengan cairan extraselular  dan paling sering dipakai sebagai
larutan fisiologis. Laktat yang ada didalam larutan ini dikonversi oleh hati
sebagai bikarbonat. Jika larutan salin diberikan dalam jumlah besar, dapat
menyebabkan dilutional acidosis hyperchloremic oleh karena Na dan Cl yang
tinggi (154 mEq/L): konsentrasi bikarbonat plasma menurun dan konsentrasi
Clorida meningkat. 
Larutan saline  baik untuk alkalosis metabolic hipokloremik dan 
mengencerkan Packed Red Cell untuk transfusi. Larutan D5W digunakan
untuk megganti deficit air dan sebagai cairan pemeliharaan pada pasien
dengan restriksi Natrium. Cairan hipertonis 3% digunakan pada terapi
hiponatremia simptomatik yang berat. Cairan 3 – 7,5% disarankan dipakai
untuk resusitasi pada pasien dengan syok hipovolemik. Cairan ini diberikan
lambat karena dapat menyebabkan hemolisis.
  
G. CAIRAN KOLOID
Aktifitas osmotic dari molekul dengan berat jenis besar dari cairan
koloid  untuk menjaga cairan ini ada di intravascular. Walaupun waktu paruh
dari cairan kristaloid dalam intravascular 20-30 menit, kebanyakan cairan
koloid mempunyai waktu paruh dalam intravascular 3-6 jam. Biasanya
indikasi pemakaian cairan koloid adalah :
a. Resusitasi cairan pada pasien dengan deficit cairan intravascular
yangberat ( misal : syok hemoragik ) sampai ada transfusi darah.
b. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat atau keadaan
dimana    Kehilangan protein dalam jumlah besar seperti luka bakar. Pada
pasien luka bakar, koloid diberikan jika luka bakar >30% dari luas
permukaan tubuh atau jika  > 3-4 L larutan kristaloid telah diberikan
lebih dari 18-24 jam setelah trauma.
Beberapa klinisi menggunakan cairan koloid yang dikombinasi dengan
kristaloid bila dibutuhkan cairan pengganti lebih dari 3-4 L untuk transfuse.
Harus dicatat bahwa cairan ini adalah normal saline ( Cl 145 – 154 mEq/L )
dan dapat juga menyebabkan asidosis metabolic hiperkloremik.Banyak cairan
koloid kini telah tersedia. Semuanya berasal dari protein plasma atau polimer
glukosa sintetik.
        Koloid yang berasal dari darah termasuk albumin (5% dan 25 % ) dan
fraksi plasma protein (5%). Keduanya dipanaskan 60 derajat selama 10 jam
untuk meminimalkan resiko dari hepatitis dan  penyakit virus lain. Fraksi
plasma protein berisi alpha dan beta globulin yang ditambahkan pada albumin
dan menghasilkan reaksi hipotensi. Ini adalah reaksi alergi yang alami da
melibatkan aktivasi dari kalikrein.
        Koloid sintetik termasuk Dextrose starches dan gelatin. Gelatin
berhubungan dengan histamine mediated-allergic reaction dan tidak tersedia
di United States. Dextran terdiri dari Dextran 70 (Macrodex) dan Dextran 40
(artinya berat molekul dextran 40 adalah sekitar 40000 dalton dan berat
molekul dextran 70 sekitar 70000 dalton)3, yang dapat meningkatkan aliran
darah mikrosirkulasi dengan menurunkan viskositas darah. Pada Dextran juga
ada efek antiplatelet. Pemberian melebihi 20 ml/kg/hari dapat menyebabkan
masa perdarahan memanjang (Dextran 40) dan gagal ginjal. Dextran dapat
juga bersifat antigenic dan  anafilaktoid ringan dan berat dan ada reaksi
anafilaksis.3 Dextan 1 (Promit) sama dengan Dextran 40 atau dextran 70
untuk mencegah reaksi anafilaxis berat.;bekerja seperti hapten dan mengikat
setiap antibody dextran di sirkulasi.
        Hetastarch (hydroxyetil starch) tersedia dalam cairan 6 % dengan berat
molekul berkisar 450.000. Molekul-molekul yang kecil akan dieliminasi oleh
ginjal dan molekul besar dihancurkan pertama kali oleh amylase. Hetastarch
sangat efektif sebagai plasma expander dan lebih murah disbanding albumin..
Lebihjauh, Hetastarch bersifat nonantigenik dan reaksi anafilaxisnya jarang. 
Studi masa koagulasi dan masa perdarahan  umumnya tidak signifikan
dengan infus 0.5 – 1 L. Pasien transplantasi ginjal yang mendapat hetastarch
masih controversial. Kontroversi ini dihubungkan juga dengan penggunaan
hetastarch pada pasien yang menjalani bypass kardiopulmoner. Pentastarch,
cairan starch dengan berat molekul rendah,  sedikit efek tambahannya dan
dapat menggantikan hetastarch.
1. Kebutuhan Cairan
a. Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35
ml/kgBB/24jam
b. Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap kenaikan suhu 1° C
c. Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100meq/hari atau 5,9 gram)
d. Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60meq/hari atau 4,5 gram)

2. Kebutuhan Harian Bayi Dan Anak


Berat badan Kebutuhan air (perhari)
s/d 10 kg 100 ml/kgBB
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB (untuk tiap kg di atas 10 kg)
> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB (untuk tiap kg di atas 20 kg)

3. Keseimbangan Cairan Tubuh


Air masuk Air keluar
Minuman: 800-1700 ml Urine : 600-1600 ml.
Makanan: 500-1000 ml. Tinja :  50-200 ml.
Hasil oksidasi: 200-300 ml. Insensible loss : 850-1200 ml 
  

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan 
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.  Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.  Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel
yang relatif  konstan tapi dinamis.  Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh.  Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
B. Saran 
Dalam penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih
terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya.
Olehnya itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
sangat diharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini.
SISTEM

INTEGUMEN

ANATOMI SISTEM INTEGUMEN


A.STRUKTUR DAN FUNGSI KULIT

A. Struktur kulit

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian
tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan,
selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam
jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan
kelenjar pengikat(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis(kulit
dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus
berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupakan
indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada
kulit.
Lapisan kulit terdiri atas:
1. Epidermis(kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya
adalahsel-sel tanduk  (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan epidermis
tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis
Kulit ari(epidermis) terdiri atas beberapa lapis sel. Sel-sel ini berbeda
dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan
dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri atas 5 lapis:
a. Stratum korneum (stratum corneum) : lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel tenduk(keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti.
Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin,  makin keluar letak sel
makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. sel yang
terkelupas akan digantikan oleh sel yang lain.
b. stratum lusidum (stratum lucidum) : lapisan ini terdiri atas beberapa
lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi
sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan
seperti kesatuan yang bening.
c. stratum granulosum (stratum granulosum) : lapisan ini terdiri atas 2-3
lapis sel poligonal  yang agak gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasmanya berisi butiran (granula) keratohialin atau gabungan
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda
asing, kuman, dan bahan kimia masuk kedalam tubuh.
d. stratum spinosum (strarum spinosum) : lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengah dan
sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang terpaut
pada desmosom (jembatan sel). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-
serat tersebut sehingga secara keseluruhan lapisan sel-selnya berduri.
Lapisan ini untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar, tebal dan
terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan
beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
e. stratum malpigi (stratum malpighi) : unsur-unsur lapis taju yang
mempunyai susunan kimia yang khas. Inti bagian basal lapis taju
mengandung kolestrol dan asam-asam amino. Stratum malpighi
merupakan lapisan terdalam dari epdermis yang berbatasan dengan
dermis di bawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus
(batang)
2. kulit jangat (dermis)

Batas dermis yang sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan


subkutis(hipodermis), ketebelannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih
tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat.
Derivat dermis terdiri atas bulu, kelenjar minyak, kalenjar lendir, dan
kelenjar keringat yang membenam jauh kedalam dermis. Kulit jangat
bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih
dalam. Pada perbatasan antar kulit ari dan kulit jangat terdapat tonjolan-
tonjolan kulit kedalam kulit ari (epidermis) yang disebut papil
kulit  jangat. Kulit jangat terdiri  atas serat-serat kolagen, dan serabut-
serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Serat-serat ini bersama
pembuluh darah dan pembuluh getah bening membentuk anyaman-
anyaman yang memberikan perdarahan untuk kulit.Lapisan dermis terdiri
atas bagian-bagian berikut.
a. Lapisan papilla
mengandung lekuk-lekuk papilla sehingga stratum malpigi  juga
ikut melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar yang
membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratumspongeosum.
Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan
retikulin yang tesusun membentuk jaringan halus yang terdapat di
bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting dalam
peremajaan dan penggandaan unsur-unsur kulit. Serat retulin dermis
membentuk alas dari serbut yang menyisip ke dalam membran basal
dibaawah epidermis.
Pada umumnya, papil-papil kulit jangat sangat rendah, tetapi
pada telapak kaki dan telapak tangan papil tinggi, tebal, dan banyak
sehingga tampak berhimpitan membentuk rigi-rigi yang menonjol di
permukaan kulit ari, dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari
kaki. Setiap papil dibentuk oleh nyaman serabut halus yang
mengandung serabut elastin. Pada bagian ini telihat lengkung-
lengkung kapiler dan ujung-ujung saraf perasa.
b. Lapisan retikulosa
lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun
bergelombang,  mengandung sedikit serat retkulin, dan banyak serat
elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut terbentuklah garis
ketegangan kulit.
Bahan dasardermis merupakan bahan matrik amorf yang
memebenam pada serat kolagen dan elastin. Turunan kulit
glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat  dan dermatan
sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai tempat, bahan
dasar ini bersifat sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri atas anyaman
jaringan ikat yang lebih tebal dan di dalamnya ditemukan sel-sel
fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf,
kandung rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, dan
kelenjar otot penegak rambu.
3. Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang
terdiri atas jaringan pengikat longgar, kompenennya serat longgar, elastis
dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan
adiposa yang terdapat susunan lapisan subkutan untuk menentukan
mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata,
hipodermis membentuk bantal lemak disebut pannikulus adiposus. Padaa
daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan tiga cm, sedangkan
pada kelopak mata, penis, dan skrotum, lapisan subkutan tidak
mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis mengandung kelenjar
keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman
pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai
ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di
bawahnya.
Fungsi kulit :
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot
dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur
suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit
dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit
ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis.

B. STRUKTUR DAN FUNGSI RAMBUT


Berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis tersebar
di seluruh tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal
falang distal, sekitar lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut mempunyai
batang yang bebas dan akar yang tertanam dalam kulit, akar rambut
dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung terdiri atas bagian yang
berasal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan
ikat).
Pada ujung bawah folikel menggembung membentuk bulbus rambut,
beberapa kelenjar sebasea, dan seberkas otot polos (erektor pili). Kontraksi
otot ini menyebabkan tegaknya rambut sebab rambut terpancang miring
berbentuk sudut tumpul
1. Struktur rambut
a. medula: merupakan bagian tengah rambut yang longgar terdiri  atas
2-3 lapis sel kubis mengerut sama lain dipisahkan oleh ruang berisi
udara dan bulu halus pendek jenis bulu roma. Sebagai rambut kepala
dan rambut pirang tidak mempunyai medula, sel-selnya sering
mengandung pigmen, keratin sel-sel medula termasuk keratin lunak.
b. Korteks: merupakan bagian utama rambut yang terdiri atas beberapa
lapis sel gepeng dan panjang berbentuk gelondong membentuk
keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar, sedangkan granula
pigmen terdapat di dalam dan diantara sel-selnya. Rambut hitam
mengandung pigmen teroksidasi udara yang terkumpul di dalam
ruang antara sel korteks dan mengubah warna rambut.
c. Kutikula: terdapat pada permukaan selapis sel tipis dan jernih.
Kutikula tidak berinti kecuali yang terdapat pada akar rambut, sel-
selnya tersusun seperti genteng atap dengan ujung menghadap ke
atas. Penampang melintang rambut beragam sesuai dengan ras,
rambut lurus bangsa mongol, eskimo, dan indian amerika tampak
bundar pada potongan melintang, rambut berombak pada beberapa
bangsa kaukasia, afrika dan irian penampangnya lonjong.
2. Folikel rambut
Merupakan selubung yang terdiri  atas sarung jaringan ikat bagian
luar (sarung akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel
bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung
membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla tempat
persatuan akar rambut dan selubungnya.
3. Sarung akar asal dermis:
a. lapisan paling luar:  berkas serat kolagen kasar yang memanjang
sesuai  dengan lapisan retikulum dermis.
b. lapisan tengah: lebih tebal sesuai dengan lapisan papila dermis.
Lapisan ini padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus yang
tersusun melingkar.
c. lapisan dalam: berupa sabuk homogen sempit yang
disebut glassy membran basal di bawah epidermis
Sarung akar asal epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang
menyambung dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan
lapis-lapis permukaan yang sudah berkembang. Sarung akar rambut luar
mempunyai selapis sel poligonal yang menyerupai sel-sel stratum
spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam, sarung berzat  tanduk
membungkusAkar rambut yang sedang tumbuh dan menghasilkan keratin
lunak yang juga ditemukan pada epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi
diatas muara kelenjar sebasea dalam folikel.
4. Susunan rambut
a. batang rambut: merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit.
Kalau dibuat potongan, sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam.
1) selaput rambut (kutikula): merupakan lapisan yang paling luar,
terdiri atas sel-sel tanduk yang tersusun seperti sisik ikan, dapat
diketahui kalau rambut disasak dengan baik. Rambut yang sering
disasak akan meregangkan hubungan sel-sel selaput rambut
sehingga merusak selaput rambut dan cairan mudah masuk ke
dalam rambut.
2) Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang
paling tebal terdiri atas lapisan tanduk berbentuk kumparan
tersusun memanjang dan mengandung butir-butir mielin. Sel
tanduk terdiri atas serabut keratin, masing-masing sel tanduk yang
disebut fibril diuraikan menjadi satuan serat yang lebih halus
disebut mikrofibril. Rambut mempunyai sifat daya elastisitas akan
bertambah apabila dibasahkan dan dihangatkan.
3) sumsum rambut (medula): bagian yang paling dalam dibentuk
oleh sel tanduk, bentuknya seperti anyaman dengan rongga berisi
udara. Bagian ini sangat tipis mengandung medula dan sum-sum
rambut ini hanya terdapat pada rambut yang tebal misalkan pada
alis, kumis, dan sebagian rambut kepala.
b. akar rambut: merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam
kulit, terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar ini
tertanam sangat dalam hingga dapat mencapai lapisan hipodermis.
1) kandungan rambut:  tabung yang menyelubungi akar rambut
mulai dari permukaan kulit sampai pada bagian bawah umbi
rambut. Pada selubung ini terdapat unsur:
 unsur dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari
lapian dermis atau kulit jangat yang membentuk 3 lapisan:
lapisan serabut kolagen, lapisan serabut elastis yang teratur
mengandung pembuluh darah dan saraf, dan lapisan serabut
sirkuler yang tersusun selang seling dengan sel yang
berbentuk kumparan dan selaput bening(hialin) yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.
 Unsur lapisan epidermis. Terdapat pada umbi rambut yang
terdiri atas lapisan-lapisan kandung akar luar dan kandung
akar dalam. Kandungan akar dalam tersusun dari luar ke
dalam (lapisan hanle) terdiri atas selapis sel kuboid dengan
inti gepeng, terdiri atas 1-2 lapis sel tanduk gepeng yang
mengandung inti dan selaput kutikula. Kandungan akar
rambut bentuknya seperti sisik ikan dan berlapis seperti umbi
makin ke atas makin tipis, pada ketinggian muara kelenjar
lapisan ini tidak ada lagi.
2) papil rambut: bagian bawah folikel rambut berbentu lonjong serti
telur yang ujung bawahnya terbuka berisi jaringan ikat tanpa
serabut elastis, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk
mensuplay nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat
sel-sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
memberi warna pada kiulit yang disebarkan ke dalam korteks dan
medula rambut.
3) umbi rambut (tunas rambut); adalah bagian akar rambut yang
melebar dan merupakan sel bening yang terus-menerus bertanbah
banyak dan berkembangbiak secara mitosis. Daerah ini subur,
kedekatan dengan pembuluh-pembuluh papil rambut, dan
menghasilkan sel-sel baru untuk korteks rambut mengganti sel-sel
yang sudah tua
4) Otot penegak rambut: muskulus erektor pili adalah otot penegak
rambut yang terdiri atas otot polos yang terdapat pada kandung
rambut dengan perantaraan serabut elastis. Bila otot ini
berkontraksi, rambut akan tegak dan kelenjar akan mengalami
kompresi sehingga isinya di dorong keluar untuk melumas rambut
5) Pertumbuhan rambut: terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks
yang berasal dari epidermis dan belum berdiferensiasi yang
terletak di atas sekitar puncak papila rambut. Sel-sel pada dasar
folikel akan menjadi sarung akar rambut luar.
6) Sel-sel matriks rambut: merupakan stratum malpigi epidermis
yang akhirnya menjadi sel-sel berzat tanduk. Pada epidermis
bahan keratin lunak terjadi terus-menerus. Rambut mempunyai
masa pertumbuhan tertentu, untuk rambut kepala 0-3 tahun,
sedangkan bulu mata 3-4 bulan.

            Akar rambut lepas dari matriks dan rambut rontok tertarik keluar
setelah istirahat folikel memasuki masa pertumbuhan dan berhubungan
dengan papil baru selanjutnya rambut-rambut baru tumbuh dari folikel
yang terbentuk tersebut.fungsi rambut:

o Sebagai pelindung, pada muara lubang telinga/hidung terhadap benda-


benda yang masuk serta melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet
dan panas.
o Mengatur suhu: pengaturan panas dengan cara bulu badan menyimpan
panas.
o Pembuangan keringat dan air: karena permukaan yang lebih luas,
rambut akan membantu penguapan keringat.
o Pengaturan emosi: apabila mengalami ketakutan bulu tengkuk berdiri.
o Sebagai alat perasa: rambut membesar rangsangan sentuhan terhadap
kulit.

C. STRUKTUR DAN FUNGSI KUKU


Merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus
permukaan dorsal falang terakhir jaringan dan jari kaki. Berdasarkan struktur
dan hubungan dengan dermis dan epidermis, pertumbuhan kuku terjadi
sepanjang garis datar lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan  pada
bagian proksimalnya.

a. Struktur kuku

Alat kuku berproliferasi membentuk matriks kuku. Epidermis yang


tepat di bawahya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari
atas, diapit oleh lapisan kulit yang merupakan dinding kuku. Dasar kuku
yang mengandung lapisan-lapisan  epidermis dan dermis, di bawahnya
mempunyai rabung memanjang. Di sini terdapat kelenjar keringat dan
folikel. Sel-selnya banyak mengandung fibril sitoplasma yang  hilang
pada tahap akhir setelah menjadi homogen (berstruktur sama) lalu
menjadi zat tanduk, dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak pernah
dijumpai granula keratohialin di dalam sel matriks dan keratin kuku.
Pada lapisan kuku mengandung melanosit sehingga lempeng kuku
mungkin berpigmen pada ras hitam
Lempeng kuku terdiri atas sisik epidermis yang menyatu erat dan
tidak mengelupas, badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan
kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasar kuku. Sel-
sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng
kuku sebagai epikondrium atau kutikula.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku menghasilkan
geseran lambat lempeng kuku di atas dasar  kuku. Laju pertumbuhan
kuku rata-rata 0,5 mm per minggu. Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari
tangan daripada jari kaki dan bila lempeng kuku dicabut paksa asalkan
matriksnya tidak rusak kuku akan tumbuh kembali.
1. fungsi kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di
ujung jari.Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras,
dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.Kulit ari pada
pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.Fungsi utama kuku
adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang
antara lain terbentuk dari keratinproteinyang kaya akan sulfur.
Sejak dulu, sudah ada teknik mendiagnosis penyakit lewat
kuku.Selain lewat kuku, penyakit juga dapat dideteksi lewat mata, lidah,
pemeriksaan darah, faeses dan air seni.Penafsiran penyakit lewat kuku ini
sebenarnya sudah dilakukan orang sejak zaman Hippocrates.
Berikut beberapa kejanggalan kuku yang dapat
membantu doktermendiagnosis suatu penyakit:
a. Warna kebiruan pada pangkal kuku menandakan kurang
beresnya sirkulasi darah dan merupakan gejala penyakit jantung.
b. Bila separuh bagian dekat ujung kuku berwarna merah muda atau
coklat sementara kulit ari berwarna putih, itu merupakan gejala
penyakit gagal ginjal kronis.
c. Bila timbul kerutan horizontal dan kuku tampak kusam, itu
menandakan kurang gizi atau gejala suatu penyakit
seperti campak, cacar air, gondok, jantung serta kondisi
seperti sindrom Reynaud (kejang pada urat jari tangan dan kaki
akibat sangat kedinginan).
d. Lapisan merah membujur pada kuku, menandakan perdarahan pada
pembuluh kapiler. Garis-garis ganda merupakan gejala penyakit
darah tinggi (hipertensi).
e. Bila pertumbuhan kuku tampak lambat, tebal dan mengeras serta
kekuning-kuningan, menandakan gangguan getah bening atau
penyakit pencernaan kronis.
f. Timbulnya bintik-bintik tak beraturan pada kuku, menandakan
adanya penyakit psoriasis (penyakit kulit kronis).
g. Bila ada lengkungan berlebihan pada pangkal kuku dan sekitar ujung
kuku, itu menandakan gejala penyakit TBC, emfisema (gangguan
pada paru-paru), penyakit kardiovaskuler atau hati.
SISTEM
PANCA INDERA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ
berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan system saraf yang
menghubungkan badan indra dan system dengan system saraf pusat. Organ
indra adalah sel – sel tertentu yang  dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf
melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima
stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai system organ indra hanya
mampu menerima stimulus, diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indra
umum seperti reseptor raba terbesar diseluruh tubuh dan organ indra khusus
seperti putting pengecap yaqng penyebarannya terbatas pada lidah.
B. Rumusa masalah
1. Apa yang di maksud dengan panca indera?
2. Apa saja bagian bagian panca indera?
3. Apa saja penyakit yang mengganggu panca indera?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian panca indera
2. Untuk mengetahui fungsi panca indera
3. Untuk mengetahui bagian panca indera
4. Untuk mengetahui penyakit mata
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Panca Indera


Panca indra adalah organ – organ akhir yang dikhususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju
ke otak ketempat perasaan ini ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar
seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Ada kesan
yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
B. Bagian bagian panca indera dan Penyakitnya 
1. Indera Penglihat (Mata) 

Bagian-bagian Mata
Mata berbentuk bulat dengan sedikit tonjolan di bagian depan. Bagian
yang bisa terlihat dai luar hanyalah setengah bagiannya saja, yaitu kornea,
iris, pupil, sklera, dan konjungtiva. Mata dilindungi oleh kelopak dan bulu
mata. Ketika berkedip, kelopak mata juga membantu melumasi permukaan
mata dengan air mata.Berikut ini adalah bagian-bagian depan mata:
a) Kornea
Kornea adalah kubah pelindung transparan yang berada di bagian
depan bola mata. Kornea berfungsi memfokuskan cahaya sebelum
diterima oleh lensa mata. kornea tidak memiliki pembuluh darah dan
sangat sensitif terhadap rasa sakit.
b. Iris
Ini adalah bagian yang menentukan warna mata Anda. Iris bertugas
mengatur cahaya yang masuk ke mata Anda dengan mengubah
ukuran pupil mata.
c. Pupil
Di bagian tengah iris, Anda akan melihat sebuah lubang kecil
berwarna hitam yang disebut pupil. Bagian inilah yang menentukan
seberapa banyak cahaya yang masuk ke mata.
d. Sklera
Bagian putih mata Anda dinamakan sklera. Bagian ini berfungsi
sebagai dinding keras yang melindungi jaringan mata lain yang
halus. Sklera dikelilingi oleh enam otot. Otot-otot ini bertugas
menggerakkan bola mata, baik ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan,
bahkan berputar, tanpa harus menggerakkan kepala Anda.
e. Konjungtiva
Lapisan transparan yang menutupi bagian depan mata Anda, kecuali
kornea.

Setelah menelusuri bagian yang tampak dari depan, mari kita lihat ke
bagian tengah mata. Di bagian ini terdapat lensa dan rongga vitreous.

f. Lensa
Bagian ini berada tepat di belakang iris dan pupil, bening tidak
berwarna dan berbentuk lonjong. Lensa berfungsi membiaskan
cahaya yang masuk dan memfokuskannya ke retina.
g. Rongga vitreous
Rongga ini membentang dari bagian belakang lensa hingga dinding
belakang bola mata, dan dipenuhi oleh cairan bening mirip jel yang
disebut vitreous.

Penelusuran kita berakhir di bagian belakang mata. Pada bagian ini,


terdapat retina, makula, dan saraf optik.

h. Retina
Ini adalah lapisan peka cahaya yang melapisi bagian dalam mata.
Retina terdiri dari jutaan sel yang mampu menangkap cahaya yang
melewati kornea dan lensa. Sel-sel khusus ini terdiri dari sel batang
dan sel Umumnya, mata manusia memiliki sekitar 125 juta sel
batang yang dibutuhkan untuk melihat cahaya redup. Sebaliknya,
kerucut diperlukan untuk melihat cahaya terang dan warna. Jumlah
sel kerucut pada mata adalah sekitar 6-7 juta. Cara
kerja retina hampir menyerupai roll film pada kamera.

i. Makula
Ini adalah bagian kuning pada retina mata. Makula adalah bagian
khusus dari retina. Bagian ini sangat berperan dalam penglihatan
Anda dan memungkinkan Anda untuk melihat objek dengan baik.

j. Saraf optik
Bagian ini berfungsi membawa semua informasi visual yang
dikumpulkan oleh retina ke otak Anda.

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar


dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat
mata berada), kelopak, dan bulu mata. Penyakit pada Mata sebagai berikut
:
a. Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan, disebut juga
mata tua. Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-
kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. 
b. Hipermetropiatau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak.
Hipermetropi disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-
bayang jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi ini tidak dapat
melihat benda yang dekat atau biasa disebut rabun dekat. 
c. Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola
mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang
jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. 
d. Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau
permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,
sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini
dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus. 
e. Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang
elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran
pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur
dan daya akomodasi berkurang. 
f. Imeralop atau rabun senja adalah kelainan yang menyebabkan
penderita menjadi rabun pada senja hari. 
g. Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaiut kornea menjadi kering
dan bersisik
h. Keratomealasiadalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih
dan rusak.
2. Indera Pendengar (Telinga)

1. BAGIAN BAGIAN TELINGA

A. bagian telinga luar

1. Daun telinga

Daun telinga atau pinna merupakan bagian dari telinga luar yang
paling menonjol dan mudah terlihat. Setiap manusia normalnya
memiliki dua daun telinga yang terletak pada dua sisi yaitu sisi kanan
dan sisi kiri. Daun telinga terbentuk dari tulang rawan.

Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan gelombang


suara dan menyalurkannya ke liang atau saluran telinga. Selain itu,
fungsi dari daun telinga adalah untuk melakukan lokalisasi suara
yakni dengan merasakan daun telinga pada sisi mana yang lebih dekat
dengan suara.

2. Liang telinga/ saluran telinga

Bagian selanjutnya dari telinga luar setelah daun telinga adalah


liang atau saluran telinga. Saluran telinga orang dewasa memiliki
panjang sekitar 3 cm. Bentuk lubang telinga ini menyerupai huruf S.

Pada bagian awal saluran/ lubang telinga tersusun dari tulang


rawan dan pada bagian selanjutnya tersusun dari tulang keras. Fungsi
lubang atau liang telinga adalah untuk menyalurkan getaran suara
menuju telinga bagian tengah.

B. Telinga bagian tengah

Telinga bagian tengah terletak di antara telinga bagian luar dan


telinga bagian dalam. Batas telinga tengah dengan telinga luar ditandai
dengan membran timpani atau gendang telinga. Bentuk dari telinga
tengah menyerupai kubah dengan enam sisi.

Fungsi telinga tengah adalah untuk memindahkan getaran suara


dari gendang telinga menuju cairan telinga yang ada di telinga bagian
dalam. Ada beberapa bagian pada telinga bagian tengah yang mendukung
pemindahan getaran suara. Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada
di telinga tengah.

Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga tengah:

1. Membran timpani (gendang telinga)

Membran timpani merupakan sebuah selaput yang memisahkan


saluran/ lubang telinga luar dengan telinga tengah. Membran timpani
sering juga disebut dengan gendang telinga. Hal ini dikarenakan
bentuk dari membran timpani memang menyerupai gendang.

Gendang telinga atau membran timpani memiliki diameter berukuran


1 cm dan berbentuk cekung. Pada bagian gendang telinga terdapat
saraf sehingga membuatnya adanya rasa sakit apabila menyentuh
bagian membran timpani. Fungsi gendang telinga adalah untuk
merespon suara yang ditandai dengan adanya getaran pada gendang
telinga.
2. Rongga timpani

Setelah selaput atau membran timpani, bagian selanjutnya dari telinga


tengah adalah rongga timpani. Rongga timpani terdiri dari tiga buah
tulang pendengaran dan dua otot pendengaran.

1. TULANG PENDENGARAN

Fungsi tulang pendengaran atau disebut juga osikel


pendengaran adalah untuk menghubungkan membran timpani
dengan telinga dalam. Berikut ini adalah tulang-tulang
pendengaran:

1. Maleus (martil)

Tulang pendengaran maleus merupakan tulang pendengaran


yang menempel pada membran timpani. Maleus memiliki
bentuk tulang seperti martil. Fungsi tulang maleus atau tulang
martil adalah meneruskan getaran dari membran timpani.

2. Incus (landasan)

Tulang pendengaran incus terletak di dekat tulang maleus atau


tulang martil. Incus atau disebut juga tulang landasan dengan
ukuran kecil dan berbentuk seperti sebuah landasan
pesawat. Fungsi tulang incus adalah untuk memberikan
respons tulang maleus.

3. Stapes (sanggurdi)

Tulang pendengaran yang ketiga adalah tulang stapes atau


dikenal dengan tulang sanggurdi. Bentuk dari tulang sanggurdi
seperti sanggurdi kuda yang memiliki bagian yang
melengkung. Fungsi tulang stapes adalah memberikan
respons dari getaran yang diteruskan oleh tulang stapes dan
mengalirkan gelombang suara ke telinga dalam.

Getaran suara yang direspon oleh getaran membran timpani


akan menggerakan tulang-tulang pendengaran dengan gerakan
yang memiliki frekuensi sama. Gerakan dari ketiga tulang
pendengaran akan menghasilkan tekanan yang menyerupai
gelombang. Gelombang tersebut pun akan membuat gerakan
yang mirip dengan gerakan cairan telinga dalam

Selain tulang pendengaran, pada bagian telinga tengah terdapat dua


otot pendengaran. Kedua otot pendengaran tersebut adalah tensor
timpani dan stapedius. Otot tensor timpani adalah otot telinga yang
ada di tulang maleus, sedangkan otot stapedius adalah otot telinga
yang ada di tulang stapes Fungsi otot tensor timpani adalah untuk
menarik gendang telinga ke dalam dan membuatnya tegang. Pada saat
yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk melindungi telinga dari
suara keras muncul sebagai refleks timpani. Otot stapedius akan
mengurangi pergerakan tulang stapes.

C. Telinga bagian dalam

Bagian selanjutnya adalah telinga dalam. Melalui namanya, kamu pun


sudah tahu bahwa bagian telinga ini merupakan bagian telinga yang paling
dalam. Telinga dalam terletak di tulang labirin.Tulang labirin berbentuk
seperti labirin yang dilapisi dengan membran labirin. Ada bagian yang

terletak di antara tulang labirin dengan membran labirin, yaitu perilimph.


Membran labirin memiliki cairan sendiri yang bernama endolimph.

Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga dalam:


1. Koklea

Koklea merupakan bagian dari telinga dalam yang berbentuk spiral


seperti rumah siput. Fungsi koklea adalah mengubah getaran suara
menjadi persepsi pendengaran. Koklea memiliki ukuran lebar 9 mm dan
tinggi 5 mm.

2. Ruang koklea

Di dalam koklea terdapat tiga ruang yang berisi cairan perilimph.


Ketiga ruang koklea tersebut adalah ruang atas, ruang depan, dan ruang
bawah. Hanya ada satu ruang yang diisi dengan endolimph, yaitu ruang
tengah atau disebut juga dengan saluran koklea. Fungsi ruang
koklea adalah untuk menampung cairan koklea.

3. Organ korti

Organ korti dilapisi oleh membran yang disebut dengan membran


basilar. Besar organ korti seperti ukuran kacang polong. Fungsi organ
korti adalah untuk mengubah gelombang menjadi impuls saraf.

Ada beberapa komponen penting pada organ corti di antaranya adalah


sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s,
Claudiu’s, membran tektoria dan lamina
retikularis. Komponen-komponen inilah yang menyampaikan persepsi
suara ke otak dan sistem saraf pusat sehingga manusia bisa mendengar
dan memberikan respon.

 
B.KELAINAN TELINGA

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan


juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk
energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah
gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara
disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus
vestibulokoklearis).macam Kelainan pada telinga :

a. Tuliadalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau


suara. Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang
telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknyasaraf pendengaran.
b. Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi
pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini
disebabkan oleh bakteri.
c. Otitis eksternaeksterna adalah suatu infeksi pada saluran
telinga.  Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna
generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul
(furunkel).  Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga
perenang (swimmer's ear).
d. Perikondritisadalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga
luar. Perikondritis bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan
pemecahan bisul dengan sengaja.  Nanah akan terkumpul diantara
kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium).
e. Eksimpada telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga
luar dan saluran telinga, yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan,
pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah serta keluarnya cairan dari
telinga. Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan
saluran telinga.
f. Ciderapada telinga luar (misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan
memar diantara kartilago dan perikondrium.  Jika terjadi penimbunan
darah di daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga
luar dan tampak massa berwarna ungu kemerahan.
g. Tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker). Tumor
yang jinak bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan
dan penimbunan kotoran telinga serta ketulian.
h. Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa seringkali tumbuh pada
telinga luar setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan berulang-
ulang. Pada stadium dini, bisa diatasi dengan pengangkatan kanker
atau terapi penyinaran.
3. Indera Peraba (Kulit)
A KELAINAN PADA KULIT
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa
sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor
untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya
otot dan tulang. Macam- macam Kelainan pada kulit
a. Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada.
Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang
kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang
yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
b. Panu disebabkan oleh jamur yang menempel di kulit. Panu
tampak sebagai bercak atau bulatan putih di kulit dan disertai rasa
gatal. Panu timbul karena penderita tidak menjaga kebersihan kulit.
c. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada setiap
bulatan terdapat garis tepi yang jelas dengan kulit yang tidak terkena.
Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh
jamur.
d. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan
oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat
menular pada orang lain.
e. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan,
gatal-gatal, dan bersisik.
f. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel
kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang
terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik
kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat
menyebabkan biang keringat.

B.STRUKTUR KULIT
a. Kulit Ari (epidermis)

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian
epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh,
yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:

a. Lapisan tanduk (stratum corneum)


Lapisan tanduk merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan
menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk
terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris
keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh
lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia.

Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih
yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu,
karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas,
kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan
memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses
keratinisasi berjalan lebih lambat.

Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,


membutuhkan waktu sekitar 45 – 50 hari, akibatnya lapisan tanduk
yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran
melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan
lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari
lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor
kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

     b. Lapisan bening (stratum lucidum) 


Lapisan bening disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk
dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel
jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada
telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan
bening.

    c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)


Lapisan berbutir tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan
yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa
dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit
telapak tangan dan telapak kaki.

 
c. Lapisan bertaju (stratum spinosum) 
Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan,
maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen
kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal,
tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke
bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya.

Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk
peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang
berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan lapisan taju
mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti sel dalam bagian basal
lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.

     e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)


Lapisan benih merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh
satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap
permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan
lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup
besar terhadap pengaturan metabolisme demo epidermal dan fungsi-
fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah
banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan
lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih
terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit)
pembuat pigmen melanin kulit.
b. Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar
kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang
rambut.

Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan


minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.
Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan
antara 1 – 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang
paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar
kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang
menyerupai selai dan sel-sel.

Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan


membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing – masing saraf perasa
memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit,
sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan
segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita.

Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak
rambut yang menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan
bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara
kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.

Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung


yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5.
Sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal
berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di
permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-
menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh
pemakaian kosmetika.

Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein
ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan
penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit
yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan


mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan
kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini
tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan
kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat
dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit
ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar, yaitu:

a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan
duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh.

Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi


dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu:
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak
tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh
badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam
waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin
langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada
permukaan kulit yang tidak ada rambutnya

2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,


puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran
folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu
banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.
Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas
kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon

b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil
yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya,
satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan
minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan
orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea
membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan
termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak
sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

c..Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-
cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit
jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur


tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit
juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak,
lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur
4. Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang


dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan
bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Macam-macam Kelaianan pada lida
a. Oral candidosis.  Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida
albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih
yang dapat dikerok.
b. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling
sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan
pada penderita anemia.
c. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau.
Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.
d. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
e. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah
terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala
apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena
psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
5. Indera Pembau (Hidung)

Struktur hidung sebagai berikut

1.Rongga hidung
 Pada rongga hidung  ada selaput lendir dan rambut rambut tipis (bulu
hidung) atau yang sering disebut Silia.  Rongga hidung bekerja dengan
bantuan tulang hidung dan tengkorak. Rongga hidung menyebarkan
udara terutama oksigen dari luar tubuh ketenggorokan menuju jaringan
paru paru. Rongga hidung dibatasi oleh langit langit rongga mulut.
Didalam rongga hidung mempunyai 4 bagian dinding yang saling
berhubungan, diantaranya dinding medial, lateral, interior dan superior.
Proses penyaringan didalam rongga hidung 
a. Aktifitas  proses penyaringan pada cara kerja hidung debu dan
kotoran lain dilakukan oleh bulu bulu halus yang ada didalam hidung.
b. Penarikan dan pelekatan debu dan kotoran lain oleh mukus atau
selaput lendir.
c. Sebagai  aktifitas untuk pembuangan kotoran yang tersaring oleh
selaput lendir menuju faring untuk ditelan ataupun dikeluarkan
melalui rongga mulut.
2.Lubang dan bulu hidung
Didalam lubang hidup selalu ada bulu hidung dan selaput lendir
yang mempunyai kegunaan menyaring dan merlindungi rongga
hidung dari masuknya benda asing berupa debu debu atau hasil dari
reaksi radikal bebas seperti asap kendaraan, asap pembakaran
saampah atau asap rokok.
3.Selaput lendir (mukus)
 Sebagai media untuk melekatnya kotoran yang terbawa dari udara
yang  gunanaya untuk menghadang jangan sampai masuk keronga
hidung.Kotoran akan berhenti dan mengering karena proses panas
yang dihasilkan uap ketika kita bernafas. Kotoran menjadi tahi hidung
atau lebih dikenal sebagai upil.
4.Saraf penditeksi bau
Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak
terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang
sangat rendah, sedang sampai yang baunya menyengat.
5.Tulang rawan (tulang lunak)
 Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung adalah tulang yang
lentur dan mudah retak ketika terkena benturan yang sangat
keras, Tulang rawan terdiri dari kartilaogo septum atau ( lamina
kuadran gularis) dan Kolumela, Septum dilapisi oleh perikondrium
yang ada pada jarinagn tulang lunak dan periosteum yang adaa pada
tulang keras, sedangkan bagian luarnya dilapisi dengan kuat oleh
Mukus hidung

Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari


manusia dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya.
Indera penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang
berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Macam-
macam Kelainan pada hidung
a. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian
belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang
mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan
pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber.
b. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring).
Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak
usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup
berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat
saluran udara.
c. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi.
Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan
oleh masuknya substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
d. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam
tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
e. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk,
pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada
persendian.
f. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan
kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena
beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan
timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk
mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan
bulu mata.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan tubuh.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan
kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.

B. Saran
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik
SISTEM
REPRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi
atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih
dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi
pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause
dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila
makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria?
3. Bagaimana anatomi dan fisologi dari sistem reproduksi wanita?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum
(kantung zakar) dan testis (buah zakar).
a. Penis, Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
 Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
b. Skrotummerupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis.
c. Testisberbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari
testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.Fungsi testis, terdiri dari :
 Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di
Tubulus seminiferus.
 Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus
seminiferus. Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
a. Vas deferens Vas deferens merupakan saluran yang membawa
sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius.
b. Uretra Uretra berfungsi 2 fungsi:
 Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
 Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
c. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam
pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret
dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan
menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar
yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
 Lobus posterior
 Lobus lateral
 Lobus anterior
 Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra
dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.
d. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar
dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas
deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria


1. Hormon pada Laki-laki
a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi
Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki
terutama organ seks sekundernya.
2. Efek hormon testoteron pada pria:
a. Sebelum lahir:
 Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksternal
 Mendorong penurunan testis ke skrotum
b. Efek reproduksi
 Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
 Penting dalam spermatogenesis
 Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
3. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala,
badan dan ekor.
C. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

1. Genetalia Eksternal (vulva), Yang terdiri dari:


a. Tundun (Mons veneris) : Bagian yang menonjol meliputi simfisis
yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu
(pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak
di atas simfisis pubis.
b. Labia MayoraMerupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk
perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
c. Labia MinoraBibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari
suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas
labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian.
d. KlitorisMerupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat
erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat
saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada
laki-laki.
e. Vestibulum (serambi)Merupakan rongga yang berada di antara bibir
kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu
orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
f. Himen (selaput dara)Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic.
Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama,
di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar.
g. Perineum (kerampang)Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya
kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan
muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani
2. Genetalia Internal
a. VaginaMerupakan saluran muskulo-membraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya
merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.Fungsi utama vagina:
 Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
 Alat hubungan seks.
 Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. UterusMerupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor
diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan
bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Bentuk uterus seperti bola lampu
dan gepeng.
 Korpus uteri : berbentuk segitiga
 Serviks uteri : berbentuk silinder
 Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua
pangkal tuba.
c. Tuba Fallopiimerupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm
dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting,
yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
d. OvariumMerupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan
kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang
oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah
di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut
juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
 Memproduksi ovum
 Memproduksi hormone estrogen
 Memproduksi progesterone
D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1. Hormon Reproduksi pada wanita
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu
proses ematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH
dan LH
E. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil,
setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari
rahim dan adanya pendarahan selama 4hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan
kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
F. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
2. Progesteron Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot.
3. Gonadotropin Releasing HormoneGNRH merupakan hormon yang
diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan
FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)Kedua
hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama
FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge).
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)Berfungsi meningkatkan fungsi
korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa
kehamilan awal. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan
sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes
Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / ProlactinDiproduksi di hipofisis anterior,
memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu
oleh kelenjar payudara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria
memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel
sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system
reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum.
Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16
tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi
kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
B. Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh
semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas
tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,
matang dan bertanggung jawab.
SISTEM
PENCERNAAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan
dan mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat
atau bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh
bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau energi. Selama dalam proses
pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat
diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim
yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai
tugas khusus dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai
pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi
tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di
seluruh tubuh  Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu
saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar
yang berhubungan yang letaknya di luar saluran.  
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system pencernaan ?
2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
4. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem
pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang
terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan
melalui anus.berikut gambar organ sistem penernaan:
B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut
makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham ,
sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat
makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum
dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah
menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan
beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan
yang diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros
usus. Sari makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah
bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke
bagian tubuh yang membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di
dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan.
Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk
tubuh melalui anus.
C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati,
dan pankreas.
1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam
ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan
kimiawi.

a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan
menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi
seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang.
Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota
gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi
memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri
berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak
silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi
taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek
makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar
dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi,
sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam
rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa),
merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi
pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6
tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8
gigi geraham.
b. Lidahberfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut
dan membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu
lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan
manis, asin, pahit, dan asam.
c. Kelenjar Ludahmenghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar
ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,
lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam,
dan basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air liur) adalah:
adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan
memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu
pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai pelumas untuk
mempermudah menelan.
2. Tekak (pharynk)merupakan pertemuan saluran pernafasan antara
rongga hidung dengan tenggorokan dan saluran pencernaan antara
rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan
disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu
proses menelan.
3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang
panjangnya 25 cm, dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak
lambung di bawah. Esophagus memiliki fungsi sebagai pen  ghantar
makanan dari farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan
makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak
kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan
gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke
dalam lambung.
4. Lambung

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak


disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau
kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian
tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak
berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung
kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk
dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung.
Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti
bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi
sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah
lambung mengandung air lendir ( musin ), asam lambung, enzim renim,
dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak
mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri
yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein
menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan
enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding
lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi
untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan,
makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari
lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari
melalui sfingter pilorus.
5. Hati

Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu


untuk menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga
memegang peranan penting pada metabolisme tiga bahan makanan yang
dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh dari usus, bahan
makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya
sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili
atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus
halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus
halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini
merupakan tempat bermuaranya saluran getah pankreas dan getah
empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam usus
dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula
hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan
getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu
berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di
bawah lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas
menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase
b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,Pada bagian inilah
pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim
pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.
c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan
diserap, makanan akan diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan
glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler darah,
sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil
(pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke
pembuluh balik besar bawah selangka.
Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus
menuju, lumeu usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan
mengandung berbagai enzim misalnya peptidase, maltase, sukrase,
ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada permukaan sel
epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau
di dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek
otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari
lambung. Isinya yang cair digerakkan oleh serangkaian gerakan
peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada juga gerakan
lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa
segmen usus satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus
duabelas jari (duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah
pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan lemak
yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu
kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang
keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu
mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk
emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu
proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar
yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus.
Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu,
getah pankreas, dan getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan
tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan
garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan
empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum
agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang
mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga
berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar
pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam
sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu,
tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan
unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran
darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan
masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan
dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan,
lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu,
cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus,
menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus.
b. Getah Pankreasdihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini
berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah
pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh
sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans.
Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.Getah pankreas ini dari pankreas
mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam
pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu
dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan
protein, dan amylase membantu dalam pemecahan pati.
c. Getah UsusPada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang
mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-
enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan peptida menjadi asam amino.
7. Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas
kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara
intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar)
terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa
bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam
usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada
anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh
gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar
otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot
dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar
anus
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian
rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian
akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang
berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini
semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah
sebagai berikut:
a. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air
b. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar
sehingga nmenimbulkan rasa sakit pada perut .
c. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi
peradangan selaput perut (peritonium).
d. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)
e. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna
f. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih
sehingga bila kena gesekan menimbulkan rasa nyeri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses
pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.
Proses tersebut di mulai dari rongga mulut.  Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut:
Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan
pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah
makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati,
dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system
pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.
B. Kritik dan Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik
maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan
semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA

Abhique, 2010. Sistem Kardiovaskuler. http://abhique.blogspot.com.Diakses pada


tanggal 16 Februari 2010 pukul 20.43 WITA. 

Angga, 2010. Fisiologi Kardiovaskular. www.blogsot.com. Diakses pada tanggal


16 Februari 2010 pukul 20.43 WITA. 

Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Universitas Gajah Mada


Press.   Yogyakarta. 

Sloane , E., 1994, Anatomi dan Fisiologi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta. 

Ayu Febri Wulandari. (2011). Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika

Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. (2003). Biologi, Jilid I. edisi

ke-5, terj. Rahayu Lestari. Jakarta: Erlangga.

http://nendapurnama.blogspot.co.id/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html

http://nurseviliansyah.blogspot.co.id/2015/01/kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit.html

Anda mungkin juga menyukai