TINGKAT/SMSTR : 1A/1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi Pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………… 2
B. Rumusan masalah ....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Komposisi cairan tubuh............................................................... 4
B. Komposisi elektrolit cairan
Intra dan ekstra seluler..................................................................6
C. Kebutuhan cairan elektrolit
D. Keseimbangan cairan dan elektrolit
E. Faktor faktor mempengaruhi keseimbangan
Keseimbangan dan elektrolit.......................................................7
F. Cairan kristaloid.........................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................18
B. Saran ……………………………………………………….......18
SISTEM INTEGUMEN ………………………………………................. 19
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang …….…………………………………………… 33
B. Rumusan masalah.........................................................................33
C. Tujuan...........................................................................................33
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian panca indera......................………………………….34
B. Bagian bagian panca indera dan gangguan …………………. 34
Indera pengeliatan(mata).................................................34
Indera pendengar(telinga)................................................38
Indera peraba...................................................................44
Indera pengecap...............................................................53
Indera pencium.................................................................54
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……….……………………………………………57
B. Saran ………...………………………………………….. 57
SISTEM REPRODUKSI.............................................................................58
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .......……………………………………..............59
B. Rumusan masalah.........................................................................59
C. Tujuan...........................................................................................59
BAB II PEMBAHASAN
A. AnatomiSistemReproduksiPria …………………..……………..60
B. FisiologiSistemReproduksiPria ………………..………………..62
C. AnatomiSistemReproduksiWanita …………..………………….63
D. FisiologiSistemReproduksiWanita ……………..……………….66
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………69
B. Saran ……………………………..……………………………….69
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM PENCERNAAN…………………………………………..............70
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………...….71
B. Rumusan masalah............................................................................71
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem pencernaan......…………………………………........
…………. 72
B. Proses pencernaan ………………………………….......………73
C. Alat pencernaan……………………………………………….. 74
Rongga mulut....................................................................74
Tekak.................................................................................75
Kerongkongan...................................................................76
Lambung............................................................................76
Hati.....................................................................................78
Usus halus...........................................................................78
Usus besar............................................................................82
D. Gangguan pencernaan................................................................83
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …….…………………………………………………84
B. Saran ………………………………………………………………84
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................85
CAIRA
N DAN
ELEKT
ROLIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
Terapi cairan dan elektrolit adalah hal yang sangat sering terjadi dalam
masa perioperatif maupun intraoperatif. Sejumlah besar cairan intravena
sering dibutuhkan untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit serta
mengkompensasi hilangnya darah selama operasi. Oleh karena itu, ahli
anestesi harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang fisiologi normal
cairan dan elektrolit serta gangguannya. Gangguan yang besar terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat secara cepat menimbulkan
perubahan terhadap fungsi kardiovaskular, neurologis, dan neuromuscular.
Dengan alasan tersebut, maka dibuatlah refrat ini yang diharapkan dapat
memberi informasi mengenai fisiologi dan terapi cairan dan elektrolit
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cairan Dan Elektrolit?
2. Apa saja komponen-komponen cairan dan elektrolit?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen cairan dan elektrolit.
3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan cairan dan elektrolit.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang cairan dan elektrolit, termasuk dalam
pemenuhan kebutuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
F. CAIRAN KRISTALOID
Cairan kristaloid merupakan cairan untuk resusitasi awal pada pasien
dengan syok hemoragik dan septic syok seperti pasien luka bakar, pasien
dengan trauma kepala untuk menjaga tekanan perfusi otak, dan pasien dengan
plasmaphersis dan reseksi hepar. Jika 3-4 L cairan kristaloid telah diberikan,
dan respon hemodinamik tidak adekuat, cairan koloid dapat diberikan
Ada beberapa macam cairan kristaloid yang tersedia. Pemilihan cairan
tergantung dari derajat dan macam kehilangan cairan. Untuk kehilangan
cairan hanya air, penggantiannya dengan cairan hipotonik dan disebut
juga maintenance type solution. Jika hehilangan cairannya air dan elektrolit,
penggantiannya dengan cairan isotonic dan disebut juga replacement type
solution.Dalam cairan, glukosa berfungsi menjaga tonisitas dari cairan atau
menghindari ketosis dan hipoglikemia dengan cepat. Anak- anak cenderung
akan menjadi hypoglycemia(< 50 mg/dL) 4-8 jam puasa. Wanita mungkin
lebih cepat hypoglycemia jika puasa (> 24 h) disbanding pria.
Kebanyakan jenis kehilangan cairan intraoperative adalah isotonik,
maka yang biasa digunakan adalah replacement type solution, tersering
adalah Ringer Laktat. Walaupun sedikit hypotonic, kira-kira 100 mL air per 1
liter mengandung Na serum 130 mEq/L, Ringer Laktat mempunyai komposisi
yang mirip dengan cairan extraselular dan paling sering dipakai sebagai
larutan fisiologis. Laktat yang ada didalam larutan ini dikonversi oleh hati
sebagai bikarbonat. Jika larutan salin diberikan dalam jumlah besar, dapat
menyebabkan dilutional acidosis hyperchloremic oleh karena Na dan Cl yang
tinggi (154 mEq/L): konsentrasi bikarbonat plasma menurun dan konsentrasi
Clorida meningkat.
Larutan saline baik untuk alkalosis metabolic hipokloremik dan
mengencerkan Packed Red Cell untuk transfusi. Larutan D5W digunakan
untuk megganti deficit air dan sebagai cairan pemeliharaan pada pasien
dengan restriksi Natrium. Cairan hipertonis 3% digunakan pada terapi
hiponatremia simptomatik yang berat. Cairan 3 – 7,5% disarankan dipakai
untuk resusitasi pada pasien dengan syok hipovolemik. Cairan ini diberikan
lambat karena dapat menyebabkan hemolisis.
G. CAIRAN KOLOID
Aktifitas osmotic dari molekul dengan berat jenis besar dari cairan
koloid untuk menjaga cairan ini ada di intravascular. Walaupun waktu paruh
dari cairan kristaloid dalam intravascular 20-30 menit, kebanyakan cairan
koloid mempunyai waktu paruh dalam intravascular 3-6 jam. Biasanya
indikasi pemakaian cairan koloid adalah :
a. Resusitasi cairan pada pasien dengan deficit cairan intravascular
yangberat ( misal : syok hemoragik ) sampai ada transfusi darah.
b. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat atau keadaan
dimana Kehilangan protein dalam jumlah besar seperti luka bakar. Pada
pasien luka bakar, koloid diberikan jika luka bakar >30% dari luas
permukaan tubuh atau jika > 3-4 L larutan kristaloid telah diberikan
lebih dari 18-24 jam setelah trauma.
Beberapa klinisi menggunakan cairan koloid yang dikombinasi dengan
kristaloid bila dibutuhkan cairan pengganti lebih dari 3-4 L untuk transfuse.
Harus dicatat bahwa cairan ini adalah normal saline ( Cl 145 – 154 mEq/L )
dan dapat juga menyebabkan asidosis metabolic hiperkloremik.Banyak cairan
koloid kini telah tersedia. Semuanya berasal dari protein plasma atau polimer
glukosa sintetik.
Koloid yang berasal dari darah termasuk albumin (5% dan 25 % ) dan
fraksi plasma protein (5%). Keduanya dipanaskan 60 derajat selama 10 jam
untuk meminimalkan resiko dari hepatitis dan penyakit virus lain. Fraksi
plasma protein berisi alpha dan beta globulin yang ditambahkan pada albumin
dan menghasilkan reaksi hipotensi. Ini adalah reaksi alergi yang alami da
melibatkan aktivasi dari kalikrein.
Koloid sintetik termasuk Dextrose starches dan gelatin. Gelatin
berhubungan dengan histamine mediated-allergic reaction dan tidak tersedia
di United States. Dextran terdiri dari Dextran 70 (Macrodex) dan Dextran 40
(artinya berat molekul dextran 40 adalah sekitar 40000 dalton dan berat
molekul dextran 70 sekitar 70000 dalton)3, yang dapat meningkatkan aliran
darah mikrosirkulasi dengan menurunkan viskositas darah. Pada Dextran juga
ada efek antiplatelet. Pemberian melebihi 20 ml/kg/hari dapat menyebabkan
masa perdarahan memanjang (Dextran 40) dan gagal ginjal. Dextran dapat
juga bersifat antigenic dan anafilaktoid ringan dan berat dan ada reaksi
anafilaksis.3 Dextan 1 (Promit) sama dengan Dextran 40 atau dextran 70
untuk mencegah reaksi anafilaxis berat.;bekerja seperti hapten dan mengikat
setiap antibody dextran di sirkulasi.
Hetastarch (hydroxyetil starch) tersedia dalam cairan 6 % dengan berat
molekul berkisar 450.000. Molekul-molekul yang kecil akan dieliminasi oleh
ginjal dan molekul besar dihancurkan pertama kali oleh amylase. Hetastarch
sangat efektif sebagai plasma expander dan lebih murah disbanding albumin..
Lebihjauh, Hetastarch bersifat nonantigenik dan reaksi anafilaxisnya jarang.
Studi masa koagulasi dan masa perdarahan umumnya tidak signifikan
dengan infus 0.5 – 1 L. Pasien transplantasi ginjal yang mendapat hetastarch
masih controversial. Kontroversi ini dihubungkan juga dengan penggunaan
hetastarch pada pasien yang menjalani bypass kardiopulmoner. Pentastarch,
cairan starch dengan berat molekul rendah, sedikit efek tambahannya dan
dapat menggantikan hetastarch.
1. Kebutuhan Cairan
a. Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35
ml/kgBB/24jam
b. Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap kenaikan suhu 1° C
c. Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100meq/hari atau 5,9 gram)
d. Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60meq/hari atau 4,5 gram)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel
yang relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih
terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya.
Olehnya itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
sangat diharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini.
SISTEM
INTEGUMEN
A. Struktur kulit
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian
tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan,
selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam
jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan
kelenjar pengikat(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis(kulit
dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus
berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupakan
indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada
kulit.
Lapisan kulit terdiri atas:
1. Epidermis(kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya
adalahsel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan epidermis
tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis
Kulit ari(epidermis) terdiri atas beberapa lapis sel. Sel-sel ini berbeda
dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan
dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri atas 5 lapis:
a. Stratum korneum (stratum corneum) : lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel tenduk(keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti.
Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin keluar letak sel
makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. sel yang
terkelupas akan digantikan oleh sel yang lain.
b. stratum lusidum (stratum lucidum) : lapisan ini terdiri atas beberapa
lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi
sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan
seperti kesatuan yang bening.
c. stratum granulosum (stratum granulosum) : lapisan ini terdiri atas 2-3
lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasmanya berisi butiran (granula) keratohialin atau gabungan
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda
asing, kuman, dan bahan kimia masuk kedalam tubuh.
d. stratum spinosum (strarum spinosum) : lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengah dan
sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang terpaut
pada desmosom (jembatan sel). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-
serat tersebut sehingga secara keseluruhan lapisan sel-selnya berduri.
Lapisan ini untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar, tebal dan
terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan
beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
e. stratum malpigi (stratum malpighi) : unsur-unsur lapis taju yang
mempunyai susunan kimia yang khas. Inti bagian basal lapis taju
mengandung kolestrol dan asam-asam amino. Stratum malpighi
merupakan lapisan terdalam dari epdermis yang berbatasan dengan
dermis di bawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus
(batang)
2. kulit jangat (dermis)
Akar rambut lepas dari matriks dan rambut rontok tertarik keluar
setelah istirahat folikel memasuki masa pertumbuhan dan berhubungan
dengan papil baru selanjutnya rambut-rambut baru tumbuh dari folikel
yang terbentuk tersebut.fungsi rambut:
a. Struktur kuku
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ
berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan system saraf yang
menghubungkan badan indra dan system dengan system saraf pusat. Organ
indra adalah sel – sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf
melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima
stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai system organ indra hanya
mampu menerima stimulus, diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indra
umum seperti reseptor raba terbesar diseluruh tubuh dan organ indra khusus
seperti putting pengecap yaqng penyebarannya terbatas pada lidah.
B. Rumusa masalah
1. Apa yang di maksud dengan panca indera?
2. Apa saja bagian bagian panca indera?
3. Apa saja penyakit yang mengganggu panca indera?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian panca indera
2. Untuk mengetahui fungsi panca indera
3. Untuk mengetahui bagian panca indera
4. Untuk mengetahui penyakit mata
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian-bagian Mata
Mata berbentuk bulat dengan sedikit tonjolan di bagian depan. Bagian
yang bisa terlihat dai luar hanyalah setengah bagiannya saja, yaitu kornea,
iris, pupil, sklera, dan konjungtiva. Mata dilindungi oleh kelopak dan bulu
mata. Ketika berkedip, kelopak mata juga membantu melumasi permukaan
mata dengan air mata.Berikut ini adalah bagian-bagian depan mata:
a) Kornea
Kornea adalah kubah pelindung transparan yang berada di bagian
depan bola mata. Kornea berfungsi memfokuskan cahaya sebelum
diterima oleh lensa mata. kornea tidak memiliki pembuluh darah dan
sangat sensitif terhadap rasa sakit.
b. Iris
Ini adalah bagian yang menentukan warna mata Anda. Iris bertugas
mengatur cahaya yang masuk ke mata Anda dengan mengubah
ukuran pupil mata.
c. Pupil
Di bagian tengah iris, Anda akan melihat sebuah lubang kecil
berwarna hitam yang disebut pupil. Bagian inilah yang menentukan
seberapa banyak cahaya yang masuk ke mata.
d. Sklera
Bagian putih mata Anda dinamakan sklera. Bagian ini berfungsi
sebagai dinding keras yang melindungi jaringan mata lain yang
halus. Sklera dikelilingi oleh enam otot. Otot-otot ini bertugas
menggerakkan bola mata, baik ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan,
bahkan berputar, tanpa harus menggerakkan kepala Anda.
e. Konjungtiva
Lapisan transparan yang menutupi bagian depan mata Anda, kecuali
kornea.
Setelah menelusuri bagian yang tampak dari depan, mari kita lihat ke
bagian tengah mata. Di bagian ini terdapat lensa dan rongga vitreous.
f. Lensa
Bagian ini berada tepat di belakang iris dan pupil, bening tidak
berwarna dan berbentuk lonjong. Lensa berfungsi membiaskan
cahaya yang masuk dan memfokuskannya ke retina.
g. Rongga vitreous
Rongga ini membentang dari bagian belakang lensa hingga dinding
belakang bola mata, dan dipenuhi oleh cairan bening mirip jel yang
disebut vitreous.
h. Retina
Ini adalah lapisan peka cahaya yang melapisi bagian dalam mata.
Retina terdiri dari jutaan sel yang mampu menangkap cahaya yang
melewati kornea dan lensa. Sel-sel khusus ini terdiri dari sel batang
dan sel Umumnya, mata manusia memiliki sekitar 125 juta sel
batang yang dibutuhkan untuk melihat cahaya redup. Sebaliknya,
kerucut diperlukan untuk melihat cahaya terang dan warna. Jumlah
sel kerucut pada mata adalah sekitar 6-7 juta. Cara
kerja retina hampir menyerupai roll film pada kamera.
i. Makula
Ini adalah bagian kuning pada retina mata. Makula adalah bagian
khusus dari retina. Bagian ini sangat berperan dalam penglihatan
Anda dan memungkinkan Anda untuk melihat objek dengan baik.
j. Saraf optik
Bagian ini berfungsi membawa semua informasi visual yang
dikumpulkan oleh retina ke otak Anda.
1. Daun telinga
Daun telinga atau pinna merupakan bagian dari telinga luar yang
paling menonjol dan mudah terlihat. Setiap manusia normalnya
memiliki dua daun telinga yang terletak pada dua sisi yaitu sisi kanan
dan sisi kiri. Daun telinga terbentuk dari tulang rawan.
1. TULANG PENDENGARAN
1. Maleus (martil)
2. Incus (landasan)
3. Stapes (sanggurdi)
2. Ruang koklea
3. Organ korti
B.KELAINAN TELINGA
B.STRUKTUR KULIT
a. Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian
epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh,
yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:
Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih
yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu,
karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas,
kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan
memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses
keratinisasi berjalan lebih lambat.
c. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan,
maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen
kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal,
tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke
bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya.
Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk
peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang
berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan lapisan taju
mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti sel dalam bagian basal
lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak
rambut yang menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan
bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara
kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein
ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan
penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit
yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan
duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh.
b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil
yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya,
satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan
minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan
orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea
membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan
termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak
sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
1.Rongga hidung
Pada rongga hidung ada selaput lendir dan rambut rambut tipis (bulu
hidung) atau yang sering disebut Silia. Rongga hidung bekerja dengan
bantuan tulang hidung dan tengkorak. Rongga hidung menyebarkan
udara terutama oksigen dari luar tubuh ketenggorokan menuju jaringan
paru paru. Rongga hidung dibatasi oleh langit langit rongga mulut.
Didalam rongga hidung mempunyai 4 bagian dinding yang saling
berhubungan, diantaranya dinding medial, lateral, interior dan superior.
Proses penyaringan didalam rongga hidung
a. Aktifitas proses penyaringan pada cara kerja hidung debu dan
kotoran lain dilakukan oleh bulu bulu halus yang ada didalam hidung.
b. Penarikan dan pelekatan debu dan kotoran lain oleh mukus atau
selaput lendir.
c. Sebagai aktifitas untuk pembuangan kotoran yang tersaring oleh
selaput lendir menuju faring untuk ditelan ataupun dikeluarkan
melalui rongga mulut.
2.Lubang dan bulu hidung
Didalam lubang hidup selalu ada bulu hidung dan selaput lendir
yang mempunyai kegunaan menyaring dan merlindungi rongga
hidung dari masuknya benda asing berupa debu debu atau hasil dari
reaksi radikal bebas seperti asap kendaraan, asap pembakaran
saampah atau asap rokok.
3.Selaput lendir (mukus)
Sebagai media untuk melekatnya kotoran yang terbawa dari udara
yang gunanaya untuk menghadang jangan sampai masuk keronga
hidung.Kotoran akan berhenti dan mengering karena proses panas
yang dihasilkan uap ketika kita bernafas. Kotoran menjadi tahi hidung
atau lebih dikenal sebagai upil.
4.Saraf penditeksi bau
Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak
terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang
sangat rendah, sedang sampai yang baunya menyengat.
5.Tulang rawan (tulang lunak)
Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung adalah tulang yang
lentur dan mudah retak ketika terkena benturan yang sangat
keras, Tulang rawan terdiri dari kartilaogo septum atau ( lamina
kuadran gularis) dan Kolumela, Septum dilapisi oleh perikondrium
yang ada pada jarinagn tulang lunak dan periosteum yang adaa pada
tulang keras, sedangkan bagian luarnya dilapisi dengan kuat oleh
Mukus hidung
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan
bulu mata.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan tubuh.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan
kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
B. Saran
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik
SISTEM
REPRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi
atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih
dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi
pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause
dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila
makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria?
3. Bagaimana anatomi dan fisologi dari sistem reproduksi wanita?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita
BAB II
PEMBAHASAN
1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum
(kantung zakar) dan testis (buah zakar).
a. Penis, Penis terdiri dari:
Akar (menempel pada didnding perut)
Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
b. Skrotummerupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis.
c. Testisberbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari
testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.Fungsi testis, terdiri dari :
Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di
Tubulus seminiferus.
Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus
seminiferus. Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
a. Vas deferens Vas deferens merupakan saluran yang membawa
sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius.
b. Uretra Uretra berfungsi 2 fungsi:
Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
c. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam
pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret
dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan
menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar
yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra
dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.
d. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar
dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas
deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
A. Kesimpulan
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria
memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel
sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system
reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum.
Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16
tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi
kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
B. Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh
semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas
tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,
matang dan bertanggung jawab.
SISTEM
PENCERNAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan
dan mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat
atau bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh
bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau energi. Selama dalam proses
pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat
diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim
yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai
tugas khusus dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai
pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi
tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di
seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu
saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar
yang berhubungan yang letaknya di luar saluran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system pencernaan ?
2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
4. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem
pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang
terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan
melalui anus.berikut gambar organ sistem penernaan:
B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut
makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham ,
sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat
makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum
dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah
menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan
beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan
yang diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros
usus. Sari makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah
bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke
bagian tubuh yang membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di
dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan.
Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk
tubuh melalui anus.
C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati,
dan pankreas.
1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam
ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan
kimiawi.
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan
menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi
seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang.
Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota
gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi
memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri
berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak
silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi
taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek
makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar
dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi,
sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam
rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa),
merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi
pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6
tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8
gigi geraham.
b. Lidahberfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut
dan membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu
lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan
manis, asin, pahit, dan asam.
c. Kelenjar Ludahmenghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar
ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,
lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam,
dan basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air liur) adalah:
adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan
memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu
pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai pelumas untuk
mempermudah menelan.
2. Tekak (pharynk)merupakan pertemuan saluran pernafasan antara
rongga hidung dengan tenggorokan dan saluran pencernaan antara
rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan
disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu
proses menelan.
3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang
panjangnya 25 cm, dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak
lambung di bawah. Esophagus memiliki fungsi sebagai pen ghantar
makanan dari farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan
makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak
kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan
gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke
dalam lambung.
4. Lambung
6. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya
sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili
atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus
halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus
halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini
merupakan tempat bermuaranya saluran getah pankreas dan getah
empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam usus
dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula
hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan
getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu
berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di
bawah lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas
menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase
b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,Pada bagian inilah
pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim
pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.
c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan
diserap, makanan akan diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan
glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler darah,
sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil
(pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke
pembuluh balik besar bawah selangka.
Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus
menuju, lumeu usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan
mengandung berbagai enzim misalnya peptidase, maltase, sukrase,
ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada permukaan sel
epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau
di dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek
otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari
lambung. Isinya yang cair digerakkan oleh serangkaian gerakan
peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada juga gerakan
lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa
segmen usus satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus
duabelas jari (duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah
pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan lemak
yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu
kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang
keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu
mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk
emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu
proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar
yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus.
Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu,
getah pankreas, dan getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan
tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan
garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan
empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum
agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang
mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga
berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar
pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam
sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu,
tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan
unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran
darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan
masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan
dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan,
lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu,
cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus,
menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus.
b. Getah Pankreasdihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini
berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah
pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh
sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans.
Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.Getah pankreas ini dari pankreas
mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam
pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu
dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan
protein, dan amylase membantu dalam pemecahan pati.
c. Getah UsusPada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang
mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-
enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan peptida menjadi asam amino.
7. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas
kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara
intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar)
terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa
bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam
usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada
anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh
gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar
otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot
dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar
anus
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian
rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian
akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang
berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini
semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses
pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.
Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut:
Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan
pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah
makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati,
dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system
pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.
B. Kritik dan Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik
maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan
semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. (2003). Biologi, Jilid I. edisi
http://nendapurnama.blogspot.co.id/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html
http://nurseviliansyah.blogspot.co.id/2015/01/kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit.html