MERKURIdocx
MERKURIdocx
IDENTIFIKASI MERKURI
DALAM PEMUTIH WAJAH
Merkuri/raksa (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting dalam teknologi
di abad modern saat ini. Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan
singkatan yang berasal dari bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan
perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-
satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25oC), titik bekunya
paling rendah (-39oC), mempunyai kecenderungan menguap lebih besar, mudah
bercampur dengan logam-logam lain menjadi logam campuran (amalgam/alloi),
juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik
tinggi maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, Zul, 2006).
Bentuk kimia merkuri mempunyai pengaruh terhadap pengendapannya,
secara umum ada tiga bentuk merkuri, yaitu:
a. Unsur merkuri (Hgo)
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada
suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/I dalam ai dan antara 5-50 mg/I
dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk
ionik.
b. Merkuri Anorganik (Hg2+ dan Hg22+)
Diantara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia dapat
membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril.
Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya HgCl
tidak larut dan kurang toksik.
c. Merkuri Organik
Senyawa yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya
metil merkuri. Saluran pernafasan merupakan jalan utama penyerapan raksa
dalam bentuk unsur. Persen pengendapan dan akummulasinya adalah tinggi, lebih
kurang 80%, karena sifatnya yang larut di dalam lipida. Di dalam bentuk
penyerapannya dari saluran gastrointestin sangat sedikit, mungkin kurang dari
0,01%, karena merkuri berbentuk partikel globular yang besar, oleh karena itu
sukar melintasi selaput mukosa (Alfian, Zul, 2006).
Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan ia dapat larut dalam
lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti korda saraf. Metil merkuri merupakan
merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini
karena metil merkuri dapat diserap secar langsung melalui pernafasan dengan
kadar penyerapan 8%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila
terserap ke tubuh, ia akan terikat dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan
glutamine (Alfian, Zul, 2006).
Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya
dengan khasiat bisa memucatkan noda hitam pada kulit. Tujuan pengguanannya
dalam waktu lama dapat menghilangkan dan mengurangi hiperpigmentasi pada
kulit, penggunaan terus menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan
efek permanen. Penggunaan merkuri sebagai zat pemutih dalam kosmetik masih
terus berlangsung dan bahkan semakin banyak dipasarkan di toko-toko kosmetik
maupun dipasar modern atau tradisional. Berdasarkan hassil survei Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI pada tahun 2014 terdapat 68 item
kosmetik mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Karena banyaknya bahan
kosmetika yang beredar dipsaran dan mengandung merkuri (Hg) maka Kepala
Badan Pengawas Obaat dan Makanan (BPOM) nomor HK.03.1.23.08.11.07517
tahun 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika melarang penggunaan
merkuri pada kosmetik (Rohaya, Upik, dkk, 2016).
ALAT BAHAN
1. Perkamen 1. Sampel krim pembersih muka
2. Spatel dan sendok tanduk 2. HCl pekat
3. Gelas beaker 3. Aquadest
4. Waterbath
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur
7. Kawat tembaga
IV. Posedur
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pembuatan Sampel
a. Ketiga sampel krim pemutih masing-masing ditimbang sebanya 1 gram
dengan menggunakan neraca analitik.
b. Setiap sampel dimasukan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan
batang pengaduk.
c. Ditambahkan HCl pekat sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi.
d. Dimasukkan kawat pada tabung reaksi yang telah berisi sampel dan HCl.
e. Dipanaskan diwaterbath.
3. Pembuatan pembanding
a. HgCl2 dimasukkan kedalam tabung reaksi.
b. Kemudian ditambahkan HCl pekat sebanyak 5 ml.
c. Dimasukkan kawat kedalam tabung reaksi.
d. Dipanaskan dengan menggunkan waterbath.
4. Dilakukan pembandingan antara sampel dengan pembanding (standar).
5. Mencatat hasil yang diperoleh.
V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan identifikasi merkuri pada
berbagai krim kosmetik yang bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya merkuri
(Hg) didalam krim pemutih. Pada tahapan pertama, dilakukan persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu
atau sudah dalam keadaan bersih. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi
kontaminasi dari kotoran yang ada pada alat dengan sampel yang dapat
mempengaruhi hasil. Setelah itu, dilakukan pembuatan sampel uji.
Pada tahapan pertama, dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan. Alat yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu atau sudah dalam
keadaan bersih. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi dari kotoran
yang ada pada alat dengan sampel yang dapat mempengaruhi hasil. Setelah itu,
dilakukan pembuatan sampel uji. Ketiga krim yang digunakan sebagai sampel,
masing-masing ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan HCl. Dalam melakukan penambahan HCl harus
didalam lemari asam karena lemari asam berfungsi sebagai perantara untuk
memindahkan bahan kimia asam konsentrasi tinggi, tempat reaksi kimia denga
menggunakan bahan-bahan yang mudah menguap dan gas yang berbahaya, selain
itu juga sebagai tempat untuk menyimpan bahan kimia asam tinggi. Kemudian
dimasukkan kawat pada tabung reaksi yang bertujuan untuk mengetahui apakah
krim pemutih tersebut mengandung merkuri atau tidak. Apabila suatu krim
pemutih mengandung merkuri, maka kawat yang dimasukkan kedalam tabung
reaksi tersebut akan berubah warna menjadi seperti perak setelah proses
pemanasan. Selanjutnya sampel dipanaskan di waterbath.
Dalam pembuatan pembanding (standar) dengan cara memasukkan HgCl2
kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan HCl dan dipanaskan di
waterbath. Setelah terjadi perubahan warna pada kawat, maka kawat yang
dimasukkan sampel dengan kawat yang dimasukkan kedalam pembanding
diangkat dan dilakukan perbandingan antara kawat sampel dengan kawat
pembanding.
Berdasarkan hasil pengamatan, kawat sampel nomor 1 (krim malam tanpa
merk) terjadi perubahan warna menjadi seperti warna perak sedangkan pada kedua
sampel lainnya tidak menjukkan perubahan warna menjadi perak. Setelah
dibandingkan antara kawat sampel 1 dengan pembanding (standar merkuri) warna
terlihat sama. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sampel nomor 1 (krim malam
tanpa merk) positif mengandung merukuri dan dua krim lainnya yaitu Garnier
Whitening cream dan panda negatif mengandung merkuri. Sehingga krim malam
tanpa merk merupkan krim yang berbahaya bagi kulit karena kandungan merkuri
dalam jangka waktu lama atau janka pendek dengan dosis tinggi dapat merusak
organ. Krim malam tanpa merk tidak aman untuk digunakan dan untuk Garnier
Whitening cream dan krim panda.
VII. Kesimpulan
Alfian, Zul, (2006). Merkuri: Antara Manfaat Dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan
Manusia Dan Lingkungan. [Skripsi]. Medan: Univesitas Sumatera Barat.
BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 18 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. (2015).
Iswari. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Malahayati. 2010. Solusi Murah Untuk Cantik Sehat Energik. Yogyakarta : Great
Publisher.
Putriyanti, Dian, Nainggolan, Radja, Pratistha, Agni. 2009. 100% Cantik. Jakarta :
Penerbit Best Publisher Jin.
Tranggono, R dan Latifa, F. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.