Anda di halaman 1dari 11

Makalah Oral Biology 6

Peranan Obat Tradisional dan Herbal dalam Meningkatkan Fungsi Mastikasi

Disusun oleh:
Humaira Fitriana (04031281722028)
Sayidati Mutiah (04031281722030)
M. Wisnu Subrata P (04031281722040)
Jihan Camille Azzura (04031381722069)

Dosen Pembimbing: drg. Shanty Chairani, M.Si

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
1. KONSEP MASTIKASI
1.1 Definisi Mastikasi
Mastikasi adalah proses penghancuran atau pemecahan makanan menjadi partikel
yang lebih kecil sehingga siap ditelan.

1.2 Komponen Mastikasi


Pemecahan makanan melibatkan struktur jaringan yang kompleks dari sistem
neuromuskular dan sistem pencernaan. Pada kondisi normal, terjadi hubungan dan
integritas dari semua komponen sistem pengunyahan seperti gigi geligi, otot-otot,
TMJ, bibir, pipi, palatum, saraf, lidah dan sekresi saliva

Otot-otot pengunyahan yang utama adalah muskulus masseter, muskulus


temporalis, muskulus pterigoideus lateralis dan muskulus pterigoideus medialis.
Peranan otot-otot ini dalam pergerakan membuka dan menutup mulut sangat
penting untuk mengkoordinasikan pergerakan mandibula sehingga gigi dapat
berfungsi optimal.

Adanya gangguan pada salah satu komponen dari sistem pengunyahan akan
berdampak pada komponen lainnya sehingga perlu diketahui bagaimana
fungsional dan pergerakan komponenkomponen tersebut dalam proses
pengunyahan.

2. TULANG
Agar tulang dapat berfungsi dengan optimal, osteoblas dan osteoklas harus dalam
keadaan yang seimbang. Osteoblas merupakan sel pembentukan tulang yang berfungsi
membentuk dan mensekresi kolagen dan non-kolagen organik (komponen matriks tulang)
serta mengatur proses mineralisasi (kalsium fosfat) pembentuk osteoid dan berperan dalam
proses pembentukan tulang. Osteoblas berperan dalam sintesis dan sekresi mineral ke seluruh
substansi dasar serta substansi pada daerah yang memiliki kecepatan metabolisme tinggi dan
menjadi perantara mineralisasi osteoid.
Osteoblas berkembang dari osteoprogenitor yang terdapat di bagian dalam periosteum
dan sumsum tulang. Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung pada adanya
osteoblas aktif. Osteoblas merupakan sel mononuklear yang menempel pada permukaan
tulang dan membentuk tulang baru serta letaknya bersebelahan mirip epitel selapis.8 Bila
osteoblas aktif mensintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris
dengan sitoplasma basofilik. Jika aktivitas sintesis telah berkurang, maka osteoblas akan
menunjukkan bentuk gepeng serta sifat basofilia pada sitoplasmanya berkurang.
Osteoblas memengaruhi regulasi osteoklastogenesis melalui sistem regulasi OPG /
RANKL / RANK. OPG dikenal sebagai faktor diferensiasi esensial osteoklas. RANKL
mengaktifkan osteoklastogenesis melalui hubungannya dengan RANK, sementara itu, OPG
dapat menghambat aktivasi osteoklas dan meningkatkan apoptosis osteoklas. Di antara
beberapa polifenol yang mekanisme kerjanya terbukti melalui sistem OPG / RANKL /
RANK adalah isoflavon yang akhirnya mempengaruhi hubungan antara osteoblas dan
osteoklas.
Tulang memiliki beberapa macam growth factor yaitu bone morphogenetic proteins
(BMPs), transforming growth factor beta (TGF-β), insulin-like growth factors I dan II (IGF-I
dan IGF-II), platelet derived growth factor (PDGF), basic fibroblast growth factor, dan
acidic fibroblast growth factor (bFGF dan aFGF)
Tanaman tradisional dan Herbal
a. Daun dan Biji pepaya

Daun pepaya memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi seingga dapat
meningkatkan jumlah sel osteoblas. Vitamin C memiliki kemampuan dalam
merangsang pertumbuhan dan diferensiasi osteoblas.
Biji papaya mengandung komponen polifenol (asam fenol dan flavonoid) yang
cukup banyak pada papaya. Biji papaya juga mengandung alkaloid, saponin, tanin,
dan fenol. Asam fenolic dari biji papaya inilah yang dapat meningkatkan diferensisi
dan proliferasi. Flavonoid juga dapat mengembalikan densitas tulang alveolar dengan
mencegah resorbsi tulang.

Efek polifenol terhadap osteoblas dominan menggunakan molekul murni,


namun, individu tidak dapat mengonsumsi polifenol dalam molekul isolat tetapi
dalam bentuk buah dan sayuran yang kaya polifenol. Polifenol dalam ekstrak etanol
biji pepaya dalam penelitian ini tidak dalam bentuk dari isolat murni dan tidak
diketahui dalam hal kandungan senyawa aktif fenolat, alkaloid, dan flavonoid di
dalamnya. Dalam analisis dosis, diakui bahwa ada pengaruh perbedaan perbedaan
dosis ekstrak etanol biji pepaya yang diberikan kepada artinya osteoblas. Semakin
tinggi dosis, semakin tinggi respons masing-masing variabel, ini menunjukkan efek
farmakologi dari ekstrak etanol biji papaya.

b. Gallus gallus domesticus (Ayam hutan merah)

Ekstrak kulit ayam yang mengandung melanin dapat meningkatkan aktivitas


ALP (alkalin phosphatise-yang merupakan enzim dalam pembentukan tulang yang
juga berpern dalam mineralissi tulang), mineraslisasi osteoblast, dan menghambat
formasi osteoklas. Melanin dapat meningkatkan proliferasi osteoblas dengan
meningkatkan dan menginduksi BMPs. Melanin dalam ekstrak kulit ayam ini juga
dapat meningkatkan osteocalcin. Kandungan ini mampu membuat pensinyalan BMP
secara kuat menginduksi diferensiasi osteoblas dan pembentukan tulang melalui
transformating growth factor (TGF). Ekstrak melanin terbukti dapat meningkatkan
diferensiasi dan proliferasi dari osteoblas dengan menginduksi BMPs.

Pada orang tua yang umumnya sudah mengalami osteoporosis, aktivitas ALP dan
proliferasi osteoblastic menurun. Sehingga herbal ini dapat menjadi solusinya.

c. Kunyit (Curcuma Longa)


Kandungan utama kunyit adalah curcumin. Curcumin dapat langsung
meningkatkan MSC (mesenchymal stem cells) yang dimediasi osteoblas dengan
pengurangan lemak, meningkatkan diferensiasi osteoblas dari MSCs, dan
meningkatkan aktivitas ALP.

d. Jahe (Zingiber officinale)


Beberapa bahan bioaktif telah diidentifikasi pada jahe, termasuk senyawa gingerol.
Sedangkan senyawa polifenol terdiri dari zerumbone, gingerol-related compounds,
telah ditunjukkan untuk menghambat osteoklastogenesis yang disebabkan oleh
receptor activator of nuclear factor-kB (NF-kB) ligand (RANKL).
Efek 6-gingerol, bahan bioaktif utama jahe, pada metabolisme tulang dengan
penekanan pada mineralisasi tulang pada osteoblas manusia. Stimulasi dengan TNF-a
menyebabkan peningkatan interleukin-6 dan ekspresi faktor-kB dan penanda
diferensiasi osteoblastik yang diturunkan regulasi. 6-Gingerol mengurangi derajat
peradangan pada sel osteoblas yang diobati dengan TNF. Kesimpulannya, 6-gingerol
merangsang diferensiasi osteoblas dalam fisiologis normal dan pengaturan inflamasi,
dan karenanya, 6-gingerol mewakili agen yang menjanjikan untuk mengobati
osteoporosis atau peradangan tulang.

e. Herbal yang dapat memberikan kalsium


Intake kalsium setiap individu berbeda-beda, menurut penelitian, orang dewasa dapat
mengambil sekitar 40% kalsium dan wanita dewasa dapat mengambil sekitar 70%.
Absorbsi kalsium dalam tubuh mmelalui usus halus dengan difusi pasif atau difusi
aktif. Proses ini diaktivasi oleh calcitrol dan VDR (Vitamin D Receptor) dan faktor
fisiologis seperti kehadiran hormon pengatur kalsium dan tahap kehidupan. Karena
gradien konsentrasi bukanlah prasyarat untuk proses ini, transportasi transelular
(difusi aktif) menyumbang sebagian besar penyerapan kalsium pada tingkat asupan
rendah dan sedang

Produk susu (susu, keju, yoghurt), telur, brokoli, bayam, kedelai, wortel, kiwi, anggur,
dan lain-lain.
Tabel. Herbal untuk Meningkatkan Fungsi Tulang
No Nama Kandunga Peran Keterangan
Tumbuhan n
1 Daun dan Biji Vitamin C Merangsang
Pepaya pertumbuhan dan
diferensiasi osteoblas
Flavonoid Mencegah resorbsi Mencegah
tulang pembentukan
osteoklas
2 Kulit Gallus Melanin Meningkatkan aktivitas Meningkatkan dan
gallus domesticus ALP dan menghambat menginduksi
formasi osteoklas BMPs, membuat
(proliferasi dan pensinyalan BMP
diferensiasi osteoblas) secara kuat
menginduksi
diferensiasi
osteoblas dan
pembentukan
tulang melalui
transformating
growth factor
(TGF).
3 Kunyit (Curcuma Curcumin Diferensiasi dan Curcumin dapat
Longa) proliferasi osteoblas langsung
meningkatkan
MSC
(mesenchymal
stem cells) yang
dimediasi
osteoblas dengan
pengurangan
lemak,
meningkatkan
diferensiasi
osteoblas dari
MSCs, dan
meningkatkan
aktivitas ALP
4 Jahe (Zingiber Gingerol Difrensiasi dan Meningkatkan
officinale) proliferasi osetoblas TNF-a
5 Susu, brokoli, Kalsium Penyerapan kalsium Sebagai bahan
bayam, almond regenerasi tulang

3. TMJ (TEMPOROMANDIBULAR JOINT)


Pada TMJ, terdapat cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas agar kondilus mandibula
dapat mudah bergerak saat mastikasi. Jika cairan synovial pada seseorang jumlahnya sedikit,
maka dapt menurunkan fungsi mastikasi. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber
nutrisi bagi rawan sendi. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat
bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil.
Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan
berkurang cairan kembali ke belakang.

Tanaman Tradisional dan Herbal untuk Meningkatkan fungsi TMJ


Ikan Salmon
Ikan salmon mengandung omega-6 polyunsaturated fatty acids (n-6 PUFAs).
Konsumsi Minyak ikan (kaya n-3 atau n-6 PUFA) dapat meningkatkan hampir dua
kali lipat asam lemak rantai panjang dalam cairan sinovial dan sumsum tulang
dibandingkan dengan sebelum suplementasi. Dengan kata lain, minyak ikan ini dapat
meningkatkan jumlah cairan synovial. Selain salmon, kandungan minyak ikan ini juga
terdapat pada tuna, ikan teri, sarden, kerang, udang, dan kepiting.

4. OTOT
Otot adalah sebuah organ kontraktil yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang. Serabut-serabut otot atau disebut juga myofibril akan
berkontraksi sehingga dapat menghasilkan gerak. Sel otot berasal dari stem cell
myoblast yang akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi myofibril penyusun
serabut otot. Untuk pembentukan sel-sel otot, diperlukan komponen-komponen
penyusunnya seperti kasein, kalsium, dan fosfor. Otot juga memerlukan
neurotransmitter seperti asetilkolin dan dopamin agar impuls dari otak dapat
disampaikan ke otot.
Tanaman Tradisional dan Herbal untuk Meningkatkan fungsi Otot
a. Ginseng

Ginseng merupakan tanaman akar yang berasal dari Jepang. Ginseng


telah digunakan sebagai pengobatan tradiosional di Jepang, Cina, dan Korea.
Ginseng biasa digunakan sebagai obat pencegah penuaan, penambah stamina
dan keperkasaan. Zat aktif yang terkandung dalam ginseng adalah Ginsenoside
yang merupakanjenis zat yang tersusun dari tiga senyawa kimia yaitu
protopanaxadiol-, protopanaxatriol-, dan oleanolic acid tipe ginsenosides.

Ginsenoside Rg1 berperan sebagai growth factor bagi stem cell sel
myoblast untuk berproliferasi lalu berdiferensiasi menjadi myofibril penyusun
serabut otot. Ginsenoside juga berfungsi sebagai pencegah antrofi otot dengan
mengaktifkan Akt/mTOR signaling sehingga atrofi otot tidak terjadi.

b. Yogurt

Yogurt merupakan hasil olahan susu sapi yang difermentasi oleh suatu
bakteri tertentu. Perbedaannya dengan susu biasa, yogurt mengandung lebih
banyak protein berupa casein, tinggi kadar kalsium dan fosfor yang
merupakan sumber utama bagi myoblast untuk berproliferasi dan membentuk
sel-sel otot baru.

c. Ginkgo Biloba

Ginkgo biloba merupakan tanaman yang berasal dari cina. Sejak lama ginkgo
biloba terkenal denga khasiatnya sebagai obat untuk gangguan ingatan.
Ekstrak ginkgo biloba mengandung zat aktif Querecetin dan Kamferol yang
berfungsi sebagai pemicu peningkatan produksi dopamin, serotonin, dan yang
paling utaman dalam otot yaitu neurotransmitter asetil-kolin. Peningkatan
kadar asetil-kolin membuat peningkatan kerja otot akan makin baik.

5. SARAF
Sel saraf yaitu neuron harus dapat menyampaikan rangsang dari otak agar komponen
mastikasi dapat bekerja dengan baik. Diperlukan proliferasi dari neural stem cell
menjadi neural progenitor cells lalu neural precursor cell dan kemudian menjadi
neuroblast sehingga akan terbentuk sel neuron. Selain itu, diperlukan juga
neurotransmitter seperti dopamin dan asetilkolin agar impuls dapat disampaikan
dengan cepat dan baik.

Tabel tanaman tradisional dan herbal yang berfungsi meningkatkan fungsi saraf

No Nama Tumbuhan Kandungan Peran Keterangan


.
1. Kunyit (Curcuma Curcumin Neurotransmitter Menigkatkan produksi
longa) dopamin pada sistem saraf
pusat

Flavonoid Antiinflamasi Menginhibisi terbentuknya


ROS dan produksi sitokin

2. Gingko biloba bilobalide Proliferasi neural Meningkatkan fosforilasi


stem cell dari CREB dan tingkat
faktor neutrofik
3. Ginseng (Panax Panax notoginseng Proliferasi dan Meningkatkan ekspresi tuj-
notoginsing) saponin regenerasi NSC 1, vimentin, dan nestin
mRNA
Ginsenoside Rg1 Diferensiasi NSC & Meningkatkan ekspresi
NPSC (neural SOX-2
progenitor cells)
Antiinflamasi Mengurangi ekspresi IL-1β,
IL-6 dan TNF-α
4. Pinang (Areca Arecoline Neurotransmitter Menstimulasi reseptor
catechu) muskarinik sehingga
meningkatkan produksi
asetilkolin
DAFTAR PUSTAKA

Suhartin. Fisiologi Pengunyahan pada Sistem Stomatognati. Bagian Biomedik Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Jember
Aaron B., et al. Greek Yogurt and 12 Weeks of Exercise Training on Strength, Muscle
Thickness and Body Composition in Lean, Untrained, Universiry-Aged Males. Front
Nutr 2019, vol. 6, 55

Kehr J, Yoshitake S, Ijiri E, Koch E, Noldner M, Yoshitake T. Gingko biloba leaf extract
(Egb 761) and its specific acylated flavonol constituents increase dopamine and
acetylcholine levels in the rat medial prefrontal cortex: possible implications for the
cognitive enchancing properties of Egb 761. Int Psychogeriatr, 2012, 25-34

Ga-Yeon Go et al. Ginsenoside Rg1 from Panax ginseng enchances myoblast differentiation
and myotube growth. J Ginseng Res. 2017, 41(4): 608-614.

E. Solheim. 1998. Current concepts: Growth factors in bone. International Orthopedic


(SICOT) (1998) 22:410–416.
Ratih Pusporini, Ahmad Basori, Agung Krismariono. The Effect of Papaya Seed Ethanol
Extract in Vivo on The Number of Osteoblasts Cells of Periodontitis-Induced Rats.
Trad. Med. J., January –April 2019 Vol. 24 (1), p 22-27
Han-Seok Yoo , Kang-Hyun Chung , Kwon-Jai Lee , Dong-Hee Kim, Jeung Hee An.
Melanin extract from Gallus gallus domesticus promotes proliferation and
differentiation of osteoblastic MG-63 cells via bone morphogenetic protein-2
signaling. Nutrition Research and Practice 2017;11(3):190-197
Qiaoli Gu, Yan Cai, Chen Huang, Qin Shi, Huilin Yang. Curcumin increases rat
mesenchymal stem cell osteoblast differentiation but inhibits adipocyte
differentiation. Pharmacognosy Magazine, July-September 2012, Vol 8, Issue 31
K.R. Baker, dkk. Association of plasma n-6 and n-3 polyunsaturated fatty acids with
synovitisin the knee: the MOST study. Osteoathritis and Cartilage 20 (2012):382-387
Maciej S. Buchowski. Calcium in the Context of Dietary Sources and Metabolism. Calcium:
Chemistry, Analysis, Function and Effects, 2015, pp. 3-20
Sina M., Maryam N. B., Maryam G. K., Mohammad A. E., & Hatef G. H. (2018). A Review
of Herbal Therapy in Multiple Sclerosis. Advanced Pharmaceutical Bulletin, 8(4),
575-590 doi: 10.15171/apb.2018.066
Solanki, I., Parihar, P., & Parihar, M. S. (2016). Neurodegenerative diseases: From available
treatments to prospective herbal therapy. Neurochemistry International, 95, 100–
108. doi:10.1016/j.neuint.2015.11.001 
Wei Q., Shiya C., Shasha Y., Qian X., Chuanshan X., & Jing C. (2017). The Effect of
Traditional Chinese Medicine on Neural Stem Cell Proliferation and
Differentiation. Aging and Disease, 8(6), 792-811. doi:
dx.doi.org/10.14336/AD.2017.0428
Mohammed R. K. et al. (2019). Neuroprotective Potency of Some Spice Herbs, a literature
review. Journal of Traditional and Complementary Medicine 9, 98-105

Tarkeshwar D., Garima S., Swati K., Bhooshan S.Y., & Alakh N.S. (2018). Role of Herbal
Drugs on Neurotransmitters for treating Various CNS Disorders: A review. Indian
Journal of Traditional Knowledge. Vol 17(1),
S Keshava Bhat, D Ashwin, S Mythri and Sukesh Bhat. (2017). Arecanut (Areca catechu L)
decreases Alzheimer’s disease symptoms: Compilation of research works. Journal
of Medicinal Plants Studies 2017; 5(5): 04-09

Anda mungkin juga menyukai