49 95 1 SM PDF
49 95 1 SM PDF
1 Februari 2013
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kematian bayi baru lahir di Indonesia menurut SDKI 2002/2003 adalah
20/1.000 kelahiran hidup, salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah asfiksia. Di
Indonesia, prevalensi asfiksia sekitar (3%) kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900
kelahiran dengan asfiksia sedang dan berat. Faktor yang berkaitan dengan terjadinya Asfiksia
yaitu faktor ibu, salah satu faktor ibu adalah umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh umur kehamilan pada saat bayi di lahirkan dengan kejadian asfiksia.
Metode: Penelitian observasional analitik inferensial hipotesis menggunakan pendekatan case
control, subjek penelitian ini adalah bayi baru lahir yaitu sebanyak 80 responden. Pengolahan
dan analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: didapatkan nilai X2> X2(5.115> 3,841)
dengan pvalue 0,024 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Simpulan: Ada pengaruh umur kehamilan
pada saat bayi lahir dengan kejadian asfiksia.
Kematian perinatal terbanyak disebabkan sedang dan berat (Rukiyah, 2009, hal 167).
oleh asfiksia. Hal ini ditemukan baik di Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
lapangan atau di rumah sakit rujukan di Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 9,17/1.000
Kematian Bayi (AKB) baru lahir di Indonesia dengan tahun 2007 sebesar 10,48/1.000
menurut SDKI 2002/2003 adalah 20/1.000 kelahiran hidup. AKB di Kota Surakarta
kelahiran hidup. Salah satu penyebab utama sebesar 3,32/1.000 kelahiran hidup (Profil
kematian bayi baru lahir adalah asfiksia. Faktor Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2008, hal 11)
yang berkaitan dengan terjadinya Asfiksia yaitu Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi
faktor ibu, salah satu faktor ibu adalah umur baru lahir yang tidak dapat bernafas spontan
kehamilan saat bayi dilahirkan (Katriningsih, dan teratur dalam 1 menit setelah lahir.
2009). Di Indonesia, prevalensi asfiksia sekitar Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan
(3%) kelahiran (1998) atau setiap tahunnya dari ibu dengan kelahiran kurang bulan (<34
minggu), dan kelahiran lewat waktu (Mansjoer, tahun 2010 kejadian asfiksia masih tinggi,
et al. 2005, hal 502). Persalinan prematur sehingga penulis tertarik untuk melakukan
adalah persalinan belum cukup umur di penelitian tentang Pengaruh Umur Kehamilan
bawah 37 minggu atau berat lahir kurang dari pada Saat Bayi Lahir dengan Kejadian Asfiksia
2500 gram. Persalinan prematur merupakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
penyebab tertinggi kematian neonatus, tumbuh
B. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
kembang janin sering terlambat. Salah satu
penyebab utama kematian neonatus tersebut Penetian ini menggunakan jenis penelitian
adalah asfiksia atau sindrom gawat nafas Obervasional analitik dengan menggunakan
(Manuaba, 2008, hal 184). Kehamilan lewat rancangan penelitian case control atau kasus
waktu adalah kehamilan yang melampaui kontrol. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
usia 292 hari (42 minggu) dengan gejala adalah rekam medik yang mempunyai data
dapat terjadi pada ibu dan janin, komplikasi saat bayi dilahirkan, dan apgar score.
pada janin diantaranya adalah oligohidramnion Etika penelitian yang menjadi kebijakan
yang mengakibatkan asfiksia dan gawat janin di RSUD Dr. Moewardi Surakarta membatasi
intrauterine, dan aspirasi air ketuban disertai subyek penelitian untuk program diploma
pernafasan janin dan gangguan sirkulasi bayi mengambil sampel maksimal dari ketentuan
setelah lahir (Manuaba, 2008, hal 104). tersebut yaitu sebesar 80 responden. Berdasar
Surakarta pada tanggal 16 Februari 2011 untuk kelompok kasus dann 40 responden
pasien ibu bersalin dan bayi yang mengalami signifikansi dengan menggunakan chi
asfiksia. Kasus ibu bersalin di tempatkan di square test.
bangsal mawar 1, dan untuk bayi beresiko di
tempatkan di PICCU/NICU. Berikut adalah Analisis pengaruh umur kehamilan saat
gambaran responden pada penelitian pengaruh bayi lahir dengan kejadian asfiksia, dapat
umur kehamilan pada saat bayi lahir dengan dijelaskan sebagai berikut:
kejadian asfiksia di RSUD Dr. Moewardi Hasil Penelitian menunjukkan responden
Surakarta. dengan umur kehamilan berisiko terdapat
kelompok kontrol atau responden yang tidak yang tidak beresiko. Hasil uji signifikansi
mengalami asfiksia mayoritas umur kehamilan dengan chi squqre didapatkan hasil X2 hitung
tidak beresiko sebanyak 22 responden (55%). (5,115) > X2 tabel (3,841) atau p (0,024) <
Hal ini sesuai dengan latar belakang bahwa α (0,050) dan CI (1,137 40 – 7,152) dapat
faktor yang berkaitan dengan terjadinya diartikan bahwa ada pengaruh umur kehamilan
Asfiksia yaitu faktor ibu, salah satu faktor ibu saat bayi lahir dengan kejadian asfiksia.
adalah umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Menurut Mansjoer (2005, hal 502) asfiksia penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi
neonatorum biasanya terjadi pada bayi yang Mardiyaningrum (2005) tentang hubungan
dilahirkan dari ibu dengan kelahiran kurang beberapa faktor ibu dengan kejadian asfiksia
bulan dan kelahiran lewat waktu. Gambaran di badan RSUD Banjarnegara Kabupaten
ini menunjukan bahwa terdapat kecenderungan Banjarnegara yang menyatakan bahwa ada
umur kehamilan saat bayi dilahirkan dapat hubungan antara umur kehamilan dengan
mempengaruhi kejadian asfiksia. kejadian Asfiksia Neonatorum.
Pengaruh umur kehamilan saat bayi lahir Hasil penelitian ini juga mendukung teori
dengan kejadian asfiksia Pada penelitian ini yang Mansjoer (2005, hal 502) bahwa asfiksia
diamati adalah tingkat risiko umur kehamilan neonatorum biasanya terjadi pada bayi yang
saat bayi lahir dengan kejadian asfiksia. Hasil dilahirkan dari ibu dengan kelahiran kurang
penelitian menunjukan umur kehamilan berisiko bulan dan kelahiran lewat waktu.
yang menyebabkan asfiksia sebanyak 28 Menurut Manuaba (2007, hal 434) pada
responden (35%). Untuk mengetahui pengaruh bayi yang lahir preterm (kurang bulan)
umur kehamilan saat bayi lahir dengan kejadian organ-organ tubuhnya belum mature hal ini
asfiksia dengan menentukan nilai OR dan menyebabkan sistem pernapasan khususnya
kemudian diuji chi square. paru-paru bayi belum bekerja secara optimal,
Hasil uji chi square didapat hasil OR (Odds surfaktan masih kurang sehingga ada
Ratio) = 2,852 dengan nilai CI (Confidence kemungkinan paru mengalami gangguan
Interval) = (1,137 – 7,152). Dapat disimpulkan perkembangan, otot pernafasan masih lemah
bahwa ibu-ibu yang melahirkan dengan sehingga tangis bayi prematur terdengar lemah
umur kehamilan berisiko lebih berpeluang dan merintih akibatnya bayi bisa mengalami
melahirkan bayi asfiksia 2,9 kali di bandingkan asfiksia. Morales (1987, dalam Wiknjosastro,
2010, hal 46) mengemukakan bahwa bayi umur kehamilan saat bayi dilahirkan adalah
yang lahir preterm memiliki risiko distress berisiko yaitu sebanyak 28 responden. Dari
pernafasan 3 kali lebih besar. seluruh jumlah responden baik kasus maupun
Menurut Wiknjosastro (2007, hal 318) pada kontrol mayoritas dari responden adalah bayi
bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan yang mengalami asfiksia dan saat lahir umur
umur kehamilan melebihi 42 minggu kejadian kehamilan ibu adalah berisiko yaitu sebanyak
asfiksia bisa disebabkan karena penuaan 28 responden atau sebesar 35% dari jumlah
plasenta sehingga pemasokan makanan dan responden. Dari hasil tersebut menunjukan
oksigen dari ibu ke janin menurun. Fungsi bahwa umur kehamilan saat bayi dilahirkan
plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan cenderung mempengaruhi kejadian asfiksia
38 minggu dan kemudian mulai menurun setelah bayi lahir, ibu-ibu yang melahirkan
terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dengan umur kehamilan yang berisiko lebih
dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan berpeluang melahirkan bayi asfiksia sebesar 2,9
plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta kali dari pada ibu-ibu yang umur kehamilanya
berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat tidak berisiko.
janin dengan risiko 3 kali. Manuaba (2008,
D. SIMPULAN DAN SARAN
hal 104) menjelaskan bahwa komplikasi
kehamilan lewat waktu dapat terjadi pada ibu Hasi l penel i ti an ber tuj uan unt uk
dan janin, komplikasi pada janin diantaranya mengetahui pengaruh umur kehamilan pada
adalah oligohidramnion yang mengakibatkan saat bayi lahir dengan kejadian asfiksia di
asfiksia dan gawat janin intrauterin, dan RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2010, dapat
aspirasi air ketuban disertai mekonium yang disimpulkan bahwa Umur kehamilan berisiko
mengakibatkan gangguan pernafasan janin dan (preterm dan postterm) lebih berpeluang
gangguan sirkulasi bayi setelah lahir melahirkan bayi asfiksia sebesar 2,9 kali di
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD bandingkan yang tidak beresiko (aterm). Ibu-
Dr. Moewardi Surakarta ditemukan bahwa ibu yang umur kehamilannya berisiko dan
bayi baru lahir pada kelompok kontrol melahirkan bayi asfiksia adalah sebesar 35%
mayoritas umur kehamilan saat bayi lahir dari jumlah responden. Ada pengaruh umur
tidak berisiko yaitu sebanyak 22 respoden, kehamilan pada saat bayi lahir dengan kejadian
. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2008. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2008. www.
dinkesjatengprov.go.id.[ diakses tanggal 17 Februari 2011]
Katriningsih, 2009.Skripsi.http:www//skripsistikes.wordpress.com/.[di peroleh tanggal 09
Februari 2011]
Mansjoer, A., Suprohaita, Ika, W. W., & Setiowulan, W, 2005. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius
Manuaba, IBG, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG, 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi soial untuk
Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Mardiyaningrum, Dwi, (2005, Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Kejadian Asfiksia Di
Badan RSUD Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005. http://eprints.undip.
ac.id/4714/1/2545.pdf.[diperoleh tanggal 10 Mei 2011]
Rukiyah, A.Y, Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan).
Jakarta: CV. Trans info media
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka