Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Untuk memenuhi fungsinya maka Puskesmas mempunyai kegiatan/ Upaya
kesehatan wajib yang terdiri dari upaya Kesehatan ibu dan anak serta Keluarga
berencana, upaya Promosi Kesehatan, upaya Kesehatan lingkungan, upaya perbaikan
gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya
Pengobatan Dasar. Selain itu, UPTD Puskesmas Panincong juga mempunyai
kegiatan/upaya kesehatan pengembangan yang meliputi upaya kesehatan sekolah,
upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa,
upaya kesehatan usia lanjut, upaya Kesehatan remaja serta sarana penunjang
laboratorium.
Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan
kesehatan terutama di tingkat yang paling dasar yaitu tingkat puskesmas perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini didukung dengan adanya pelayanan ditingkat desa
dan kelurahan yaitu dengan adanya Pustu dan Poskesdes serta penyebaran tenaga di
tingkat desa dan lurah dengan menempatkan bidan/perawat.
Sesuai dengan Permenkes nomor 43 Tahun 2019 Pasal 3 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas, fungsi dan Wewenang Puskesmas. Adapun Prinsip
Penyelenggaraan Puskesmas meliputi : paradigma sehat, pertanggung jawaban
wilayah, Kemandirian masyarakat, Ketersediaan akses Pelayanan Kesehatan, teknologi
tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan. Tugas puskesmas yaitu melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Fungsi Puskesmas yaitu : Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah
kerjanya dan Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu,
Puskesmas mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada keamanan
dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung. 
Kejadian pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia saat
ini telah berdampak pada berbagai sektor kesehatan maupun non kesehatan. Masing-
masing negara menyikapinya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka
memutus mata rantai penularan dan mengurangi dampak yang terjadi.
Kekuatan sistem kesehatan nasional kita pun saat ini di uji seiring dengan eskalasi
kasus COVID-19 yang telah melanda seluruh provinsi di Indonesia. Fasilitas pelayanan
kesehatan menjadi garda terdepan dalam menghadapi masalah kesehatan di

1
masyarakat akibat COVID-19. Puskesmas yang selama ini menjadi ujung tombak
pelayanan kesehatan untuk menjangkau masyarakat di wilayah kerjanya semakin
penting perannya untuk penanggulangan COVID-19.
Peran puskesmas perlu diperkuat dalam hal prevensi, deteksi dan respon sesuai
dengan kewenangannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun
di sisi lain Puskesmas juga memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dalam rangka pemenuhan
standar pelayanan minimal bagi masyarakat yang tidak boleh di tinggalkan selama masa
pandemi ini berlangsung.
Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan program di UPTD Puskesmas Panincong.
Pedoman Manajemen Mutu ini menjelaskan secara garis besar sistem manajemen
mutu UPTD Puskesmas Panincong. Semua ketentuan maupun persyaratan serta
kebijakan yang tertuang dalam Pedoman Manajemen ini merupakan acuan untuk
menjalankan kegiatan operasional UPTD Puskesmas Panincong. Penerapan sistem
manajemen mutu dimaksudkan untuk menjadikan gambaran secara umum sistem
manajemen mutu dalam mencapai komitmen mutu, sasaran mutu, serta kepuasan
pelanggan sehingga tujuan UPTD Puskesmas Panincong secara keseluruhan dalam
aspek mutu tercapai.
1. Profil UPTD Puskesmas Panincong
a. Gambaran umum UPTD Puskesmas Panincong
1) Keadaan Geografis
Puskesmas Panincong terletak di jalan jambu Desa Panincong
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Didirikan pada tahun 1991
dengan menaungi 3 desa dan 2 kelurahan yaitu Desa Patampanua, Desa
Panincong, Desa Tellulimpoe, Kelurahan Attang salo dan Kelurahan Kaca.
Keadaan geografis di wilayah kerja Puskesmas Panincong adalah
pedesaan yang terdiri atas daerah persawahan,perkebunan dan terdapat
danau.
Alat transportasi yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah
kendaraan roda empat dan roda dua.
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Panincong adalah sebagai
berikut :
a) Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Batu-batu
b) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo
c) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bulue
d) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lalabata riaja
2) Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
Nama Desa/Kel
Laki-laki Perempuan Total
 Desa Patampanua 970 1.036 2.006
 Desa Panincong 1.675 1.961 3.636
 Desa Tellulimpoe 1.448 1.529 2.977

2
 Kelurahan Attang salo 1.115 1.242 2.357
 Kelurahan Kaca 1.163 1.212 2.375
 Jumlah 6.371 6.980 13.351

3) Sumber daya sarana dan prasarana


Sarana fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Panincong yaitu terdapat 3 puskesmas pembantu ( Pustu ) :
Pustu Medde, Pustu Transmigrasi, Pustu Padali dan 4 poskesdes yaitu :
Poskesdes Attang Salo,Poskesdes kaca, Poskesdes Lajaroko, Poskesdes
Tampaning.
b. Visi UPTD Puskesmas Panincong
Terwujudnya Puskesmas Panincong yang melayani dan lebih baik.
c. Misi UPTD Puskesmas Panincong
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan
terjangkau
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3) Meningkatkan kemitraan lintas program lintas sector
d. Struktur organisasi
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi-fungsi dalam menjalankan
kegiatannya dipetakan sebagaimana tampak dalam bagan (terlampir).
e. Motto
‘’ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA’’
f. Tata nilai
Tata nilai Puskesmas Panincong adalah MAJJAPPA, merupakan bahasa
bugis dari kata sehat pada potongan motto puskesmas :
M = Maju
A = Akuntabel
J = jujur
J = Jalinan Kerja Sama
A = Adil
P = Prima
P = Peka
A = Aktif
2. Kebijakan Mutu
Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas kami seluruh karyawan
berkomitmen untuk:
a. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan secara
terus menerus.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan.
c. Memberikan pelayanan ramah, tepat, akurat dan kemudahan mendapatkan
informasi.

3
d. Menerapkan sistem manajemen mutu Puskesmas secara efektif dan dan
efesien
3. Proses pelayanan (proses bisnis)
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
4) Pelayanan gizi bersifat UKM
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
7) Pelayanan Kesehatan Gigi masyarakat
8) Pelayanan Kesehatan tradisional komplementer
9) Pelayanan kesehatan olahraga
10) Pelayanan kesehatan kerja
11) Pelayanan kesehatan jiwa
b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis:
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan kesehatan keluarga bersifat UKP
4) Pelayanan gawat darurat
5) Pelayanan gizi bersifat UKP
6) Pelayanan Persalinan
7) Pelayanan MTBS
8) Pelayanan laboratorium
9) Pelayanan kefarmasian

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen
mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang
terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi: upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan, dan
Pelayanan Klinis. Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan
keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Panincong.
2. Tujuan Khusus

4
a. Tersusunnya Pedoman manual mutu Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
b. Tersusunnya Pedoman manual mutu setelah diterimanya alokasi sumber dana
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
c. Mendukung tercapaianya visi UPTD Puskesmas Panincong
d. Terlaksananya akreditasi UPTD Puskesmas Panincong pada tahun 2020

D. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2016, tentang
Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019, tentang
Standar Teknis Pemenuhan Dasar Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar
akreditasi puskesmas dan persyaratan ISO 9001:2008.

E. Istilah dan Definisi


1. Pelanggan adalah setiap pihak yang menuntut kita untuk memenuhi suatu standar
mutu tertentu
2. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan emosional yang menjadi
oerbandingan kinerja atau hasil yang dirasakan selama memakaiproduk atau jasa
dibandingkan dengan segi harapannya
3. Pasien adalah orang atau individu yang mencari/ menerima perawatan medis
4. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan
5. Tindakan korektif adalah tindakan yang akan dilakukan setelah terjadi suatu
kegiatan
6. Tindakan preventif adalah tindakan yang akan dilakukan ssebelum munculnya suatu
kegiatan
7. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan system manajemen mutu sesuai
standar
8. Dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam satu
kegiatan
9. Rekaman adalah bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa suatu kegiatan
telah dilakukan
10. Efektivitas

5
11. Efisiensi adalah pemanfaatan sumber daya secara minim guna mencapai hasil yang
optimal
12. Proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas yang dapat
ditempuh berulangkali untuk mencapai hasil yang diharapkan
13. Sasaran mutu adalah tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses
14. Perencanaan mutu adalah perencanaan program manajemen untuk penerapan
system manajemen mutu
15. Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi/institusi seperti yang dinyatakan secara resmi oleh puncak manajemen
16. Sarana adalah barang/bendabergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja
17. Prasarana adalah barang/benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja

BAB II

6
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas Panincong menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
system manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas (Bab III, VI, dan
IX) dan standar ISO 9001:2008. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas maupun
pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses
dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang
berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayanana, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam system manajemen mutu yang disusun
meliputi: Dokumen level 1 : Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual, dokumen
level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-rekaman sebagai
catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur. Prosedur
pengendalian dokumen meliputi:
1. Menyetujui dokumen sebelum terbit
2. Memberikan cap kendali untuk dokumen yang diberlakukan, dan di cap tidak
terkendali untuk dokumen yang sudah tidak berlaku
3. Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan pemberlakuan
dokumen
4. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumentasi terindifikasi
5. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar puskesmas yang diterapkan
oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasionalsistem manajemen
mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,
6. Catatan / rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan harus
dikendalikan. Puskesmas menerapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinisikan
pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpangan, perlindungan,
pengambilan, lama simpan dan pemusnahan. Catatan / rekaman implementasi harus
dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali
7. Untuk memperjelas dokumen mutu/akreditasi Puskesmas dilengkapi dengan contoh
contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.

C. Pengendalian Rekam Implementasi


Semua rekaman/arsip/catatan mutu dikelola dengan baik . Rekaman adalah
dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan. Rekaman dipastikan teridentifikasi

7
dengan jelas dan ditata dengan rapi sehingga mudah dan cepat ditemukan bila
diperlukan. Rekaman yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing koordinator
unit pelayanan/ program. Pengkodeaan dokumentasi pelayanan meliputi :
1. Cara penulisan dokumen
a. Surat Keputusan : SK
b. Standar Operasional Prosedur : SOP
c. Surat Tugas : ST
d. Laporan Hasil : LH
e. Berita Acara : BA

D. Penyimpanan Dokumen/ Arsip


1. Dokumen internal dan eksternal disimpan oleh unit administrasi dan manajemen
(admen) yang merupakan dokumen asli yang di stempel TERKENDALI. Sedangkan
masing-masing kelompok pelayanan dan program menyimpan duplikat dokumen
yang di stempel TIDAK TERKENDALI.
2. Dokumen rekaman di simpan masing-masing pelaksan kegiatan, yang merupakan
dokumen TIDAK TERKENDALI.
3. Dokumen rekam medic inaktif wajib di simpan sekrang-kurangnya 2 tahun, terhitung
dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau pindah tempat setelah batas waktu
sebagai mana di maksud diatas di lampaui, rekam klinis dapat di musnakan, kecuali
persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus di simpan jangka waktu 10 tahun,
terhitung dari tanggal di buatnya
4. Sistem penyimpanan resep yang telah di layani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 2 tahun
5. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan masing-masing kelompok pelayanan,
sedangkan diadministrasi dan manajemen (admen) menyimpan master dokumen
semua kelompok pelayanan dan program.

E. Sistem penomoran
1. Penomoran surat masuk dan keluar atau dokumen perkantoran lingkup UPTD
Puskesmas Panincong. Penomoran dokumen di urutkan sesuai dengan pengkodean
dan singkatan:
a. Surat Keputusan:
Kode No.urut dokumen/ Singkatan dokumen/ Bulan/ Tahun
b. Standar Operasional Prosedur/Daftar Tilik
Kode No.urut dokumen/ Singkatan dokumen/ Bulan/ Tahun
c. Dokumen Eksternal
No.urut dokumen/ Singkatan dokumen/ Bulan dicatat/ Tahun dicatat. Contoh :
SK :……/PKM-PNC/SK/TU/…./…..

F. Penataan Dokumen

8
1. Untuk memudahkan dalam pencarian dokumen mutu/ akreditasi puskesmas
dikelompokkan masing masing Bab/ kelompok pelayanan/UKM dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian serta diberikan daftar secara berurutan
2. Penataan dengan menggunakan file dan Otner yang sudah disepakati ( Biru:
Admen, Merah: UKM, Hijau: UKP )
3. Setiap dokumen tim mutu diberi label sesuai urutan kriteria dalam instrument
4. Penyimpanan dokumen ada disetiap UKM dan UKP dan untuk dokumen mutu
disimpan diruangan mutu serta dikelola oleh masing-masing penanggungjawab
5. Dokumen SOP/SK yang telah dibuat oleh masing masing pelaksana agar dibuat
rangkap 3 ( Untuk master, untuk tim admen, dan untuk pelaksana/ upaya )

BAB III

9
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu
ini.

B. Fokus pada sasaran/pasien


Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

C. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan
Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu
pelayanan UKM

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal
yang meliputi indicator-indikator pelayanan klinis, indicator penyelenggaraan upaya
puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja
yang ditetapkan.
Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program
kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pelayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

E. Manajemen Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19


Pandemi COVID-19 merupakan situsasi yang terjadi secara mendadak dan
cepat. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh kepada perencanaan yang telah di susun
oleh Puskesmas. Oleh karena itu, Puskesmas perlu menyesuiakan tahapan manajemen

10
Puskesmas yang telah di susun dan direncanakan sebelumnya denga kebutuhan
pelayanan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
1. Perencanaan (P1)
a. Melakukan penyesuaian target kegiatan yang telah di susun
b. Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indikator program selain
diakibatkan oleh situasi pandemi COVID-19 dan merencankan upaya inovasi
yang akan dilakukan bila masa pandemi COVID-19 telah berakhir guna
perbaikan capaian kinerja
c. Pelaksanaan revisi sesuai kebutuhan pandemi COVID-19 mengacu pada
juknis/pedoman yang berlaku melalui pembinaan dan koordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota
d. Puskesmas menentukan target sasaran kasus terkait COVID-19 dengan angka
prevalensi dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota guna memperkirakan
kebutuhan logistik, termasuk APD, BMPH untuk pengembalian spesimen
Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan
pelaksanaan rapid test.
e. Puskesmas menentukan populasi rentan (Lansi, orang dengan komorbid, ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir) untuk menjadi sasaran pemeriksaan.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a. Penggerakan dan pelaksanaan melalui forum khusus yaitu lokakarya mini
(Lokmin) bulanan dan lokmin triwulanan tetap dilakukan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan
b. Lokmin bulanan juga membahas bersama berbagai pedoman terkait pelayanan
pada masa Pandemi COVID-19 yang penyusunan terbitnya hampir bersamaan
c. Lokmin triwulanan juga menjadi forum untuk menyampaikan informasi
mekanisme pelayanan puskesmas pada masa pandemi COVID-19
d. Pelaksanaan kegiatan (pemantauan/sweeping orang dengan riwayat perjalanan
dari daerah transmisi lokal/zona merah, pemanatauan harian OTG, ODP, dan
PDP ringan, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi COVID-19) dilakukan
bersama lintas sektor dengan melibatkan gugus tugas yang ada di tingkatan.
e. Dapat dikembangkan sistem pelaporan/pendataan untuk memantau orang
dengan riwayat perjalanan dari daerah transmisi lokal/zona merah di wilayah
kerjanya.
f. Dalam kondisi dimana jejaring Puskesmas menemukan kasus COVID-19, maka
jejaring Puskesmas berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaporan dan
penemuan kasus.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)
a. Tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
b. Menetapkan target indikator keberhasilan penanganan COVID-19 di wilayah
kerjanya untuk dinilai tiap bulan seperti misalnya:

11
1) Presentasi Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dengan Pengawasan (ODP),
Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang telah ditemukan, presentasi ODP,
PDP yang telah sembuh, tidak ada OTG,ODP,PDP yang meninggal di
rumah, presentasi pasien konfirmasi yang dilakukan tracking
2) ODP dan PDP ringan yang di isolasi diri di rumah dilakukan pemantauan
harian sebesar 100%
3) OTG yang karantina mandiri di rumah dilakukan pemantauan harian
sebesar 100%

F. Tanggung jawab
1. Kepala Puskesmas
a. Menetapkan Sistem manajemen mutu Puskesmas
b. Bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan Sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses pelayanan
c. Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibuutuhkan untuk mendukung semua proses
2. Ketua Tim Mutu Puskesmas
Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
a. Memastikan system manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan
kinerja pelayanan
c. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
d. Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan system manajemen
mutu puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
3. Penanggung jawab Admen ,UKM serta UKP
a. Bertanggungjawab dalam penerapan dan pemeliharaan system yang berada
dibawah tanggung jawabnya
b. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses terkait
dengan unit masing masing
c. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta perbaikan
secara terus menerus.

G. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi

12
BAB IV

TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum: Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi:
1. Hasil audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6. Tindak lanjut tehadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Perubahan terhadap Kebijakan mutu
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap system manajemen mutu/system
pelayanan
C. Luaran tinjauan: Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan
efektivitas system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya
yang perlu dilakukan

13
BAB V

MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya


Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi:
1. Sumberdaya untuk menjalankan Sistem manajemen Mutu serta untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dipastikan terpenuhi.
2. Sumberdaya yang diperlukan diidentifikasi oleh Koordinator Unit dan disampaikan
kepada manajemen melalui mekanisme yang telah diatur

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


Kepala Puskemas menjamin karyawan yang bekerja di Puskemas memiliki
kompetensi berdasarkan pendidikan, pengalaman, pelatihan,dan ketrampilan yang
sesuai. Kompetensi yang diperlukan oleh setiap karyawan agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran dan
persyaratan yang telah direncanakan harus dipastikan dipenuhi. Kepala Puskesmas
bertanggung jawab untuk:
1. Menentukan pelatihan yang diperlukan oleh setiap bawahannya
2. Memastikan pelatihan dilaksanakan. Pelatihan dapat dilakukan dalam bentuk, atau
kegiatan apapun yang bertujuan memberikan kompetensi kepada karyawan.
3. Mengambil tindakan lainnya selain pelatihan yang sesuai dengan permasalahan
4. Mengevaluasi efektif/ tidaknya tindakan yang telah diambil
5. Meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya peranan setiap karyawan
dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran mutu demi kepuasan pelanggan
6. Meminta Kasubag TU untuk mengelola arsip karyawan yang memuat informasi
mengenai pelatihan, keterampilan dan pengalaman kerja karyawan.
Dalam pandemi covid Manajemen sumber daya, Kepala Puskesmas bertanggung
jawab untuk:
1. Kepala Puskesmas dapat meninjau ulang pembagian tugas SDM/petugas
Puskesmas antara lain mempertimbangkan risiko tertular COVID-19 seperti
keberadaan penyakit komorbid, usia petugas dan lain sebagainya
2. Puskesmas di harapkan melakukan peningkatan kapasitas internal misalnya terkait
situasi pandemi termasuk cara penularan COVID-19, tentang perubahan alur
pelayanan , physical distancing, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi
seluruh staf Puskesmas, serta alih keterampilan cara rapid test serta cara
pengambilan sampel swab Nasofaring bagi tenaga kesehatan
3. Melakukan monitoring atau audit internal untuk menilai kesesuaian atau ketaatan
pelaksanaan prinsip PPI, termasuk penggunaan APD
4. Jika terdapat petugas yang terkontak, menjadi OTG, ODP, PDP, atau kasus
konfirmasi COVID-19, kepala Puskesmas segera berkoordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah antisipasi agar

14
masyarakat di wilayah Puskesmas tersebut tetap mendapatkan pelayanan
kesehatan.

C. Infrastruktur
1. Sarana kerja / infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai sasaran dan
persyaratan produk maupun proses dipastikan terpenuhi.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat – alat maupun fasilitas
pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.
3. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak lanjuti
sesuai prosedur yang berlaku.
4. Kasubag TU bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan kelengkapan
sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian yang dipimpinnya.

D. Lingkungan kerja
1. Lingkungan tempat kerja yang hijau
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja senantiasa
dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
3. Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar
lingkungan kerjanya terkendali.
4. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu
dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan
proses pelayanan yang telah ditetapkan.
5. Kepala Puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjalankan program tata
graha (5R= Ringkas – Rapih – Resik –Rawat – Rajin)
6. Setiap Koordinator Unit bertanggung jawab untuk memastikan program 5 R
dipahami dan dijalankan oleh seluruh karyawan pada setiap unit kerjanya.

15
BAB VI

PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat:


1. Promosi Kesehatan
Ruang lingkup Peran Promosi Kesehatan di Puskemas dalam penanggulangan
COVID-19 adalah:
a. Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin kerjasama
kegiatan Puskesmas dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas
b. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sektor,
Ormas serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan
penanggulangan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas
c. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan
terhadap optimalisasi kegiatan pencegahan COVID-19 di wilayah kerja
Puskesmas
d. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma, toga dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan keluarga
dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas
e. Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya
masyarakat untuk mengoptimalkan kegiatan promkes dan pemberdayaan
keluarga dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas
f. Membuat media promosi kesehatan lokal spesifik dengan berdasarkan kepada
protokol-protokol yang ada
g. Melakukan KIE bersama kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas,
kelompok peduli kesehatan, UKBM serta mitra potensial lainnya guna
menigkatkan literasi dan memberdayakan kelompok/individu/anggota keluarga
agar mau melakukan PHBS pencegahan COVID-19
h. Melakukan tata kelola manajemen kegiatan promosi kesehatan dalam
pencegahan COVID-19 (P1, P2, P3)
Semua kegiatan ini diintegrasi dengan tugas dari gugus tugas tingkat RW atau
relawan desa. Posyandu dapat dilaksanakan dengan persyaratan ketat seperti
menerapkan prinsip PPI dan Phisycal Distancing sesuai Surat Menteri Dalam Negeri
kepada Gubernur dan Bupati/Walikota No. 094/1737/BPD tanggal 27 April 2020
tentang Oprasional Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam Pencegahan
Penyebaran COVID-19.
2. Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Lingkungan dalam penaggulangan COVID-19 diselenggarakan
melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan yang
dilaksanakan dengan:
a. Konseling, dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan dengan
pelayanan pengobatan dan atau perawatan

16
b. Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan bangunan
dengan mendata lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta
tempat dan fasilitas umum yang pernah di datangi oleh OTG dan ODP
c. Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang dapat berupa
KIE, penggerakan/pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan atau
pembangunan sarana.prasarana
d. Pengelolaan air limbah, limbah padat domestik, limbah B3 medis padat sesuai
dengan pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Kesehatan Keluarga (Sesuai Siklus Hidup)
a. Ibu hamil
1) Pemeriksaan kehamilan pertama dilakukan dengan janji temu dengan
dokter di Puskesmas
2) Pemeriksaan kehamilan rutin pada trimester kedua ditunda kecuali terdapat
keluhan/risiko/tanda bahaya atau tetap dapat dilakukan melalui
telekonsultasi
3) Pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga dilakukan dengan janji temu
di Puskesmas, dilaksanakan 1 bulan sebelum tafsiran persalinan
4) Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) di pandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi
5) Kelas ibu hamil ditunda pelaksanaanya atau bisa dilakukan secara daring
6) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya dan gerakan janin,mengkonsumsi
makanan bergizi,menjaga kebersihan,mempraktikkan aktivitas fisik dan
minum tablet tambah darah
7) Pemeriksaan pada ibu hamil dengan kasus COVID-19 baik ODP, PDP,
OTG, maupun kasus terkonfirmasi mengikuti pedoman yang berlaku
b. Ibu bersalin
1) Persalinan normal tetap dilakukan di Puskesmas bagi ibu hamil dengan
status BUKAN ODP, PDP, atau terkonfirmasi COVID-19 sesuai kondisi
kebidanan
2) Ibu hamil berisiko atau berstatus ODP, PDP, atau terkonfirmasi COVID-19
dilakukan rujukan secara terencana untuk bersalin di fasyankes rujukan
3) Pelayanan KB pasca persalinan tetap berjalan sesuai prosedur, di utamakan
menggunakan MKJP (AKDR pasca Plasenta)
c. Ibu nifas
Pelaksanan kunjungan nifas pertama dilakukan di Puskesmas. Kunjungan nifas
kedua, ketiga, dan ke empat dilakukan dengan metode kunjungan rumah
1) Pelayanan KB tetap dilakukan dengan metode janji temu, diutamakan
menggunakan MKJP
2) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya pada masa nifas, jika
terdapat tanda bahaya segera ke pelayanan kesehatan
d. Bayi baru lahir
1) Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam) tetap dilakukan

17
2) Pengambilan sampel SHK dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah 24 jam
sebelum ibu dan bayi pulang
3) Pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan di Pasyankes
4) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir, jika terdapat tanda
bahaya segera di bawa di fasyankes
5) Pelayanan bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP, OTG dan kasus terkonfirmasi
COVID-19 sesuai dengan pedoman yang berlaku
e. Balita dan anak pra sekolah
1) Asupan gizi seimbang sesuai dengan umur anak mengacu pada buku KIA
2) Pemantauan pertumbuhan dan Pelaksanaan Pemberiaan Obat Pencegahan
Massal (POPM) cacingan di tunda
3) Pemantauan dan stimulasi perkembangan balita dan aaka prasekolah dapat
dilakukan secara mandiri di ruamh
4) Pemantauan balita berisiko,pelayanan imunisasi,kapsul vitamin A dilakukan
dengan janji temu/kunjungan rumah
5) Pemeriksaan khusus untuk triple eliminasi dilakukan dengan janji
temu/kunjungan rumah
6) Pelayanan imunisasi di tentukan hari, jam ruang/tempat khusus yang
terpisah dari pelayanan anak tau dewasa sakit
7) Pelaksanaan kelas ibu balita di tunda atau dilaksankan dengan media
daring
8) Ibu dan keluarga memahami tanda bahaya pada buku KIA yang
memerluakn rujukan fasyankes
f. Usia sekolah dan remaja
1) Skrining kesehatan pada usia anak sekolah di tunda
2) KIE dan konseling kepada anak usia sekolah dan remaja dilakukan melalui
teknologi informasi/daring
g. Calon pengantin
1) KIE pada calon pengantin dilakukan melalui telekonsultasi atau media
komunikasi atau bila perlu dengan janji temu untuk kunjungan ke
Puskesmas
2) Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantun di tunda pelaksanaanya
selama pandemi COVID-19 mereda
h. Pasangan Usia Subur (PUS)
1) Pelayanan KB di Puskesmas dapat dilakukan dengan janji temu pada
akseptor yang mempunyai keluhan
2) Pelayanan KB pada akseptor IUD/ Implan/ Suntik yang tidak dapat kontrol
ke petugas kesehatan dilakukan dengan berkoordinasi dengan PL KB dan
kader untuk minta bantuan pemberian kondom
3) Pelayanan KB pada akseptor pil KB dilakukan dengan berkoordinasi
dengan PL KB dan kader untuk minta bantuan pemberian pil

18
4) Pemberian materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait kesehatan repsoduksi dan KB dapat
dilaksanakan menggunakan media daring atau konsultasi via telepon
5) Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi COVID-19 dengan
meningkatkan penyampaian informasi/KIE ke masyarakat
i. Lansia
1) Pemantauan kesehatan lansia dapat dilakukan melalui kunjungan rumah
(home visit atau home care) dengan saat memperhatikan prinsip PPI
2) Pemantauan kemudahan akses dan memastikan kecukupan obat rutin bagi
lansia dengan penyakit kronis atau degeneratif yang membutuhkan
pengobatan jangka panjang agar tidak terputus selama masa pandemi
COVID-19
3) Promosi kesehatan, KIE dan pemantauan kesehatan lansia melalui
pelayanan kelas LANSIA dan pendamping/seminar kesehatan
menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh
4) Bentuk KIE pada LANSIA terdapat pada lampiran
4. Gizi
a. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan secara mandiri
di rumah berpedoman pada buku KIA
b. Analisis data gizi untuk mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko yang
memerlukan tindak lanjut pelayanan gizi
c. Pemberian suplementasi gizi (makanan tambahan/MT, tablet tambah darah,
kapsul vitamin A) dilakukan dengan janji temu
d. Pemberian edukasi gizi dilakukan melalui media KIE seperti poster atau flyer.
e. Asuhan gizi pada kasus COVID-19 yang di isolasi diri baik di rumah atau di
fasilitas isolasi
f. Kunjungan rumah untuk memantau pertumbuhan balita, monitor distribusi dan
kepatuhan konsumsi TTD ibu hamil, makanan tambahan balita dan ibu hamil
serta vitamin A bayi dan balita
g. Pelayanan gizi buruk dilakukan dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan
Physical Distancing
5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada masa pandemi COVID-19 ini, fokus puskesmas adalah pada prevensi,deteksi
dan respon terhadap kasus COVID-19 tanpa mengesampingkan kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit lainnya.
a. Pencegahan dan pengendalian COVID-19
1) Prevensi
2) Deteksi
3) Respon
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa

19
1) Pengendalian COVID-19 memerlukan dukungan kesehatan jiwa dan psiko
sosial (DKJPS) atau Mental Health And Psikosocial Support (MHPSS) untuk
mengurangi masalah kesehatan jiwa yang muncul akibat pandemi ini
2) Dukungan kesehatan jiwa dan psiko sosial diberikan kepada orang sehat,
OTG, ODP, PDP, kasus konfirmasi kelompok rentan, dan petugas yang
bekerja di garda terdepan denagn kerja sama lintas sektor yang mengacu
pada pedoman yang berlaku
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular lainnnya
1) Tuberkulosis (TB)
2) HIV/AIDS
3) Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular
1) Pemantauan faktor risiko PTM
2) Peningkatan edukasi pencegahan faktor risiko PTM dan COVID-19
B. Pelayanan klinis:
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis :
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang di beli
c. Kontak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaran pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelususran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis dan
sebagainya)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a. Penilaian indicator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisi dan tndak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
f. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran:
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan

20
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif

21
BAB VII

PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi kepada kepuasan pelanggan atau pasien.


Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pemakai layanan kesehatan
maupun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu
indicator kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke puskesmas yang tidak
terlepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system yang baik dan tenaga
pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
selebaran, mutu dan kualifikasi, system pengembangan karir, kesejahteraan tenaga
pelaksana . Adapun permaslahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas
pelayanan, yang berawal dari kesnjangan antara aturan dan standar yang ada dengan
pelaksanaan yang tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaski pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Demikian Pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala
Puskesmas untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai
dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

22
PEDOMAN MANUAL MUTU

UPTD PUSKESMAS PANINCONG

TAHUN
2018

23
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1

1. Profil UPTD Puskesmas Panincong...........................................................2

a. Gambaran Umum.................................................................................2

b. Visi UPTD Puskesmas Panincong........................................................2

c. Misi UPTD Puskesmas Panincong ......................................................2

d. Struktur Organisasi...............................................................................3

e. Motto....................................................................................................3

f. Tata Nilai..............................................................................................3

2. Kebijakan mutu..........................................................................................3

3. Proses pelayanan (proses bisnis)..............................................................3

B. RUANG LINGKUP...........................................................................................4

C. TUJUAN........................................................................................................... 4

1. Tujuan Umum............................................................................................4

2. Tujuan Khusus...........................................................................................4

D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN..................................................................4

E. ISTILAH DAN DEFINISI...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6

A. PERSYARATAN UMUM..................................................................................6

B. PENGENDALIAN DOKUMEN..........................................................................6

C. PENGENDALIAN REKAM IMPLEMENTASI....................................................6

D. PENYIMPANAN DOKUMEN / ARSIP..............................................................7

E. SISTEM PENOMORAN...................................................................................7

F. PENATAAN DOKUMEN..................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................25

24

Anda mungkin juga menyukai