Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA

KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI


BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

Maskur Efendi1), Widandi Soetopo2), Pitojo Tri Juwono2)


1)
Mahasiswa Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur,
Indonesia; maskurftum@gmail.com
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang,
Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK : Model ARIMA adalah metode analisis deret waktu yang memiliki tingkat akurasi
peramalan yang cukup tinggi, cocok digunakan untuk meramal sejumlah variabel dengan cepat,
sederhana dan akurat. Banyak model stokastik tidak memberikan acuan berapa panjang data historis
minimal yang dibutuhkan. Panjang data historis minimal perlu ditetapkan sebagai masukan untuk
menggambarkan fenomena hidrologi yang terjadi. Penelitian menggunakan data debit dari 3 (tiga)
stasiun AWLR yang mewakili masing-masing sub DAS di DAS Brantas. Panjang data historis
representatif dengan nilai kesalahan relatif 5% untuk pembangkitan data debit menggunakan model
ARIMA untuk stasiun AWLR Gadang adalah 15 tahun untuk lebar data 10 harian, 17 tahun untuk
lebar data 15 harian dan 11 tahun untuk lebar data 1 bulanan. Untuk stasiun AWLR Kertosono,
panjang data historis representatif adalah 8 tahun untuk lebar data 10 harian, 5 tahun untuk lebar
data 15 harian dan 14 tahun untuk lebar data 1 bulanan. Untuk stasiun AWLR Lengkong Baru,
panjang data historis representatif adalah 6 tahun untuk lebar data 10 harian, 6 tahun untuk lebar
data 15 harian dan 14 tahun untuk lebar data 1 bulanan.

Kata kunci: Model ARIMA, panjang data historis, lebar data, debit sungai, DAS Brantas

ABSTRACT : ARIMA model is a method of time series analysis which has quite high level
forecasting accuracy, suitable to predict the number of variables in quickly, simply and accurately.
Many stochastic models do not provide a reference of minimum length of historical data that need to
be set as an input to describe the hydrology phenomenon. The study used discharge data from three
(3) AWLR stations representing each sub-watershed in Brantas watershed. Representative historical
data length with 5% relative error for the generation of discharge data using ARIMA models are:
(a) at Gadang AWLR station is 15 years with 10 daily width of data, 17 years with 15 daily width of
data and 11 years with monthly width of data. (b) At Kertosono AWLR station is 8 years with 10
daily width of data, 5 years with the 15 daily width of data and 14 years with the monthly width of
data. (c) At Lengkong Baru AWLR stations is 6 years with 10 daily width of data, 6 years with the 15
daily width of data and 14 years with monthly width of data

Keywords: ARIMA models, historical data length, width of data, river discharge, Brantas
watershed.

Data debit aliran sungai merupakan informasi masukan dalam pengambilan keputusan dalam
yang penting bagi perencanaan, pengelolaan pengelolaan sumber daya air.
dan pengembangan sumber daya air. Data debit Pembangkitan data adalah salah satu cara untuk
air sungai memerlukan deret yang cukup mengatasi permasalahan data hidrologi yang
panjang untuk keperluan perencanaan dan kurang panjang. Apabila dalam perencanaan
pengelolaan bangunan sumber daya air. Para hanya tersedia data debit yang pendek maka
ahli hidrologi sering menghadapi salah satu dapat diperpanjang de-ngan pembangkitan data,
masalah umum yaitu kekurangan atau bahkan proyeksi debit di masa mendatang dapat
keterbatasan data. Prediksi debit sungai pada juga diprediksi. Metode ARIMA merupakan
periode mendatang juga diperlukan sebagai salah satu metode stokastik yang digunakan

37
38 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 37-46

untuk pembangkitan data sintetik mengguna- Penelitian dilakukan pada sungai Brantas
kan data deret waktu (time series). Banyak yang merupakan sungai terbesar dan terpanjang
model stokastik tidak memberikan acuan/ kedua di Jawa setelah sungai Bengawan Solo.
pedoman berapa panjang data historis minimal Sungai Brantas memiliki panjang sekitar 320km
yang harus digunakan .Penelitian ini meng- dan luas daerah pengaliran sungai ± 12.000
analisis pengaruh panjang data debit historis km2, yang mencakup 25% wilayah Jawa Timur.
terhadap kinerja hasil pembangkitan data pada Pertimbangan dalam memilih objek
lebar data tertentu menggunakan metode penelitian sungai yang ada di DAS Brantas
ARIMA. Kinerja hasil pembangkitan diukur adalah:
dari nilai kesalahan relatif hasil pembangkitan 1. Total potensi debit air permukaan sangat
data debit terhadap data debit aktual. Hasil besar (373,64 m3/detik atau 11.783,2 juta
penelitian diharapkan dapat memberikan m3/tahun) dan banyak dimanfaatkan untuk
masukan nilai berapa panjang data yang memenuhi kebutuhan manusia.
representatif atau diperkenankan secara statistik 2. Terdapat beberapa stasiun pencatat tinggi
yang bisa mewakili data debit historis untuk muka air otomatis (AWLR) dan data debit
mendapatkan data sintetik melalui yang tersedia cukup panjang untuk analisis
pembangkitan pada lebar data tertentu. deret waktu.
3. Mempunyai luas DAS yang relatif besar
BAHAN DAN METODE (>100 km2), dengan asumsi DAS yang luas
mempunyai debit sungai yang stabil.
Lokasi Penelitian

Gambar 1. Peta Lokasi Stasiun AWLR


Sumber: Perum Jasa Tirta I

Data Penelitian Brantas Tengah) dan stasiun AWLR Lengkong


Penelitian menggunakan data debit Baru (sub DAS Brantas Hilir).
sungai dari 3 stasiun AWLR yang mewakili Data debit historis untuk pembangkitan
masing-masing sub DAS di DAS Brantas, yaitu model ARIMA menggunakan seri lebar dan
stasiun AWLR Gadang (sub DAS Brantas panjang data historis sebagai berikut:
Hulu), stasiun AWLR Kertosono (sub DAS
Efendi , dkk, Pengaruh Panjang Dan Lebar Data Debit Historis Pada Kinerja Model Pembangkitan Data … 39

Tabel 1. Seri Lebar dan Panjang Data Debit Salah satu metode dengan pendekatan analisis
Historis deret waktu adalah ARIMA (Autoregressive
Panjang Jumlah Integrated Moving Average) Box-Jenkins.
Lebar Interval
Data Data
Data Waktu
(tahun) (n) Model ARIMA – Box Jenkins
5 2005 – 2009 180 ARIMA adalah suatu model gabungan
10
10 2000 – 2009 360 yang meliputi model Autoregressive (AR)
harian
15 1995 – 2009 540 (Yule, 1926) dan Moving Average (MA)
5 2005 – 2009 120 (Stuttzky, 1937 dalam Makridakis et. al., 1999).
15
10 2000 – 2009 240 Model Autoregressive (AR) menunjukkan nilai
harian
15 1995 – 2009 360 prediksi variabel dependen Zt hanya merupakan
5 2005 – 2009 60 fungsi linier dari sejumlah Zt aktual
1
10 2000 – 2009 120 sebelumnya. Model Moving Average (MA)
bulanan
15 1995 – 2009 180 menunjukkan bahwa nilai prediksi variabel
Sumber : Hasil Perhitungan dependen Zt hanya dipengaruhi oleh nilai
residual pada periode sebelumnya.
Data debit aktual tahun 2010 digunakan 1) Model Autoregressive (AR)
untuk menilai kinerja model ARIMA yang Model Autoregressive (AR) menunjukkan
dipilih. nilai prediksi variabel dependen Zt hanya
merupakan fungsi linier dari sejumlah Zt aktual
Metode sebelumnya. Bentuk umum persamaan model
autoregresif ordo p atau AR(p) dapat
Model Stokastik dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut
Model stokastik adalah model hidrologi (Wei, 2006):
yang selalu berkisar dengan waktu, mewakili Ẑ t 1 Ẑ t 1  ...  p Ẑ t p  a t (1)
suatu urutan peristiwa dan selalu dipengaruhi
dengan:
oleh peristiwa sebelumnya (Wahyuni, 2001).
Model ini umumnya digunakan untuk Ẑ t : variabel dependen pada saat t
menganalisis sifat fisik statistik output dari
suatu sistem yang didasarkan pada urutan Ẑ t 1 , ..., Ẑ t p : lag ke-(t-1), ..., lag ke-(t-p)
kejadian sebagai akibat perubahan waktu dan dari Z
menghasilkan suatu set data dalam jangka at : residual pada saat t
panjang dengan sifat yang sama pula. Set data
tersebut dapat dianalisis untuk memperoleh  : konstanta
gambaran mengenai kemungkinan urutan p : tingkat (orde) AR
kejadian yang akan terjadi di masa datang,
misalnya frekuensi harapan dari debit air. 2) Model Moving Average (MA)
Model Moving Average (MA)
Analisis Deret Waktu menunjukkan bahwa nilai prediksi variabel
Analisis deret waktu (time series dependen Zt hanya dipengaruhi oleh nilai
analysis) adalah metode peramalan dengan residual pada periode sebelumnya. Bentuk
menggunakan pendekatan deret waktu (time umum persamaan model MA(q) dapat ditulis
series) sebagai dasar peramalan, yang sebagai berikut (Wei, 2006):
memerlukan data aktual (historis) periode lalu Ẑ t  a t  θ1a t 1  ...  θ q a t q (2)
yang akan diramalkan untuk menge-tahui pola
dengan :
data yang diperlukan untuk menentukan metode
peramalan yang sesuai (Makridakis et. al., a t : residual pada saat t
1999). Secara umum analisis deret waktu
mempunyai beberapa tujuan, yaitu peramalan,
a t 1 ,..., a t q : lag ke-(t-1), ..., lag ke-(t-q)
permodelan, dan juga kontrol (Chatfield, 2001). dari residual
Model deret waktu merupakan sebuah θ : konstanta
model suatu fungsi yang menghubungkan nilai q : tingkat (orde) MA
deret waktu dengan nilai awal deret waktu,
kesalahannya atau yang berhubung-an dengan 3) Model Autoregressive Moving Average
deret waktu lainnya (Makridakis et. al., 1999). (ARMA)
40 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 37-46

Seringkali perilaku data time series dapat p,d,q : orde AR, differencing, MA (non-
dijelaskan dengan baik melalui penggabungan musiman)
antara model AR dan model MA. Model P,D,Q : orde AR, differencing, MA (musiman)
gabungan ini disebut Autoregressive Moving S : jumlah periode per musim
Average (ARMA). Secara umum model at : residual pada saat t
ARMA(p,q) dapat ditulis dalam bentuk (Wei,
2006): Konsep Model ARIMA – Box Jenkins
Ẑt 1 Ẑt 1  ... p Ẑt  p  θ0  a t  θ1 a t 1 ...  θq a t q (3) Konsep model analisis time series
menggunakan metode ARIMA yang
dikembangkan oleh Box dan Jenkins (1976)
4) Model Autoregressive Integrated Moving terdiri dari 4 (empat) tahapan utama (Aswi dan
Average (ARIMA) Sukarna, 2006), yaitu: (1) Tahap identifikasi
Model dalam peramalan menghendaki model, (2) Tahap estimasi parameter model, (3)
datanya stasioner baik dalam mean maupun Tahap pemeriksaan diagnosa (verifikasi)
varians. Data yang belum stasioner dalam kesesuaian model dan (4) Tahap peramalan,
varians perlu dilakukan transformasi. Data yang yaitu menggunakan model untuk peramalan.
belum stasioner dalam mean perlu dilakukan 1. Stasioneritas Data
proses differencing. Proses differencing Analisis data deret waktu (time series)
merupakan suatu proses mencari perbedaan memerlukan data yang sudah stasioner.
antara data satu periode dengan periode yang Kestasioneran data merupakan kondisi yang
lainnya secara berurutan. Secara umum bentuk diperlukan dalam analisis regresi deret waktu
ARIMA (p,d,q) adalah sebagai berikut (Wei, karena dapat memperkecil kekeliruan model.
2006): Suatu data dapat dikatakan stasioner apabila
 B1  Bd Ẑ t  θ 0  θBa t (4) pola data tersebut berada pada kesetimbangan
disekitar nilai rata-rata yang konstan dan
 B 1 1B  ...  p Bp variansi disekitar rata-rata tersebut konstan
θB1 θ1B ...  θq Bq
selama waktu tertentu (Makridakis et. al.,
1999).
dengan: Suatu data dikatakan stasioner dalam
B : operator AR varians jika varians dari data tidak dipengaruhi
B : operator MA oleh deret waktu. Data yang tidak stasioner
p : orde/derajat autoregressive (AR) dalam varians maka perlu dilakukan trans-
d : tingkat proses differencing formasi supaya varians yang awalnya tidak
q : orde/derajat moving average (MA) konstan menjadi lebih konstan. Transformasi
Box-Cox adalah salah satu metode untuk
5) Model Seasonal Autoregressive Integra-ted menstasionerkan data yang tidak stasioner
Moving Average (ARIMA Musiman) dalam varians. Secara matematis transformasi
Musiman didefinisikan sebagai suatu Box-Cox dirumuskan sebagai berikut (Cryer
pola yang berulang-ulang dalam selang waktu dan Chan, 2008) :
yang tetap. Musiman adalah kecenderungan
mengulangi pola tingkah gerak dalam periode
musim, biasanya satu tahun untuk data bulanan. t { (6)
Model ARIMA Musiman merupakan model
ARIMA yang digunakan untuk menyelesaikan
dengan:
time series musiman yang terdiri dari dua
T(Zt) : data transformasi
bagian, yaitu bagian tidak musiman dan bagian
Zt : nilai pengamatan pada waktu t
musiman. (Salamah, dkk., 2003).
: nilai parameter transformasi
Bentuk model ARIMA musiman atau
ARIMA (p.d,q)(P,D,Q)S secara umum adalah
Data dikatakan stasioner dalam mean bila
(Aswi dan Sukarna, 2006):
berfluktuasi disekitar garis sejajar dengan

sumbu waktu (t) atau disekitar suatu nilai mean
(5) yang konstan. Data yang tidak stasioner dalam
dengan: mean perlu dilakukan proses pembedaan
(differencing). Secara umum differencing orde
Efendi , dkk, Pengaruh Panjang Dan Lebar Data Debit Historis Pada Kinerja Model Pembangkitan Data … 41

ke-d dapat ditulis sebagai berikut (Makridakis


dkk., 1999):
Durbin (1960) telah memperkenalkan
(7) metode yang lebih efisien untuk menyelesaikan
persamaan Yule Walker (Aswi dan Sukarna,
dengan :
2006):
: pembeda (differencing)
d : orde ke-d
(11)
B : operator mundur BdZt = Zt-d
: nilai pengamatan pada waktu ke t

2. Identifikasi Model
Tahap identifikasi berfungsi untuk
pendugaan orde model ARIMA (p, d, q) awal
yang sekiranya cocok (tentatif) melalui bentuk 3. Estimasi Parameter Model
ACF (Autocorrelation Function) dan bentuk Estimasi parameter berfungsi untuk
PACF (Partial Autocorrelation Function) dari menduga nilai besaran konstanta dan koefisien
data yang sudah stasioner. dari model AR dan MA.
Autocorrelation Function (ACF) adalah Estimasi parameter AR dan MA
korelasi antara Zt dan Zt+k dari proses yang menggunakan persamaan sebagai berikut
sama dan dipisahkan oleh waktu lag k. (Makridakis et. al., 2002):
Persamaan dari kovarians antara Zt dan Zt+k a) Penaksiran model Autoregressive (AR):
adalah:
(12)
(8)  : parameter autoregressive
p : derajat autoregressive
dan korelasi antara Zt dan Zt+k adalah:
b) Penaksiran model Moving Average (MA):
(9)
(13)
dengan catatan, var(Zt) = var(Zt+k) = 0. Sesuai
fungsi dari k, k adalah auto-covariance  : parameter moving average
function, dan k adalah auto-correlation q : derajat moving average
function (ACF) dalam analisis time series
karena masing-masing dari keduanya c) Penaksiran model ARMA:
menyatakan kovariansi dan korelasi antara Zt
dan Zt+k dari proses yang sama, hanya
dipisahkan oleh jarak waktu lag k (Wei, 2006). (14)
Partial Autocorrelation (PACF)
digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
(association) antara Zt dan Zt-k apabila pengaruh 4. Pemeriksaan Diagnostik
lag waktu (time lag) 1, 2, 3, k-l dianggap Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk
terpisah. Partial Autocorrelation Function mengetahui ketepatan model setelah memiliki
(PACF) adalah suatu fungsi yang menunjukkan paramater yang signifikan sehingga akan
besarnya korelasi parsial antara pengamatan didapatkan suatu model yang valid.
pada waktu ke t (dinotasikan dengan Zt) dengan Pemeriksaan diagnostik dilakukan dalam
pengamatan pada waktu-waktu sebelumnya (Zt- dua tahap, yaitu (1) uji signifikansi parameter
dan (2) uji kesesuaian model (meliputi uji
1, Zt-2,..., Zt-k). Persamaan dari Partial Auto-
correlation Function antara Zt dan Zt+k adalah asumsi white noise dan residual berdistribusi
(Wei, 2006): normal).

(10)
42 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 37-46

5. Ketepatan Model Peramalan Analisis Regresi


Dalam analisis time series bisa meng- Analisis regresi merupakan metode
hasilkan banyak model yang signifikan. Untuk statistik yang digunakan untuk memeriksa dan
mendapatkan suatu model yang terbaik dila- memodelkan hubungan antara variabel bebas
kukan dengan mengukur ketepatan dengan data (independent variable, disimbolkan X) dan
historisnya. Menilai ketepatan suatu metode variabel terikat (dependent variable,
peramalan dapat dilakukan dengan cara meng- disimbolkan Y). Tujuan analisis regresi ialah
hitung selisih antara nilai peramalan dengan menerangkan sebanyak mungkin variasi dalam
nilai sebenarnya (nilai residual). Semakin kecil variabel terikat (Y) dengan menggunakan
nilai yang dihasilkan oleh metode pengukuran variabel bebas (X) dalam model regresi.
tersebut, maka model peramalan yang Analisis regresi dapat digunakan untuk 2 (dua)
digunakan akan semakin baik. tujuan, yaitu (Soewarno, 1995) :
Mean Square Error (Kesalahan Kuadrat 1) Untuk memperoleh suatu persamaan dari
Rata-rata) adalah salah metode yang umum garis yang menunjukkan persamaan
digunakan untuk mengukur ketepatan hasil hubungan antara dua variabel.
peramalan. MSE digunakan untuk mengeva- 2) Untuk mengestimasi suatu variabel terikat
luasi hasil peramalan dengan menghitung rata- (Y) dengan menggunakan variabel bebas (X)
rata kesalahan kuadrat dari tiap-tiap model yang berdasarkan hubungan yang ditunjukkan
layak. Nilai MSE dapat dihitung dengan pada persamaan regre-si.
persamaan (Arsyad, 1995): Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa besar kemampuan
(15) variabel bebas (X) dapat menjelaskan variasi
variabel terikat (Y), atau seberapa besar
dengan: variabel X dapat mempengaruhi variabel Y.
Xt : nilai observasi pada waktu t Suatu model regresi dikatakan baik jika
̂ t : nilai hasil peramalan pada waktu t eksplanasi diukur menggunakan nilai R2 yang
N : jumlah data tinggi.
Semakin kecil nilai MSE berarti nilai
taksiran semakin mendekati nilai sebenarnya Analisis Korelasi
atau model yang dipilih merupakan model Suatu analisis yang membahas tentang
terbaik. derajat asosiasi dalam analisis regresi disebut
6. Peramalan dengan analisis korelasi (corre-lation analysis).
Tahap terakhir dalam pemodelan Apabila dalam analisis regresi telah dapat
ARIMA adalah menggunakan model terbaik ditentukan model persamaan matematik yang
untuk peramalan. Jika model terbaik telah cocok, persoalan berikutnya adalah menentukan
ditetapkan maka model itu siap digunakan derajat hubungan atau derajat asosiasi antara
untuk peramalan. variabel hidrologi yang digunakan dalam
analisis regresi. Derajat hubungan dalam
Kesalahan Relatif analisis regresi umumnya dinyatakan secara
Kesalahan relatif adalah prosentase dari kuantitatip sebagai koefisien korelasi (R).
selisih besaran parameter data model atau
peramalan dengan besaran parameter data HASIL DAN PEMBAHASAN
aktual dibagi dengan besaran para-meter data
aktual. Kesalahan relatif digunakan untuk Debit Rata-rata
mengukur kinerja model atau hasil peramalan. Data debit rata-rata 10 harian, 15 harian
Nilai kesalahan relatif dapat dihitung dan 1 bulanan dihitung dari data debit rata-rata
menggunakan persamaan: harian. Data debit rata-rata 10 harian diperoleh
dari rata-rata debit rata-rata harian selama
|∑ t ∑ t| interval 10 hari kalender. Dalam 1 (satu) bulan
∑ t terdapat 3 (tiga) periode, yaitu periode I untuk
dengan: rata-rata debit tanggal 1 – 10, periode II untuk
KR : kesalahan relatif (%) rata-rata debit tanggal 11 – 20, dan periode III
Zt : nilai parameter data model/peramalan untuk rata-rata debit tanggal 21 – 31.
At : nilai parameter data aktual
Efendi , dkk, Pengaruh Panjang Dan Lebar Data Debit Historis Pada Kinerja Model Pembangkitan Data … 43

Data debit rata-rata 15 harian diperoleh Tabel 4. Model ARIMA Terbaik - Stasiun
dari rata-rata debit rata-rata harian selama AWLR Lengkong Baru
interval 15 hari kalender. Panjang
Lebar
Dalam 1 (satu) bulan terdapat 2 (dua) Data Model ARIMA
Data
periode, yaitu periode I untuk rata-rata debit (tahun)
tanggal 1 – 15 dan periode II untuk rata-rata 5 (1,0,0)(1,1,1)36
debit tanggal 16 – 31. 10
10 (0,0,2)(0,1,2)36
harian
Data debit rata-rata 1 bulanan diperoleh 15 (0,0,4)(0,1,1)36
dari rata-rata debit rata-rata harian selama 1 5 (2,0,2)(1,1,2)24
15
bulan. 10 (2,0,1)(1,1,4)24
harian
15 (1,0,1)(3,1,4)24
Model ARIMA 5 (1,0,1)(3,1,1)10
1
Model ARIMA dibuat menggunakan data 10 (1,0,2)(0,1,2)12
bulanan
debit historis untuk setiap seri lebar dan 15 (3,0,1)(1,2,4)12
panjang data berdasarkan Tabel 1. Sumber : Hasil Perhitungan
Analisis dilakukan untuk memperoleh 9
(sembilan) model ARIMA terbaik untuk setiap Peramalan Debit Tahun 2010
stasiun AWLR Model ARIMA terbaik yang diperoleh
pada setiap seri data digunakan untuk
Tabel 2. Model ARIMA Terbaik - Stasiun meramalkan data debit tahun 2010.
AWLR Gadang Banyaknya data yang diramalkan untuk
Panjang lebar data 10 adalah 36 buah data, untuk lebar
Lebar
Data Model ARIMA data 15 harian adalah 24 buah data dan untuk
Data
(tahun) lebar data 1 bulanan adalah 12 buah data.
5 (2,0,1)(0,2,1)36 Peramalan data debit dilakukan dengan
10
10 (2,0,1)(1,2,1)36 menggunakan software Minitab. Input data
harian
15 (3,0,1)(1,2,1)36 pada software Minitab adalah data debit
5 (1,0,2)(0,2,2)24 historis, model ARIMA dan panjang data yang
15
10 (1,0,1)(1,2,4)24 akan diramalkan.
harian
15 (2,0,1)(2,3,1)24
5 (2,0,1)(1,1,1)11 Kinerja Hasil Peramalan
1
10 (3,0,1)(1,2,2)12 Kesalahan relatif hasil peramalan
bulanan
15 (3,0,1)(2,2,3)12 digunakan untuk mengukur kinerja hasil
Sumber : Hasil Perhitungan peramalan dari model ARIMA.
Kesalahan relatif dihitung dengan cara
Tabel 3. Model ARIMA Terbaik - Stasiun mem-bandingkan antara volume air dari data
AWLR Kertosono debit hasil peramalan dengan volume air dari
Panjang data debit aktual.
Lebar
Data Model ARIMA
Data
(tahun) Tabel 5. Kesalahan Relatif Hasil Peramalan -
5 (2,0,1)(2,2,2)36 Stasiun AWLR Gadang
10
10 (1,0,5)(1,1,1)36
harian
15 (2,0,2)(2,1,2)36
5 (1,0,3)(1,1,2)24
15
10 (1,0,1)(2,1,2)24
harian
15 (1,0,1)(1,1,2)24
Panjang
Lebar
Data Model ARIMA
Data
(tahun)
5 (1,0,0)(1,0,1)12 Sumber : Hasil Perhitungan
1
10 (1,0,2)(2,1,2)12
bulanan
15 (1,0,2)(1,1,1)12
Sumber : Hasil Perhitungan
44 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 37-46

Tabel 6. Kesalahan Relatif Hasil Peramalan -


Stasiun AWLR Kertosono

Sumber : Hasil Perhitungan


Tabel 7. Kesalahan Relatif Hasil Peramalan - Gambar 2. Grafik Pengaruh Panjang Data
Stasiun AWLR Lengkong Baru Terhadap Kesalahan Relatif - Stasiun AWLR
Gadang

Sumber : Hasil Perhitungan

Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk
Gambar 3. Grafik Pengaruh Panjang Data
mengetahui pengaruh panjang data historis
Terhadap Kesalahan Relatif – Stasiun AWLR
(variabel X) terhadap kesalahan relatif (variabel
Kertosono
Y) untuk setiap lebar data.
Tabel 10. Regresi Pengaruh Panjang Data
Tabel 8. Regresi Pengaruh Panjang Data
Historis Terhadap Kesalahan Relatif
Historis Terhadap Kesalahan Relatif -
- Stasiun AWLR Lengkong Baru
Stasiun AWLR Gadang
Lebar Nilai
Lebar Nilai No Persamaan Regresi
No Persamaan Regresi Data R2
Data R2
10 Y = 0,821X -
10 Y = -2,172X + 1 0,8302
1 0,8484 Harian 0,1133
Harian 35,38
15
15 Y = -2,015x + 2 Y = 1,39X - 4 0,9076
2 0,9685 Harian
Harian 38,163
1 Y = -2,969X +
1 Y = -0,69X + 3 0,9935
3 0,9292 Bulanan 43,922
Bulanan 12,51 Sumber : Hasil Perhitungan
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 9. Regresi Pengaruh Panjang Data


Historis Terhadap Kesalahan Relatif -
Stasiun AWLR Kertosono
Lebar Nilai
No Persamaan Regresi
Data R2
10 Y = 0,918X -
1 0,9871
Harian 3,2033
15 Y = 0,988X -
2 0,7871
Harian 0,2767
1 Y = -0,518X +
3 0,9847 Gambar 4. Grafik Pengaruh Panjang Data
Bulanan 11,827
Terhadap Kesalahan Relatif - Stasiun AWLR
Lengkong Baru
Efendi , dkk, Pengaruh Panjang Dan Lebar Data Debit Historis Pada Kinerja Model Pembangkitan Data … 45

Analisis Korelasi Tabel 15. Panjang Data Representatif -Stasiun


Analisis korelasi digunakan untuk AWLR Kertosono
menentukan berapa kuat hubungan antara Lebar Data Panjang Data (Tahun)
variabel panjang data historis dan kesalahan
relatif hasil peramalan untuk setiap lebar data. 10 Harian 8
Tabel 11. Korelasi Hubungan Panjang Data dan 15 Harian 5
Kesalahan Relatif – Stasiun AWLR 1 Bulanan 14
Gadang Sumber : Hasil Perhitungan
Lebar Koefisien
Data Korelasi Kuat Hubungan
(R) Tabel 16. Panjang Data Representatif -Stasiun
10 Harian -0,92 Langsung Negatif Baik AWLR Lengkong Baru
Lebar Data Panjang Data (Tahun)
15 Harian -0,98 Langsung Negatif Baik
1 Bulanan -0,96 Langsung Negatif Baik 10 Harian 6
Sumber : Hasil Perhitungan 15 Harian 6
Tabel 12. Korelasi Hubungan Panjang Data dan 1 Bulanan 14
Kesalahan Relatif – Stasiun AWLR Sumber : Hasil Perhitungan
Kertosono
Lebar Koefisien
Korelasi Kuat Hubungan Panjang data debit historis yang
Data (R) representatif untuk masing-masing stasiun
10 Harian 0,99 Langsung Positif Baik AWLR diatas dapat digunakan sebagai
15 Harian 0,89 Langsung Positif Baik acuan/pedoman sebagai panjang data debit
1 Bulanan -0,99 Langsung Negatif Baik historis yang perlu digunakan untuk
Sumber : Hasil Perhitungan pembangkitan data debit metode ARIMA sesuai
dengan lebar data yang digunakan. Panjang data
Tabel 13. Korelasi Hubungan Panjang Data dan debit historis representatif tersebut merupakan
Kesalahan Relatif – Stasiun AWLR panjang data historis pada “n” tahun terakhir
Lengkong Baru
Koefisien secara berderet/kontinyu sebelum tahun dimana
Lebar Korelasi Kuat Hubungan akan diramalkan data debitnya.
Data (R)
10 Harian 0,91 Langsung Positif Baik KESIMPULAN DAN SARAN
15 Harian 0,95 Langsung Positif Baik
1 Bulanan -0,99 Langsung Negatif Baik Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil analisis yang telah
Sumber : Hasil Perhitungan
dilakukan pada pembahasan sebelumnya adalah
sebagai berikut :
Panjang Data Representatif
1. Panjang data debit historis yang berbeda
Panjang data debit historis yang
pada lebar data tertentu memiliki model
representatif atau diperkenankan secara statistik
ARIMA terbaik yang berbeda. Untuk stasiun
perlu ditetapkan untuk digunakan dalam
AWLR Gadang, pada lebar data 10 harian,
analisis pembangkitan data debit metode
panjang data 5, 10 dan 15 tahun memiliki
ARIMA. Panjang data debit historis yang
model ARIMA (2,0,1) (0,2,1)36, (2,0,1)
representatif atau diperkenankan secara statistik
(1,2,1)36 dan (3,0,1) (1,2,1)36. Pada lebar
ditentukan pada panjang data yang
data 15 harian, panjang data 5, 10 dan 15
menghasilkan kesalahan relatif sebesar 5%.
tahun memiliki model ARIMA (1,0,2)
Tabel 14. Panjang Data Representatif -Stasiun
(0,2,2)24, (1,0,1) (1,2,4)24 dan (2,0,1)
AWLR Gadang
(2,3,1)24. Pada lebar data 1 bulanan, panjang
Lebar Data Panjang Data (Tahun) data 5, 10 dan 15 tahun memiliki model
10 Harian 15 ARIMA (2,0,1) (1,1,1)11,(3,0,1) (1,2,2)12dan
15 Harian 17 (3,0,1) (2,2,3)12.
Untuk stasiun AWLR Kertosono, pada lebar
1 Bulanan 11 data 10 harian, panjang data 5, 10 dan 15
Sumber : Hasil Perhitungan
46 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 37-46

tahun memiliki model ARIMA (2,0,1) Saran


(2,2,2)36,(1,0,5) (1,1,1)36dan(2,0,2)(2,1,2)36. Saran yang perlu disampaikan dari
Pada lebar data 15 harian, panjang data 5, 10 penelitian yang telah dilakukan adalah:
dan 15 tahun memiliki model ARIMA 1. Perlu dilakukan penelitian dengan menggu-
(1,0,3) (1,1,2)24, (1,0,1) (2,1,2)24 dan (1,0,1) nakan model stokastik yang lain untuk
(1,1,2)24. Pada lebar data 1 bulanan, panjang mengetahui model manakah yang memi-liki
data 5, 10 dan 15 tahun memiliki model kinerja terbaik dan sesuai dengan lokasi
ARIMA (1,0,0) (1,0,1)12,(1,0,2) (2,1,2)12 dan penelitian.
(1,0,2) (1,1,1)12. 2. Memperbanyak data debit dari stasiun
Untuk stasiun AWLR Lengkong Baru, pada AWLR yang lain untuk setiap sub DAS,
lebar data 10 harian, panjang data 5, 10 dan sehingga hasilnya bisa lebih mempresen-
15 tahun memiliki model ARI-MA (1,0,0) tasikan kondisi tiap sub DAS.
(1,1,1)36, (0,0,2) (0,1,2)36 dan (0,0,4)
(0,1,1)36. Pada lebar data 15 harian, panjang Daftar Pustaka
data 5, 10 dan 15 tahun memiliki model
ARIMA (2,0,2) (1,1,2)24, (2,0,1) (1,1,4)24 Arsyad, L.. 1995. Peramalan Bisnis. Ghalia
dan (1,0,1) (3,1,4)24. Pada lebar data 1 Indonesia. Jakarta.
bulanan, panjang data 5, 10 dan 15 tahun Aswi dan Sukarna. 2006. Analisis Deret Waktu
memiliki model ARIMA (1,0,1) (3,1,1)10, : Teori dan Aplikasi. Andira Publisher.
(1,0,2) (0,1,2)12dan(3,0,1)(1,2,4)12. Makasar.
2. Hasil analisis pada stasiun AWLR Gadang, Chatfield, C. 2001. The Analysis of Time Series:
diperoleh kesimpulan bahwa semakin An Introduction. Chapman and Hall.
panjang data debit historis maka semakin London.
kecil kesalahan relatifnya untuk semua lebar Cryer, J. D. and Chan, K.S. 2008. Time Series
data. Hasil analisis pada stasiun AWLR Analysis : with Applications in R (2nd
Kertosono dan Lengkong Baru, untuk lebar edition). Springer Science Business
data 10 harian dan 15 harian diperoleh Media, LLC. New York.
kesimpulan bahwa semakin panjang data Makridakis, S., Wheelwright, S. C., dan
debit historis maka semakin besar kesalahan McGee, V. E. 1999. Metode dan Aplikasi
relatifnya. Sedangkan untuk lebar data 1 Peramalan. Binarupa Aksara. Jakarta.
bulanan, semakin panjang data debit historis Makridakis, S., Wheelwright, S. C., dan McGee
maka semakin kecil kesalahan relatifnya. V. E. 2002. Metode dan Aplikasi
3. Panjang data historis yang representatif Peramalan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
dengan nilai kesalahan relatif 5% untuk Salamah, Mutiah, Suhartono dan Wulandari, Sri
pembangkitan data debit menggunakan Pingit. 2003. Analisis Time Series.
model ARIMA pada stasiun AWLR Gadang FMIPA-ITS. Surabaya.
adalah 15 tahun untuk lebar data 10 harian, Soewarno. 1995. Hidrologi: Aplikasi Metode
17 tahun untuk lebar data 15 harian dan 11 Statistik Untuk Analisa Data. Penerbit
tahun untuk lebar data 1 bulanan. Pada Nova. Bandung.
stasiun AWLR Kertosono, panjang data Wahyuni, Sri Eko. 2001. Model Stokastik,
historis yang representatif adalah 8 tahun Diktat Kuliah Hidrologi. Magister
untuk lebar data 10 hari-an, 5 tahun untuk Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
lebar data 15 harian dan 14 tahun untuk Semarang.
lebar data 1 bulanan. Pada stasiun AWLR Wei, W.W.S. 2006. Time Series Analysis:
Lengkong Baru, panjang data historis yang Univariate and Multivariate Methods.
representatif adalah 6 tahun untuk lebar data Addison-Wesley Publishing Company
10 harian, 6 tahun untuk lebar data 15 harian Inc. New York.
dan 14 tahun untuk lebar data 1 bulanan.

Anda mungkin juga menyukai