Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ASKEP PADA PASIEN KATARAK

“KMB II”

Dosen pembimbing: Ns. Tengku Abdurrahman M.kep

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Aulia ur rahmah
2. Dewi ratih
3. Burhan sukmana
4. Nuryati
5. Eva latifah
6. Sabrina
7. Siti mega
8. Siti sopia
9. Naily lubis
10. Nurul ramadanti
11. Qorinul hakim
12. Salsabila cornelia putri

STIKES RAFLESIA DEPOK

Jl. Mahkota Raya 32-B, Komplek Pondok Duta I, Tugu, Cimanggis, Tugu, Kec. Cimanggis,
Kota Depok, Jawa Barat 16451

Tahun Ajaran 2020/2021


Pengkajian

Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:

a. Aktivitas /Istirahat: Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobi sehubungan

dengan gangguan penglihatan.

b. Makanan/cairan: Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)

c. Neurosensori : Gejalanya yaitu:

1. Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)

2. kehilangan bertahap penglihatan perifer

3. kesulitan memfokus kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).

4. Penglihatan berawan/kabur

5. tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar

6. Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak)

7. Pupil menyepit dan merah/mata dengan kornea berawan (glaukoma

darurat)

8. Peningkatan air mata.

d. Nyeri/Kenyamanan :Gejala yaitu:

1. Ketidak nyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)

2. Nyeri tiba –tiba/berat menetap

3. Tekanan pada dan sekitar mata

4. sakit kepala  (glaukoma akut).

e. Penyuluhan / Pembelajaran :Gejala yaitu:

1. Riwayat keluarga glaukoma

2. Diabetes

3. gangguan sistem vaskuler

4. Riwayat stres
5. Alergi

6. gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena)

7. ketidakseimbangan endokrin, diabetes (glaukoma).

Diagnosa Keperawatan

Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien dengan 

penyakit katarak adalah:

1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intravaskuler,

kehilangan vitreous.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).

3. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/status

organ indra, lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d menurunnya ketajaman,

gangguan penglihatan, perubahan respons biasanya terhadap rangsang.s

4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan

b/d  tidak mengenal sumber informasi , salah interprestasi informasi, keterbatasan

kognitif.

Diagnosa:

1. Hambatan berjalan berhubungan dengan adanya gangguan penglihatan (katarak)

2. Ansietas berhubungan dengan stress situasional akibat prosedur medis

Intervensi:

1.

a. Identifikasi kebiasaan dan faktor-faktor yang mengakibatkan risiko jatuh


b. Kaji riwayat jatuh pada klien dan keluarga
c. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan terjadinya risiko jatuh
(lantai licin)
d. Sediakan alat bantu (tongkat, walker)
e. Ajarkan cara penggunaan alat bantu (tongkat atau walker)
f. Instruksikan pada klien untuk meminta bantuan ketika melakukan perpindahan, joka
diperlukan
g. Ajarkan pada keluarga untuk menyediakan lantai rumah yang tidak licin
h. Ajarkan pada keluarga untuk meminimalkan risiko terjadinya jatuh pada pasien

2.

a. Berikan informasi faktual meliputi dignosa, prognosis, dan terapi sesuai kondisi klien
b. Dampingi klien untuk mengurangi ketakutan klien
c. Kaji respon kecemasan verbal maupun non verbal klien
d. Gunakan komunikasi terapeutik dan pendekatan yang baik pada klien
e. Berikan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi ansietas klien
f. Kolaborasi dengan tim medis terkait pemberian obat untuk menurunkan kecemasan
klien
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta

Ilyas, 2008.Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. FKUI, Jakarta

Istiqomah, 2003.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta

Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif  Konsep, Proses, dan Aplikasi.

Salemba Medika ; Jakarta

Nursalam, 2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta

Tamsuri, 2008.Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal

Bedah.EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai