Anda di halaman 1dari 2

MODUL PENGUATAN INTEGRITAS

KB. 4

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari kasus berikut:

Seringkali kita sering menghukum anak karena tidak berintegritas, padahal pada saat yang sama
kita sering menunjukan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya anak akan dihukum
karena terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru yang terlambat tetapi tidak
mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsis- tenan ketika ada orang dewasa yang melanggar
aturan kita anggap itu hal yang bia- sa. Padahal itu adalah cara ampuh mengajari mereka untuk
tidak konsisten.

Pertanyaan:

1. Tentukan pendekatan yang paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan untuk
menunjukkan konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!
2. Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada
lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap keberhasilannya.

Jawaban:

1. Pendekatan yang paling relevan yang bisa dilakukan pada kasus tersebut adalah dengan
menggunakan pendekatan personal. Dengan pendekatan personal kepada guru kita bisa
mencari tahu alasan mengapa datang ke sekolah terlambat. Sebisa mungkin kita memberi
penyelesaian dengan tidak menyalahkan atau menyudutkan guru tersebut. Selain itu bisa
juga kita melakukan pendekatan personal kepada guru-guru lain yang berintegritas untuk
menyebarluaskan keintegritasan itu kepada rekan-rekan guru. Tidak hanya itu saja, kita
juga bisa memotivasi peserta didik untuk berintegritas dalam bersikap, walaupun masih
ada perilaku yang tidak berintegritas yang ditunjukkan guru maupun siswa lainnya. Kita
harus tetap semangat untuk menebarkan sikap-sikap baik dimulai dari diri sendiri,
lingkungan terdekat, lingkungan sekolah, hingga lingkungan masyarakat luas.

2. Upaya yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup
yang lebih luas yaitu

a. Membuat komitmen untuk selalu berintegritas dalam bersikap.


b. Selalu membiasakan untuk berbuat dan berkata jujur
c. Mengajak rekan kerja ataupun siswa untuk bersikap integritas dengan memulainya
dari disiplin diri
d. Dengan menunjukkan kepedulian satu sama lain, baik guru dengan guru, guru dengan
siswa, ataupun siswa dengan siswa.
Dengan upaya yang telah dilakukan tersebut akan memperluas konsistensi perilaku
berintegritas dilingkungan sekolah dan masyarakat.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari kasus berikut:

Selama ini kita hanya mengandalkan hukuman dan hadiah agar anak berperilaku baik
atau berintegritas padahal cara yang seperti itu justru akan mendorong anak untuk
berkamuflase dan berperilaku baik untuk menghindar dari hukuman dan mendapatkan
reward. Artinya kemurnian dan keihklasan dirinya untuk berperilaku baik berkurang,
seharusnya kesadaran bahwa berbuat baik itu akan menguntungkan dirinya maupun
orang lain.
Buat narasi pendek tentang hukuman di sekolah menurut pendapat anda dan
bagaimana efeknya secara jangka panjang?

Jawaban:
Hukuman dan hadiah memang sangat efektif digunakan untuk mestimulasi
perilaku berintegritas, karena dengan begitu siswa akan menunjukkan sikap
integritasnya. Akan tetapi hal itu tidak bisa selamanya digunakan karena akan
menimbulkan sikap pamrih dari siswa. Siswa akan cenderung berperilaku integritas
itu hanya untuk mendapatkan hadiah, dan menghindari hukuman. Alangkah baiknya
jika hadiah itu diberikan ketika anak memang konsisten dalam menunjukkan perilaku
integritasnya itu. Begitu pula dengan pemberian hukuman di sekolah, hukuman itu
akan diberikan jika siswa tersebut konsisten dalam melakukan pelanggaran aturan
sekolah. Pemberian hukuman sekarang ini harus melalui pertimbangan yang sangat
mendalam karena akan menjadikan efek yang berkepanjangan terhadap siswa. Ada
beberapa reaksi setelah siswa mendapat hukuman tersebut. Selain membuatnya jera
dan sadar untuk tidak mengulangi kesalahannya, terkadang malah membuat siswa
tersebut menjadi takut dan akhirnya membuat anak malas datang ke sekolah.
Sehingga anak tersebut akan sulit untuk mewujudkan sikap integritas pada dirinya
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai