Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :

Elok Arum Gyatry (AOA0180876)

Pembimbing :

Ns. A Zakaria Amien, S.Kep, M.Imun

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

TAHUN AKADEMIK 2020


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.I dengan


diagnosa Diabetes Mellitus di Kelurahan Polehan Kota Malang sesuai dengan program
praktek profesi Keperawatan Keluarga yang dilakukan oleh :

Nama : Elok Arum Gyatry


Kelas : Kasuari
NIM : AOA0180876
Prodi : D III Keperawatan

Sebagai syarat kelulusan tugas akhir praktek profesi yang diselenggarakan pada
tanggal 8-20 Juni 2020 telah disetujui dan disahkan, pada :

Malang,

(Elok Arum Gyatry)

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP KELUARGA
I.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua individu atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman,2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari
tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu
dan masyarakat (Harmoko, 2012).
Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO dalam
Harmoko 2012).

I.2 Ciri-ciri Keluarga

Ada beberapa ciri-ciri keluarga sebagai berikut:


1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama di antara anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
I.3 Tipe/Bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga antara lain:
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga besar (ekstended family)
Keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misal: nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Single Parent family
Satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam
satu rumah yang sama.
5. Blended family
Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-
masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family
keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan
anak-anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone
Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup
dalam rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.
I.4 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain:
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a. Sandang, Pangan dan papan
b. Hubungan seksual suami istri
c. Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi
Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi
keluarganya (istri dan anaknya)
3. Fungsi pendidikan
Disini keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator
sosial budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan
lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat
mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
5. Fungsi perlindungan
Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan,
ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik,
psikologis) para anggotanya
6. Fungsi rekreasi
Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan,
keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
7. Fungsi agama (religius)
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar
mereka memiliki pedoman hidup yang benar
I.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Terdapat 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:


1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan
baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
1.6 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan
1. Keluarga baru menikah
a. Membina hubungan Intim
b. Bina hubungan, dengan keluarga lain : teman dan kelompok
social
c. mendiskusikan rencana punya anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual 3)
Keluarga dengan anak usia pra sekolah
c. Memenuhi kebututuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman
d. Membantu anak untuk bersosialisasi
e. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar
pembagian tanggung jawab
Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
3. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat
4. Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
d. Persiapan perubahan sistem peran
5. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
a. Perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended
b. Pertahankan keintiman pasanagan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. Penataan kembali peran orang tua
6. Keluarga dengan usia pertengahan
a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan
7. Keluarga usia tua
a. Mertahankan suasana saling menyenangkan
b. Berdapatasi dengan perubahan : kehilangan pasangan, kekuatan fisik,
dan penghasilan
c. Pertahankan keakraban pasangan
d. Melakukan life review masa lalu
II. KONSEP DIABETES MELLITUS
2.1 Definisi
Diabetes mellitus (DM) berasal dari bahasa Yunani, diabainein yang artinya
“tembus” atau “pancuran air”, dan kata latin mellitus yang berarti “rasa manis”
dan lebih dikenal sebagai kencing manis yaitu penyakit yang ditandai dengan
hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Menurut Yuliana, Diabetes mellitus adalah
gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensivitas insulin
atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati (Nurarif & Kusuma 2015).
Diabetes mellitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu
menghasilkan atau menggunakan insulin (hormon yang membawa glukosa
darah ke sel – sel dan menyimpannya sebagai glikogen). Dengan demikian,
terjadi hiperglikemia yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, melibatkan kelainan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak
serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ tubuh. Menurut
American Diabetes Association, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (Aini & Ardiana
2016).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (Kemenkes RI, 2014).
2.2 Etiologi
Terdapat beberapa etiologi yang dapat mengakibatkan diabetes mellitus yaitu,
(Aini & Ardiana 2016).
1. Diabetes tipe-1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus [IDDM])
Merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel
pankreas sehingga timbul defisiensi insulin absolut. Pada DM tipe-1 sistem
imun tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel
penghasil insulin yang terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa
yang memicu terjadinya kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada
menunjukan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi
virus tertentu berperan dalam prosesnya. Pasien DM tipe-1 harus
menggunakan injeksi insulin dan menjalankan diet secara ketat.
2. Diabetes tipe-2 atau (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM])
Penyebab resistansi insulin pada diabetes sebenarnya tidak bagitu jelas,
tetapi faktor yang banyak berperan antara lain sebagai berikut :
1. Kelainan genetik.
2. Usia.
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurun dengan cepat usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini yang akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
3. Gaya hidup dan stress.
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang cepat saji kaya pengawet, lemak, dan gula. Makanan ini
berpengaruh besar terhadap kerja pakreas. Stress juga akan
meningkatkan kerja metabolism dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pancreas. Beban
yang tinggi membuat pancreas mudah rusak hingga berdampak
pada penurunan insulin.
4. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan
risiko terkena diabetes.
5. Obesitas (terutama pada abdomen)
Obesitas mengakibatkan sel-sel pankreas mengalami hipertrofi
sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.
Peningkatan BB 10 kg pada pria dan 8 kg pada wanita dari batas
normal IMT (Indeks Massa Tubuh) akan meningkatkan risiko DM
tipe 2.
6. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas. Kerusakan ini
berakibat pada penurunan fungsi pankreas.
3. Diabetes tipe lain
a. Defek genetik fungsi sel beta (Maturity Onset Diabetes of the
Young [MODY] 1,2,3 dan DNA mitokondria).
b. Defek genetic kerja insulin.
c. Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor / pankreatektomi,
dan pankreatopati fibrokalkulus).
d. Infeksi (rubella kongenital, sitomegalovirus).
4. Diabetes mellitus gestational (DMG)
Diabetes ini disebabkan karena terjadi resistansi insulin selama kehamilan
dan biasanya kerja insulin akan kembali normal setelah melahirkan.

2.3 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolik difisien insulin,
(Nurarif & Kusuma 2015).
1. Kadar glukosa tidak normal.
2. Hiperglikemi berat berakibat glukosuria yang akan menjadi diuresis
osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin (polinuria) dan timbul rasa
haus (polidipsia).
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia)
4. BB menurun
5. Lelah
6. Mudah mengantuk
7. Kesemutan
8. Gatal
9. Mata atau pandangan kabur
10. Impotensi
11. Peruritas vulva

2.4 Patofisiologi
Proses menua terjadi adanya penurunan fisik berdasarkan fungsi
bagian dari beberapa bagian tubuh. Salah satunya terjadi perubahan
konsekuensi patologis pada sistem endokrin yang menyebabkan menurunnya
fungsi sel beta sehingga sekresi insulin dapat menurun dan terjadi intoleransi
glukosa sehingga munculah diagnosa diabetes mellitus. Diabetes mellitus
dapat menyebabkan perubahan status kesehatan yang menyebabkan kurangnya
informasi sehingga muncul diagnosa keperawatan defisit pengetahuan.
Perubahan status kesehatan juga dapat menyebabkan kegagalan mengikuti
perawatan/pengobatan mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang
program terpeutik sehingga muncul diagnose keperawatan manajemen
kesehatan tidak efetif. Perubahan status kesehatan juga menyebabkan
keinginan untuk meningkatkan gaya hidup dan promosi kesehatan sehingga
muncul diagnosa keperawatan kesiapan meningkatkan koping keluarga.
Intoleransi glukosa menyebabkan hiperglikemi yang menyebabkan
aturan terapeutik yang komplek dapat terjadi kegagalan mengikuti aturan
pengobatan dalam kehidupan sehari-hari. Kegagalan penggunaan obat diabetic
oral dapat menyebabkan muncul diagnosa keperawatan resiko ketidakstabilan
kadarbglukosa darah. Hiperglikemi juga dapat menyebabkan ginjal tidak
mampu menyerap glukosa yang tersaring keluar sehingga menyebabkan
glukosuria yang menyebabkan diuresis osmotik dan menyebabkan poliuria dan
timbul kehilangan cairan secara aktif. Sehingga muncul diagnosa kekurangan
volume cairan.
Glukosa tidak masuk dalam sel dapat menyebabkan sel kekurangan
glukosa (bahan baku metabolisme) sehingga terjadi kelaparan sel-sel tubuh
dan hati merespon dengan melakukan gluconeogenesis (asam amino, asam
lemak, glikogen) sehingga dapat terjadi pemecahan glikogen secara terus-
menerus yang menyebabkan massa otot menurun dan terjadi penurunan berat
badan sehingga dapat timbul masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
2.5 Pathway

Proses menua alami yang disertai adanya penurunan fisik

Perubahan konsekuensi patologis pada sistem endokrin

Menurunnya fungsi sel beta

Menurunya sekresi insulin

Intoleransi glukosa

Hiperglikemia Diabetes Mellitus Tipe 2 Glukosa tidak masuk


dalam sel
Ginjal tidak mampu Perubahanstatuskesehatan
menyerap glukosa Sel kekurangan glukosa
yang tersaring keluar (bahan baku metabolisme)

Kegagalan mengikuti Kelaparan


Glukosuria Aturan teraupetik perawatan / pengobatan sel-sel tubuh
yang komplek
Diuresis osmotik Kurang pengetahuan Hati merespon
Kegagalan tentang program dengan melakukan
Poliuria mengikuti terapeutik glukoneogenesis
aturan pengobatan (asam amino, asam
Kehilangan dalam kehidupan lemak, glikogen).
cairan sehari-hari
secara aktif Ketidakefektifa Pemecahan glikogen
Penggunaan OAD n manajemen secara terus menerus
kesehatan
Resiko Massa otot menurun
Kekuranga ketidakstabilan Kurang informasi Penurunan berat badan
n volume kadar glukosa
cairan darah
Defisit Ketidakseimbanga
pengetahuan n nutrisi kurang
Sering ke kamar keinginan untuk meningkatkan dari
mandi tengah malam gaya hidup dan promosi kesehatan kebutuhantubuh
setelah BAK tidak
dapat tidur kembali
Kesiapan
meningkatkan koping
Gangguan keluarga
pola tidur

2.6 Bagan pathway DM Tipe 2


2.6 Pemeriksaan Penunjang
Beberapa Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien
diabetes mellitus yaitu, (Black & Hawks, 2014).
1. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
Sampel glukosa darah puasa diambil saat klien tidak makan selain minum
air selama paling tidak 8 jam. Sampel darah ini secara umum
mencerminkan kadar glukosa yang di produksi hati. Diagnosa Diabetes
Mellitus dibuat ketika kadar glukosa darah klien >126 mg/dL. Nilai antara
110-125 mg/dL mengindikasi intoleransi glukosa puasa.
2. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
Klien mungkin juga didiagnosis Diabetes Mellitus berdasarkan manifestasi
klinis dan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL. Sampel glukosa
darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa puasa.
3. Pemeriksaan kadar glukosa darah setelah makan
Kadar glukosa darah setelah makan diambil 2 jam makan standar dan
mencerminkan efisiensi ambilan glukosa yang di perantarai insulin oleh
jaringan perifer secara normal, kadar glukosa darah seharusnya kembali ke
kadar puasa di dalam 2 jam. Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan >200
mg/dL selama tes toleransiglukosa oral (OGTT) memperkuat diagnosis
Diabetes Mellitus. Pada lansia kadar glukosa darah setelah makan lebih
tinggi, secara spesifik meningkat 5-10 mg/dL per decade setelah usia 50
tahun karena penurunan normal toleransi glukosa berhubungan dengan usia.
4. Uji laboratorium terkait Diabetes Mellitus
a. Kadar hemoglobin glikosilase
Glukosa secara normal melekat dengan sendirinya pada molekul
hemoglobin dalam sel darah merah. Sekali melekat, glukosa ini tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu lebih tinggi kadar glukosa darah,
kadar hemoglobin glikosilase juga lebih tinggi (HbA1c). batasan
HbA1c dirujuk sebagai A1C. A1C adalah kadar glukosa darah yang
diukur lebih dari 3 bulan sebelumnya.
b. Kadar albumin glikosilase
Konsentrasi albumin glikosilase (fruktosamin) mencerminkan kadar
glukosa darah rata-rata lebih dari 7-10 hari sebelumnya. Pengukuran ini
bermanfaat ketika penentuan glukosa darah rata-rata jangka pendek
diperlukan.
c. Kadar connecting peptide (C-Peptide)
Ketika proinsulin diproduksi oleh sel beta pancreas sebagian dipecah
oleh enzim, 2 produk terbentuk, insulin, dan connecting peptide,
umumnya disebut C-peptide. Oleh karena C-peptide dan insulin
dibentuk dalam jumlah yang sama, Pemeriksaan ini mengindikasi
jumlah produksi insulin endogen. Klien dengan DM tipe 1 biasanya
memiliki konsentrasi C-peptide rendah atau tidak ada. Klien dengan
Diabetes Mellitus tipe 2 cenderung memiliki kadar normal atau
peningkatan C-peptide.
d. Ketonuria
Kadar keton urine dapat di tes dengan tablet atau dipstrip oleh klian.
Adanya keton dalam urine disebut ketonuria mengindikasi bahwa
tubuh memakai lemak sebagai sumber utama energi, yang mungkin
mengakibatkan ketoasidosi. Hasil Pemeriksaan yang menunjukan
perubahan warna, mengindikasi adanya keton. Semua klien Diabetes
Mellitus seharusnya memeriksakan keton dalam urine selama
mengalami sakit akut atau stress, ketika kadar glukosa >240 mg/Dl,
dan ketika hamil, atau memiliki bukti ketoasidosis (missal mual,
muntah, atau nyeri perut).
e. Proteinuria, Mikroalbuminuria mengukur jumlah protein di dalam urine
(proteinuria) secara mikroskopis. Adanya protein (mikroalbuminuria)
dalam urine adalah gejala awal dari penyakit ginjal. Pemeriksaan urine
untuk mikroalbuminuria menunjukan nefropati awal, lama sebelum hal
ini akan terbukti pada Pemeriksaan urine rutin. ADA
merekomendasikan semua klien Diabetes Mellitus di uji
mikroalbuminuria setiap tahun.
5. Pemantauan glukosa darah sendiri (PGDS)
PGDS direkomendasikan untuk semua klien dengan Diabetes Mellitus Tipe
1, Tipe 2, atau Diabetes Mellitus Gestasional. PGDS sebuah cara untuk
mengetahui bagaimana tubuh berespons terhadap makanan, insulin,
aktivitas, dan stress.

2.7 Penatalaksanaan
1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat. Materi edukasi tingkat awal
yang dilaksanakan di pelayanan kesehatan primer dengan materi tentang
perjalanan penyakit diabetes mellitus. Makna dan perlunya pengendalian
dan pemantauan diabetes mellitus secara berkelanjutkan. Penyulit diabetes
mellitus dan resikonya. Intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta
target pengobatan. Interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat
antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-obatan lain. Cara pemantauan
glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri.
Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia. Pentingnya latihan
jasmani yang teratur. Pentingnya perawatan kaki. Cara menggunakan
fasilitas kesehatan. Dan dapat juga menggunakan materi edukasi pada
tingkat lanjut dilaksanakan pelayanan kesehatan sekunder atau tersier yang
meliputi mengenal dan mencegah penyulit akut diabetes mellitus.
Pengetahuan mengenai penyulit menahun diabetes mellitus.
Penatalaksanaan diabetes mellitus selama menderita penyakit lain. Rencana
untuk kegiatan khusus contoh olahraga. Kondisi khusus yang dihadapi
contoh hamil. Pemeliharaan atau perawatan kaki, (PERKENI, 2015).

2. Terapi Gizi Medis


Cara Pengaturan makanan diet pada diabetes mellitus :
1) Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, dan aktifitas.
2) Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti : nasi, lontong, roti,
ketan, jagung, kentang, dll. Kurangi jumlahnya dari kebiasaan sehari-
hari.
3) Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana / mudah diserap
seperti : gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan, buah-buahan, susu
kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis,
bolu, tarcis, abon, dendeng, dan sarden.
4) Bahan makanan yang di perbolehkan : lauk hewani dan nabati dalam
jumlah yang cukup sesuai yang dianjurkan, buah-buahan dalam jumlah
cukup, aneka ragam sayuran untuk memberikan rasa kenyang dan
kandungan serat tinggi, minyak dan garam dalam jumlah yang tidak
berlebihan.
5) Jumlah makanan yang dimakan dalam satu hari dibagi dan diatur
dengan baik terutama bagi penderita yang menggunakan obat dan
suntikan insulin.
6) Untuk mengganti gula dapat digunakan sakarin dengan perbandingan 1
gelas minuman digunakan 2 tablet sakarin atau ¼ sendok the sakarin
kristal. Bila menggunakan sakarin jangan dipanaskan karena dapat
memberikan rasa pahit.
Aturan yang sesuai untuk diet diabetes mellitus yaitu 3J :
1) Jumlah makanan yang di konsumsi disesuaikan dengan BB memadai
yaitu BB yang di rasa nyaman untuk seorang diabetes.
2) Jenis makanan utama yang di konsumsi disesuaikan dengan konsep
piring makan model T.
3) Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan
mengikuti prinsip porsi kecil.
(Kemenkes, 2011).

3. Olah Raga
1) Continous (terus-menerus)
Latihan harus berkesinambungan terus-menerus tanpa henti dalam
waktu tertentu, contohnya seperti berlari, istirahat, lalu mulai berlari
lagi.
2) Rhytmical (berirama)
Olahraga harus dipilih yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur. Contohnya, jalan kaki, berlari,
berenang, atau bersepeda.
3) Interval (berselang)
Latihan dilakukan secara berselang-seling antara gerak lambat dan
cepat. Contohnya, lari dapat diselingi dengan jalan cepat atau jalan
cepat diselingi jalan biasa (asalkan tidak berhenti).
4) Progressive (meningkat)
Latihan dilakukan meningkat secara bertahap sesuai kemampuan dari
ringan sampai sedang hingga mencapai 30-60 menit dan intensitas
latihan mencapai 60-70% maximum heart rate. Sementara frekuensi
latihan dilakukan 3-5 kali per minggu.
5) Endurance (daya tahan)
Latihan harus ditujukan pada latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan pernapasan dan jantung. Hal ini di penuhi oleh olahraga
seperti jalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda.
4. Farmakologis Obat
1) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
a. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue)
Sulfonilurea, obat golongan ini mempunyai efek utama
meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan
merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan
normal dan kurang, namun masih boleh di berikan kepada pasien
dengan berat badan lebih. Penggunaan sulfonylurea jangka
panjang tidak dianjurkan untuk orangtua, gangguan fungsi ginjal
dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, hal inii
bertujuan untuk mencegah hipoglikemia.
Glinid, merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
sulfonylurea, dengan penekanan pada meningkatkan sekresi
insulin fase pertama. Golongan ini terdiri atas dua macam obat
yaitu repaglinid (derivate asam benzonat) dan nateglinid (derivat
fenilalanin). Obat ini di absorpsikan dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan diekskresikan secara cepat melalui
hati.
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin
Tiazolidindion (rosiglitazone dan pioglitazone) berikatan pada
Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma, suatu
reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai
efek menurunkan risistansi insulin dengan meningkatkan jumlah
jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan
ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan
pada pasien dengan gagal jantung kelas I-IV karena dapat
memperberat edema atau retensi cairan juga pada gangguan
fungsi hati. Pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu
dilakukan pemantauan fungsi hati secara berkala.
c. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa
hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan
glukosaperifer. Obat ini utamanya dipakai pada penyandang
diabetes yang bertubuh gemuk. Metformin dikontraindikasikan
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin >
1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan
hipoksemia (misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, renjatan,
dan gagal jantung). Metformin dapat memberikan efek samping
mual, untuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada
saat atau sesudah makan.
d. Penghambat glukosidase alfa (acarbose)
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus
halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa
darah sesudah makan. Acarbose tidak menimbulkan efek
samping hipoglikemia. Efek samping yang paling sering di
temukan ialah kembung dan flatulens.

2) Insulin
Berdasarkan berbagai penelitian klinis, insulin selain dapat
memperbaiki status metabolic dengan cepat (terutama kadar glukosa
darah), juga memiliki efek lain yang bermanfaat, antara lain
perbaikan inflamasi. Pada pasien DMT-1 (DM tipe 1), terapi insulin
dapat diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan. Sementara pada
DMT-2 dapat menggunakan hasil Konsesus PERKENI 2006 yaitu
jika kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik (A 1C > 6,5%)
dalam jangka waktu 3 bulan dengan 2 obat oral, maka sudah ada
indikasi untuk memulai terapi kombinasi obat antidiabetik oral
insulin. Lebih jelasnya menurut PB PABDI (2013) insulin diperlukan
pada keadaan-keadaan berikut.
a. Penurunan berat badan yang cepat.
b. Kendali kadar glukosa darah yang buruk (A1C > 6,5% atau
kadar glukosa darah puasa > 250 mg/dL).
c. DM lebih dari 10 tahun.
d. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis, hiperglikemia
hiperosmolar non-ketotik, dan hiperglikemia dengan asidosis
laktat.
e. Gagal dengan kombinasi OHO dosis hamper maksimal.
f. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, dan stroke).
g. Kehamilan dengan DM (diabetes mellitus gestasional) yang
tidak terkendali dengan perencanaan makan.
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
i. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap (OHO) (Aini &
Ardiana 2016).

2.8 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin akan muncul pada diabetes mellitus,
(Aini & Ardiana 2016).
1. Komplikasi yang bersifat akut
a. Koma hipoglikemia
Kondisi ini ditandai adanya penurunan glukosa darah kurang dari
60 mg/dl. Hipoglikemia biasa terjadi pada DM tipe 1 karena
pemberian dosis insulin yang berlebih sehingga terjadi penurunan
glukosa dalam darah. Sering terjadi juga pada pasien yang
menjalani terapi obat DM sulfoniluria (glibenclamid). Penyebab
lainnya adalah puasa disertai olahraga.
b. Krisis hiperglikemia
Ketoasidosis, merupakan dampak dari pathogenesis primer
DM yaitu defesiensi insulin. Ketoasidosis lebih banyak terjadi
pada pasien DM tipe 1. Ketidakmampuan transport glukosa ke
dalam sel dan metabolism glukosa seluler, menyebabkan tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Akibatnya akan
terjadi peningkatan kadar gula darah dari 300 hingga 800 mg/dl.
Hiperglikemia hyperosmolar nonketotik (HHNK), terjadi pada DM
tipe 2 akibat tingginya kadar gula darah dan kekurangan insulin
secara relatif, biasanya dijumpai pada orangtua pengidap diabetes
setelah konsumsi makanan tinggi karbohidrat. Perbedaan dengan
ketoasidosis adalah HHNK tidak terjadi ketosis karena kadar
insulin masih cukup sehingga tidak terjadi liposiss besar-besaran.
c. Efek somogyi adalah penurunan unik kadar glukosa darah pada
malam hari, diikuti oleh peningkatan rebound pada paginya.
Hipoglikemia malam hari kemungkinan besar berkaitan dengan
penyuntikan insulin di sore harinya. Penyebab utama efek somogyi
adalah dosis insulin yang berlebihan.
d. Fenomena fajar (dawn phenomenon) adalah hiperglikemia pada
pagi hari (anatara jam 5 dan 9, referensi lainnya menyebutkan
antara 3 dan 5 pagi) yang tampaknya disebabkan oleh peningkatan
sirkardian kadar glukosa pada pagi hari.
2. Komplikasi yang bersifat kronis
a. Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh
darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak.
Pembuluh darah besar dapat mengalami aterosklerosis sering
terjadi pada NIDDM. Komplikasi makroangiopati adalah penyakit
vaskular otak (stroke),penyakit arteri coroner, dan penyakit
vaskuler perifer (hipertensi, gagal ginjal).
b. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, retinopati
diabetik, nefropati diabetik, dan neuropati. Nefropati terjadi karena
perubahan mikrovaskular pada struktur dan fungsi ginjal yang
menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal. Retinopati (perubahan
pada retina) terjadi karena penurunan protein dalam retina dan
kerusakan endotel pembuluh darah. Perubahan ini dapat berakibat
gangguan dalam pengelihatan. Neuropati terjadi karena perubahan
metabolik diabetes mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik
saraf menurun, yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan
persepsi nyeri .neuropati dapat terjadi pada tungkai dan kaki
(gejala yang paling dirasakan yaitu kesemutan, kebas), saluran
pencernaan (neuropati pada saluran pencernaan menyebabkan
diare dan konstipasi), kandung kemih (kencing tidak lancar), dan
reproduksi (impotensi).
c. Rentan infeksi seperti TB paru, gingivitis, dan infeksi saluran
kemih.
d. Kaki diabetik.
Perubahan mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati
menyebabkan perubahan pada ekstermitas bawah. Komplikasinya
dapat terjadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, gangrene,
penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf sensorik. Semua ini
dapat menunjang terjadinya trauma atau tidak terkontrolnya infeksi
yang akhirnya menjadi ganggren.

2.9 Pencegahan
Pencegahan diabetes mellitus di bagi menjadi empat bagian yaitu,
( Fatimah, 2015).
1. Pencegahan primordial
Upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari kebiasaan,
gaya hidup dan factor risiko lainnya. Prakondisi ini harus diciptakan
dengan multimitra. Pencegahan premodial pada penyakit Diabetes
Mellitus misalnya adalah menciptakan prakondisi sehingga masyarakat
merasa bahwa konsumsi makan kebarat-baratan adalah suatu pola
makan yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, dan
obesitas adalah kurang baik bagi kesehatan.
2. Pencegahan primer
Upaya yang ditujukan pada orang-orang yang termasuk kelompok
risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita Diabetes Mellitus,
tetapi berpotensi untuk menderita Diabetes Mellitus diantaranya :
a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg) >120% BB idaman
c. Tekanan darah tinggi (140/90 mmHg)
d. Riwayat keluarga Diabetes Mellitus
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir >4000 gr
Untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang dipengaruhi
terhadap timbulnya Diabetes Mellitus dan upaya untuk menghilangkan
faktor-faktor tersebut. Sejak dini harus ditanamkan pentingnya kegiatan
jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat menjaga badan agar
tidak terlalu gemuk, dan resiko merokok bagi kesehatan.
3. Pencegahan sekunder
Upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyakit dengan
tindakan deteksi dini dan memberikan sejak awal penyakit. Pilar utama
pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi :
a. Penyuluhan
b. Perencanaan makanan
c. Latihan jasmani
d. Obat berkhasiat hipogikemik
4. Pencegahan tersier
Upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut dan merehabilitasi
pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap. Pelayanan
kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat
diperlukan, terutama di rumahsakit rujukan, misalnya para ahli disiplin
ilmu seperti ahli penyakit jantung, mata, rehabilitasi medis, gizi dan
lain-lain.
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga ( KK )
2. Alamat dan telfon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut .
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut berkait dengan
kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang
lain. Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga,
barang yang dimiliki keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
 Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi.
 Nonton TV.
Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti (tinggal dalam satu rumah)
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masingmasing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi),
sumber Yankes yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman terhadap Yankes.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
17. Mobilisasi geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
19. Sistem penduduk keluarga
 Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan.
 Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.
 Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga. 21. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
22. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
23. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Fungsi Keluarga
24. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
25. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan
dalam keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
26. Fungsi perawatan kesehatan
 Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit.  Kesanggupan keluarga
melaksakan 5 tugas kesehatan.
Hal-Hal Yang Dikaji Sejauh Man Keluarga Melakukan
Pemenuhan Tugas Perawatan Keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga mengenal
masyarakat kesehatan, yang perlu dikaji adalah
sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-
fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masyarakat.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti
mengenai sifat dan luasnya masalah.
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap
masyarakat yang dialami.
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit.
 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan.
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada.
 Apakah keluarga kurang mempercayai terhadap tenaga
kesehatan.
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit
( sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara
perawatannya).
 Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan.
 Sejauh mana keluarga mengetahui tentang
sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan / finansial, fasilitas fisik,
psiko sosial).
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat,
hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber
keluarga yang dimiliki.

 Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingk


Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.

 Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan


penyakit.
 Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
 Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
e. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
dimasyarakat yang perlu dikaji adalah :
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
 Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-
keuntungan yang diperoleh fasilitas kesehatan.
 Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas dan fasilitas kesehatan.
 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
baik terhadap petugas kesehatan.
 Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.
27. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga.
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
28. Fungsi ekonomi
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan.
b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
Stres Dan Koping Keluarga
29. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendenk adalah stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6
bulan.
b. Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
/ stressor.
31. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila mengalami
permasalahan.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
masalah.
33. Pemeriksaan Fisik
 Memeriksa fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
 Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
34. Harapan Keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
1. Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian,
penyebab, tanda dan gejala.
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
berhubungan dengan kurang mengatur keuntungan dan
pemeliharaan rumah yang sehat.

C. Intervensi

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit diabetes mellitus (seperti pengertian,
penyebab, tanda dan gejala.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
minggu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang
terjadi pada klien dan keluarga mampu :
a. Menyebutkan pengertian DM
b. Menyebutkan penyebab DM
c. Menyebutkan tanda dan gejala DM
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian
DM,penyebab DM, tanda dan gejala DM.
2) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,
da tanda gejala DM.
3) Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapan.
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
minggu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
untuk mencegah komplikasi keluarga juga mampu :
a. Menyebutkan komplikasi DM.
b. Menyebutkan cara penanganan DM.
c. Menyebutkan makanan yang tidak boleh di
makan/bebas dimakan, boleh dimakan tapi dibatasi.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang komplikasi DM,
penanganan DM, makanan yang tidak boleh
dimakan/bebas dimakan dan boleh tapi di batasi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang komplikasi DM,
penanganan DM dan makanan yang tidak boleh
dimakan / bebas dimakan dan boleh tapi dibatasi.
3) Beri kesempatan pada keluarga untuk
mengungkapkan.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang
mengetahui keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
minggu keluarga mampu memelihara lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan, keluarga juga mampu :
a. Menyebutkan arti rumah sehat.
b. Menyebutkan ciri rumah sehat.
c. Memodifikasi dan memelihara lingkungan yang
sehat.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang arti rumah sehat
dan ciri rumah sehat.
2) Support keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan rumah.
3) Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya
lingkungan yang sehat bagi peningkatan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini & Ardiana. 2016. Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan Pendekatan
NANDA NIC NOC. Jakarta Selatan: Salemba Medika
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Singapore: Elsevier.
Fadhillah, Harif. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat
Fadhillah, Harif. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat
Fatimah. 2015. Medical faculty.S.Diakses pada tanggal 31 Januari 2020.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Diet Diabetes Mellitus. Jakarta


Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Jogja
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

IDENTIFIKASI DATA

1. Nama Kepala Keluarga:


Tn.G

2. Alamat:
Jl. Wiroto RT/RW 06/07

Kec.Blimbing, Kota Malang__________________

:________08127XXXXXX______________________

3. Komposisi Keluarga:
JENIS TEMPAT,
N HUBUNG PEKERJA PENDIDIK
NAMA KELAM TANGGAL
O AN AN AN
IN LAHIR

1. Tn.G L Ayah Malang, 1-11- Pensiunan STM


1961

2. Ny.I P Ibu Jember, 2-05- IRT SMA


1962

3. Nn. E P Anak Kotabumi, 2-11- - Mahasiswa


1997

4. Genogram

Y
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan perkawinan

: Hubungan saudara (anak)

: Tinggal dalam 1 rumah

X : Meninggal

Y : Pasien

5. Tipe Bentuk Keluarga:


Keluarga inti (nuclear family)
_____________________________________________________________

6. Latar Belakang Budaya (Etnis)


5.1 Latar belakang etnis keluarga (suami dan istri):
Suami dan istri berasal dari suku jawa._______________________________________

5.2 Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya:


Keluarga beragama islam kegiatan beribadah dengan sholat 5 waktu dan mengaji
dan berbudaya selayaknya budaya jawa dan bersosialisasi selayaknya masyarakat
Indonesia.

Kebiasaan-kebiasaan diet terkait budaya:

Keluarga mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.

5.3 Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi (apakah keluarga
memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan):
Tidak ada ______________________________________________________________

______________________________________________________________________
7. Identifikasi Religius
6.1 Agama yang dianut keluarga:
Islam
6.2 Keaktifan keluarga dalam kegiatan agama:
Sholat 5waktu, pengajian, yasinan. __________________________________________

6.3 Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan


keluarga terutama dalam hal kesehatan:
Berikhtiar dan berdoa untuk kesehatan maupun meminta kesembuhan.

8. Status Ekonomi
7.1 Jumlah pendapatan per bulan:
Rp. 1000.000

______________________________________________________________________

7.2 Sumber-sumber pendapatan per bulan:


Hasil pensiunan
7.3 Jumlah pengeluaran per bulan:
>Rp.1000.000

7.4 Apakah pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga?


 ya  tidak
7.5 Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya?
Mendapat kiriman dari anak. _______________________________________________

9. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Tulislah aktivitas-aktivitas waktu luang dari subsistem keluarga:

Aktivitas yang dilakukan keluarga ketika ada waktu luang yaitu berkumpul keluarga dan
kadang ke tempat wisata. _____________________________________________________
__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

10. Tahap perkembangan keluarga saat ini:


Keluarga usia tua
11. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap
perkembangan saat ini? Jelaskan:
a. Mertahankan suasana saling menyenangkan
b. Berdapatasi dengan perubahan : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan
c. Pertahankan keakraban pasangan
d. Melakukan life review masa lalu
12. Riwayat keluarga mulai kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman yang unik
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll.) yang terjadi dalam
kehidupan keluarga:
Tidak ada.

DATA LINGKUNGAN

13. Karakteristik Rumah


12.1 Kepemilikan tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll.):
Tempat tinggal di rumah _________________________________________________

12.2 Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah
meliputi jumlah ruangan, penggunaan, dan bagaimana ruangan diatur. Jelaskan
bagaimana kondisi dan kecukupan perabot? Apakah penerangan dan ventilasi
adekuat? Apakah lantai, tangga, dan susunan bangunan lain dalam kondisi yang
baik?
Rumah bagian eskterior terdapat halaman yang tidak begitu luas. Rumah bagian
interior meliputi ruang tamu, kamar 2, dapur, kamar mandi, gudang dan tempat tv.
Penerangan dan velintilasi adekuat, lantai keramik tidak licin, dan tidak ada tangga.
_____________________________________________________________________

12.3 Amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan untuk
kebakaran di dapur:
Keluarga mensuplai air minum dengan membeli aqua, penggunaan alat masak
dengan kompor gas.

12.4 Amati sanitasi air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk di kamar mandi:
sanitasi air baik , masilitas toilet menggunakan jamban duduk, selalu ada sabun di
kamar mandi, handuk diletakan di jemuran khusus.
12.5 Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Jelaskan apakah pengaturan tersebut
memadai bagi anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka:
Keluarga melakukan tidur siang secukupnya jika tidak sedang ada kegiatan, dan
tidur malam yang teratur.

12.6 Keadaan umum kebersihan, sanitasi, dan keamanan rumah, jelaskan apakah ada
vektor pembawa penyakit:
Keadaan umum kebersihan baik, sanitasi dan keamanan rumah pun baik.___________

12.7 Kaji perasaan-perasaan subyektif keluarga terhadap rumah. Jelaskan apakah


keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka:
Menurut keluarga rumahnya cukup memadai karena dimiliki sendiri (tidak
kontrak) keluarga selalu mensyukuri keadaan keluarganya.

12.8 Evaluasi pengaturan privasi dan jelaskan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai:
Keluarga melakukan privasi dengan sebaik mungkin, dan selalu menggunakan
sebutuhnya sehigga selalu memadai.

14. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
13.1 Karakteristik-karakteristik lingkungan
a. Tipe lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antarkota):
Lingkungan rumah tidak jauh dari jalanraya kota.___________________________

b. Tipe lingkungan tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan


industri kecil, agraris):
Lingkungan tempat tinggal lebih dekat dengan kantor atau markas tentara._______

c. Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (masalah-masalah polusi air).


Jelaskan:
Tidak ada masalah polusi air.
13.2 Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas?
Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas sangat baik.

13.3 Sebutkan kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni:


Kelas sosial keluarga masuk ke dalam sederhana dan karakteristik etnis penghuni
baik._________________________________________________________________

13.4 Pelayanan kesehatan dan sosial apa sajakah yang ada dalam lingkungan dan
komunitas?
a. Fasilitas ekonomi (warung, toko, apotik, pasar):
Lingkungan rumah tidak jauh dari warung, toko, apotek, pasar, dan minimarket.
b. Fasilitas kesehatan:
Pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar ada bidan praktek mandiri, dokter
praktek mandiri, klinik, serta puskesmas.__________________________________

c. Lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling, pekerjaan):


Dilingkungan tempat tinggal keluarga tidak ada lembaga pelayanan social.
13.5 Sebutkan dan jelaskan lembaga pendidikan yang ada:
Dilingkungan tempat tinggal dekat dengan Sekolah Dasar_______________________

13.6 Fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah:


Dekat taman kota ______________________________________________________

13.7 Transportasi umum untuk akses ke pelayanan kesehatan dan fasilitas sosial (jarak,
kecocokan, jam, dll.), jelaskan:
Menggunakan kendaraan pribadi akses perjalan sekitar 5-10menit.________________

15. Mobilitas Geografis Keluarga


Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini, apakah sering berpindah tempat?

Sudah 3tahun, sebelumnya keluarga tinggal di Lampung.

16. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-fasilitas dalam Komunitas


15.1 Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan, sebutkan tempat pelayanan kesehatan
dan sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas:
Keluarga biasa menggunakan fasilitas ke klinik atau dokter praktek mandiri.

15.2 Pembiayaan kesehatan (JPS, JPKM, Dana Sehat, LSM, sendiri):


BPJS

17. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga


Buat sistem pendukung formal maupun informal di luar keluarga (ekomap):
STRUKTUR KELUARGA

18. Pola-pola Komunikasi


Apakah komunikasi berjalan efektif? Jelaskan:

Komunikasi keluarga berjalan efektif, keluarga sering berkumpul dan berkomunikasi


setiap hari.

19. Struktur Kekuasaan


18.1 Bagaimana keluarga membuat keputusan? Jelaskan:
Dirundingan bersama.
18.2 Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan (kekuasaan tak
berdaya, keahlian, penghargaan, paksaan kekuasaan berdasarkan kekuatan/
berpengaruh, kekuasaan aktif)? Adakah yang mendominasi dalam keluarga?
Sebutkan:
Tidak ada.

20. Struktur Peran


19.1 Sebutkan posisi dan peran formal setiap anggota keluarga. Jelaskan adakah konflik
peran dalam keluarga:
Ayah berperan sebagai kepala keluarga, ayah dan ibu sebagai orangtua, anak
sebagai anggota keluarga. Tidak ada konlfik peran dalam keluarga.

19.2 Adakah peran-peran informal dalam keluarga? Jelaskan:


Tidak ada.

_____________________________________________________________________

19.3 Apa pengaruh/dampak terhadap orang-orang yang memainkan peran-peran


informal tersebut?
Tidak ada.

19.4 Bagaimana masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran-peran keluarga?


Tidak ada.
19.5 Adakah bukti tentang stres atau konflik akibat peran, baik yang menerima peran
maupun yang kehilangan peran? Jelaskan:
Tidak ada stress dan konflik karna peran keluarga.

21. Nilai-nilai Keluarga


Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau komunitas yang
lebih luas? Adakah konflik nilai dalam keluarga? Jelaskan:

Tidak ada konflik dalam keluarga, keluarga selalu mengikuti kesesuain kelompok atau
komunitas di lingkungan tempat tinggal.

FUNGSI KELUARGA

22. Fungsi Afektif


Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
21.1 Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu-individu lain dalam
keluarga?
Iya

Apakah anggota orangtua (suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-


kebutuhan psikologis anggota keluarganya?

Mampu

Apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya?

Iya ada.

21.2 Apakah kebutuhan, keinginan, perbedaan dihormati oleh anggota keluarga yang
lain?
Iya
Apakah dalam keluarga ada rasa saling menghormati satu sama lain?
Iya keluarga saling menghormati.
Apakah keluarga sensitif terhadap persoalan-persoalan setiap individu?

Tidak

Saling Memperhatikan (Mutual Naturance), Keakraban, dan Identifikasi


21.3 Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain?
Keluarga selalu memberikan perhatian satu sama lain setiap waktu.

Apakah mereka saling mendukung satu sama lain?

Keluarga selalu saling mendukung dan mendoakan satu sama lain.

21.4 Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga?
Iya
Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain?
Iya sangat menunjukan __________________________________________________

Keterpisahan dan Keterikatan

21.5 Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan dengan anggota keluarga? Jelaskan:


Keluarga memahami suatu keadaan keterikatan maupun keterpisahan______________

Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan yang
lainnya?

Iya, keluarga sangat merasakan adanya keterikatan satu sama lain.________________

23. Fungsi Sosialisasi


22.1 Adakah otonomi setiap anggota dalam keluarga? Jelaskan:
Ada.

Adakah saling ketergantungan dalam keluarga?

Iya.__________________________________________________________________

22.2 Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak dan fungsi
sosialisasi?
Orangtua._____________________________________________________________

Apakah fungsi ini dipikul bersama?

Iya selalu bersama.

_____________________________________________________________________
Jika demikian, bagaimana hal ini diatur?

Orangtua selalu menerapkan tanggung jawab besar dalam peran membesarkan


anak dengan aturan yang sangat baik._______________________________________

22.3 Adakah faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola-pola membesarkan anak?


Jelaskan:
Ya ada.

_____________________________________________________________________

22.4 Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/risiko dalam mengasuh anak?
Sebutkan:
Tidak ada masalah.

_____________________________________________________________________

22.5 Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain (cocok
dengan tahap perkembangan anak)?
Iya cukup memadai.

_____________________________________________________________________

Apakah ada peralatan/permainan anak-anak yang cocok dengan usia?

Iya ada.

_____________________________________________________________________

24. Fungsi Perawatan Kesehatan


23.1 Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga:
Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan?

Keluarga menganut nilai kesehatan sangat penting dalam keluarga.

23.2 Definisi dari keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat pengetahuan mereka:
Bagaimana keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga?

Menurut keluarga sehat dalam keluarga tidak hanya tentang fisik tapi juga
psikolgis juga sangat berpengaruh untuk kesehatan anggota keluarganya. Sakit
merupakan keadaan dimana anggota keluarga merasakan sesuatu yang tidak
biasa/masalah dalam dirinya sendiri atau keluarganya.

Dapatkah keluarga melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala dan perubahan-


perubahan penting pada anggota yang sakit?

Iya dapat.

Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga?


Anggota keluarga yang sakit terjadi karena adanya faktor keturunan.
Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada anggota keluarga?
Dengan cara mengedukasi keluarganya dan mencari informasi bersama.
23.3 Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa/diketahui:
Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami masalah
kesehatan?

Iya keluarga mengetahui _________________________________________________

Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga?


Sebutkan:

Masalah kebersihan diri dan kekuatan daya tahan tubuh ________________________

Masalah kesehatan apa yang dianggap serius / sangat penting bagi keluarga?

Perilaku hidup bersih dan sehat ___________________________________________

Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah kesehatan saat


ini:

Merubah kebiasaan menjadi lebih baik dan bersih dengan menerapkan protokol
kesehatan._____________________________________________________________

23.4 Praktik diet keluarga:


Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi? Jelaskan:

Ya keluarga mengetahui, sehingga keluarga sering menerapakan makanan 4sehat


5sempurna.____________________________________________________________
Apakah diet keluarga memadai (catatan riwayat pola-pola makan keluarga untuk
tiga hari)? Sebutkan:

Iya memadai.

Riawayat pola makan keluarga dalam tiga hari selalu mengkonsumsi sayur, lauk,
dan buah. _____________________________________________________________

Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan penyiapan


makanan?

Ibu.

Bagaimana makanan disiapkan? Apakah kebanyakan digoreng, direbus,


dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disajikan mentah?

Makanan disiapkan dengan du rebus dan di goreng. ___________________________

Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari:

Nasi,sayur,lauk.________________________________________________________

Apakah ada pembatasan-pembatasan anggaran?

Tidak ada

_____________________________________________________________________Apakah maka

Iya, makanan yg sudah di letakan di meja makan dan di tutup dengan tudungsaji.____

Sebutkan jadwal makan keluarga (utama dan selingan):

Keluarga biasa sarapan pukul 08.00-09.00 makan selingan pukul 10.00-13.00.


kemudian makan siang pukul 14.00-15.00 kemudian makan selingan hingga pukul
18.00 dan melakukan 18.0 0malam pukul 19.00-20.00._________________________

23.5 Kebiasaan tidur dan istirahat:


Pada jam berapa keluarga biasa tidur?

Pukul21.00____________________________________________________________
Apakah jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup? Bila tidak, alasannya?
Tidak , pada anggota keluarga yang terkena DM selalu terbangun tengah malam
untung BAK dan tidak bisa melanjutkan tidurnya kembali.

_____________________________________________________________________

Adakah kesulitan tidur pada keluarga? Sebutkan:

anggota keluarga yang terkena DM jika terbangun tengah malam untung BAK dan
tidak bisa melanjutkan tidurnya kembali.

_____________________________________________________________________

Dimana anggota keluarga tidur?

Di kamar masing-masing. ________________________________________________

23.6 Latihan dan rekreasi:


Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif sangat
dibutuhkan untuk kesehatan (menyadari/tidak)?

Menyadari.____________________________________________________________

Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik apa yang anggota keluarga lakukan
secara reguler? Sebutkan:

Pergi ketempat rekreasi yang menyegarkan. _________________________________

Apakah kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga atau hanya
anggota tertentu? Jelaskan:

_____________________________________________________________________Anggota terte
beraktifitas berlebihan atau pergi jauh.

_____________________________________________________________________

23.7 Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:


Apakah ada kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, kopi, cola, atau teh (kafein
dan teobromin adalah stimulan) yang dilakukan oleh keluarga?

Keluarga hanya meminum teh sesekali saja. _________________________________


Apakah anggota keluarga secara reguler menggunakan obat-obatan tanpa resep
atau dengan resep (dengan resep / tidak)?

Ada yang mengkonsumsi obat dengan resep__________________________________

Apakah keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama dan


menggunakannya kembali (ya/tidak)?

Ya

Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada di tempat yang aman, jauh
dari jangkauan anak-anak (ya/tidak)?

Ya __________________________________________________________________

23.8 Peran keluarga dalam praktik perawatan diri:


Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan? Jelaskan:

Berperilaku bersih dan sehat. _____________________________________________

Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit/penyakit? Jelaskan:

Menjaga imun atau daya tahan tubuh mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga
kebersihan____________________________________________________________

Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam keluarga?

Semua keluarga ________________________________________________________

Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit?
Jelaskan:

ya, jika keluarga yang sakit tidak cepat sembuh ketika dirawat dirumah maka
segera di bawa ke pelayanan kesehatan.____________________________________

23.9 Praktik lingkungan:


Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, suara dari lingkungan?
Jelaskan:

Tidak ada. ___________________________________________________________


Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih, lem, pelarut,
logam berat, dan racun dalam rumah? Sebutkan:

Tidak. ______________________________________________________________

Jelaskan bagaimana pola keluarga dalam mandi, cuci, dan penggunaan jamban:

Keluarga mandi 2x sehari di kamar mandi, mencuci di tempat cuci, dan jamban
selalu di bersihkan/disikat.

____________________________________________________________________

23.10 Cara-cara pencegahan secara medis:


Bagaimana pendapat keluarga tentang kondisi sehat?

Kondisi sehat sangat berpengaruh dan membuat keluarga nyaman._______________

Kapan pemeriksaan kesehatan terakhir dilakukan?

Seminggu yang lalu.___________________________________________________

Bagaimana status imunisasi dari keluarga (pada bayi, balita, ibu hamil)? Jelaskan:

tidak ada.

____________________________________________________________________

23.11 Praktik kesehatan gigi:


Apakah keluarga teratur dalam pemeriksaan gigi? Jelaskan:

Tidak. ______________________________________________________________

Jelaskan bagaimana keluarga melakukan perawatan gigi:

Dengan membersihkan/menyikat ketika mandi dan sebelum tidur._______________

Apakah ada kebiasaan makan manis (permen, coklat)?

Sangat jarang. ________________________________________________________

23.12 Riwayat kesehatan keluarga:


Buatlah riwayat genetika dan penyakit keluarga pada masa lalu maupun masa
sekarang – diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke,
rematik, penyakit ginjal, tiroid, asma, keadaan alergi lain, penyakit-penyakit
darah, dan penyakit keluarga lainnya:

Ibu terkena diabetes. Menurut riwayat genetika penyakit keluarga ayah ibu dan
kakak-kakaknya juga terdiagnosa diabetes._________________________________

Apakah terdapat riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan dengan


lingkungan? Sebutkan:

Tidak ada. ___________________________________________________________

23.13 Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima:


Dari praktisi perawatan kesehatan apa dan/atau lembaga perawatan kesehatan apa
anggota keluarga menerima perawatan?

Pelayanan keperawata ibu/anggota keluarga yg terdiagnosa penyakit mendapat


perawatan obat dan tes gula darah setiap bulannya.___________________________

Apakah praktisi atau lembaga ini bertemu dengan semua anggota keluarga dan
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan perawatan kesehatan anggota keluarga?

Tidak._______________________________________________________________

23.14 Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan:


Bagaimana perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan kesehatan
bagi keluarga yang tersedia dalam komunitas? Jelaskan:

Baik dan memfasilitasi.

____________________________________________________________________

Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan perawatan


kesehatan yang keluarga terima? Jelaskan:

Tidak._______________________________________________________________

Apakah keluarga merasa puas, nyaman, percaya dengan perawatan yang diterima
dari pemberi layanan kesehatan? Jelaskan:

Iya keluarga nyaman dan percaya.


____________________________________________________________________

Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat?

Bisa selalu memberi informasi dan pelayanan yang baik._______________________

23.15 Pelayanan kesehatan darurat:


Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga mengetahui dimana pelayanan
darurat terdekat (menurut syarat-syaratnya) baik untuk anak-anak maupun
anggota keluarga yang dewasa? Jelaskan:

Iya keluarga tau dimana pelayanan darurat terdekat. __________________________

Apakah keluarga mengetahui bagaimana memanggil ambulans dan perawatan


paramedis? Jelaskan:

Iya tau. _____________________________________________________________

Apakah keluarga memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat? Jelaskan:

Tidak. ______________________________________________________________

23.16 Sumber pembiayaan:


Bagaimana keluarga akan membayar pelayanan-pelayanan kesehatan? Jelaskan:

Keluarga menggunakan kartu pelayanan kesehatan BPJS. _____________________

Apakah keluarga memiliki asuransi swasta atau bantuan medis? Haruskah


keluarga membayar penuh atau sebagian? Jelaskan:

Keluarga menggunakan BPJS dan membayar penuh.__________________________

Apakah keluarga mendapat pelayanan gratis (atau mengetahui pelayanan gratis


bagi mereka)?

Tidak.

23.17 Transportasi untuk mendapat perawatan:


Berapa jauh fasilitas perawatan dari rumah keluarga?

Kurang lebih 1km


____________________________________________________________________

Alat transportasi apa yang keluarga gunakan untuk mencapai fasilitas perawatan?

Motor.______________________________________________________________

Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah-masalah apa yang


timbul dalam hubungannya dengan jam pelayanan dan lamanya perjalanan ke
fasilitas pelayanan kesehatan? Jelaskan:

Tidak ada.

25. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang (> 6 bulan)
yang saat ini terjadi pada keluarga?
Tidak ada.

Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan ketegangan sehari-hari? Jelaskan:

Bisa

26. Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut? Jelaskan:

keluarga selalu berikhtiar.


27. Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe masalah
(koping apa yang dibuat)?
Berdoa dan waspada saling menjaga.
28. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-masalah
mereka sekarang? Jelaskan:
Sama saja.
ANALISA DATA

Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi


1. Ds : pasien dan keluarga Kesiapan peningkatkan koping Proses menua alami yang disertai adanya
mengungkapkan keinginan keluarga penurunan fisik
perubahan status
Perubahan konsekuensi patologis pada
kesehatan keluarganya
sistem endokrin
menjadi lebih baik lagi
dan siap meningkatkan Menurunnya fungsi sel beta
gaya hidup sehat.
Menurunnya sekresi insulin
Do : pasien dan keluarga
tampak keinginan atau Intoleransi glukosa

harapan besar dalam apa


DM tipe 2
yang di sampaikan.
Perubahan status kesehatan

Keinginan untuk meningkatkan gaya


hidup dan promosi kesehatan

Kesiapan peningkatkan kopping keluarga

2. Ds : pasien dan keluarga


mengatakan belum begitu
Manajemen kesehatan tidak Proses menua alami yang disertai adanya
paham terlalu dalam
efektif penurunan fisik
tentang DM.
Do : pasien hanya
Perubahan konsekuensi patologis pada
menerapkan penatalaksaan
sistem endokrin
DM yang diketahui saja,
tampak kesehatan belum Menurunnya fungsi sel beta
termanajemen dengan
Menurunnya sekresi insulin
baik.

Intoleransi glukosa

DM tipe 2

Perubahan status kesehatan

Kegagalan mengikuti perawatann /


pengobatan

Kurang pengetahuan tentang program


terapeutik

Manajemen kesehatan tidak efektif

3. Ds : pasien mengatakan
Proses menua alami yang disertai adanya
sering BAK pada malam Gangguan pola tidur penurunan fisik
hari bahkan setelah tidur
atau pada tengah malam. Perubahan konsekuensi patologis pada
Setelah BAK pasien sistem endokrin
mengalami tidak bisa tidur
Menurunnya fungsi sel beta
kembali.
Do : - Menurunnya sekresi insulin

Intoleransi glukosa

DM tipe 2

Hiperglikemia

Ginjal tidak mampu menyerap glukosa


yang tersaring keluar

Glukosuria yang komplek diuresis


osmotik

Poliuria

Sering ke kamar mandi tengah malam

Setelah BAK tidak dapat tidur kembali

Gangguan pola tidur


PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan:

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Skor
1. Sifat masalah 1 2/3 x 1 =0,6 Jika masalah tidak segera di
Aktual: 3 atasi maka dapat menyebabkan
masalah bertambah banyak.
Risiko: 2
Potensial:1
2. Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2=2 Dilakukan dengan merubah
dapat diubah pola hidup menjadi efektif
Mudah: 2 dengan cara diet yang tepat,
olahraga, dan minum obat
Sebagian:1
teratur kemungkinan masalah
Tidak dapat:0
dapat teratasi
3. Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1=0,6 Disertai dukungan keluarga dan
dicegah ikhtiar dari diri sendiri
Tinggi: 3 diharapkan perlahan masalah
menjadi lebih baik
Cukup: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1=1 Sebelum masalah semakin
Segera: 2 bertambah maka pola hidup
perlu segera dirubah sesuai
Tidak perlu segera:1
dengan penatalaksanaan yang
Tidak dirasakan: 0
tepat
Total Skor 4,2
RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa
No Keperawat Tujuan Rencana Intervensi Implementasi Tanggal Paraf
an

1 Kesiapan Setelah 1. Identifikasi kesiapan 1. Melakukan pengkajian Senin,


peningkatk dilakukan dan kemampuan terhadap pasien dan 08-06-
an koping tindakan menerima informasi keluarga. 2020
keluarga keperawatan 2. Sediakan materi dan 2. mengidentifikasi kesiapan
diharapkan media pendidikan pasien dalam menerima
pasien dan kesehatan informasi
3. menyediakan media
keluarga 3. Jadwalkan pendidikan
pendidikan kesehatan
dapat kesehatan sesuai 4. Menyepakati jadwal
meningkatka kesepakatan pendidikan kesehatan
n gaya hidup 4. Jelaskan penanganan
dan promosi masalah kesehatan
kesehatan 5. Ajarkan program
dalam kesehatan dalam
kehidupan kehidupan sehari-hari
keluarganya. 6. Ajarkan cara
pemeliharaan
kesehatan

1. Identifikasi kesiapan
Manajeme dan kemampuan
2. Setelah menerima informasi 1. Melakukan pengkajian Senin,
n
dilakukan 2. Sediakan materi dan terhadap pasien dan 08-06-
kesehatan
tindakan media pendidikan 2020
tidak keluarga.
keperawatan kesehatan
efektif 3. Jadwalkan pendidikan 2. Mengidentifikasi
diharapkan kesiapan dalam
kesehatan sesuai
pasien dan menerima informasi
kesepakatan
keluarga 4. Beri kesempatan untuk 3. membuat jadwal
dapat bertanya pendidikan kesehatan
menerapkan 5. Jelaskan faktor resiko
manajemen yang dapat
kesehatan mempengaruhi
secara kesehatan
efektif.

1. Melakukan pengkajian Senin,

50 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
Diagnosa
No Keperawat Tujuan Rencana Intervensi Implementasi Tanggal Paraf
an

Setelah terhadap pasien dan 08-06-


dilakukan keluarga. 2020
Gangguan tindakan 1. Identifikasi minat 2. Mengidentifikasi minat
pola tidur keperawatan terhadap musik pasien terhadap musik
3. 2. Identifikasi musik yang
diharapkan 3. Mengidentifikasi musik
gangguan disukai yang disukai pasien
pola tidur 3. Pilih musik yang
pasien dapat disukai
teratasi. 4. Berikan terapi musik
sesuai indikasi
5. Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi musik
6. Anjurkan rileks selama
mendengarkan musik

Setelah 1. Mengidentifikasi Selasa,


dilakukan kemampuan pasien dalam
09-06-
Kesiapan menerima informasi
tindakan 1. Identifikasi kesiapan 2. menyediakan media 2020
1. peningkatk keperawatan dan kemampuan pendidikan kesehatan
an koping diharapkan menerima informasi 3. Menyepakati jadwal
keluarga pasien dan 2. Sediakan materi dan pendidikan kesehatan
keluarga media pendidikan 4. Menjelaskan penanganan
dapat kesehatan masalah kesehatan
5. Mengajarkan program
meningkatka 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan dalam
n gaya hidup kesehatan sesuai kehidupan sehari-hari.
dan promosi kesepakatan 6. Mengajarkan cara
kesehatan 4. Jelaskan penanganan pemeliharaan kesehatan
dalam masalah kesehatan
kehidupan 5. Ajarkan program
keluarganya. kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari
6. Ajarkan cara
pemeliharaan
kesehatan

1. Mengidentifikasi Selasa,
kemampuan pasien dalam 09-06-
Setelah
1. Identifikasi kesiapan menerima informasi 2020
Manajeme dilakukan
dan kemampuan 2. Menyediakan media
n tindakan
2. menerima informasi
keperawatan pendidikan kesehatan
kesehatan 2.Sediakan materi dan
diharapkan media pendidikan 3. Menyepakati jadwal
tidak
pasien dan kesehatan pelaksanaan pendidikan
efektif
keluarga 3.Jadwalkan pendidikan kesehatan
dapat kesehatan sesuai 4. Memberikan pendidikan
menerapkan kesepakatan kesehatan

51 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
Diagnosa
No Keperawat Tujuan Rencana Intervensi Implementasi Tanggal Paraf
an

manajemen 4.Beri kesempatan untuk 5. Memberi kesempatan untuk


kesehatan bertanya bertanya
secara 5.Jelaskan faktor resiko
yang dapat
efektif.
mempengaruhi
kesehatan

1. Memilihkan beberapa
lagu atau musik yang Selasa,
Setelah disukai pasien 09-06-
dilakukan 2. Memberikan terapi musik 2020
1. Identifikasi minat
3. Gangguan tindakan terhadap musik dengan cara
pola tidur keperawatan 2. Identifikasi musik menganjurkan melakukan
diharapkan yang disukai terapi ketika masalah
gangguan 3. Pilih musik yang muncul.
pola tidur disukai 3. Menjelaskan tujuan dan
pasien dapat 4. Berikan terapi musik prosedur terapi music
teratasi. sesuai indikasi 4. Menganjurkan pasien
5. Jelaskan tujuan dan rileks ketika
prosedur terapi mendengarkan musik
musik
6. Anjurkan rileks
selama
mendengarkan musik

Rabu,
1. Mengobservasi
10-06-
pemahaman dan daya ingat
Setelah 2020
dalam penyampaian
1. dilakukan
1. Identifikasi kesiapan informasi sebelumnya.
Kesiapan tindakan
dan kemampuan menerima 2. Mengobservasi perubahan
peningkata keperawatan
informasi dalam pemeliharaan
n koping diharapkan
2. Sediakan materi dan kesehatan sehari-hari
keluarga pasien dan
media pendidikan
keluarga
kesehatan
dapat
3. Jadwalkan pendidikan
meningkatka
kesehatan sesuai kesepatan
n gaya hidup
4. Jelaskan penangan
dan promosi
masalah kesehatan
kesehatan
5. Ajarkan program
dalam
kesehatan dalam
kehidupan
kehidupan sehari-hari
keluarganya
6. Ajarkan cara
pemeliharaan kesehatan

Rabu,
1. Mengobservasi 10-06-
kemampuan pasien dalam 2020
mengingat pendidikan
Setelah

52 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
Diagnosa
No Keperawat Tujuan Rencana Intervensi Implementasi Tanggal Paraf
an

dilakukan kesehatan yang


tindakan disampaikan
2. Manajemen keperawatan 1. Identifikasi kesiapan 2. Mengobservasi penerapan
kesehatan diharapkan dan kemampuan menerima manajemen kesehatan yang
tidak pasien dan informasi telah disampaikan
efektif keluarga 2. Sediakan materi dan 3. Memberikan kesempatan
dapat media pendidikan bertanya
menerapkan kesehatan
manajemen 3. Jadwalkan pendidikan
kesehatan kesehatan sesuai
secara kesepakatan
efektif 4. Beri kesempatan untuk
bertanya
5. Jelaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Rabu,
1. Mengobservasi 10-06-
keberhasilan atau kendala 2020
Setelah
Gangguan dalam terapi musik yang
3. dilakukan
pola tidur telah dilakukan pasien.
tindakan 1. Identifikasi minat
keperawatan terhadap musik
diharapkan 2. Identifikasi musik yang
gangguan disukai
pola tidur 3. Pilih musik yang disukai
pasien dapat 4. Berikan terapi musik
teratasi sesuai indikasi
5. Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi musik
6. Anjurkan rileks selama
mendengarkan musik 1. Mengobservasi dan Kamis,
Setelah mengevaluasi peningkatan 11-06-
Kesiapan dilakukan keluarga dalam menerapkan 2020
1. peningkata tindakan pendidikan kesehatan yang
n koping 1. Idenfikasi kesiapan dan telah disampaikan
keperawatan
keluarga kemampuan menerima
diharapkan
informasi
pasien dan
2. Sediakan materi dan
keluarga
media pendidikan
dapat
kesehatan
meningkatka
3. Jadwalkan pendidikan
n gaya hidup
kesehatan sesuai
dan promosi
kesepakatan
kesehatan
4. Jelaskan penanganan
dalam
masalah kesehatan
kehidupan
5. Ajarkan program
keluarganya.
kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari
6. Ajarkan cara

53 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
Diagnosa
No Keperawat Tujuan Rencana Intervensi Implementasi Tanggal Paraf
an

pemeliharaan kesehatan

Setelah 1. Mengobservasi dan Kamis,


dilakukan mengevaluasi penerapan 11-06-
Manajemen tindakan 1. Identifikasi kesiapan manajemen kesehatan yang 2020
kesehatan keperawatan dan kemampuan efektif
2. tidak menerima informasi
diharapkan
efektif pasien dan 2. Sediakan materi dan
keluarga media pendidikan
dapat kesehatan
menerapkan 3. Jadwalkan pendidikan
manajemen kesehatan sesuai
kesehatan kesepakatan
yang efektif 4. Beri kesempatan untuk
bertanya
5. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan Kamis,
1. Mengobservasi dan 11-06-
Setelah mengevaluasi keberhasilan 2020
Gangguan dilakukan terapi musik yang telah
3. 1. Identifikasi minat
pola tidur tindakan diterapkan pasien.
terhadap musik
keperawatan 2. Identifikasi musik yang
diharapkan disukai
gangguan 3. Pilih musik yang disukai
pola tidur 4. Berikan terapi musik
pasien dapat 5. Jelaskan tujuan dan
teratasi prosedur terapi music
6. Anjurkan rileks selama
mendengarkan musik

54 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

No.
Tanggal Perkembangan
Dx
S: pasien dan keluarga mengungkapkan keinginan perubahan status kesehatan
1. Selasa,
keluarganya menjadi lebih baik lagi dan siap meningkatkan gaya hidup sehat.
09-06-2020
O: pasien dan keluarga tampak keinginan atau harapan besar dalam apa yang di
sampaikan.

A: Kesiapan meningkatkan koping keluarga (masalah belum teratasi)

P:
1. Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam menerima informasi
menyediakan media pendidikan kesehatan
2. Menyepakati jadwal pendidikan kesehatan
3. Menjelaskan penanganan masalah kesehatan
4. Mengajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan
(intervensi dilanjutkan)

2. Selasa,
S : pasien dan keluarga mengatakan belum begitu paham terlalu dalam tentang DM.
09-06-2020
O : pasien hanya menerapkan penatalaksaan DM yang diketahui saja, tampak
kesehatan belum termanajemen dengan baik.

A: Manajemen kesehatan tidak efektif (masalah belum teratasi)

P:
1. Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam menerima informasi
2. Menyediakan media pendidikan kesehatan
3. Menyepakati jadwal pelaksanaan pendidikan kesehatan
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Memberi kesempatan untuk bertanya

(intervensi dilanjutkan)
3. Selasa,
S: pasien mengatakan sering BAK pada malam hari bahkan setelah tidur atau pada
09-06-2020
tengah malam. Setelah BAK pasien mengalami tidak bisa tidur kembali

O:-

55 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
A:Gangguan pola tidur (masalah belum teratasi)

P:

1. Memilihkan beberapa lagu atau music yang disukai pasien


2. Memberikan terapi musik dengan cara menganjurkan melakukan terapi
ketika masalah muncul.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur terapi musik
4. Menganjurkan pasien rileks ketika mendengarkan musik

(intervensi dilanjutkan)

S: Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan mengenai pendidikan kesehatan


1. Rabu, sebelumnya dengan tepat.

10-06-2020 O: Pasien dan keluarga tampak mulai melakukan perubahan dalam pemeliharaan
kesehatan sehari-hari

A: Kesiapan meningkatkan koping keluarga (masalah belum teratasi)

P:

1. Mengobservasi pemahaman dan daya ingat dalam penyampaian informasi


sebelumnya.
2. Mengobservasi perubahan dalam pemeliharaan kesehatan sehari-hari

(intervensi dilanjutkan)

S: Pasien selalu mampu menjawab pertanyaan mengenai pendidikan kesehatan yang


2. Rabu, sebelumnya diketahui

10-06-2020 O: Pasien tampak menerapkan manajemen kesehatan sesuai dengan pendidikan


kesehatan yang disampaikan

A: Manajemen kesehatan tidak efektif (masalah belum teratasi)

P: 1. Mengobservasi kemampuan pasien dalam mengingat pendidikan kesehatan yang


disampaikan

2. Mengobservasi penerapan manajemen kesehatan yang telah disampaikan


3. Memberikan kesempatan bertanya
(intervensi dilanjutkan)

56 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
S: Pasien mengatakan sudah mencoba menerapkan terapi musik namun karena belum
terbiasa, pasien masih belum bisa segera tidur tetapi setelah kurang lebih 2jam pasien

3. Rabu, dapat tertidur kembali

10-06-2020 O: Pasien tampak belum puas

A: Gangguan pola tidur (masalah belum teratasi)

P: 1. Mengobservasi keberhasilan atau kendala dalam terapi musik yang telah


dilakukan pasien. (intervensi dilanjutkan)

S: Pasien dan keluarga menyampaikan bahwa di dalam keluarganya sudah mulai


terbiasa menerapkan perilaku kesehatan yang tepat atau sesuai yang dianjurkan

1. Kamis, O: Terdapat peningkatan dalam perilaku kesehatan keluarga dan keberhasilan


pemahaman pendidikan kesehatan yang disampaikan.
11-06-2020
A: Kesiapan meningkatkan koping keluarga (masalah teratasi)

P:1. Mengobservasi dan mengevaluasi peningkatan keluarga dalam menerapkan


pendidikan kesehatan yang telah disampaikan. (intervensi dihentikan)

S: Pasien mengatakan sudah menerapkan penatalaksanaan masalah kesehatannya


sesuai yang dianjurkan

2. Kamis, O: Pasien tampak melakukan penatalaksanaan masalah kesehatannya dengan baik

11-06-2020 A: Manajemen kesehatan tidak efektif (masalah teratasi)

P:1. Mengobservasi dan mengevaluasi penerapan manajemen kesehatan yang efektif


(intervensi dihentikan)

S: Pasien mengatakan terapi music yang semalam dilakukan berhasil dan mampu
membuat tidur kembali dengan cepat.

57 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
O: Pasien tampak puas
3. Kamis,

A: Gangguan pola tidur (masalah teratasi)


11-06-2020

P: 1. Mengobservasi dan mengevaluasi keberhasilan terapi musik yang telah


diterapkan pasien. (intervensi dihentikan)

58 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a
59 | B u k u P a n d u a n P r o f e s i K e p e r a w a t a n K e l u a r g a

Anda mungkin juga menyukai