Tugas :
➢ Beneficence
dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa
o Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti
➢ Non-malficence
paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno First, do no harm,
➢ Justice
memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan
➢ Autonomy
menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir
sendiri.
mungkin di operasi, bila tidak segera di operasi, pasien akan sangat mungkin
untuk meninggal, dan bila dioperasi kondisi pasien masih bisa untuk ditolong.
Namun untuk memulai operasi tentu saja diperlukan izin pasien ataupun
keluarganya. Akan tetapi kondisi pasien saat ini sedang tidak sadar dan tidak
ditemani oleh keluarga ataupun temannya. Identitas pasien pun tak diketahui
karena pasien kehilangan dompetnya saat dirampok. Dokter yang bertugas untuk
keluarganya tentu tidak boleh dilaksanakan operasi. Karena jika terjadi sesuatu,
Pada suatu hari di tempat praktik seorang dokter sedang ramai dikunjungi
pasien. Terdapat hingga 7 orang pasien yang sedang mengantre di ruang tunggu
dan satu orang pasien sedang dalam ruang pemeriksaan dokter. Ketika pasien di
dalam ruang periksa telah selesai dan dokter akan memanggil pasien selanjutnya,
tiba-tiba datang seorang ibu membawa anaknya dengan keadaan demam tinggi
dasar moral atau kaidah dasar bioetika. Di antara kaidah dasar bioetika tersebut
Kerahasiaan pasien harus dijaga oleh dokter, karena jika dilanggar merupakan
universal tentang bioetika dan hak manusiawi dari UNESCO artikel 9 juga
harus dihormati, penggunaan informasi dari seseorang harus sesuai dengan yang
aspek etika melalui kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Sumpah
Dokter "Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan/profesi.
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran serta hal lain yang berkenaan dengan
pasien.
rahasia medis tersebut adalah dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lain,
antisipasi terhadap bocornya rahasia medis yang ditulis dan dibagikan melalui
waktu koordinasi dengan pihak terkait, namun perlu dipahami bahwa media sosial
dalam rangka penegakan hukum, atas permintaan pasien sendiri dan untuk
kepentingan umum yang salah satunya adalah pada saat adanya ancaman wabah.
ketua tim bila perawatan dilakukan oleh tim dan anggota tim bila ketua tim tidak
ada kepada pihak yang berwenang menangani masalah kesehatan, dalam hal
wabah COVID19 tentunya pihak tersebut adalah Dinas Kesehatan dan pihak
terkait lainnya.
Maka jelas menurut etika dan hukum, rahasia medis pasien COVID19
dapat dibuka, namun untuk tidak dikonsumsi umum. Terkait kerahasiaan pasien
COVID19 ini juga telah diatur oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui SK
tentang fatwa etik kedokteran, kebijakan kesehatan dan penelitian dalam konteks
Dalam keadaan tertentu dapat dibuka sebatas inisial nama, jenis kelamin, status
publik dan nama tenaga medis dan nama tenaga kesehatan yang menjadi korban
negara.
Pada akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa ditinjau dari sisi etika dan
pasien. Membuka rahasia medis merupakan salah satu bentuk pelanggaran hukum
Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi, yang pelakunya bisa dikenakan
membuka rahasia medis, seperti pada saat terjadinya wabah COVID19 yang
mengancam kesehatan masyarakat dan yang paling penting diingat adalah tugas
dokter untuk melindungi masyarakat kedudukannya lebih utama dibandingan
perorangan.
berwenang dan dibuka kepada instansi/orang yang berwenang pula, rahasia medis
Sakit.
KIP”) yang pada pokoknya mengatur bahwa setiap orang berhak atas rahasia
pelayanan kesehatan dan setiap badan publik wajib membuka akses bagi setiap
Masih menyangkut hak pasien dan kewajiban rumah sakit, setiap rumah sakit
ditemukan oleh dokter dan dokter gigi dalam rangka pengobatan dan dicatat
rahasia kedokteran.
kedokteran. Selain itu, dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dokumen rekam medis
yang harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh rumah sakit atau dokter yang
bertugas.
sakit akan dikenakan sanksi admisnistratif berupa teguran, teguran tertulis, atau
Sehingga, jika rumah sakit tidak melindungi identitas pasiennya yang positif
Dalam hal pelaku penyebaran identitas pasien di atas adalah dokter atau
dokter gigi yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban dalam Pasal 46 ayat
(1) dan Pasal 51 huruf c UU 29/2004, maka dapat dipidana dengan pidana denda
Di samping itu, bagi badan publik yang melanggar berlaku Pasal 54 ayat (1) UU
KIP:
dan huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
Orang yang dimaksud adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum,
atau badan publik. Badan publik yang dimaksud adalah lembaga eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD,
memang ada kebijakan pemerintah yang mengatakan rahasia pasien yang perlu
dirahasiakan dan tidak bisa dibuka. "Tetapi itu dalam kondisi umum. Kemudian
ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terinfeksi virus itu kemudian ada
menyampaikan pandangan," ujar pria yang juga Ketua Asosiasi Dosen Hukum
diatur dalam empat undang-undang (UU) Lex Specialis yaitu pertama, pasal 48
(permenkes) nomor 36 tahun 2012 yang menyatakan rahasia medis bisa dibuka
atas nama kepentingan umum. Karena itu IDI meminta pemerintah membuka
alamat maka orang kemudian tahu kalau sudah komunikasi (dengan orang positif
Covid-19) maka akan sangat mudah diketahui orang yang menjalin kontak dan ke
rumah sakit. Jadi tidak memudahkan upaya penularan," ujarnya. Apalagi, dia
Kombes Asep Adi Saputra, ancaman pidana ini berdasarkan Pasal 26 dan Pasal 45
boleh orang sembarangan membeberkan data pribadi ke publik tanpa izin. UU ini
mengatur bila perbuatan melawan hukum itu terbukti, dapat diancam hukuman 4
tahun penjara dan denda Rp 750 juta," kata Asep di Gedung Bareskrim Polri,
memeriksa masyarakat yang telah terkontak dengan pasien. Selain itu karena di
secara umum tentang pentingnya kesehatan. Tetapi juga harus diawasi oleh
Sumber :
1. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e7c4201bb923/jerat-
hukum-bagi-penyebar-identitas-pasien-positif-covid-19/
2. https://republika.co.id/berita/q7aalu384/idi-identitas-pasien-positif-
covid19-boleh-diungkap
3. https://nasional.kompas.com/read/2020/03/06/07525711/ancaman-penjara-
dan-denda-bagi-penyebar-identitas-pasien-positif-corona?page=all
4. https://corona.riau.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Kumpulan-
Peraturan-Pedoman-Penanganan-Covid-19.pdf-
compressed_compressed_2.pdf
5. https://fk.unand.ac.id/id/berita/item/744-rahasia-medis-di-era-
disruption.html