Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Aspek Legal

Dosen Pengampu :

Ns. Agustine Ramie, M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Eni Permatasari P07120217056


Elisa Muasarah P07120217055
Erick Kuswanto P07120217057
Ghayatus Sa`adah P07120217058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIPLOMA IV KEPERAWATAN

2020
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah Aspek Legal ini dengan judul Kode Etik Profesi
Keperawatan Kritis.

Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Aspek Legal yaitu ibu Ns. Agustine Ramie, M.Kep untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.

kami juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini
disusun agar para pembaca bisa memahami tentang Kode Etik Profesi
Keperawatan Kritis. Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk
kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.

Banjarbaru, 10 agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.................................................................................................... 7
B. Konsep Etik dalam Keperawatan Kritis.................................................. 8
C. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau dari Aspek Hukum.................... 12
D. Tujuan Keperawatan Gawat Darurat...................................................... 13
E. Pencegahan Permasalahan Etik............................................................... 13
F. Contoh kasus tipe-tipe etik..................................................................... 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak


besar terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang dilaksanakan oleh tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat
bekerja secara mandiri dan dapat pula bekerja sama dengan profesi lain.

Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk


pasien/klien baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang komperhensif. Sebagai
tenaga yang profesional, dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap
yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggungjawab
secara moral.

Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala
segi kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa
masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh
masalahnya.

Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan
dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi
disebabkan oleh pertimbangan etis.

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap


pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.
Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.

4
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk
juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).

Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang


berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan
dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak
hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001)

Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak
& Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kode etik pada profesi keperawatan kritis ?


2. Apa saja konsep etik dalam keperawatan kritis ?
3. Bagaimana Keperawatan Gawat Darurat ditinjau dari aspek hukum ?
4. Apa saja tujuan Keperawatan Gawat Darurat ?
5. Bagaimana cara pencegahan permasalahan etik ?
6. Apa saja contoh kasus tipe - tipe etik ?

5
C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui definisi dari kode etik pada profesi keperawatan kritis


2. Mengetahui konsep etik dalam keperawatan kritis
3. Mengetahui bagaimana Keperawatan Gawat Darurat ditinjau dari aspek
hukum
4. Mengetahui tujuan dari Keperawatan Gawat Darurat
5. Mengetahui cara pencegahan permasalahan etik
6. Mengetahui contoh kasus tipe - tipe etik

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan


dalam mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik
menunjukan bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah
diterima oleh profesi (Kelly, 1987). Jika anggota profesi melakukan suatu
pelanggaran terhadap kode etik tersebut, maka pihak organisasi berhak
memberikan sanksi bahkan bisa mengeluarkan pihak tersebut dari organisasi
tersebut. Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai penghubung
antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan tenaga kesehatan lainnya,
sehingga tercipta kolaborasi yang maksimal.

Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan


yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat
ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah
sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk
mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia
tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti
profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari
kelompok tersebut yang disebut kode etik.

Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari
staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan
yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah
dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar
pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan atas
tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada.

7
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari secara mandiri.

Gawat darurat (Emergensi) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan


segera yang untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan
yang timbul secara tiba-tiba. Keterlambatan penanganan dapat
membahayakan klien, mengakibatkan terjadinya kecacatan atau mengancam
kehidupan.

Penderita gawat darurat adalah penderita yang oleh karena suatu penyebab
(penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak segera
ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.

Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan. Asuhan


keperawatan dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah
melalui pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawabnya.

B. Konsep Etik dalam Keperawatan Kritis

1. Pengertian Etik

Etik adalah sistem nilai pribadi yang digunakan untuk memutuskan


apa yang benar atau apa yang paling tepat, memutuskan apa yang
konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.

8
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah dan tindakan apa
yang akan dilakukan. Etika Keperawatan merefleksikan bagaimana seharusnya
perawat berprilaku, apa yang harus dilakukan perawat terhadap kliennya dalam
memberikan pelayanan keperawatan kritis. Etika keperawatan merujuk pada
standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek
sehari-hari yaitu :
1. Jujur terhadap pasien
2. Menghargai pasien
3. Beradvokasi atas nama pasien
Aspek advokasi dibagi menjadi 3 model yaitu:
 Right protection Model
merupakan peran perawat dalam menjaga hak pasien selama
mendapatkan perawatan
 Value Based Decision Model
merupakan peran perawat dalam memberikan informasi pada
pasien dalam proses pengambilan keputusan
 Respect for Persons Model
merupakan peran perawat dalam menjaga kehormatan dan privasi
pasien dalam proses keperawatan (Jaya Kuruvilla,Essentials of Critical
Care Nursing,2007: 9)

2. Maksud dan Tujuan Kode Etik dalam Crritical Care


Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagai berikut
(kozier, Erb. 1990):
a. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan perawat,
pasien, dan anggota tenaga kesehatan lainnya.
b. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika terdapat
perawat yang melakukan pelanggaran berkaitan kode etik dan untuk
membantu perawat yang tertuduh suatu permasalahan secara tidak
adil.

9
c. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
dan untuk mengorientasikan lulusan keperawatan dalam memasuki
jajaran praktik keperawatan profesional.
d. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
profesional

3. Penerapan pengetahuan etik di area critical care


Terdapat delapan asas etik dalam keperawatan yaitu:
a. Autonomi (otonomy)
Yaitu menghormati keputusan pasien untuk menentukan nasibnya,
dalam hal ini setiap keputusan medis ataupun keperawatan harus
memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat. Dengan
mengikuti prinsip autonomi berarti menghargai pasien untuk mengambil
keputusan sendiri berdasarkan keunikan individu secara holistik.
b.Non maleficence (tidak merugikan)
Yaitu keharusan untuk menghindari berbuat yang merugikan pasien,
setiap tindakan medis dan keperawatan tidak boleh memperburuk
keadaan pasien. Berarti tindakan yang dilakukan tidak menyebabkan
bahaya bagi pasien, bahaya disini dapat berarti dengan sengaja
membahayakan, resiko membahayakan dan bahaya yang tidak disengaja
c. Beneficence ( kemurahan hati)
Yaitu keharusan untuk berbuat baik kepada pasien, setiap tindakan
medis dan keperawatan harus ditujukan untuk kebaikan pasien. Berarti
melakukan yang baik yaitu mengimplementasikan tindakan yang
menguntungkan pasien dan keluarga
d. Justice (perlakuan adil)
Yaitu sikap dan tindakan medis dan keperawatan harus bersifat adil,
dokter dan perawat harus menggunakan rasa keadilan apabila akan
melakukan tindakan kepada pasien
e. Fidelity (setia, menepati janji)
Berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimiliki
oleh seseorang.Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia

10
pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat . Setiap tenaga
keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat. Apabila terdapat
konflik diantara berbagai tanggungjawab, maka diperlukan penentuan
prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
f. Veracity (kebenaran, kejujuran)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan
suatu kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain. Kejujuran
adalah landasan untuk “informed concent” yang baik. Perawat harus
dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien maupun
keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.
g. Confidenciality ( kerahasiahaan )
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua
informasi tentang pasien/klien yang dirawatnya. Pasien/klien harus dapat
menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga profesional
kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/ diberbagikan kepada
pihak lain secara tidak tepat. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi
tentang pasien/klien dengan anggota kesehatan lain yang ikut merawat
pasien tersebut bukan merupakan pembeberan rahasia selama informasi
tersebut relevan dengan kasus yang ditangani
h. Accountability ( akuntabilitas )
Dalam menerapkan prinsip etik, apakah keputusan ini mencegah
konsekwensi bahaya, apakah tindakan ini bermanfaat, apakah keputusan
ini adil, karena dalam pelayanan kesehatan petugas dalam hal ini dokter
dan perawat tidak boleh membeda-bedakan pasien dari status sosialnya,
tetapi melihat dari penting atau tidaknya pemberian tindakan tersebut
pada pasien. Hak-hak pasien haruslah dihargai dan dilindungi, hak-hak
tersebut menyangkut kehidupan, kebahagiaan, kebebasan, privacy, self
determination, perlakuan adil dan integritas diri. Dilema moral masih
mungkin terjadi apabila prinsip moral otonomi dihadapkan dengan
prinsip moral lainnya, atau apabila prinsip beneficence dihadapkan
dengan non maleficence, misalnya apabila keinginan pasien (otonomi)

11
ternyata bertentangan dengan dengan beneficence atau non maleficence,
atau bisa saja apabila sesuatu tindakan mengandung beneficence dan
nonmaleficence terjadi secara bersamaan sepeti “ Rule of Double Ef ect
(RDE)” yaitu apabila suatu tindakan untuk memberikan kenyamanan
berdasarkan prinsip beneficence tetapi sekaligus memiliki resiko
terjadinya perburukan sehingga berlawanan dengan prinsip
nonmaleficence. Contoh: pemberian morphin sulfat untuk mengendalikan
rasa nyeri hebat yang terjadi pada pasien penderita cancer stadium akhir
yang beresiko akan memberikan efek depresan yang dapat menekan
pusat pernafasan pasien.

C. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau dari Aspek Hukum

Pemahaman terhadap aspek hukum dalam Keperawatan Gawat Darurat


bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan
serta keselamatan pasien. Aspek hukum menjadi penting karena konsensus
universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika.

Permasalahan etik lainnya yang muncul dalam hukum Keperawatan


Gawat Darurat merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam
kegawatdaruratan medik yaitu :

a. Diagnosis keadaan gawat darurat


b. Standar Operating Procedure
c. Kualifikasi tenaga medis
d. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
e. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
f. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit,
menyelamatkan)
g. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
h. Prinsip keadilan dan fairness
i. Kelalaian

12
j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi
: salah obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
l. Surat Keterangan Kematian
m. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child
abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien

D. TUJUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb)


2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.

E. PENCEGAHAN PERMASALAHAN ETIK

Permasalahan etik dalam keperawatan gawat darurat dapat dicegah dengan :

1. Mematuhi standar operating procedure (SOP)


2. Melakukan pencatatan dengan benar meliputi mencatat segala tindakan,
mencatat segala instruksi dan mencatat serah terima

Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik, misalnya
kematian batang otak, penyakit terminal misalnya gagal ginjal. Peran perawat
dalam keperawatan gawat darurat ini peran perawat sangat diutamakan yang
diantaranya :

a. Fungsi Independen merupakan Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian


asuhan (Care);
b. Fungsi Dependen merupakan Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau
sebagian dari profesi lain;
c. Fungsi Kolaboratif merupakan Kerjasama saling membantu dalam program
kesehatan (Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan).

13
F. CONTOH KASUS TIPE-TIPE ETIK :

1. Bioetik

Bioetik adalah studi filosofi yang mempelajari tentang kontrofersi dalam


etik menyangkut masalah biologi dan pengobatan.

Contoh kasus :

Tn.A (32tahun)dan Ny.B(28 tahun) belum memiliki keturunan,dalam usia


pernikahan 5 tahun.Klien memutuskan untuk memiliki bayi tabung.Namun
nyonya B menginginkan sel sperma tidak diambil dari sperma Tn.A melainkan
diambil dari pria X dengan alasan pribadi dan tidak diungkapkan pada tim
medis.Semua pihak klien (Tn.A,Ny.B,dan pria X)menyetujui hal ini.Klien berjanji
membayar lebih agar keputusan klien disetujui dan dirahasiakan oleh pihak
Rumah Sakit.

Contoh kasus diatas merupakan permasalahan bioetik bagaimana


tanggapan anda sebagai perawat menghadapi konfrontasi diatas?

Penyelesaian:

Perawat harus bersifat profesional dalam hal ini perlu ada perlindungan
hukum terhadap kegiatan perawat atau medis yang dilakukan.Sebagaimana
diketahui praktik bayi tabung tidak dibenarkan di negara kita apabila sel ovum
dan sel sperma tidak diambil dari bukan pasangan suami istri.maka dalam kasus
ini perawat menolak permintaan klien sebagai bentuk bertanggung jawab
terhadap komitmen profesi.

2. Clinical ethics/etik klinik

Adalah bagian dari bioetik yang memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.

14
Contoh kasus :

Ibu A bekerja sebagai pemulung yang berumur 36 tahun dalam keadaan


hamil datang ke RS. Dia mengalami pendarahan yang menyebabkan janin di
dalam rahimnya harus segera dilahirkan melalui jalan operasi. Apabila tidak
segera dilakukan operasi akibatnya akan mengancam nyawa ibu dan bayi. Suami
ibu A menolak untuk dilakukan operasi, walaupun perawat telah menjelaskan
kepada klien dampak-dampak yang akan terjadi.

Penyelesaian :

Sebagai bentuk menghormati keputusan yang diambil keluarga klien,


perawat mengambil keputusan mengeluarkan informed consents (surat yang
melibatkan klien berpartisipasi membuat keputusan berhubungan dengan aspek
klien) yang bertujuan agar tidak terjadi penyalahan pada pihak medis oleh pihak
klien atas keputusan yang diambil.

3. nursing ethics/etik keperawatan

Adalah bagian dari bioetik yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.

Contoh kasus :

Seorang klien (Tn.D 23 tahun)pasien dengan fracture pada kaki selalu


menuntut tindakan keperawatan anda dalam berbagai hal meskipun masih bisa
dilakukan sendiri oleh klien seperti minta disuapi saat makan,minum obat dan
minum.dalam kasus ini perawat harus tetap melakukan yang terbaik untuk klien
bukan berarti membantu setiap kegiatan klien.

Penyelesaian :

15
Dalam hal ini perawat harus bersikap tegas dalam memandirikan
klien.Perawat sebaiknya melakukan konfrontasi agar klien bisa bersikap lebih
mandiri.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman
dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

B. SARAN

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara


mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hegner, Barbara R.2003. Nursing Assistant: a Nursing Proses Approach. Jakarta: EGC.
http://ppnikabupatenbanjar.wordpress.com/2011/03/30/kode-etik-dalam-
keperawatanindonesia_/20/12/2011_09.01

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1239/MENKES/SK/XI/2001


Tentang Praktik Keperawatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 / MENKES / PER / IX /2008
tentang Persetujuan Tindakan Medis.

18

Anda mungkin juga menyukai