Aspek Legal
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelompok 3
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah Aspek Legal ini dengan judul Kode Etik Profesi
Keperawatan Kritis.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Aspek Legal yaitu ibu Ns. Agustine Ramie, M.Kep untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
kami juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini
disusun agar para pembaca bisa memahami tentang Kode Etik Profesi
Keperawatan Kritis. Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk
kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.................................................................................................... 7
B. Konsep Etik dalam Keperawatan Kritis.................................................. 8
C. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau dari Aspek Hukum.................... 12
D. Tujuan Keperawatan Gawat Darurat...................................................... 13
E. Pencegahan Permasalahan Etik............................................................... 13
F. Contoh kasus tipe-tipe etik..................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala
segi kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa
masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh
masalahnya.
Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan
dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi
disebabkan oleh pertimbangan etis.
4
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk
juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001)
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak
& Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
5
C. TUJUAN PENULISAN
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari
staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan
yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah
dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar
pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan atas
tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada.
7
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari secara mandiri.
Penderita gawat darurat adalah penderita yang oleh karena suatu penyebab
(penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak segera
ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.
1. Pengertian Etik
8
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah dan tindakan apa
yang akan dilakukan. Etika Keperawatan merefleksikan bagaimana seharusnya
perawat berprilaku, apa yang harus dilakukan perawat terhadap kliennya dalam
memberikan pelayanan keperawatan kritis. Etika keperawatan merujuk pada
standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek
sehari-hari yaitu :
1. Jujur terhadap pasien
2. Menghargai pasien
3. Beradvokasi atas nama pasien
Aspek advokasi dibagi menjadi 3 model yaitu:
Right protection Model
merupakan peran perawat dalam menjaga hak pasien selama
mendapatkan perawatan
Value Based Decision Model
merupakan peran perawat dalam memberikan informasi pada
pasien dalam proses pengambilan keputusan
Respect for Persons Model
merupakan peran perawat dalam menjaga kehormatan dan privasi
pasien dalam proses keperawatan (Jaya Kuruvilla,Essentials of Critical
Care Nursing,2007: 9)
9
c. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
dan untuk mengorientasikan lulusan keperawatan dalam memasuki
jajaran praktik keperawatan profesional.
d. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
profesional
10
pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat . Setiap tenaga
keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat. Apabila terdapat
konflik diantara berbagai tanggungjawab, maka diperlukan penentuan
prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
f. Veracity (kebenaran, kejujuran)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan
suatu kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain. Kejujuran
adalah landasan untuk “informed concent” yang baik. Perawat harus
dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien maupun
keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.
g. Confidenciality ( kerahasiahaan )
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua
informasi tentang pasien/klien yang dirawatnya. Pasien/klien harus dapat
menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga profesional
kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/ diberbagikan kepada
pihak lain secara tidak tepat. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi
tentang pasien/klien dengan anggota kesehatan lain yang ikut merawat
pasien tersebut bukan merupakan pembeberan rahasia selama informasi
tersebut relevan dengan kasus yang ditangani
h. Accountability ( akuntabilitas )
Dalam menerapkan prinsip etik, apakah keputusan ini mencegah
konsekwensi bahaya, apakah tindakan ini bermanfaat, apakah keputusan
ini adil, karena dalam pelayanan kesehatan petugas dalam hal ini dokter
dan perawat tidak boleh membeda-bedakan pasien dari status sosialnya,
tetapi melihat dari penting atau tidaknya pemberian tindakan tersebut
pada pasien. Hak-hak pasien haruslah dihargai dan dilindungi, hak-hak
tersebut menyangkut kehidupan, kebahagiaan, kebebasan, privacy, self
determination, perlakuan adil dan integritas diri. Dilema moral masih
mungkin terjadi apabila prinsip moral otonomi dihadapkan dengan
prinsip moral lainnya, atau apabila prinsip beneficence dihadapkan
dengan non maleficence, misalnya apabila keinginan pasien (otonomi)
11
ternyata bertentangan dengan dengan beneficence atau non maleficence,
atau bisa saja apabila sesuatu tindakan mengandung beneficence dan
nonmaleficence terjadi secara bersamaan sepeti “ Rule of Double Ef ect
(RDE)” yaitu apabila suatu tindakan untuk memberikan kenyamanan
berdasarkan prinsip beneficence tetapi sekaligus memiliki resiko
terjadinya perburukan sehingga berlawanan dengan prinsip
nonmaleficence. Contoh: pemberian morphin sulfat untuk mengendalikan
rasa nyeri hebat yang terjadi pada pasien penderita cancer stadium akhir
yang beresiko akan memberikan efek depresan yang dapat menekan
pusat pernafasan pasien.
12
j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi
: salah obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
l. Surat Keterangan Kematian
m. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child
abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik, misalnya
kematian batang otak, penyakit terminal misalnya gagal ginjal. Peran perawat
dalam keperawatan gawat darurat ini peran perawat sangat diutamakan yang
diantaranya :
13
F. CONTOH KASUS TIPE-TIPE ETIK :
1. Bioetik
Contoh kasus :
Penyelesaian:
Perawat harus bersifat profesional dalam hal ini perlu ada perlindungan
hukum terhadap kegiatan perawat atau medis yang dilakukan.Sebagaimana
diketahui praktik bayi tabung tidak dibenarkan di negara kita apabila sel ovum
dan sel sperma tidak diambil dari bukan pasangan suami istri.maka dalam kasus
ini perawat menolak permintaan klien sebagai bentuk bertanggung jawab
terhadap komitmen profesi.
Adalah bagian dari bioetik yang memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.
14
Contoh kasus :
Penyelesaian :
Adalah bagian dari bioetik yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.
Contoh kasus :
Penyelesaian :
15
Dalam hal ini perawat harus bersikap tegas dalam memandirikan
klien.Perawat sebaiknya melakukan konfrontasi agar klien bisa bersikap lebih
mandiri.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman
dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Hegner, Barbara R.2003. Nursing Assistant: a Nursing Proses Approach. Jakarta: EGC.
http://ppnikabupatenbanjar.wordpress.com/2011/03/30/kode-etik-dalam-
keperawatanindonesia_/20/12/2011_09.01
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 / MENKES / PER / IX /2008
tentang Persetujuan Tindakan Medis.
18