164
165
Diperkirakan berdasarkan
Temperatu Diperkirakan berdasarkan data
data geotermometer (air dan
r geotermometer (air dan atau gas)
atau gas)
Estimasi
Metode Volumetric Stored
Sumber Metode Perbandingan
Heat
Daya
Survei geokimia akan menghasilkan data berupa kimia fluida dan gas dari
manifestasi panas serta kandungan gas dan unsur-unsur lainnya yang terkandung
didalam tanah (soil) dan aliran sungai di sekitar daerah prospek.Dari data-data ini
akan didapat gambaran mengenai daerah prospek, karakteristik fluida dalam
reservoir, sistim fluida, hidrologi dan temperatur reservoir.
Dari survei geofisika didapat data berupa peta tahanan jenis, profil struktur
tahanan jenis, peta anomali gravitasi dan magnetik beserta profil tegaknya, peta
seismisitas berikut besaran dan profil tegaknya dan data streaming potential. Dari
data-data ini akan didapat gambaran penyebaran daerah prospek, kedalaman
puncak reservoir, lapisan penudung, geometri reservoir, hidrologi bawah
permukaan, struktur batuan dasar dan konfigurasi sumber panas.
4.2.3 Data Setelah Pemboran Sumur
Setelah dilakukan pemboran sumur, data yang diperoleh semakin banyak
dan semakin akurat sehingga hasil perhitungan mempunyai tingkat kepastian
semakin tinggi. Pada tahap ini ketebalan dan temperatur reservoir dapat
diperkirakan dengan lebih pasti dari data hasil pengukuran di sumur.
4.3 Metode Perhitungan Potensi
4.3.1 Metode Volumetrik
Metoda yang umum digunakan untuk perhitungan sumberdaya panasbumi
(resources), banyaknya energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada
kenyataannya (cadangan) dan besarnya energi listrik yang dapat dihasilkannya
(potensi listrik tenaga panas bumi) telah diuraikan oleh O’Sullivan (1986). Data
yang diperlukan untuk perhitungan adalah data luas daerah, ketebalan, temperatur
reservoir, porositas saturasi air dan uap, densitas batuan, daya hantar panas
batuan, densitas uap dan air, serta energi dalam uap dan air. Perhitungan
dilakukan berdasarkan kandungan energi panas didalam batuan dan didalam fluida
(uap dan air) sebagai berikut:
1. Panas yang Tersimpan Dalam Batuan
Panas yang terkandung di dalam batuan yang mempunyai massa m,
kapasitas panas c dan temperatur T, dapat ditentukan berdasarkan persamaan
dasar berikut:
169
Q = m.c.T..........................................................................................................(4-1)
Apabila V adalah volume reservoir (bulk volume) φ, adalah porositas batuan dan
ρ adalah densitasnya, maka massa batuan adalah:
mr = V.(1-φ).ρr.................................................................................................(4-2)
Apabila A adalah luas reservoir dan h adalah ketebalannya maka persamaan di
atas menjadi:
mr = A.h.(1-φ).ρr..............................................................................................(4-3)
Apabila batuan mempunyai kapasitas panas cr, maka dengan mensubstitusikan
persamaan (4-3) ke persamaan (4-1) akan diperoleh persamaan yang menyatakan
panas yang terkandung di dalam batuan (Qr). Persamaan tersebut adalah:
Qr = A.h.(1-φ).ρr.cr.T....................................................................................(4-4)
2. Panas yang tersimpan dalam fluida
Energi yang terkandung di dalam air dan uap yang masing-masing
mempunyai massa mL dan mV, energi dalam uL dan uV, ditentukan berdasarkan
persamaan dasar berikut:
Qe = mL uL + mV uV....................................................................................(4-5)
Apabila volume reservoir (bulk volume) adalah V, porositas batuan adalaH φ,
saturasi air dan saturasi uap masing-masing SL dan Sv dan densitasnya adalah ρL
dan ρV maka massa air dan massa uap yang mengisi pori-pori batuan dapat
dinyatakan oleh persamaan berikut :
mL = v.φ.SL.ρL..............................................................................................(4-6)
mv = v.φ.Sv.ρv...............................................................................................(4-7)
Apabila A adalah luas reservoir dan h adalah ketebalannya maka kedua persamaan
diatas menjadi:
mL = A.h.φ.SL.ρL..........................................................................................(4-8)
mv = .h.φ.Sv.ρv..............................................................................................(4-9)
Apabila kedua persamaan tersebut disubstusikan akan diperoleh persamaan yang
menyatakan panas yang terkandung di dalam uap dan air (Qe) sebagai berikut:
Qe = A.h.φ.SL.ρL.uL + A.h.φ.Sv.ρv.uv.........................................................(4-10)
Persamaan diatas dapat dituliskan kembali sebagai berikut:
Qe = A.h.φ.(SL.ρL.uL + Sv.ρv.uv) ...............................................................(4-11)
170
Dengan demikian kandungan energi panas didalam reservoir (di dalam batuan dan
fluida) adalah sebagai berikut:
He = A.h.[(1-φ) ρr cr T + φ (SL ρL uL + Sv ρv uv) .....................................(4-12)
Dimana:
He= kandungan energi panas (kJ)
A = luas daerah panas bumi (m2)
H = tebal reservoir (m)
T = temperatur reservoir (oC)
SL = saturasi air (fraksi)
Sv = saturasi uap (fraksi)
UL = energi dalam air (kJ/kg)
Uv = energi dalam uap (kJ/kg)
Φ = porositas batuan reservoir (fraksi)
Cr = kapasitas panas batuan (kJ/kg0C)
ρr = density batuan (kg/m3)
ρL = density batuan (kg/m3)
ρV = density batuan (kg/m3)
Hde
H thermal = ........................................................................(4-17)
t×365×24×3600
Hthermal mempunyai satuan MWthermal
6. Menghitung besarnya potensi listrik, yaitu energi listrik yang dapat
dibangkitkan untuk kurun waktu t tahun (MWe) dengan cara sebagai berikut:
H de η
H thermal = ........................................................................(4-18)
t×365×24×3600
atau:
Hel=η × H thermal ..........................................................................................(4-19)
dimana:
Ti = Temperatur reservoir pada keadaan awal (0C)
Tf = Temperatur reservoir pada keadaan akhir (energi panasbumi tidak
ekonomis lagi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik), oC
Hei = Kandungan energi didalam batuan dan fluida pada keadaan awal, kJ
Hef = Kandungan energi di dalam batuan dan fluida pada keadaan akhir, kJ
Hth = Maksimum energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan, kJ
Hde = Energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada kenyataannya, kJ
Hth = Energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan selama kurun waktu
tertentu,Mwe
Hel = Energi listrik yang dapat dibangkitkan selama kurun waktu
tertentu,Mwe
Rf = Faktor perolehan, %
t = Lama waktu (umur) pembangkitan listrik (tahun)
η = Faktor konversi listrik
Terdapat dua model pendekatan yang digunakan pada metode volumetrik
yaitu :
1. Model pendekatan dengan asumsi parameter reservoir yang seragam (lumped
parameter model).
172
distribusi data yang akan diselesaikan secara teori statistik. Hal tersebut sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan harga parameter tunggal yang representatif
dari suatu lapangan. Harga yang representatif tersebut dihitung dari data-data yang
bersifat random variable. Random variable merupakan suatu besaran yang tidak
dapat ditentukan dengan pasti.
Terdapat tiga langkah penting dalam melakukan Simulasi Monte Carlo,
antara lain (Sediawan, 2013):
1. Membangun distribusi populasi yang erat mewakili distribusi populasi dari
sistem nyata.
2. Menghasilkan nomor acak mengikuti distribusi populasi, untuk mewakili sifat
atau kondisi komponen yang membentuk sistem.
3. Memprediksi sifat sistem makroskopik didasarkan pada ekspektasi matematis
dari sistem yang disimulasikan.
4.3.2.1 Distribusi Probabilitas
Analisa resiko eksplorasi panasbumi merupakan salah satu konsep distribusi
dari probabilitas. Analisa resiko melalui simulasi merupakan penggambaran
semua parameter-parameter yang tidak pasti dalam prospek analisa seperti
distribusi. Oleh karena itu, hal mengenai distribusi meliputi cara membuatnya dari
data-data statistik dan penjelasan mengenai distribusi tersebut penting diketahui.
Variabel random merupakan suatu parameter atau variabel yang memiliki
lebih dari satu harga. Variabel random ini menggambarkan parameter-parameter
tersebut dengan suatu distribusi probabilitas. Distribusi probabilitas sendiri
merupakan penggambaran secara grafik dari deretan dan kemungkinan dari suatu
peristiwa dari harga-harga yang mungkin dari perolehan variabel random tersebut.
1. Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi yang diperoleh dari data statistik dapat disebut sebagai distribusi
frekuensi relatif dan histogram. Distribusi data statistik jika memiiki distribusi
frekuensi relatif, maka dapat dijalankan operasi seperti biasa seperti membaca
area dibawah kurva dan lain sebagainya.
Suatu cara adalah dengan membagi deretan harga-harga dan variabel
random ke dalam angka-angka dari kelompok atau interval-interval dan kemudian
175
ditabulasi sehingga berbagai harga dari variabel masuk ke dalam setiap kelompok
atau interval.
2. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Setiap distribusi dapat diekspresikan secara grafis yang biasa disebut
dengan distribusi frekuensi kumulatif. Distribusi ini dapat membaca beberapa
daerah dibawah distribusi probabilitas yang diinginkan tanpa harus kembali
mengintegralkan probabilitas yang ada. Daftar distribusi kumulatif ada dua
macam, yaitu sebagai berikut
1. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
2. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Tabel IV-5. Contoh Tabel Distribusi Kumulatif
(Harum, 2013)
dengan rata-rata. Distribusi ini termasuk ke dalam distribusi kontinyu. Ciri dari
distribusi ini adalah kurvanya mempunyai ekor di sebelah kanan dan nilai x
dimulai dari 0 sampai tak hingga.