Anda di halaman 1dari 8

BISNIS PARIWISATA

“PENGERTIAN BISNIS PARIWISATA”

OLEH:
KELOMPOK 3

1. Ni Putu Sera Marlina Dewi (32/1702622010285)


2. Ni Wayan Murdani (34/1702622010287)
3. Putu Clara Novianti (38/1702622010291)
4. Putu Hendra Adnyana (40/1702622010293)
5. Putu Mega Aryani Dewi (43/1702622010295)
6. Putu Risma Yunika (44/1702622010297)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
2.1 DEFINISI DAN TUJUAN BISNIS PARIWISATA

A. Definisi Bisnis Pariwisata


Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Sektor
pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan
devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program
pembangunan. Selain itu, industry pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa
sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan
penduduk di kawasan sekitar pariwisata.

B. Tujuan Bisnis Pariwisata


a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan
pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga
b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli
yang dapat meningkatkan supernormal profit
c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
d) Meningkatkan Devisa Negara
e) Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia
f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional

2.2 RUPA BISNIS PARIWISATA

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca
pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat
angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah
ini:

a. Menurut asal wisatawan, Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu


berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti
sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan
wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan, maka
disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang dari luar negeri
disebut pariwisata internasional.
b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, Kedatangan wisatawan
dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing
ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri
suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut pariwisata aktif.
Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan
dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut
pariwisata pasif.
c. Menurut jangka waktu, Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau
negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat
atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah
pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana
tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara
untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
d. Menurut jumlah wisatawan, Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah
wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau
rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata
rombongan.
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan, Dilihat dari segi penggunaan yang
dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi
pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil,
tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut,
kereta api atau mobil.

2.3 POTENSI BISNIS PARIWISATA

Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk
mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis
mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik maupun
turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata ini
cukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-
kantong tebal adalah konsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis
di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa
yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun bagi Anda para investor
asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset
terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen.

Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda
lakukan adalah melakukan survey mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana
kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan serta bagaimana aktivitas
dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu
saja cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan
hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas
pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluang bisnis di Bali dari aspek non
pariwisata. Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih
para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal.

Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba
diantaranya:

1. Bisnis penginapan
Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup
menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada
bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi
dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah
sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia
lebih dalam.
2. Bisnis rumah makan muslim
Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari
olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis manca negara
lainnya dari negara-negara Islam. Para wisatawan yang taat beragama
biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini
dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial.
3. Bisnis layanan Bahasa
Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak
dilakukan orang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah
jika Anda pula yang menawarkan kursus Bahasa Indonesia singkat pada
turis-turis asing.
4. Bisnis transportasi
Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan
wisata seperti Bali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada
bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.

2.4 BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN

Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi


pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling,
bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia
perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya
industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis
pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih
pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak
dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal
dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana
sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika
sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya. Dalam bisnis anda
bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara,
memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya,
keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka
bukan saja pelanggan akan datang tapi juga tidak sabar memberi tahu teman mereka
betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata
Indonesia.
Dalam bisnis pariwisata, diperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan
yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu
perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada
faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan
persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi
manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis
pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan
negara-negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih
banyak.

2.5 PROSPEK BISNIS PARIWISATA

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu


menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat. Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan
untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak
tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan
aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi
oleh kekuatan apapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang
memungkinkan mobilitas masyarakat. Kontak yang paling mungkin terjadi adalah
kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atau wisatawan. Masyarakat
sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila
terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola
hidup dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran
kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula
berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat
pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah
mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat
baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian
yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk
mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat
sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat
suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat
sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai
obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya
kehidupan masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanyanya karena adanya
penekanan segi komersial dari tourism.
DAFTAR PUSTAKA

Setia, I Ketut dan Nengah Landra. 2018. Bisnis Pariwisata. Badung: CV Noah Aletheia

http://library.unmas.ac.id/repository/EBK-00025.pdf

(diakses pada tanggal 13 Agustus 2020)

http://antnah12.blogspot.com/2015/03/makalah-bisnis-pariwisata.html

(diakses pada tanggal 13 Agustus 2020)

Anda mungkin juga menyukai