Anda di halaman 1dari 9

PENANGANAN DAN PENYIMPANAN GAS BERTEKANAN

Setiap penanganan gas bertekanan, baik pada :

 MANUFACTURE ( Pabrik )
 SHIPPER ( Pengangkutan )
 USER ( Pemakai gas )

harus diperhatikan faktor Keselamatan dan Keamanan.

Sebagai acuan untuk penanganan dan penyimpanan gas bertekanan


dipergunakan aturan standar yang diterbitkan oleh salah satu dari
organisasi terlampir :

D.O.T. ( United Department of Transportation )


O.S.H.A. ( U.S. Occupation, Safety and Health Administration )
T.C. ( Transport Canada )
C.G.A. ( Compressed Gas Association )

1. Keselamatan penanganan gas di Supplier

Meliputi 3 hal penting yaitu :


- Penyimpanan, penanganan dan pemakaian gas bertekanan.
- Proses pengiriman cylinder gas ke Pelanggan atau Pemakai.
- Tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan
rekomendasi untuk penanganan keadaan darurat.

Setiap kemasan gas bertekanan baik yang berupa cylinder, tangki


gas cair maupun dewar yang dibuat oleh Pabrik harus memenuhi
persyaratan teknik dengan memperhatikan faktor keselamatan.
Pada bagian bahu cylinder dicantumkan tanda / cap meliputi :
Tekanan pengisian, tekanan test, nomor seri, berat, bulan dan
tahun dibuat serta kapan dilakukan pengetesan berikutnya.
Pada umumnya cylinder dilengkapi dengan neckring ( dudukan
untuk memasang tutup pengaman ), cap / tutup pengaman dan
kran untuk pengatur tekanan gas yang keluar.

1
 Hal yang penting diperhatikan :

- Label mencantumkan : Nama / Jenis Gas , Volume Gas,


Jenis bahayanya dll.

Label harus dipasang pada setiap cylinder yang telah diisi gas,
agar jelas dan mudah diidentifikasi isinya.
Label ini sangat penting untuk informasi keselamatan pada
saat pengiriman, penyimpanan, pemakaian gas dan pengisian
kembali cylinder yang telah kosong.
Jangan membuang atau merusak label pada cylinder yang isi.

- Warna Cylinder, di identifikasi menurut sifat dan bahayanya.

Warna cylinder tidak bisa dipakai untuk mengetahui isi gas


dalam cylinder secara pasti.

 Untuk pengisian Gas, sebelum mengisi perlu diperhatikan :

- Tekanan kerja Cylinder


- Masa test Cylinder
- Kondisi Cylinder dan Kran.

Hal diatas dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan


terjadinya peledakan / pecahnya cylinder.

Selama proses pengisian perlu dicek kemungkinan adanya


kebocoran pada instalasinya.

 Untuk pengangkutan Gas, dilengkapi dengan :

- Documenting : Bukti penyerahan, Faktur, B / L, AWB dll.


- Marking : Tanda seperti mudah terbakar, beracun dll.
- Placarding : Pengumuman seperti tidak boleh ditidurkan.

Saat pengangkutan Cylinder dipasang tutup, diikat kuat agar


tidak jatuh dan atau berbenturan satu sama lain.

2
Posisi Cylinder khususnya Acetylene harus berdiri ( vertikal ).
Untuk pengangkutan gas : CO2, N2O dan C2H2 dihindari
sengatan panas matahari langsung.
Pengangkutan Cylinder gas dalam kendaraan tertutup agar
dihindari karena sangat berbahaya.

2. Keselamatan penanganan gas di User ( pemakai Gas )

Pelanggan ( pemakai Gas ) bertanggung jawab atas :

- Storage ( penyimpanan Gas )


- Handling and moving ( penanganan dan pemindahan )
- Using container ( pemakaian Container / Cylinder )

 Penyimpanan :

- Tempat penyimpanan : kering, berventilasi udara yang cukup.


- Lokasi penyimpanan Cylinder harus di tempat yang aman dan
jangan ditaruh di dekat pintu, di jalanan umum, di dekat
tangga, lantai bawah tanah dan suhunya jangan terlalu panas.
- Kran dijaga selalu ditutup rapat dan dihindari kebocoran.
- Diberi tanda : DILARANG MEROKOK dan atau tanda lain.
- Dipisahkan Cylinder isi dan kosong, jenis Gas yang berbeda.
- Dipisahkan Cylinder Oksigen dengan Cylinder Gas yang mudah
terbakar ( C2H2, LPG ) dengan jarak 20 feet ( + 6 meter ).
- Dijauhkan dari bahan yang bersifat korosif ( garam, moisture )
- Posisi Cylinder berdiri dan dijaga agar tidak jatuh.

 Penanganan & pemindahan :

- Untuk penanganan / pemindahan perlu diperhatikan ukuran


dan berat Cylinder.
- Pemindahan harus hati -hati karena Cylinder bisa slip / jatuh.
- Jangan mengangkat Cylinder memakai Alat Katrol.
- Pemindahan Cylinder disarankan memakai Trolley. ( kereta ).
- Petugas memakai Alat pelindung diri seperti : Sepatu dan
Sarung tangan.

 Pemakaian Cylinder Gas :

3
- Perlu diperhatikan setiap Cylinder gas bertekanan.
- Jangan membuka Kran dengan cepat / tekanan langsung tinggi,
karena bisa menyebabkan bahaya di sekitar tempat kerja.
- Buka tutup Cylinder dan pasang Regulator yang bersih / baik.
- Saat menyambung Regulator ke Kran jangan terlalu keras dan
usahakan jangan memakai Adaptor.
- Jangan sekali-kali melumasi Kran dengan minyak, oli, gemuk.
- Jika Kran tidak dilengkapi Hand wheel gunakan Kunci khusus
( wrench ) yang sesuai.
- Jika Gas akan habis, tinggalkan tekanan didalam Cylinder 20 Psi.

3. Hal - hal lain yang perlu diperhatikan :

 Pengisian gas
- Senantiasa melakukan pengecekan terhadap setiap cylinder dan
kran yang akan diisi gas, untuk mencegah terjadinya
kebakaran atau peledakan.
- Yakinkan bahwa di sekitar areal Filling Station tidak ada
bahan - bahan yang mudah terbakar dan sumber api terbuka.

 Instalasi pipa
- Lakukan pengecekan kebocoran terutama pada sambungan,
kran - kran dengan memakai air sabun.
- Untuk keamanan instalasi gunakan Check valve atau trap.

 Temperature extreme ( Suhu extrem )

- Low temperatures
Untuk penyimpanan cylinder suhu dijaga jangan terlampau
dingin / rendah ( dibawah - 20 0 F = - 28,9 0 C ).

- High temperatures
Untuk cylinder baja suhu dijaga jangan sampai terlalu tinggi
( melewati 125 0 F = 51,7 0 C ).
Untuk cylinder allumunium suhu dijaga jangan sampai terlalu
tinggi ( melewati 305 0 F = 151,7 0 C ).

4
 Klasifikasi gas dan penanganan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan.

Gas - gas bertekanan pada umumnya diklasifikasikan menurut


sifat - sifat fisika dan sifat - sifat kimia gas tersebut.
Kadang - kadang satu jenis gas bisa mempunyai beberapa sifat
bahaya , seperti Hidrogen, Sulfur Dioksida dll.
Hidrogen bersifat : Mudah terbakar dan gas ber tekanan tinggi.
Sulfur Dioksida ( SO2 ) : Beracun dan korosif.

Jenis bahaya - bahaya dari Gas yang perlu diantisipasi

- Bertekanan ( semua jenis gas ).


Saat membuka kran cylinder jangan terlalu besar dan cepat.

- Flamable gas ( mudah terbakar ), seperti : C2H2, H2, CH4.


Gas ini sangat berbahaya jika sampai terjadi kebocoran dan
di sekitarnya terdapat sumber api / panas.
Dijauhkan dari api , oksidator dan bahan mudah terbakar.
Pada saat terjadi kondisi darurat akibat flamable gas bocor,
terjadi kebakaran segera evakuasi orang dari area bahaya dan
segera lakukan penanganan darurat sesuai prosedur.

- Inert menyebabkan tercekik, seperti : N2, CO2, Ar.


Kekurangan Oksigen pada saat bernafas akibat terhirupnya
gas inert bisa menyebabkan sesak nafas, lemas atau pingsan.
Ventilasi udara diatur dengan baik dan dihindari agar jangan
sampai menghirup gas inert dengan konsentrasi tinggi.
Pada saat terjadi kondisi darurat akibat terjadinya kebocoran
dan terhirupnya gas inert perlu segera diambil langkah sbb :
Segera pindahkan korban dari bahaya ke tempat yang hangat
dan usahakan dapat istirahat dengan tenang.
Jika diperlukan, bantu dengan alat pernafasan atau segera
bawa ke Dokter / Rumah Sakit.

- Oksidator membantu proses pembakaran, seperti : O2, N2O.


Dijauhkan dari oli, minjak, gemuk dan untuk pemakaian gas
Oksigen memakai peralatan yang tidak mengandung minyak.
Jika pakaian tercemar gas Oksigen, segera tanggalkan pakaian
dan jauhkan dari sumber api dan ganti dengan pakaian lain.

5
- Korosif, seperti SO2.
Perlu dipersiapkan emergency shower ( air memancar ), untuk
mengusir gas korosif jika mengenai anggota tubuh kita.

- Toxic ( beracun ), seperti CO, SO2.


Ventilasi udara baik, dihindari jangan sampai terhirup gas
beracun dan agar ber hati-hati dalam menangani gas beracun.
Setiap penanganan gas beracun petugas perlu memakai Masker
pelindung yang sesuai dengan jenis dan sifat gas tersebut.
Pada saat terjadi kondisi darurat akibat terjadinya kebocoran
dan terhirupnya gas beracun perlu segera diambil langkah :
Usahakan untuk dapat segera memindahkan korban dari area
bahaya, beri bantuan pernafasan dan bawa ketempat yang
aman dan istirahatkan. Jika masih mengkhawatirkan / belum
pulih kesehatannya, segera bawa ke Dokter / Rumah Sakit.
Perlu diperhatikan bahwa sebelum menolong korban, petugas
penolong harus memakai Masker khusus serta Alat Pelindung
Diri lainnya yang diperlukan, dan untuk ini agar selalu
memperhatikan prosedur dan keselamatan jiwa.

 Kesimpulan :

1. Pemakaian gas diharapkan bisa aman dan selamat jika ditangani


dengan benar dan baik sesuai standar yang berlaku.
2. Untuk penanganan gas bertekanan agar aman dan selamat perlu
diperhatikan :
- Semua gas mempunyai potensi bahaya karena bertekanan.
- Cylinder gas perlu diberi label dan pewarnaan yang jelas.
- Selalu dihindari agar Cylinder tidak jatuh.
- Penyimpanan Cylinder ditempat aman dan ventilasi cukup.
- Untuk pengangkutan perlu dijaga jangan sampai jatuh dan
memakai tutup ( Cap ).
- Saat membuka kran jangan terlalu cepat dan tekanan penuh.
- Pada saat menggunakan gas dilengkapi dengan Regulator yang
benar dan bersih dan jangan memakai adaptor ( sambungan ).
- Usahakan agar tidak terjadi kebocoran gas, untuk itu perlu
dilakukan test kebocoran pada sistem instalasi gas.
- Petugas memakai Alat Pelindung Diri saat menangani gas.
3. Sebelum menangani gas, petugas perlu diberikan training.

6
PENANGANAN NITROGEN DAN ARGON CAIR

Setiap penanganan gas cair Nitrogen, Argon baik di Pabrik,


Pengangkutan dan Pelanggan pemakai perlu memperhatikan
segi keselamatan dan keamanan.

 Sifat dan bahaya


Bersifat Inert, asphysiant ( mencekik ) .

Tidak mudah terbakar, tidak beracun.

Sangat dingin : Titik didih Nitrogen = - 196 0 C


Titik didih Argon = - 186 0 C
Titik didih Oksigen = - 183 0 C

Berbahaya jika kena kulit , mata dapat membeku / melepuh.

 Penanganan Nitrogen / Argon cair

Untuk penanganan gas cair ini, petugas perlu menggunakan


Alat Pelindung Diri ( APD ) :
Sarung tangan, Sepatu pelindung dan Pelindung muka / mata.

Jangan menggunakan bahan yang terbuat dari :


Carbon steel, plastik dan karet.

Jika terjadi kebocoran pada sambungan, kran dan instalasi


usahakan untuk dapat menutup kebocoran dengan selalu
memperhatikan arah angin.
Jika tidak bisa di atasi buang ke udara bebas dan dihindari
jangan sampai terhirup gas inert dengan konsentrasi besar.

 Kemasan / penyimpanan

Storage tank : 300 - > 10.000 Gallon.


Road tanker : 500 - > 6.000 Gallon.
Small tank ( VGL ) : 150 - > 200 Liter.
Dewar / Refrigerator : 5 - > 30 Liter.

7
Setiap tangki mempunyai 2 bejana ( vessel ), inner vessel dan
outer vessel. Diantara 2 bejana ini diberikan isolasi vacuum
yang gunanya untuk menahan pengaruh panas dari luar.

 Tranfer gas cair

Untuk keperluan transfer gas cair dari tangki ke tangki lain-


nya digunakan selang transfer ( flexible hose ) yang sesuai.
Jika ada kebocoran pada saat melakukan transfer, proses ini
perlu dihentikan dulu dan dicek tempat terjadinya kebocoran
baru kemudian diperbaiki. Jika ada packing / gasket yang aus
agar diganti dengan gasket yang baik / baru.
Ukuran diameter selang transfer :

0,5 inch untuk small tank ( VGL )


1,5 inch untuk storage tank / road tanker

 Instalasi / pemipaan

Material yang diperkenankan untuk pemipaan gas cair :

- Tembaga ( copper tube )


- Allumunium
- Stainless steel

Untuk keselamatan kerja diantara kran dengan kran lainnya


atau diantara kran dengan regulator / check valve perlu dipasang
Safety relief valve.

 Kekurangan Oksigen

Komposisi udara terdiri :

- 21 % Oksigen
- 78 % Nitrogen
- 1 % Lain - lain ( CO2, Helium dll ).

Jika kadar Oksigen di udara < 19 % bisa menyebabkan


asphysiant ( pernafasan tidak lancar / tercekik ).

8
 Pertolongan pertama

Jika terjadi kebocoran gas cair Nitrogen atau Argon

- Usahakan untuk menyetop aliran gas cair N2 atau Ar.


- Hindari jangan sampai terkena / kontak langsung gas cair
tsb.
- Jaga personil jangan sampai kena kabut.
- Selamatkan orang - orang dari pengaruh gas inert tersebut.

Kulit atau bibir jika terkena N2 / Ar cair menjadi kemerahan


( cyanosis ) , jika kulit terkena gas cair Nitrogen atau Argon

- Siram dengan air hangat ( 30 0 - 40 0 C )


- Bawa ke Dokter atau Rumah Sakit jika belum membaik.

 Kesimpulan :

Setiap petugas yang menangani gas cair N2 / Ar haruslah :

- Mengetahui sifat dan kegunaan gas / gas cair.


- Mengetahui jenis peralatan yang dipakai.
- Mengetahui bahan / material yang cocok digunakan.
- Mengetahui Alat Pelindung Diri yang perlu dipakai.
- Mengetahui segi keamanan dan pertolongan pertama ( P3K ).
- Mengetahui cara menangani kebocoran dan bahaya lain.
- Selalu mempraktekkan penanganan yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai