Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket : Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln.


Sukarno-Hatta (Bandung)
Nama Penawar : PT. Seneca Indonesia

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan persyaratan di dalam Dokumen Pengadaan Pekerjaan Paket
Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-
Hatta (Bandung), maka “PT. Seneca Indonesia” sebagai Calon Penyedia Jasa
menyusun tulisan / paper ini untuk memberikan penjelasan perihal usulan Metode
Pelaksanaan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan penjelasan
perihal metode pelaksanaan yang akan dilakukan oleh “PT. Seneca Indonesia” dalam
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan
Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung).
Di dalam penjelasan metoda pelaksanaan pekerjaan tersebut, juga akan diuraikan
metode kerja dari masing – masing pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang yang
membantu dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.

1.3. Lokasi Pekerjaan


Sesuai gambar dalam Dokumen Pengadaan, lokasi pekerjaan Paket Rekonstruksi /
Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung),
terbagi menjadi beberapa segmen penanganan antara lain :
a. Segmen 1 (Ruas Jalan Sukarno Hatta – Cibereum) yang berlokasi di Km. 7+800
s.d 9+400 = 1,60 Km
b. Segmen 2 (Flyover Cimindi) yang berlokasi di Km. 5+700 s.d 6+300 = 600 meter
c. Segmen 3 (Jembatan Ciburial) yang berlokasi di Km. 16+150

1.4. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dari Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum
(Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung), sesuai Dokumen Pengadaan antara lain
terdiri dari :

Divisi Uraian Item Pekerjaan


Divisi 1 Umum  Mobilisasi
 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
 Manajemen Mutu
Divsi 2 Drainase  Pasangan Batu dengan Mortar
 Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter
dalam 20 cm
 Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor

Page 1
 Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor
Divisi 3 Pekerjaan Tanah  Galian Biasa
 Galian Batu
 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 M
 Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 M
 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
 Timbunan Biasa dari Sumber Galian
 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
 Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan rod & plate)
Divisi 4 Pelebaran Perkerasan
-
dan Bahu Jalan
Divisi 5 Perkerasan Berbutir dan  Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Perkerasan Beton Semen  Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
 Perkerasan beton semen untuk pembukaan lalu lintas umur
beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari (fast track)
Divisi 6 Perkerasan Aspal  Lapis Perekat – Aspal Emulsi
 Laston Lapis Aus (AC-WC)
 Laston Lapis Antara (AC-BC)
 Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L))
 Bahan anti pengelupasan
Divisi 7 Struktur  Beton mutu sedang dengan fc’=20 MPa (K-250)
 Beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175)
 Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125)
 Baja Tulangan U24 Polos
 Pasangan Batu
 Bronjong dengan Kawat yang dilapisi galvanis
 Expansion Joint Asphaltic Plug Tipe Fixed
 Sandaran (Railling)
 Pembongkaran Pasangan Batu
 Pembongkaran Beton
Divisi 8 Pengembalian Kondisi  Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
dan Pekerjaan Minor  Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
 Marka Jalan Termoplastik
 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul
Engineering Grade
 Rel Pengaman
 Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)
 Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan)
 Kerb Pracetak Jenis 7a (Kerb pada Pelandaian Trotoar)
 Kerb Pracetak Jenis 7b (Kerb pada Pelandaian Trotoar)
 Kerb Pracetak Jenis 7c (Kerb pada Pelandaian Trotoar)
 Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median
Divisi 9 Pekerjaan Harian -

Divisi 10 Pekerjaan Pemeliharaan  Pemeliharaan Rutin untuk Selokan, Saluran Air, Galian
Rutin dan Timbunan
 Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan

Page 2
 Pemeliharaan Rutin Jembatan

2. RENCANA LOKASI BASE CAMP


Base Camp, dimana akan terdapat peralatan asphalt mixing plant berlokasi di daerah Cagak
(Subang) pada KM. BDG. 44+000 sehingga akan berjarak rata-rata 62 km ke lokasi
pekerjaan.

3. USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-
Hatta (Bandung) yang diturunkan dari usulan rencana kerja / S-Curve akan terbagi menjadi
beberapa tahapan penyelesaian pekerjaan antara lain :
a. Tahap – I
Tahap – I merupakan tahapan mobilisasi yang akan dilakukan selama 6 (enam) minggu
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja / SPMK. Tahapan mobilisasi yang akan
dilakukan antara lain :
- Mempersiapkan base camp dan laboratorium,
- Memobilisasi personil dan peralatan konstruksi,
- Melakukan pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering / rekayasa
lapangan,
- Pembuatan gambar kerja / shop drawings dan review terhadap volume / kuantitas
pekerjaan,
- Pengujian seluruh bahan dasar dan pembuatan job mix formula,
- Serta hal – hal lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai
dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Teknis / Spesifikasi Umum.

b. Tahap – II
Tahap – II dilakukan pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi, khususnya untuk
pelaksanaan pekerjaan perbaikan kerusakan jalan yang masuk dalam kategori pekerjaan
minor yang terdiri dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan campuran aspal
panas. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi.

c. Tahap – III
Tahap – III dilakukan pelaksanaan pekerjaan pada masing – masing lokasi pekerjaan
yang terdiri dari :
- Segmen 1 yang berlokasi di Jalan Raya Sukarno-Hatta – Cibeureum (Km. 7+800
s.d 9+400) yaitu penanganan galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine
(t = variasi) dilanjutkan dengan pekerjaan ACBC Lev (t = variasi) dengan
penyemprotan lapis perekat – aspal emulsi terlebih dahulu. Kemudian di atas ACBC
Lev dihampar perkerasan jalan beton untuk pembukaan lalu lintas umur beton lebih
dari 3 hari dan kurang dari 7 hari (fast track). Selain pekerjaan di atas ada pekerjaan
drainase yang meliputi beton k250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor yang
digunakan untuk peninggian saluran eksisting dan pembuatan saluran baru pada
lokasi-lokasi tertentu yang sudah tidak berfungsi dan harus dibongkar untuk
dilakukan penggantian saluran baru. Selain itu untuk penanganan median dilakukan
dengan pemasangan timbunan pilihan, kerb dan perkerasan blok beton.

- Segmen II yang berlokasi di Fly Over Cimindi (Km. 5+700 s.d 6+300) yaitu
penanganan overlay dengan pelaksanaan galian perkerasan beraspal dengan cold

Page 3
milling machine terlebih dahulu kemudian penghamparan / penyemprotan pada
permukaan yang telah digali dengan menggunakan lapis perekat – aspal emulsi
sebelum penghamparan ACBC Lev dan ACWC. Selain pekerjaan overlay terdapat
pekerjaan expansion joint di lokasi fly over tersebut.

- Segmen III yang berlokasi di Jembatan Ciburial (Km. 16+150) yaitu penanganan
bronjong dengan terlebih dahulu dilakukan pembongkaran bronjong eksisting dan
pengangkutan sampah yang berada di lokasi. Selain itu di lokasi jembatan terdapat
pekerjaan pemasangan lining beton / proteksi scouring dan pada lokasi tertentu
terdapat perbaikan pasangan batu dengan dilakukan pembongkaran pasangan batu
terlebih dahulu. Pemasangan ralling dan penggantian plat deck trotoar jembatan
(pembongkaran dilakukan pada eksisting plat deck trotoar).

d. Tahap – IV
Tahap –IV dikategorikan sebagai tahapan penyelesaian (finishing) sebelum pekerjaan
secara keseluruhan diserah-terimakan dalam proses PHO kepada Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan yang termasuk dalam tahapan ini meliputi pekerjaan marka jalan
termoplastik. Pemasangan rambu jalan tunggal dengan permukaan pemantul
engineering grade, pemasangan rel pengaman, pemasangan kerb pracetak jenis 2, 6, 7a,
7b, 7c dan perkerasan blok beton pada trotoar dan median.

4. USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN


PEKERJAAN PENUNJANG LAINNYA
4.1. Pekerjaan Utama
Pekerjaan – pekerjaan utama dalam Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan
Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung) terdiri dari :
4.1.1. Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor
Metode kerja untuk pekerjaan beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton
minor adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Beton K250 diasumsikan digunakan untuk penutup saluran (slab beton),
saluran bukan precast, peninggian saluran eksisting atau lokasi lain sesuai
gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Semen, pasir, agregat dan air dicampur menjadi campuran beton K250
dengan menggunakan batching plant yang dilengkapi dengan wheel loader
dan generator set sesuai dengan JMF yang telah direncanakan dan telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kemudian campuran beton diangkut ke
lokasi pengecoran dengan menggunakan truck mixer.
e. Beton dituangkan / dicor secara manual ke dalam bekisting yang telah
disiapkan beserta tulangan, kemudian dipadatkan dengan concrete vibrator.
f. Selama 7 (tujuh) hari, beton dirawat dengan menggunakan metode yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap dilakukan pengecoran harus
dilakukan test slump dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan
pengetesan di laboratorium.

Page 4
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air dalam menunjang
pekerjaan tersebut.

4.1.2. Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton 3 – 7
Hari
Metode kerja dari pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :

Umum dan Persiapan


a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing ( gambar kerja ) dilakukan
pada periode mobilisasi
b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan batching plant untuk
kemudian diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.
c. Semua bahan dasar beton ( agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya –
additive ) telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi
persyaratan spesifikasi. Semen dan baja tulangan telah diuji oleh supplier dan
telah menyampaikan sertifikat hasil pengujian kepada Direksi Pekerjaan.
d. Rancangan formula campuran beton ( JMF ) + additive dibuat dilaboratorium
dengan mengacu kepada persyaratan spesifikasi.
e. Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal yang digunakan
dalam spesifikasi adalah beton dengan kuat tekan tinggi dimana agar dapat
dibuka untuk lalu lintas pada umur beton 3 hari – 7 hari, kuat tekan beton
sudah harus mencapai 300 kg/cm2 dan untuk tujuan tersebut, kedalam
campuran beton akan digunakan penambahan additive ( superplasticizer ).
f. Dowel dan tie bar disiapkan ( dipotong, dibengkokan dan dirakit ) di sekitar
lokasi pekerjaan.
g. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
h. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
i. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan ( trial section ) untuk melihat
efektifitas kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan
dilapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dimulai dengan pekerjaan pemasangan bekisting dimana elevasi, ukuran dan
bentuk mengikuti gambar kerja yang telah disetujui Direksi Pekerjaan
b. Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan plastik / lapisan aspal untuk
menjaga agar air semen dari beton FS 45 (fast track) tidak mengalir keluar dan
pemasangan baja tulangan ( dowel dan tiebar-bila ada ) sesuai gambar kerja
c. Beton FS 45 (fast track) yang telah diproduksi dari batching plant dan telah
ditambahkan (secara terpisah) bahan additive/superplasticizer kedalam truck
mixer diangkut kelapangan dengan mempergunakan truck mixer, dan sebelum
dicorkan kedalam bekisting, diperiksa terlebih dahulu kelacakan/slump dari
campuran beton tersebut. Pada setiap pelaksanaan pengecoran selain dilakukan
uji slump juga akan dibuat benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan
pengujian kuat tekan/kuat lentur di laboratorium.

Page 5
d. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai kondisi lapangan), maka Beton FS
45 (fast track) tersebut akan dihampar dengan menggunakan concrete paver,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
e. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing,
dan bila disebutkan dalam gambar kerja, maka permukaan beton
digaruk/disikat arah tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan kemudian beton
dilindungi/dipelihara/curing sampai mencapai waktu tertentu.
f. Untuk menjaga agar air beton tidak mengalami penguapan saat pelaksanaan,
maka di lokasi pekerjaan ditutup dengan tenda pelindung.
g. Apabila proses finishing telah selesai dan beton telah cukup mengeras ( sesuai
hasil percobaan / perkiraan 6-8 jam ), maka akan dilakukan pemotongan pada
lokasi contraction joint dengan menggunakan concrete cutter, untuk kemudian
lokasi sambungan dibersihkan dengan air compressor dan dipasang joint
sealent sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
h. Acuan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum 6 jam setelah pengecoran.
i. Perkerasan beton harus ditutup terhadap segala lalu lintas sedikitnya sampai
beton berumur 8 jam dan perkerasan dapat dibuka untuk lalu lintas setelah kuat
tekan beton mencapai 300 kg/cm2 (25 MPa) yang didapat dari benda uji beton
yang dirawat sesuai dengan kondisi perkerasan.
j. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

4.1.3. Laston Lapis Aus (ACWC)


Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (AC-WC) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Campuran ACWC dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader
setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACWC yang
memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACWC tersebut akan
diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACWC akan diperiksa kembali, khususnya
terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka
campuran ACWC tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt
finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem
roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan
kembali dengan tandem roller (final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja
akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum
pelaksanaan ACWC dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk
keperluan di lokasi penghamparan hotmix.

Page 6
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis aus (ACWC) tersebut akan diproteksi
dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin), dan
setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan
dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian
diperiksa di laboratorium.

4.1.4. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC (L))


Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis antara perata (AC-BC (L)) adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Campuran ACBC Lev dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader
setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACBC Lev yang
memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACBC Lev tersebut akan
diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC Lev akan diperiksa kembali, khususnya
terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka
campuran ACBC Lev tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt
finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem
roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan
kembali dengan tandem roller (final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja
akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum
pelaksanaan ACBC Lev dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk
keperluan di lokasi penghamparan hotmix.
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara perata (ACBC Lev) tersebut
akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan
(dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan
derajat kepadatan dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk
kemudian diperiksa di laboratorium.

4.2. Pekerjaan Penunjang Lainnya


4.2.1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Untuk menjaga dan melindungi keselamatan pengguna jalan yang ada selama
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan, maka akan dilakukan
pengaturan lalu-lintas yang akan berpedoman kepada Norma Standar Pedoman
Manual (NSPM), antara lain yaitu Pedoman No. 015/T/BM/1999 SK No.
60/KPTS/Db.1999 perihal Pengaturan Lalu-Lintas untuk keselamatan selama
Pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011
tentang manajemen dan rekayasa, analisa dampak serta manajemen lalu lintas.
Upaya – upaya lain yang akan dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut:

Page 7
1. Menetapkan sistem perambuan sementara dengan mempertimbangkan:
volume lalu-lintas dan kapasitas jalan yang ada, keselamatan lalu-lintas
pengguna jalan dan keselamatan pejalan kaki pada daerah pemukiman.
2. Menetapkan lokasi-lokasi dimana perlu disediakan peralihan (taper) saat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Memasang rambu-rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi pekerjaan
(termasuk didalamnya spanduk dan selebaran).
4. Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas yang akan mengarahkan dan
mengontrol arus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan.
5. Kecuali diijinkan lain, maka pelaksanaan pergerakan peralatan dan
pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan jalan lainnya, akan
dilakukan pada siang/malam hari dengan menggunakan sistem penerangan
yang cukup.

Untuk sistem manajemen lalu lintas terlihat seperti dalam lampiran-1.

4.2.2. Jalan Alih Sementara atau Detour


Jalan alih sementara atau detour yang akan dibangun sebagaimana yang
diperlukan untuk kondisi lalu lintas yang ada (jika kondisi lahan memungkinkan)
dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua
jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai
alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara
telah disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum
maka Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan,
drainase dan rambu lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang
disiapkan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan harus dipelihara
agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan
dapat diterima Direksi Pekerjaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan
bagi pemakai jalan umum.

4.2.3. Manajemen Mutu


Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi,
maka pemeriksaan / pengujian akan dilakukan di laboratorium PT. Seneca
Indonesia yang terletak di base camp PT. Seneca Indonesia.

Peralatan laboratorium yang akan dipersiapkan dan digunakan untuk


pemeriksaan kualitas bahan dasar dan hasil pekerjaan, adalah tidak hanya
terbatas pada :
1. Pemeriksaan Uji Tanah :
 Atterberg limit
 Berat jenis
 Uji proctor
 Uji CBR laboratorium
 Sandcone

2. Pemeriksaan Uji Aspal :

Page 8
 Pengujian metode marshall
 Ekstraksi dengan metode sentrifugal dan refluks
 Berat jenis agregat kasar dan halus
 Kadar pori dalam campuran (metode akurat)
 Pengeboran benda uji inti (core drill)
 Termometer logam
 Pengujian penetrasi, titik lembek dan daktilitas aspal
 Dan perlengkapan uji aspal lainnya

3. Pemeriksaan Uji Beton :


 Uji slump test
 Cube / cylender moulds
 Speedy moisture tester
 Uji tekan beton (compressive strength test)
 Dan perlengkapan uji beton lainnya

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan menunjuk
pada beberapa referensi sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknis Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Edisi Tahun
2010 (Revisi 3)
b. AASHTO Specifications for Highway Materials and Methods of Sampling
and Testing
c. Japanese Industrial Standard (JIS) bila diperlukan
d. Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca
Indonesia sesuai ISO 9000 – 2000

Untuk pengendalian mutu campuran aspal / hotmix, khususnya yang berkaitan


dengan pengendalian temperatur, maka dilakukan hal – hal di bawah ini antara
lain :
a. Menutup bak dump truck yang berisi hotmix dengan menggunakan terpal.
b. Menyediakan dan mengadakan radio komunikasi antara operator AMP dan
pelaksana di lokasi pekerjaan.
c. Mengadakan pemeriksaan jalur / rute perjalanan dump truck dari base camp
ke lokasi pekerjaan secara rutin agar kendala – kendala diperjalanan dapat
diinformasikan untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Analisa teknis untuk pengendalian temperatur ini adalah sbb:


a. Jarak rata-rata base camp ke lokasi pekerjaan adalah = 62.00 Km
b. Kecepatan perjalanan rata-rata adalah = 30.00 Km/Jam
c. Lama perjalanan sampai dilokasi = 2.07 Jam
d. Turunnya temperatur, diambil rata-rata = 2.00 ºC/jam
e. Total penurunan temperatur = 4.14 ºC
f. Temperatur hotmix saat meninggalkan AMP = 150.00 ºC
g. Maka temperatur hotmix saat tiba dilapangan, diperkirakan
= 150.00 – 4.14 = 145.86 ºC

Untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca,


khususnya curah hujan di lokasi pekerjaan, maka akan dilakukan hal-hal sebagai
berikut :

Page 9
a. Mempelajari data curah hujan yang pernah terjadi di lokasi pekerjaan pada
periode mobilisasi saat akan dilakukan review terhadap kuantitas pekerjaan
dan skedul pelaksanaan pekerjaan hasil rekayasa lapangan.
b. Melakukan pencatatan curah hujan dan kondisi cuaca harian di lokasi base
camp dan dilokasi pekerjaan.
c. Melakukan komunikasi yang rutin antara lokasi base camp dan lokasi
pekerjaan agar selalu dapat dipantau kondisi cuaca agar dapat diputuskan
oleh base camp waktu yang terbaik didalam mengirimkan bahan/material
kelokasi pekerjaan.

4.3. Pekerjaan Non Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Penunjang


4.3.1. Pasangan Batu dengan Mortar
Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar dan mix design mortar yang akan
digunakan dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Tahapan Pekerjaan :
- Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir
dan semen.
- Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen ditambah
air.
- Material tersebut dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuai JMF
dan diberi air bersih yang dibawa dalam water tanker.
- Sebelum pekerjaan pemasangan batu dimulai harus dibuatkan profil di
lapangan sebagai acuan kerja sesuai shop drawing..
- Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
- Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang pipa
PVC 2”.
- Membuat benda uji mortar untuk dilakukan pengetesan di laboratorium
untuk mengetahui karakteristik mortar sesuai dengan persyaratan /
spesifikasi teknik.

4.3.2. Gorong – gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalam 20 cm


Metode kerja untuk pekerjaan gorong-gorong pipa beton tanpa tulangan dia.
dalam 20 cm adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Gorong-gorong disupply oleh supplier.
c. Gorong-gorong diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump
Truck.
d. Persiapkan lantai kerja untuk gorong-gorong sesuai shop drawing.
e. Tempatkan gorong-gorong di atas lantai kerja yang telah disiapkan.
f. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan finishing (sambungan) dan
pengurugan serta dipadatkan secara manual.

Page 10
4.3.3. Baja Tulangan untuk Struktur Drainase Beton Minor
Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan utuk struktur drainase beton minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter machine dan
dibengkokkan dengan menggunakan bar bending machine sesuai dengan
kebutuhan (ukuran dan bentuk) di sekitar lokasi pekerjaan.
d. Potongan baja tulangan kemudian dirangkai sesuai gambar rencana di sekitar
lokasi pekerjaan.

4.3.4. Galian Biasa


Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request
dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok
pengarah galian/kemiringan untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara manual
(tenaga manusia).
e. Hasil galian tanah diangkut dengan dump truck menuju
lokasi pembuangan yang telah ditentukan untuk menghindari dampak
lingkungan.
f. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.5. Galian Batu


Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah
galian/kemiringan untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan jack hammer + air
compressor dan hasil galian diangkut dengan dumptruck menuju lokasi
pembuangan yang telah ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan.
e. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.6. Galian Struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter


Metode kerja untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalamam 0 – 2 M adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lokasi pekerjaan untuk menentukan titik-titik
pekerjaan galian struktur dan memasang bouwplank sesuai kebutuhan.

Page 11
d. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi untuk menentukan
apakah lokasi pekerjaan sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.
e. Tanah digali dengan menggunakan excavator, dibantu secara manual oleh
tenaga manusia pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan dengan alat
excavator.
f. Selanjutnya tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke
luar lokasi pekerjaan.
g. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.7. Galian Struktur dengan kedalaman 2 – 4 meter


Metode kerja untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalamam 2 – 4 M adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lokasi pekerjaan untuk menentukan titik-titik
pekerjaan galian struktur dan memasang bouwplank sesuai kebutuhan.
d. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi untuk menentukan
apakah lokasi pekerjaan sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.
e. Galian struktur dilakukan dengan menggunakan excavator, dibantu secara
manual oleh tenaga manusia pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan
dengan alat excavator. Untuk mengantisipasi rembesan air saat pelaksanaan
pekerjaan galian, maka di lokasi penggalian disediakan water pump untuk
usaha pengeringan (dewatering). Dan tanah yang rawan runtuh (longsor)
diberi perkuatan-perkuatan secukupnya.
f. Selanjutnya tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke
luar lokasi pekerjaan.
g. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.8. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine


Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan Cold Milling
Machine adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan marking lokasi yang akan digali.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan cold milling
machine akan dilakukan apabila lokasi, ukuran dan gambar kerja telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan cold
milling machine, jack hammer + air compressor + asphalt cutter digunakan
untuk membongkar lapisan aspal yang tidak dapat dibongkar dengan alat
cold milling machine.
f. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar
lokasi pekerjaan.

Page 12
4.3.9. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Metode kerja untuk pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor
di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Di lokasi sumber galian, bahan timbunan biasa di masukkan ke dalam dump
truck dengan menggunakan wheel loader dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
d. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction
dengan excavator (bila lokasi memungkinkan) dan secara manual (tenaga
manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller dan atau stamper.
e. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat
pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.
f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.10. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian


Metode kerja untuk pekerjaan timbunan pilihan dari sumber galian adalah
sebagai berikut ;
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor
di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Timbunan Pilihan diasumsikan di bawah median, trotoar atau lokasi lain
sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Di lokasi sumber galian, bahan timbunan pilihan di masukkan ke dalam
dump truck dengan menggunakan wheel loader dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
e. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction
secara manual (tenaga manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller
dan atau stamper.
f. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat
pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.
g. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.11. Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan Rod & Plate)


Metode kerja untuk pekerjaan timbunan pilihan berbutir (diukur dengan rod &
plate) adalah sebagai berikut :
a. Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur penurunan (settlement) yang
harus ditempatkan dan diamati bersama oleh Direksi Pekerjaan dengan
Penyedia Jasa. Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi
tanah asli setelah penurunan (settlement).

Page 13
b. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor
di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction
secara manual (tenaga manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller
dan atau stamper.
e. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat
pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.
f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.12. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Lapis pondasi agregat kelas A diasumsikan digunakan pada transisi antara
perkerasan beton lama dan baru.
d. Material lapis pondasi berbutir agregat kelas A tersebut akan
disiapkan/dicampur dengan bantuan menggunakan wheel loader dilokasi
supplier dan apabila campuran telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan
JMF yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan tersebut akan
diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.
e. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan untuk
mempelajari efektifitas alat yang digunakan.
f. Penghamparan bahan agregat A dilakukan dengan menggunakan motor
grader.
g. Setelah terhampar dengan sempurna sesuai ketebalan dan rentang toleransi
yang diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat A dengan
menggunakan vibro roller dengan terlebih dahulu memeriksa kadar air dari
bahan agregat tersebut agar dapat dipadatkan pada kadar air optimumnya.
h. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan
agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.
i. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas A telah selesai, maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat kepadatannya dengan menggunakan
alat uji sandcone.
j. Pada lapisan agregat kelas A, sebelum dilakukan uji kepadatan dengan sand
cone akan dilakukan uji proof rolling untuk memeriksa keseragaman
kepadatan sebelum dilakukan uji sand cone.

4.3.13. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus


Lapis pondasi bawah beton kurus diasumsikan digunakan pada transisi antara
perkerasan beton lama dan baru atau pekerjaan lainnya sesuai petunjuk direksi

Page 14
pekerjaan. Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi bawah beton kurus adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Beton diproduksi dengan concrete batching plant kemudian diangkut ke
lapangan dengan menggunakan truck mixer.
d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan, kemudian bila diperlukan
dipadatkan menggunakan concrete vibrator.
e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda
uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

4.3.14. Lapis Perekat – Aspal Emulsi


Metode kerja untuk pekerjaan lapis perekat – aspal emulsi adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Lapis perekat/tack coat diberikan diatas lapisan permukaan berbahan
pengikat yang telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan untuk
kemudian dilakukan pekerjaan penghamparan perkerasan beraspal.
d. Sebelum dilakukan penyemprotan lapis perekat-aspal emulsi, maka semua
bahan-bahan lepas diatas permukaan eksisting dibuang/dihilangkan dengan
menggunakan air compressor.
e. Bahan lapis perekat dibawa dengan menggunakan dump truck ke lokasi
pekerjaan. Sesampainya di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat tersebut
dimasukkan ke dalam asphalt sprayer.
f. Sebelum dilakukan penyemprotan di lokasi pekerjaan, maka apabila
diperlukan akan dilakukan uji percobaan/trial test untuk menguji metode
kerjanya dan mendapatkan lama waktu pengeringan yang memberikan efek
kelengketan yang tepat. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan
asphalt sprayer.
g. Di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat-aspal emulsi diperiksa
homogenitasnya sebelum dilakukan penyemprotan.
h. Untuk memeriksa kadar/takaran penggunaannya, maka akan dilakukan
pengujian dengan menggunakan paper test.
i. Apabila terdapat lokasi yang terlalu banyak penggunaannya setelah
didiamkan/penundaan selama beberapa saat, maka pada lokasi tersebut akan
diperbaiki/dikoreksi secara manual.
j. Selama masa curing/penundaan, maka bahan lapis perekat-aspal emulsi
tersebut akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas.

4.3.15. Laston Lapis Antara (ACBC)


Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis antara (AC-BC) adalah sebagai
berikut :

Page 15
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar pealatan yang akan digunakan.
c. Campuran ACBC dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader
setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction (bila
diperlukan) telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran
ACBC yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACBC
tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC akan diperiksa kembali, khususnya
terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka
campuran ACBC tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt
finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem
roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan
kembali dengan tandem roller (final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja
akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum
pelaksanaan ACBC dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk
keperluan di lokasi penghamparan hotmix.
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara (ACBC) tersebut akan
diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan
(dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan
derajat kepadatan dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk
kemudian diperiksa di laboratorium.

4.3.16. Bahan Anti Pengelupasan


Metode kerja untuk pekerjaan bahan anti pengelupasan adalah sebagai berikut :
a. Bahan anti pengelupasan merupakan bahan tambahan yang akan digunakan
dalam campuran aspal panas beton (hotmix) yang dilakukan di unit
pencampur Asphalt Mixing Plant/AMP.
b. Bahan anti pengelupasan tersebut akan di supply oleh supplier langsung
kelokasi base camp dimana AMP berada.
c. Sumber bahan anti pengelupasan (supplier) dan sample aditif anti
pengelupasan berikut hasil pengujian lengkap akan diajukan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
d. Bahan anti pengelupasan yang akan digunakan harus telah diuji
dilaboratorium yang terakreditasi, memenuhi persyaratan spesifikasi dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
e. Pada saat pelaksanaan pekerjaan hotmix, maka secara berkala terhadap bahan
anti pengelupasan yang datang kelokasi base camp akan dilakukan uji di
laboratorium sebelum bahan tersebut boleh digunakan.

4.3.17. Beton mutu sedang dengan fc’=20 MPa (K-250)

Page 16
Metode kerja untuk pekerjaan Beton mutu sedang dengan fc’=20 MPa (K-250)
diasumsikan untuk pekerjaan beton scouring di lokasi jembatan ciburial, trotoar
jembatan, loneng dan pekerjaan struktur lainnya yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Beton K-250 ex suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran
dengan menggunakan truck mixer.
d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan dengan tulangan-tulangan
yang diperlukan. Kemudian dipadatkan menggunakan concrete vibrator.
e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda
uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

4.3.18. Beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175)


Metode kerja untuk pekerjaan beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175)
diasumsikan untuk pekerjaan di median atau pekerjaan struktur lainnya yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Beton K-175 suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran
dengan menggunakan truck mixer.
d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan. Kemudian dipadatkan
menggunakan concrete vibrator.
e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda
uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

4.3.19. Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125)


Metode kerja untuk pekerjaan Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125)
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Beton K-125 ex suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran
dengan menggunakan truck mixer.
d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan. Kemudian dipadatkan
menggunakan concrete vibrator.
e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda
uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

Page 17
4.3.20. Baja Tulangan U 24 Polos
Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan U 24 Polos adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Baja tulangan dipotong dengan alat barcutter machine dan dibengkokkan
dengan alat barbending machine di lokasi pekerjaan dan dirangkai sesuai
dengan gambar rencana.

4.3.21. Pasangan Batu


Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus
sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Tahapan Pekerjaan :
- Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir
dan semen.
- Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer
sesuai JMF.
- Sebelum pekerjaan pemasangan batu dimulai harus dibuatkan profil di
lapangan sebagai acuan kerja sesuai shop drawing.
- Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
- Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang
sulingan-sulingan.
- Back filling dilakukan secara manual kemudian dipadatkan dengan
menggunakan stamper.

4.3.22. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis


Metode kerja untuk pekerjaan bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Pekerjaan bronjong digunakan sebagai dinding penahan sesuai dengan
gambar rencana atau petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
d. Sebelum dimulai pelaksanaan dilapangan maka semua bahan dasar (kawat
bronjong, batu belah dan bahan lainnya), shop drawing telah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
e. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap, segmen per segmen (arah
horizontal) untuk menjaga kestabilan badan jalan yang ada, dan dilakukan
setelah staking out termasuk rencana profil kemiringan galian tanah terpasang
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan galian.
f. Penggalian tanah untuk bagian tumit dan konstruksi bronjong akan dilakukan
dengan excavator dan hasil galian diangkut kelokasi pembuangan.

Page 18
g. Keranjang bronjong disiapkan dan kemudian dipasangkan di lokasi pekerjaan
sesuai gambar kerja. Batu pengisi kemudian diletakkan satu demi satu
kedalam keranjang bronjong sedemikian rupa agar tercapai kepadatan
maksimum dengan rongga sekecil mungkin. Jika diperlukan akan dilakukan
pengujian berat isi dari bronjong, agar asumsi berat isi dalam perencanaan
dapat tercapai dilapangan..
h. Pengisian batu kedalam keranjang bronjong dilakukan secara bertahap,
seiring dengan pemasangan bronjong dan pengisian batu disebelahnya.
i. Setelah pengisian batu selesai, keranjang ditutup, diikat dan dikencangkan
dangan batang penarik.
j. Dalam arah vertical, sambungan keranjang bronjong dibuat tidak dalam satu
garis, akan tetapi dibuat berselang dan sesuai dengan gambar kerja.
k. Secara bertahap, material timbunan diisikan dibelakang keranjang bronjong
yang telah berisi batu dan dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller
dan atau stamper.
l. Langkah pekerjaan berulang hingga mencapai elevasi rencana.

4.3.23. Expansion Joint Tipe Asphaltic Plug, Fixed


Metode kerja untuk pekerjaan expansion joint tipe asphaltic plug, fixed adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Pemotongan lapisan aspal dan pembongkaran pada lokasi yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan dengan menggunakan asphalt/concrete cutter dan jack
hammer+air compressor.
d. Lokasi pemotongan dan pembongkaran harus dibersihkan dari kotoran dengan
menggunakan air compressor.
e. Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka bagian celah
dalam 30 mm dari dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh
sisi yang dibongkar dengan menggunakan aspal bitumen yang berfungsi
sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja
dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan
agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang
menyebabkan siar muai retak.
f. Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200
derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat
terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada
seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian
dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating
sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam
semua rongga antar agregat.
g. Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang
ditentukan. Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan
dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan
padat.

Page 19
h. Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen
yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian
agregat.

4.3.24. Sandaran (Railling)


Metoda kerja dari pekerjaan sandaran railing adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Bahan untuk sandaran jembatan antara lain :
- Baja rol dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2 atau standar lain yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Baut pemegang (Holding Down Bolt) berbentuk U dengan diameter 25
mm atau dengan baut jangkar dengan perekat epoxy apabila disetujui oleh
Direksi Pekerjaan (semua baut pemegang harus diproteksi terhadap korosi
atau digalvanisasi).
d. Sandaran difabrikasi di bengkel yang disetujui Direksi Pekerjaan.
e. Pengelasan dilakukan oleh tenaga terampil. Lapisan yang terekspos harus
dikupas, digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan
yang bersih sebelum digalvanisasi.
f. Kemudian semua bagian baja harus digalvanisasi.
g. Sandaran harus dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar.
h. Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar dapat
memperoleh sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan balik
pada seluruh panjang.
i. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan harus diperoleh sebelum sandaran
dimatikan.

4.3.25. Pembongkaran Pasangan Batu


Metode kerja dari pekerjaan pembongkaran pasangan batu adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan air compressor + jack hammer
atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Hasil bongkaran diangkut ke lokasi pembuangan menggunakan dump truck.

4.3.26. Pembongkaran Beton


Metode kerja dari pekerjaan pembongkaran beton adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan air compressor + jack hammer
atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Page 20
d. Hasil bongkaran diangkut ke lokasi pembuangan menggunakan dump truck.

4.3.27. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor


Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami
kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian
material agregat base dengan luas lebih dari 40 x 40 cm dan total volume
maksimal 10 m3/km,
Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck.
Kemudian agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.
d. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan
ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan
dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.
e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk
mendapatkan kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan
menyediakan water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang
dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.
f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.

4.3.28. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor


Pekerjaan ini diasumsikan sebagai pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan
yang telah rusak (lubang-lubang, deformasi dll).
a. Lokasi pekerjaan ini akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan bersama-sama
kontraktor / penyedia jasa pada saat dilakukan rekayasa lapangan (field
engineering) pada periode mobilisasi.
b. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan jadwal sedini mungkin (periode
mobilisasi) sehingga dapat memaksimumkan keuntungan bagi pemakai jalan.
c. Bahan yang digunakan adalah berupa campuran aspal panas (yang disetujui
Direksi Pekerjaan) yang diproduksi di base camp.
d. Jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah sesuai bahan disekeliling
lokasi lubang (kerusakan aspal) yang akan diperbaiki.
e. Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal untuk pekerjaan penunjang
antara lain :
- Pasang rambu-rambu lalu lintas.
- Marking lokasi pekerjaan.
- Gali lokasi dilakukan dengan asphalt cutter, jack hammer dan air
compressor (penggalian berbentuk segi empat dengan sisi-sisi yang sejajar
dan tegak lurus sumbu jalan).
- Kemudian hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar
lokasi pekerjaan
- Lakukan pemadatan dasar galian dengan menggunakan dengan stamper.

Page 21
- Lapisi tack coat diseluruh lokasi permukaan lubang.
- Masukkan bahan (campuran aspal panas) lapis per lapis dan lakukan
pemadatan dengan mini vibro roller.
- Lakukan pemeriksaan elevasi / kerataan permukaan dengan menggunakan
mistar (straightedge).
- Bila diperlukan dan telah disetujui Direksi Pekerjaan lakukan pembersihan.

4.3.29. Marka Jalan Termoplastik


Pekerjaan ini berupa pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Metode kerja
dari pekerjaan marka jalan termoplastik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran dengan menggunakan air
compressor.
c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (Pre-Marking).
d. Setelah bahan cat dan material glass bit dicampur dan dipanaskan dengan alat
marka, kemudian di hampar sesuai tanda yang telah ditentukan.
e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

4.3.30. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade


Rambu jalan ini dipasang pada lokasi-lokasi yang memerlukan perhatian khusus
dari pengendara, yaitu penunjuk tikungan, tanjakan/turunan, persimpangan,
keramaian, bangunan-bangunan fasilitas umum, penunjuk kecepatan, jembatan
dsb. Rambu-rambu ini dipasang dengan ukuran dimensi, jumlah dan ketentuan
lainnya sesuai dengan spesifikasi, gambar kontrak dan petunjuk direksi. Sebelum
pemasangan terlebih dahulu dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
a. Areal rambu digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana
kedalaman pondasinya.
b. Beton yang digunakan untuk pondasi rambu jalan harus dari kelas K175 (fc’15
MPa).
c. Rambu disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan, untuk
pemasangannya dilakukan dengan menggali tanah untuk pondasi lalu bahan
beton dicor dan merapihkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan
benar.
d. Penyelesaian dan perapihan kembali setelah pemasangan.

4.3.31. Rel Pengaman


Rel Pengaman diperuntukkan pada lokasi-lokasi yang memerlukan pengamanan
khusus bagi pengendara, yaitu tikungan tajam. Rel Pengaman dipasang dengan
dimensi, panjang dan ketentuan yang sesuai dengan spesifikasi atau gambar
kontrak, atau menurut petunjuk direksi pekerjaan. Sebelum pembuatan/
pemasangan terlebih dahulu dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
a. Batang rel pengaman beserta tiang-tiangnya diterima di lokasi pemasangan

Page 22
b. Lokasi tiang rel pengaman digali sampai kedalaman rencana.
c. Tiang rel pengaman dimasukkan ke dalam lubang dan kemudian dicor
sehingga dapat berdiri dengan kuat.
d. Batang rel pengaman dipasang pada tiang-tiang rel pengaman.
e. Pembersihan dan pemeliharaan setelah pemasangan.

4.3.32. Kerb Pracetak


Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai
Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan
pembuatan Kerb Pracetak ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan
kedalaman yang diperlukan sesuai gambar kerja.
d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk Kerb sesuai gambar
kerja, selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan
pasir dan semen (mortar).
e. Di beberapa tempat sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan
dipasang Kerb yang berlobang agar dapat mengalirkan air dari badan jalan.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

4.3.33. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median


Blok Beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median dibuat dengan
minimum kelas beton K175 (fc’15 MPa) sesuai Spesifikasi Teknis Bina Marga
Tahun 2010 Rev 3. Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan blok beton adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
c. Pada umumnya blok beton dipasang di atas landasan pasir dengan tebal 60 –
70 mm atau bahan lain yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan
dengan stamper plate.
d. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan
permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam
dari elevasi permukaan.

4.3.34. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan


Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian
dan timbunan dimana selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan ini harus
dilaksanakan sehingga fungsi dari sistem saluran air dan selokan dapat berfungsi
dengan baik dan lancar. Pekerjaan pemeliharaan rutin mencakup pembuangan
lanau, daun, kotoran dan tanaman yang tidak dikehendaki, yang dapat
menghalangi aliran air permukaan.

4.3.35. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan

Page 23
Pekerjaan ini mencakup pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman
dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali
huruf yang tak terbaca pada rambu jalan.

4.3.36. Pemeliharaan Rutin Jembatan


Pekerjaan ini mencakup pemeriksaan dan pelaporan semua kondisi komponen
utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase,
pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan
komponen logam lain yang peka terhadap karat. Juga pembuangan sampah yang
diakibatkan oleh banjir pada saluran air di bawah jembatan.

Demikianlah tulisan ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan atau penjelasan
perihal metode kerja pekerjaan – pekerjaan utama dan penjelasan perihal metode pelaksanaan
untuk menyelesaikan pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum
(Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung).

Bandung, 06 Februari 2015


PT. Seneca Indonesia

Iskak Efferin
Direktur Utama

Page 24

Anda mungkin juga menyukai