Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN PEMBANGUNAN JL. DI KABUPATEN BREBES


PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA JL. BANGSRI - SIBAJAG
VOLUME PANJANG = 306 M' ; LEBAR 3,5 M'
LOKASI KECAMATAN BULAKAMBA
TAHUN ANGGARAN 2016

Pekerjaan Persiapan
1. Perencanaan Pekerjaan
Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan pertemuan internal untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik
administrasi maupun pekerjaan lapangan.

Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi, mobilisasi, koodinasi dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang
menunjang pekerjaan.

Pengurusan IMB.
Pengurusan IMB harus melalui Kantor Pelayan Perijinan Terpadu dan atau Dinas terkait Kabupaten Brebes dengan membawa gambar rencana
serta surat permohonan untuk mengurus IMB yang di tandatangani oleh Pengguna bangunan tersebut.

2. Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan / Bouwplank


Pengukuran areal pekerjaan ini meliputi luasan bangunanan termasuk batas-batasnya, pengecekan ulang maupun pengukuran dari awal dan
disesuaikan dengan bestek gambar kerja yang ada, untuk melakukan pekerjaan titik-titik tertentu sebagai tempat elevasi lantai bangunan maupun
elevasi lantai bangunan induk maka dapat dilakukan dengan pesawat theodolit dan ditandai dengan cat merah, pengecatan ini biasa pada dinding
yang lama maupun dengan patok bantuan yang sudah diperkuat.

a. Kontraktor mengajukan permohonan uiltzet kepada direksi / dinas / pejabat pembuat komitmen.
b. Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan oleh kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi /
pengawas.
c. Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka dengan segera kontraktor melaporkan kepada direksi / pengawas.
d. Pengukuran tapak dilakukan sesuai arahan/ petunjuk direksi / pengawas.

e. Pengukuran dilakukan dengan alat – alat standar / dipercaya kebenarannya dan disetujui oleh direksi, terutama untuk pengukuran kedalaman.

f. Untuk batas dibuat profil-profil dari kayu yang kuat atau dari bambu kering yang berkualitas baik.

g. Selama pekerjaan belum selesai semua profil harus tetap baik ditempat kedudukan dan setiap hari harus dicek kedudukan profil tersebut.

Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Uitzet / Pengukuran 1,00 unit
Rencana waktu pelaksanaan = 1,00 hari
Tenaga
Pekerja = 2,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Patok, benang, bouwplank, dll = 1,00 ls

3. Foto Dokumentasi
Persiapan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto, dokumentasi tehnik dan dokumentasi laporan, seperti membuat sechedule kerja
mingguan dan bulanan, yang mengikuti terhadap schedule induk dan lain-lainnya yang mencakup dalam proses pembangunan, dokumentasi ini
diperuntukan untuk laporan pemberitahuan mengenai perkembangan dan permasalahan selama proses pelaksanaan, laporan ini pulai
diperuntukan kepada pihak-pihak yang perkepentingan pada pembangunan ini.

Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar dokumentasi 0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya setelah
pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi sesuai dengan kemjauan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.
4. Pembersihan Lahan dan Perataan Lahan
Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu diadakan pembersihan lapangan agar pekerjaan bisa terlihat jelas dan tidak terhalang oleh hal- hal yang
menghalangi pemandangan.Sehingga bias mudah untuk melakukan mengukuran yang tepat.

Kontraktor melaksanakan pembersihan lokasi atas seizing direksi. Pembersihan lokasi dilaksanakan untuk memudahkan dan melancarkan
pekerjaan.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Pembersihan lapangan 1,00 unit
Pembersihan lapangan 1,00 unit
Pembersihan lapangan = 2,00 hari
Tenaga
Pekerja = 4,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Papan Nama Pekerjaan dan Kelengkapannya = 1,00 ls

3. Papan Nama Kegiatan / Proyek, Brak Kerja / Direksi Keet dan Keamanan Proyek + Pos Jaga
Sebelum melaksanakan pekerjaan utama, maka Kontraktor membuat Papan Nama Kegiatan. Papan nama kegiatan untuk bentuk dan ukurannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipasang pada tempat yang strategis / mudah dibaca oleh umum.

Pengadaan ini mencangkup penempatan papan nama, listrik kerja, air kerja. Kemudian untuk tenaga kerja dilakukan pembagian menurut
spesifikasi keahliannya, koordinasi bersama tenaga-tenaga ahli yang professional dan sesuai bidangnya masing-masing, kemudian untuk
pengadaan peralatan seperti molen, peralatan pertukangan dan peralatan – peralatan mesin lainnya dialokasikan untuk meringankan pekerjaan-
pekerjaan dilapangan dan dibarengi dengan tenaga operator yang berpengalaman dan juga menggunakan sumber energi lain yang sudah
tersedia, untuk kelancaran aktifitas proyek.

Papan Nama Kegiatan

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Papan Nama Kegiatan 1,00 bh
Papan Nama Kegiatan 1,00 bh
Papan Nama Kegiatan = 1,00 hari
Tenaga
Pekerja = 2,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Papan Nama Pekerjaan dan Kelengkapannya = 1,00 ls

6. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga area kerja.

Pembangunan ini terdiri dari gudang, base camp, kantor direksi dan MCK, Pembuatan gudang dipergunakan sebagai logistik bahan maupun
matrial yang diperuntukan untuk kebutuhan pembangunan. Sedangkan bescam untuk peristirahatan pekerja yang dilengkapi dengan fasilitas
bangunan semi permanent seperti areal makan minum, mandi cuci kakus. Kantor dipergunakan sebagai tempat aktifitas koordinasi pengawasan
pembangunan demikian juga Inventarisasi pekerjaan dengan konsultan dan pihak pengawas, untuk mencari langkah – langkah penyelesaian bila
ditemukan pekerjaan yang meragukan dan dapat dituangkan dalam shop drawing.

Kontraktor membuat bangunan darat untuk keperluan Kontraktor / kontraktor sendiri sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, berupa Kantor
Administrasi Lapangan, Loos Kerja dan Gudang.

Barak Kerja / Direksi Keet


1. Penyediaan Air Kerja
Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga menyediakan air kerja.
Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dan sesuai SNI Air untuk Konstruksi.

Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak penampung air cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.

2. Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja

Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan papan nama kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan
mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja / personil.

Mobilisasi Bahan / Material

Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Bahan / Material atau yang biasa disebut Dropping Material .
Mobiliasi bahan yang dilakukan meliputi material : split, semen, besi, batu kali belah, pasir pasang / beton, semen, kayu dan papan begisting,
serta bahan – bahan pendukung lainnya.

Mobilisasi Bahan / Material

Pada mobilisasi material, Kontraktor juga memperhitungkan dan merencanakan akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu lintas
sekitar proyek, dan keamanan proyek.

Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dalam pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir
menuju masing- masing item pekerjaan.

Mobilisasi Alat
Setelah mobilisasi bahan material, maka Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Alat / Peralatan.

Mobiliasi peralatan meliputi : beton molen, pompa air, maupun peralatan pertukangan, dan peralatan bantu lainnya.

Kontraktor juga mempersiapkan sumber air kerja, dan keamanan peralatan / keamanan proyek.

Mobilisasi Peralatan Kerja

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Mobilisasi & Demobilisasi
Alat Berat : Roller
a. Tandem 1,00 unit
a. Tandem Roller = 3,00 hari
Tenaga
Sopir = 1,00 orang hari
Pembantu Sopir = 1,00 orang hari
Operator = 1,00 orang hari
Pembantu Operator = 1,00 orang hari

Bahan

Peralatan
Truck / Towing = 1,00 unit
a. Tandem Roller = 1,00 unit

Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil


Setelah mobilisasi bahan material dan alat , maka Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Personil.
Kontraktor juga memobilisasi tenaga kerja : mandor, tukang dan pekerja.
Kontraktor juga membuat struktur organisasi pekerjaan dan jadwal waktu penugasan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil dalam tugas
dan tanggung jawab serta koordinasi.

9. Keselamatan dan kesehatan kerja serta pengaturan lalu lintas ( traffic management )
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor menganalisa berbagai kemungkinan kecelakaan kerja serta antisipasinya dan pengaturan lalu lintas
kelancaran pekerjaan dan kelancaran lalu lintas itu sendiri.
Setelah menganalisa berbagai kemungkinan kecelakaan kerja serta antisipasinya dan untuk pengaturan lalu lintas, maka kontraktor melakukan
persiapan untuk pelaksanaan sistem keselamatan kerja konstruksi.
Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan keselamatan kerja konstruksi :
- Menugaskan petugas khusus untuk pengaturan lalu lintas.
- Penyiapan rambu – rambu keselamatan kerja dan rambu – rambu pengaturan lalu lintas.
- Pemasangan rambu – rambu keselamatan kerja, di luar dan di dalam lokasi pekerjaan.
- Penyiapan pakaian keselamatan kerja.
- Penyiapan alat – alat pelindung / penunjang keselamatan kerja (helm, sepatu, sarung tangan, dan lain –lain).
- Penyiapan bahan pengobatan pertama / Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
- Identifikasi balai pengobatan / rumah sakit setempat.
- Membuat site plan untuk penempatan material dan peralatan kerja, demi menunjang terciptanya keselamatan kerja.
- Membuat peraturan untuk keselamatan kerja.
- Mengikutsertakan tenaga kerja / personil pada Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( JAMSOSTEK ).

Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka kontraktor harus dengan sigap menangani permasalahan.

Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan, baik yang menimpa karyawan kontraktor maupun orang lain yang berada di
lapangan pembangunan / proyek dan sekitarnya dengan peraturan – peraturan hukum perawatan dan tunjangan dari korban / keluarga.

Keselamatan Kerja Konstruksi

Rekayasa lalulintas / Pemasangan Rambu2 Jalan

- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah dan instansi terkait / Satlantas setempat.

1. Jalan proyek, seperti apa denah perletakan jalan sementara yang akan menjadi lalu lintas kendaraan pengangkut material dan jalan menuju
kantor proyek.
2. Lokasi kantor proyek atau sering disebut juga sebagai direksi keet, letaknya diusahakan pada titik yang aman dari gangguan akibat aktifitas
proyek seperti benda jatuh, bising dan akan lebih baik jika dari direksi keet dapat melihat secara langsung area proyek.
3. Pengaturan lampu penerangan proyek, perlu diatur lokasi yang perlu diberikan lampu penerangan agar kegiatan bekerja dapat berlangsung
dengan baik, perlu disiapkan juga lampu movable yang dapat dipindah-pindah sehingga dapat diletakan pada titik darurat yang membutuhkan
penerangan dalam waktu cepat.
4. Posisi khusus area merokok, dalam proyek perlu disediakan secara khusus suatu area yang diperbolehkan untuk merokok namun pada area
lainya dilarang dengan keras melakukan aktifitas tersebut. hal ini untuk mencegah kemungkinan adanya bahaya kebakaran.
5. Posisi urinoir dan WC sementara, para pekerja proyek perlu menjaga kebersihan lingkungan kerja dengan tidak membuang air sembarangan.
urinoir perlu diletakan pada area yang mudah terlihat namun tetap menutup aurat.
6. Posisi gudang proyek, pada titik mana kendaraan pengangkut material akan berhenti sehingga pekerja akan mudah memindahkan material
tersebut ke lokasi pekerjaan.
7. Area yang boleh dan tidak boleh diakses, pembangunan jalan yang sudah tahap finishing akan mengutamakan penjagaan produk yang sudah
dibangun agar tidak rusak, misalnya ruangan yang sudah rapi akan lebih baik jika dikunci rapat agar pekerja yang tidak berkepentingan tidak bisa
masuk.

Rambu lalu lintas, dipasang sebagai salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat
dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Sebagai
alat pengendali lalu lintas melalui informasi yang disampaikan dengan tujuan bisa, meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

Untuk pemasangan rambu “hati-hati ada proyek” dipasang di depan, samping kanan kiri proyek, rambu “awas jalan bergelombang”
dipasang di samping kanan kiri jalan mengingatkan pengendara bahwa di daerah dekat proyek jalanannya kurang bagus jadi agar menurunkan
kecepatan agar tidak patah pegas, rambu “bahaya bising” dipasang di depan proyek untuk mengingatkan pengendara kebisingan proyek agar
tak mengganggu konsentrasi pengendara, rambu “gunakan masker untuk hindrai debu” dipasang di depan proyek agar pengendara dan orang
sekitar proyek menggunakan masker di kawasn tersebut untuk menjaga pernapasannya agar tak terganggu.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Rekayasa lalulintas / Pemasangan Rambu2 Jalan 1,00 unit
Rekayasa lalulintas / Pemasangan Rambu2 Jalan
Rekayasa lalulintas / Pemasangan Rambu2 Jalan = 1,00 hari
Tenaga
Pekerja = 2,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari
Tenaga K3

Bahan
Rambu - rambu lalu lintas dan kelengkapannya = 1,00 ls

Peralatan
Rambu - rambu lalu lintas dan kelengkapannya = 1,00 ls
Yang dimaksud dengan rekayasa dengan waktu pada networkk planning 1,00 hari adalah
Sedangkan pelaksanaan yang sesungguhnya adalah sepanjang pekerjaan. tahap

Jobmix Desain

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, kontraktor wajib mengajukan job mix desain. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi tentang
komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang dipergunakan sebagai pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu
tertentu, sehingga beton memiliki kualitas dan kuantitas yang sebaik-baiknya.

Setelah Jobmix Desain disetujui oleh direksi, selanjutnya kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan beton.

II PEKERJAAN JALAN STA 0+000 - 0+306


PANJANG : 306 M ; LEBAR : 3,50 M

Galian Oprite
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

a. Pekerjaan galian boleh dilaksanakan setelah papan patok ( bouwplank ) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui
oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Dalam galian harus sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan bersihkan dari segala kotoran.
c. Galian dalam pekerjaan ini adalah galian tanah keras.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Galian Oprite 2,10 M3
Tenaga
Pekerja 1,000 x 2,10 = 2,10 orang hari
Mandor 0,032 x 2,10 = 0,07 orang hari
Jumlah = 2,17 orang hari

Rencana waktu pelaksanaan = 3,00 hari

Kebutuhan tenaga per hari


Pekerja 2,10 orang hari / 3,00 hari = 0,70 orang
Mandor 0,07 orang hari / 3,00 hari = 0,02 orang
Lavelling LPB Kelas B
-
Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.

- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
Konstruksi Lapis Pondasi Bawah (LPB) Klas B dilakukan dengan cara :
- Pekerja membentuk / meratakan kembali permukaan jalan lama.
- Pekerja menghampar Kerikil sungai tanpa disaring.

- Setelah rata, kemudian operator menggilas / memadatkan dengan mesin gilas (Roller Three Wheeel 8 – 10 ton / Tandem Roller 6 – 10 ton).

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Lavelling LPB Kelas B 22,56 M3
KONTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB)KLAS``B``
Tenaga Koefisien / Volume Volume Analisa
Mandor Lapangan 3,0000 / 60,00 x 22,56 = 1,13 orang hari
Operator Terlatih 1,0000 / 60,00 x 22,56 = 0,38 orang hari

Buruh Lapangan tak terlatih 40,0000 / 60,00 x 22,56 = 15,04 orang hari

Bahan
Kerikil sungai tanpa disaring 75,0000 / 60,00 x 22,56 = 28,20 m3
Alat - alat bantu ( set @ 3 alat ) 2,5000 / 60,00 x 22,56 = 0,94 set

Peralatan
ROLLER THREEE WHEEL 6 - 8 ton 5,0000 / 60,00 x 22,56 = 1,88 Jam

Rencana waktu pelaksanaan = 3,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Mandor Lapangan 1,13 orang hari / 3,00 hari = 0,38 orang hari
Operator Terlatih 0,38 orang hari / 3,00 hari = 0,13 orang hari

Buruh Lapangan tak terlatih 15,04 orang hari / 3,00 hari = 5,01 orang hari

Bahan
Kerikil sungai tanpa disaring 28,20 m3 / 3,00 hari = 9,40 m3
Alat - alat bantu ( set @ 3 alat ) 0,94 set / 3,00 hari = 0,31 set

Peralatan
ROLLER THREEE WHEEL 6 - 8 ton 1,88 Jam / 3,00 hari = 0,63 Jam
Sewa Begisting
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
Cara Kerja :
- Begisting terbuat dari kayu Kalimantan/Kayu lokal / logam yang disetujui direksi.
- Kayu, papan / logam cetakan disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-
gambar atau seperti ditetapkan Pengawas Daerah.
- Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari
logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari
kayu ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama
pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
- Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah
yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang
telah diselesaikan.
- Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus
dipakai hanya setelah disetujui oleh Pengawas Daerah.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Sewa Begisting 122,40 M2
Tenaga
Pekerja = 20,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Sewa Begisting 1,00 x 122,40 = 122,40 m2

Rencana waktu pelaksanaan = 2,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 20,00 orang hari / 2,00 hari = 10,00 orang hari
Mandor 1,00 orang hari / 2,00 hari = 0,50 orang hari

Bahan
Sewa Begisting 122,40 m2 / 2,00 hari = 61,20 m2

Yang dimaksud sewa begisting 2,00 hari adalah persiapan dan pemasangan begisting

Plastik dasar
Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Pemasangan plastik dasar sebagai landasan cor / beton rabat bertujuan agar air dati beton tidak cepat habis meresap ke tanah.
Plastik cor memiliki kegunaan yang penting untuk aplikasi pelat lantai di atas tanah / slab on ground . Plastik cor memiliki ketebalan yang cukup,
sekitar 0.05 – 0.1mm agar tidak mudah robek bila terinjak-injak.
Plastik cor diletakkan di atas permukaan tanah yang telah siap (telah dipadatkan) dan lapisan pasir 50mm (atau bisa juga beton K0 / lean
concrete / beton mutu rendah) sebagai dasar.
Fungsi plastik yang kedua adalah melepaskan gesekan antara permukaan bawah pelat beton dengan permukaan tanah. Sehingga pada saat beton
Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan
Plastik dasar 1.193,40 M2
Tenaga
Pekerja = 20,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Plastik dasar 1,00 x 1.193,40 = 1.193,40 m2

Rencana waktu pelaksanaan = 1,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 20,00 orang hari / 1,00 hari = 20,00 orang hari
Mandor 1,00 orang hari / 1,00 hari = 1,00 orang hari

Bahan
Plastik dasar 1.193,40 m2 / 1,00 hari = 1.193,40 m2

Sloof Penyangga
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Cara Kerja :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak ataupun pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan, toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Sloof Penyangga 879,99 KG
Tenaga
Pekerja 0,0070 x 879,99 = 6,16 orang hari
Tukang Besi 0,0070 x 879,99 = 6,16 orang hari
Kepala Tukang 0,0007 x 879,99 = 0,62 orang hari
Mandor 0,0004 x 879,99 = 0,35 orang hari

Bahan
Besi Beton 1,0500 x 879,99 = 923,99 kg
Kawat Beton 0,0150 x 879,99 = 13,20 kg

Rencana waktu pelaksanaan = 7,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 6,16 orang hari / 7,00 hari = 0,88 orang hari
Tukang Besi 6,16 orang hari / 7,00 hari = 0,88 orang hari
Kepala Tukang 0,62 orang hari / 7,00 hari = 0,09 orang hari
Mandor 0,35 orang hari / 7,00 hari = 0,05 orang hari

Bahan
Besi Beton 923,99 kg / 7,00 hari = 132,00 kg
Kawat Beton 13,20 kg / 7,00 hari = 1,89 kg

Dowel Ø 22

- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur. Dowel berupa batang baja polos maupun profil, yang digunakan sebagai
sarana penyambung/pengikat pada perkerasan jalan tipe rigid pavement. Dowel berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang
dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.

Cara Kerja :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi / Konsultan
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Dowel Ø 22 974,46 KG
Tenaga
Pekerja 0,0070 x 974,46 = 6,82 orang hari
Tukang Besi 0,0070 x 974,46 = 6,82 orang hari
Kepala Tukang 0,0007 x 974,46 = 0,68 orang hari
Mandor 0,0004 x 974,46 = 0,39 orang hari

Bahan
Besi Beton 1,0500 x 974,46 = 1.023,18 kg
Kawat Beton 0,0150 x 974,46 = 14,62 kg

Rencana waktu pelaksanaan = 7,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 6,82 orang hari / 7,00 hari = 0,97 orang hari
Tukang Besi 6,82 orang hari / 7,00 hari = 0,97 orang hari
Kepala Tukang 0,68 orang hari / 7,00 hari = 0,10 orang hari
Mandor 0,39 orang hari / 7,00 hari = 0,06 orang hari

Bahan
Besi Beton 1.023,18 kg / 7,00 hari = 146,17 kg
Kawat Beton 14,62 kg / 7,00 hari = 2,09 kg

Tie Bar Ø 19

- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Tie Bar dowel adalah batang baja pendek yang menyediakan sambungan mekanis antara slab tanpa membatasi gerakan sendi horisontal. Mereka
meningkatkan efisiensi transfer beban pada sambungan slab beton.

Cara Kerja :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Tie Bar Ø 19 1.061,17 KG
Tenaga
Pekerja 0,0070 x 1.061,17 = 7,43 orang hari
Tukang Besi 0,0070 x 1.061,17 = 7,43 orang hari
Kepala Tukang 0,0007 x 1.061,17 = 0,74 orang hari
Mandor 0,0004 x 1.061,17 = 0,42 orang hari

Bahan
Besi Beton 1,0500 x 1.061,17 = 1.114,23 kg
Kawat Beton 0,0150 x 1.061,17 = 15,92 kg

Rencana waktu pelaksanaan = 7,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 7,43 orang hari / 7,00 hari = 1,06 orang hari
Tukang Besi 7,43 orang hari / 7,00 hari = 1,06 orang hari
Kepala Tukang 0,74 orang hari / 7,00 hari = 0,11 orang hari
Mandor 0,42 orang hari / 7,00 hari = 0,06 orang hari

Bahan
Besi Beton 1.114,23 kg / 7,00 hari = 159,18 kg
Kawat Beton 15,92 kg / 7,00 hari = 2,27 kg

Pipa Pembungkus Dowel


- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Agar dapat mencegah korosi, batang dowel yang baik dilapisi dengan stainless steel atau epoxy. batang dowel biasanya dimasukkan pada
pertengahan slab mendalam dan dilapisi dengan zat yang mencegah dowel ini melekat ke PCC (pre-stressed cement concrete ).

Cara Kerja :
- Membungkus Dowel pada sambungan antar Cor, menggunakan pipa yang disetujui direksi.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Pipa Pembungkus Dowel 795,60 BH
Tenaga
Pekerja 4,00 orang hari
Tukang Besi 1,00 orang hari
Kepala Tukang 1,00 orang hari
Mandor 1,00 orang hari

Bahan
Pipa pembungkus dowel 1,0500 x 795,60 = 795,60 BH

Rencana waktu pelaksanaan = 7,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 4,00 orang hari / 7,00 hari = 0,57 orang hari
Tukang Besi 1,00 orang hari / 7,00 hari = 0,14 orang hari
Kepala Tukang 1,00 orang hari / 7,00 hari = 0,14 orang hari
Mandor 1,00 orang hari / 7,00 hari = 0,14 orang hari

Bahan
Pipa pembungkus dowel 795,60 BH / 7,00 hari = 113,66 BH

Beton sitemix K.175 Tebal 20 cm


- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Persyaratan Umum
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap
dan mengeras menurut bentuk yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki
karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta
memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan
sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan
kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang
tidak disebut dalam PBI 1971.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen
Indonesia (NI -8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
Lapangan.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya
mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru dipisahkan dari semen yang lama dan diberi
tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi – substansi yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.

c. Air

1. Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan – bahan organis
dan bahan lain yang dapat merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3

d. Agregat
1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil
sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
2. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Ukuran maximum agregat
kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan.
(acuan)
3. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
4. Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

2. Persyaratan Pelaksanaan
- Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia l991.Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton
adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
b. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan sebelumnya Bahan beton dicampur
dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat
c. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ,dipakai "campuran yang direncanakan"
(Designed Mix).Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.

- Pengadukan Beton
Bahan-bahan pembentuk beton dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu „MOLEN'. Tim Direksi berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam
komposisi atau konsistensi.

- Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai
slump.

Proses Pelaksanaan Pengecoran Beton :


a. Beton yang berasal dari molen dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya diratakan
dan diadakan dengan menggunakan concrete vibrator. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat concrete vibrator tersebut selain
meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan
vibrator beton, kemudian dilakukan perataan manual.
b. Kotak yang pertama dicor kemudian pengecoran dilanjutkan pada kotak berikutnya.
c. Setelah slab beton selesai dipadatkan maka pelat beton tersebut ditutupi dengan atap plastik untuk menghindari sinar matahari secara
langsung yang dapat membuat beton mengering tidak secara alamiah juga untuk mencegah terjadinya retak rambut.

d. Membuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam keadaansetengah mengeras ± 3 - 4 jam sesudah pengecoran
e. Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung goni di atas plat beton dan disiram dengan air 3
kali sehari selama seminggu
f. Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekesting) samping dibuka dilanjutkan dengan pemasangan mal memanjang (samping) tanpa
g. Kemudian sebagai pemisah antara dua pelat beton (yang sudah dicor dengan hendak dicor) dilekatkan gabus (styro foam) dengan tebal 0,5 cm
untuk membentuk deletasi (celah) untuk muai dan susut plat beton.
h. Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan pada satu sisi jalan dengan lebar 2.25m dan diselesaikan sesuai dengan panjang rencana
jalan itu.

i. Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan rencana,pemasangan mal (bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut
dilakukan lagi. Hanya saja mal memanjang pada salah satu sisi sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada pelat beton yang telah dicor.
Pengecoran dilanjutkan dengan memakai sistem yang sama hanya pada sisi memanjang
j. Kemudian pada saat pengecoran akan dilakukan, disisipkan/dilekatkan gabus (styro foam) di antara kedua pelat beton (antara pelat beton lama
dan yang baru yang akan dicor) pada sisi/sambungan memanjang agar tidak terjadi lekatan dan membuat dilatasi (celah) untuk muai susut pelat
beton.
Kendali Mutu:
• Pengendalian mutu mulai dari proses pencampuran di batching plant dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor, staf teknis dinas, dan
pengawas teknik konsultan terhadap komposisi dan berat masing-masing agregat sesuai dengan job mix formula.
• Sedangkan pada pengecoran di lapangan dilakukan pengambilan sampel 2 kubus tiap 5 m3 campuran. lalu dilakukan perendaman di lokasi
pekerjaan.
• Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap kuat tekan kubus beton dengan umur 7, 14, dan 28 hari) dengan menggunakan fasilitas peralatan
laboratorium beton Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Beton sitemix K.175 Tebal 20 cm 214,20 M3
Tenaga
Pekerja 1,6500 x 214,20 = 353,43 orang hari
Tukang Batu 0,2750 x 214,20 = 58,91 orang hari
Kepala Tukang 0,0280 x 214,20 = 6,00 orang hari
Mandor 0,0830 x 214,20 = 17,78 orang hari

Bahan
Portland Cement (PC) 326,0000 x 214,20 = 69.829,20 M3
Pasir Beton (PB) 0,5429 x 214,20 = 116,28 M3
Koral (Batu pecah tangan 2-3) 0,7622 x 214,20 = 163,27 Kg
Air 215,0000 x 214,20 = 46.053,00 Kg

Rencana waktu pelaksanaan = 50,00 hari


Kebutuhan per hari
Tenaga
Pekerja 353,43 orang hari / 50,00 hari = 7,07 orang hari
Mandor 17,78 orang hari / 50,00 hari = 0,36 orang hari

Bahan
Portland Cement (PC) 69.829,20 M3 / 50,00 hari = 1.396,58 M3
Pasir Beton (PB) 116,28 M3 / 50,00 hari = 2,33 M3
Koral (Batu pecah tangan 2-3) 163,27 Kg / 50,00 hari = 3,27 Kg
Air 46.053,00 Kg / 50,00 hari = 921,06 Kg

Curring Beton dengan air

Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
Setelah beton cukup mengeras, (untuk mencegah pelekatan), maka seluruh permukaan beton harus segera ditutup dengan kertas kedap air. Tepi-tepi

Beberapa metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton di lapangan, antara lain :

- membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu lembab selama perawatan (bisa dengan sistem sprinkler supaya
praktis)
- merendam beton dengan air (dengan penggenangan permukaan beton)
- menggunakan material khusus untuk perawatan beton (curing compound)
Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan
Curring Beton dengan air 1.071,00 M2
Tenaga
Pekerja 0,0080 x 1.071,00 = 8,57 orang hari
Mandor 0,0080 x 1.071,00 = 8,57 orang hari

Bahan
Air 0,2000 x 1.071,00 = 214,20 m3

Rencana waktu pelaksanaan = 60,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 8,57 orang hari / 60,00 hari = 0,14 orang hari
Mandor 8,57 orang hari / 60,00 hari = 0,14 orang hari

Bahan
Air 214,20 m3 / 60,00 hari = 3,57 m3

Pasang karung goni / terpal

Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air.

Lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup
mengeras guna mencegah pelekatan.
- membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan penguapan air (misal karung goni / terpal, dsb)

- menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi penguapan air dan dibasahi secara berkala (misal dengan karung goni /
terpal berpori dan disiram secara berkala selama perawatan)
Selama masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Pasang karung goni / terpal 1.071,00 M2
Tenaga
Pekerja 0,0080 x 1.071,00 = 8,57 orang hari
Mandor 0,0080 x 1.071,00 = 8,57 orang hari

Bahan
Sewa Karung goni / Terpal 1,0200 x 1.071,00 = 1.092,42 m2

Rencana waktu pelaksanaan = 60,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 8,57 orang hari / 60,00 hari = 0,14 orang hari
Mandor 8,57 orang hari / 60,00 hari = 0,14 orang hari

Bahan
Sewa Karung goni / Terpal 1.092,42 m2 / 60,00 hari = 18,21 m2

Bongkar Bekisting dan pembersihan puing puing

Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah pengecoran (28 hari).
- Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan beton tetap baik.
- Membersihkan bekas pembongkaran dan dibuang ke tempat yang disetujui direksi

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Bongkar Bekisting dan pembersihan puing puing 122,40 M2
Bongkar 1 m2 bekisting secara biasa (dan membereskan puing-puing)
Tenaga
Pekerja 0,0400 x 122,40 = 4,90 orang hari
Mandor 0,0040 x 122,40 = 0,49 orang hari

Rencana waktu pelaksanaan = 1,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 4,90 orang hari / 1,00 hari = 4,896 orang hari
Mandor 0,49 orang hari / 1,00 hari = 0,490 orang hari
Concrete Cutting

- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

Pemotongan rigid / beton menggunakan concreter cutting machine / mesing pemotong beton.
Pemotongan rigid dengan metode basah maupun kering.
Pemotongan dilakukan sesuai dengan petunjuk direksi.
Dalam melaksanakan pemotong harus tetap diberi air, untuk mengurangi debu potongan dan memudahkan pemotongan.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Concrete Cutting 214,20 M'
Rencana waktu pelaksanaan = 2,00 hari
Tenaga
Pekerja = 2,00 orang hari
Teknisi = 1,00 orang hari
Mandor = 1,00 orang hari

Bahan
Material penutup celah cutting / aspal = 1,00 ls

Bahan
Cutting Beton / Concrete Cutter = 1,00 unit

Pekerjaan Tack coat


- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.

 Lapis perekat / tack coat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau
beton semen yang kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100 atau pen
60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m 2 samapai 0,50
liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.

 Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran aspal dapat dilakukan. Ada yang berpendapat bahwa
penghamparan bias dilakukan dengan segera meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai, ada juga yang berpendapat bahwa harus
menunggu lapisan lapis perekat ini kering terlebih dahulu, baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi kenyataan dilapangan
banyak menggunakan pendapat yang pertama.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


LAPIS PEREKAT (Tack Coat) 374,85 LITER
Tenaga
Pekerja 0,0021 x 374,85 = 0,78 Jam
Mandor 0,0004 x 374,85 = 0,16 Jam

Bahan
Aspal Curah 0,8487 x 374,85 = 318,14 KG
Kerosene 0,2060 x 374,85 = 77,22 Liter

Peralatan
Asphalt Distributor 0,0002 x 374,85 = 0,08 Jam
Air Compressor 0,0002 x 374,85 = 0,08 Jam

Rencana waktu pelaksanaan = 15,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 0,78 Jam / 15,00 hari = 0,05 Jam
Mandor 0,16 Jam / 15,00 hari = 0,01 Jam

Bahan
Aspal Curah 318,14 KG / 15,00 hari = 21,21 KG
Kerosene 77,22 Liter / 15,00 hari = 5,15 Liter

Peralatan
Asphalt Distributor 0,08 Jam / 15,00 hari = 0,01 Jam
Air Compressor 0,08 Jam / 15,00 hari = 0,01 Jam

Latasir Tebal : 1.5 cm


- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
Pekerjaan latasir dilakukan dengan cara sebagai berikut :


Sebelum pelaksanaan pengaspalan (latasir) base course jalan harus di prime terlebih dahulu agar adanya adhesi yang bagus antara lapisan
pengaspalan dengan base course.

 Material untuk prime / tack coat adalah aspal yang dipanaskan dan dicampur dengan minyak tanah dengan komposisi 35-40 %.
 Campuran untuk prime coat tersebut harus disemprotkan secara hati-hati dan dikontrol jumlah/kadar penyemprotannya.
 Setelah penyemprotan, jalan harus ditutup untuk lalu lintas yang akan melalui jalan tersebut agar prime / tack coat tersebut dapat kering
dan berfungsi dengan baik.

Penghamparan campuran Latasir

 Ketika lapisan prime coat / tack coat telah kering dan latasir selesai dicampur tiba, saatnya untuk dilaksanakan penghamparan.
 Campuran latasir harus ditutup dengan kanvas selama pengangkutan ke tempat lokasi penghamparan untuk menjaga kualitas
campuran tetap baik, tidak kehilangan suhu dan mencegah terkontaminasi dengan material lain.
 Hal penting lainnya adalah menggunakan
wadah pengangkut yang mempunyai kondisi bagus untuk meminimalkan campuran latasir yang tumpah.
 Penghamparan harus dimulai dari titik terjauh dari tempat pencampuran aspal.

Mal pembatas yang terbuat dari kayu sangat berguna digunakan untuk menjaga agar ketika penghamparan
campuran menutupi daerah yang tepat dan mempunyai ketebalan yang sama, dan harus dipasang pada sisi tepi bagian
pengaspalan dan di As jalan.
 Penghamparan harus dilaksanakan per setengah bagian lintasan jalan untuk setiap penghamparannya.

 Untuk mendapatkan hasil akhir yang mempuai kualitas yang baik penghamparan campuran latasir harus dikontrol dengan baik.

Pemadatan Latasir
Pemadatan harus dilaksanakan secepatnya setelah penghamparan, dan untuk hasil yang bagus dilakukan pemadatan dengan
menggunakan mesin penggilas pneumatic double steel drum roller 6-8 ton.
Pastikan jumlah lintasan pemadatan mencukupi dan jaga agar lapisan permukaan aspal tetap basah
dengan air selama pemadatan dilakukan.

Setelah dilaksanakan pemadatan permukaan latasir akan meninggalkan bekas-bekas jejak pemadatan, jalan
harus ditutup terlebih dahulu dari lalu lintas berat antara 1 - 2 jam untuk mencegah terjadinya pembebanan berlebih.

Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan


Latasir Tebal : 1.5 cm 1.071,00 M2
Latasir Tebal : 1.5 cm
Tenaga
Pekerja 0,1080 x 1.071,00 = 115,68 Jam
Mandor 0,0066 x 1.071,00 = 7,10 Jam

Bahan
Pasir Kasar 0,0069 x 1.071,00 = 7,37 M3
Pasir Halus 0,0138 x 1.071,00 = 14,74 M3
Semen 1,0395 x 1.071,00 = 1.113,30 Kg
Aspal 3,3990 x 1.071,00 = 3.640,33 Kg

Peralatan
Wheel Loader 0,0003 x 1.071,00 = 0,35 Jam
AMP 0,0007 x 1.071,00 = 0,71 Jam
Genset 0,0007 x 1.071,00 = 0,71 Jam
Dump Truck 0,0429 x 1.071,00 = 45,97 Jam
Tandem Roller 0,0011 x 1.071,00 = 1,16 Jam
P. Tyre Roller 0,0010 x 1.071,00 = 1,04 Jam
Alat Bantu 1,0000 x 1.071,00 = 1.071,00 Ls

Rencana waktu pelaksanaan = 15,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Pekerja 115,68 Jam / 15,00 hari = 7,71 Jam
Mandor 7,10 Jam / 15,00 hari = 0,47 Jam

Bahan
Pasir Kasar 7,37 M3 / 15,00 hari = 0,49 M3
Pasir Halus 14,74 M3 / 15,00 hari = 0,98 M3
Semen 1.113,30 Kg / 15,00 hari = 74,22 Kg
Aspal 3.640,33 Kg / 15,00 hari = 242,69 Kg

Peralatan
Wheel Loader 0,35 Jam / 15,00 hari = 0,02 Jam
AMP 0,71 Jam / 15,00 hari = 0,05 Jam
Genset 0,71 Jam / 15,00 hari = 0,05 Jam
Dump Truck 45,97 Jam / 15,00 hari = 3,06 Jam
Tandem Roller 1,16 Jam / 15,00 hari = 0,08 Jam
P. Tyre Roller 1,04 Jam / 15,00 hari = 0,07 Jam
Alat Bantu 1.071,00 Ls / 15,00 hari = 71,40 Ls

Membentuk Bahu jalan Lebar : 0,50 m Kanan / kiri

- Mengajukan ijin / request disertai gambar sket kepada Direksi Lapangan / Pengawas Daerah.
- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.

- Mengadakan pengukuran / Uitzet, pasang patok, bouwplank dan propil untuk menentukan elevasi.
Konstruksi Lapis Pondasi Bawah (LPB) Klas B dilakukan dengan cara :
- Pekerja membentuk / meratakan kembali permukaan jalan lama.
- Pekerja menghampar Kerikil sungai tanpa disaring.

- Setelah rata, kemudian operator menggilas / memadatkan dengan mesin gilas (Roller Three Wheeel 8 – 10 ton / Tandem Roller 6 – 10 ton).
Perhitungan Bahan, Tenaga dan Peralatan
Membentuk Bahu jalan Lebar : 0,50 m Kanan / kiri 61,20 M3
KONTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB)KLAS``B``
Tenaga Koefisien / Volume Volume Analisa
Mandor Lapangan 3,0000 / 60,00 x 61,20 = 3,06 orang hari
Operator Terlatih 1,0000 / 60,00 x 61,20 = 1,02 orang hari

Buruh Lapangan tak terlatih 40,0000 / 60,00 x 61,20 = 40,80 orang hari

Bahan
Kerikil sungai tanpa disaring 75,0000 / 60,00 x 61,20 = 76,50 m3
Alat - alat bantu ( set @ 3 alat ) 2,5000 / 60,00 x 61,20 = 2,55 set

Peralatan
ROLLER THREEE WHEEL 6 - 8 ton 5,0000 / 60,00 x 61,20 = 5,10 Jam

Rencana waktu pelaksanaan = 2,00 hari

Kebutuhan per hari


Tenaga
Mandor Lapangan 3,06 orang hari / 2,00 hari = 1,53 orang hari
Operator Terlatih 1,02 orang hari / 2,00 hari = 0,51 orang hari

Buruh Lapangan tak terlatih 40,80 orang hari / 2,00 hari = 20,40 orang hari

Bahan
Kerikil sungai tanpa disaring 76,50 m3 / 2,00 hari = 38,25 m3
Alat - alat bantu ( set @ 3 alat ) 2,55 set / 2,00 hari = 1,28 set

Peralatan
ROLLER THREEE WHEEL 6 - 8 ton 5,10 Jam / 2,00 hari = 2,55 Jam

Pekerjaan pengujian :
a. Test Core Drill
b. Test Beton

a. Test Core Drill


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Metoda core drill atau bor inti adalahsuatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan / sampel. Cara uji beton keras
dengan cara mengambil contoh mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan.

Untuk Menentukan/mengambil sample perkerasan di lapangan sehingga bisa diketahui tebal perkerasannya serta untuk mengetahui karakteristik
campuran perkerasan.

PERALATAN
1. Mesin Core Drill
2. Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran.

PELAKSANAAN
1. Alat diletakkan pada lapisan perkerasan beton/aspal yang akan diuji dengan posisi datar.
2. Setelah itu kita sediakan air dengan alat yang ada sistem pompa.
3. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut, sehingga alat tidak
mengalami kerusakan terutama mata bor yang berbentuk silinder selama proses pengujian.
4. Setelah semua siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan tali yang dililitkan pada starter alat dan ditarik.
5. Setelah alat hidup mata bor diturunkan secara perlahan-lahan pada titik yang telah kita tentukan sampai kedalaman tertentu, kemudian setelah
kedalaman tertentu alat dimatikan dan mata bor dinaikkan.
6. Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan menggunakan penjapit, setelah itu diukur tebal dan dimensinya dan diamati sampel
tersebut apakah perkerasan tersebut layak pakai atau tidak.

PEMBAHASAN
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui secara tepat susunan struktur dari suatu konstruksi jalan, jenis perkerasan, persentase susunan dan
untuk memeriksa perubahan dari struktur jalan, serta cara kerja dari alat “Core Drill”.

KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan uji alat core drill perlu diperhatikan kontinuitas pemakaian air karena jika ada keterlambatan dalam pemberian air pada ujung
mata bor akan menyebabkan terjadinya kerusakan dari alat tersebut. Dari hasil pengeboran biar diketahui komposisi dari lapisan perkerasan.

b. Test Beton

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.
Membuat beton sesuai dengan rancangan beton yang diinginkan.

PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan

1. Mesin tekan
2. Tongkat pemada
3. Cetakan beton
4. Mistar

5. Timbangan kapasitas 20 kg

Bahan
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan peralatan yang tidak menyerap air, adukan beton harus
diaduk lagi sebelum dimasukan dalam cetakan.

PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan benda uji :

1. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali secara merata.
2. Ratakan permukaan beton.

3. Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas getaranserta ditutup dengan bahan yang kedap air.
4. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
5. Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses perawatan (curring) beton berlangsung dengan baik, maka peredam dilakukan sampai batas waktu
pengujian kuat tekan beton.

Penekanan benda uji :

1. Ambil benda uji dari bak perendam dan lap dengan menggunakan lap lembab.
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.Perhatikan :Jika benda ujinya berbentuk silinder, sebelum benda uji tersebut ditekan harus diberi lapisan mortal /
semen dipermukaan atas dan bawah setebal 4 mm untuk meratakan permukaan bidang tekan.
3. Letakkan benda uji pada mesin penekan secara sentris.
4. Jalankan mesin penekan dengan penambahan beban terutama berkisar antara 2 - 4 kg/cm 2.

Alat : Alat uji beton Personil : Teknisi Laboratorium


Hitung kuat tekan beton dari benda uji tersebut

Test Ekstraksi Aspal

Prosedur pengujian yang harus dilakukan diuraikan dibawah ini :

a) tentukan berat air dari contoh uji ( W 2);


b) keringkan kertas saring dalam oven 110°C ± 5°C dan timbang sampai
berat tetap;
c) timbang berat tiap rangka silinder yang telah dipasang kertas saring,
dengan ketelitian 0,5 gram;
d) masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi kertas saring
berbentuk kerucut,
bila digunakan dua rangka, benda uji dibagi menjadi dua bagian dengan
berat yang sama. Benda ujiharus terletak
di bawah ujung atas dari kertas saring, tentukan berat dari masing –
masing rangka + benda uji dengan ketelitian 0,5 gram (W 1);
e) gunakan salah satu pelarut Trichlorethylene atau Methylene Chloride;
f) bila digunakan dua rangka, tempatkan rangka atas pada rangka
di bawahnya;
g) tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi rangka
dan benda uji, denganpermukaan pelarut berada dibawah ujung
kerucut rangka atas;
h) letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan letakkan tabung
gelas di atasnya;
i) atur pemanasan sehingga pelarut yang terkondensasi membasahi
rangka yang berisi benda uji, jaga jangan sampai pelarut
berlebih masuk ke dalam penyaring pada kerucut;
j) teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut berwarna jernih;
k) matikan pelat pemanas listrik dan biarkan tabung
cukup dingin untuk dipegang, lepaskan pendingin
dan pindahkan dari tabung;
l) pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara,
setelah itu keringkan di dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C ,
setelah kering agregat ditimbang ( W 3);
m) saring filtrat dengan kertas saring yang telah ditimbang (C) . (B).
keringkan dalam oven pada temperatur 110 °C ± 5° C

Pelaporan

Laporan hasil pengujian dicatat dalam formulir yang tersedia dengan


mencantumkan ihwal sebagai berikut :
a) identitas contoh terdiri atas :
1) nomor contoh;
2) asal contoh;
3) nama atau jenis contoh;
4) terima tanggal
5) tanggal mulai pengujian;
6) tanggal selesai pengujian;
b) laboratorium yang melakukan pengujian mencantumkan :
1) nama pelaksana pengujian;
2) nama penanggung jawab pengujian;
3) tanggal pengesahan;
c) hasil pengujian dinyatakan sampai satu angka di belakang koma dari
hasil rata-rata 2 pengujian;
d) kelainan dan kegagalan selama pengujian.

2.2. SERAH TERIMA

Sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pengguna jasa, pekerjaan harus diperiksa oleh tim pemeriksa pekerjaan tentang kemajuan pekerjaan
berdasarkan item pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa (pemborong) bahwa pekerjaan telah selesai 100 % dan dibuatkan berita acara
serah terima pertama (PHO).

Penyedia jasa masih mempunyai tanggungan pemeliharaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Pengguna Jasa sebelum
menerima berita acara serah terima kedua (FHO) segala kerusakan yang timbul masih menjadi tanggungan Penyedia Jasa (Pemborong).
Demikian metode pelaksanaan yang kami susun ini, harapan kami ke depan agar Dinas dalam perencanaan suatu pekerjaan lebih mengutamakan
kebutuhan masyarakat. Di bagian akhir ini, kami sebagai Penyedia Jasa selalu mengutamakan :
- Tepat Waktu
- Tepat Mutu
- Tepat Guna

Brebes, 01 Juli 2016

CV. BANGUN FAJAR TEHNIK

KARLOS FAJAR UTOMO


Direktur

Anda mungkin juga menyukai