ADELVIN MBIRONGI
E 321 17 335
1.2 RencanaUsaha
1.3 Gambaran Umum
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Accounting Rate of Return atau sering disingkat dengan ARR adalah suatu metode
analisis yang mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu investasi. Metode Analisis
yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Tingkat Pengembalian Akuntansi ini pada
dasarnya adalah mengukur pendapatan atau laba tahunan yang diharapkan dari hasil suatu
investasi. Dengan kata lain, ARR ini menghitung berapa banyak uang yang akan dikembalikan
ke investor dari suatu investasi.
Dengan perhitungan Accounting Rate of Return atau ARR ini, investor dapat
menganalisis risiko yang terlibat dalam membuat keputusan investasi dan memutuskan apakah
penghasilannya cukup tinggi untuk menerima tingkat risiko yang akanterjadi.
Rumus ARR (Accounting Rate of Return) atau Tingkat Pengembalian Akuntansi ini
dihitung dengan membagi pendapatan dari Investasi dengan biaya Investasi. Pada umumnya,
kedua angka ini adalah angka tahunan atau rata-rata angka tahunan. Namun kita dapat juga
menggunakan angka mingguan atau bulanan tergantung pada kebutuhan kita. Hasil dari
perhitungan ARR ini biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase (%).
ARR = Pendapatan Bersih dari Investasi / Biaya Investasi
atau
ARR = Rata-rata Pendapatan Bersih dari Investasi / Rata-rata Biaya Investasi
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai
sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada
periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini.
Mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan
arus kas masuk yang diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan
dengan suku bunga dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga
pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi
dengan harga pembelianawal.
NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal
ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi
apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi pada
pembelian aset baru. Dalam bahasa Indonesia, Net Present Value atau NPV ini disebut juga
dengan “Nilai Bersih Sekarang” atau “Nilai Bersih SaatIni”.
Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa
depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan
menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value
(NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
atau
Dimana :
Selain rumus NPV diatas, kita juga dapat menggunakan tabel PVIFA
(Present Value Interest Factor for an Annuity) kemudian masukan hasilnya ke
persamaan atau rumus NPV dibawah ini :
biaya produksi
kebutuhan Jumlah Harga
nutrisi 20 set Rp 1.300.000
listrik dan air 4 bln Rp 1.600.000
rockwool 16 slab Rp 880.000
Benih 1000 gr Rp 220..000
tenaga kerja 3 orang Rp 3.000.000
Total Rp 7.00.000
3.3.1Tabel cashflow
Biaya penyusutan : (22.000.000 – 7.000.000) / 5 thn = 3.000.000
Investasi = 22.000.000
NPV = Total PV kas bersih – investasi
NPV = 26.466.500-22.000.000
NPV = 4.466.500
NPV positiv, maka usaha layak diterima.
PV Kas bersih
PI=
PV investasi
26.466.500
PI=
22.000.000
B Total pendapatan ❑
= = =¿ B/C > 1, maka usaha layak untuk di jalankan.
C Total pengeluaran ❑
3.4 aspek tekhnis/operasi
Aspek operasi atau teknis juga disebut sebagai aspek produksi. Hal yang perlu
diperhatiakan dalam aspek ini meliputi masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak
(layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi..
Aspek teknis menjadi bagian penting dalam studi kelayakan bisnis. Analisis teknis diperlukan
untuk memastikan gagasan atau ide yang sudah dipilih tersebut layak dijalankan.
Hal ini dilihat dari adanya ketersediaan lokasi, bahan, alat, teknologi (metode),
keterampilan SDM, serta dana yang diperlukan guna mendukung kelancaran proses produksi,
sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.