Disusun Oleh :
2018
A. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
nafas bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversibel dan berhubungan dengan
respon inflamasi yang abnormal dari paru-paru terhadap gas atau partikel yang
2. Klasifikasi
a) Bronkitis kronik
terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddart, 2002).
b) Emfisema paru
2002).
c) Asma
b. Polusi udara, meliputi polusi di dalam ruangan (asap rokok, asap kompor),
polusi di luar ruangan (gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan), dan
a. Pursed - lips breathing yaitu sikap seseorang yang bernapas dengan mulut
mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme
untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.
f. Bila telah terjadi gagal jantung kanan, terlihat denyut vena jugularis di leher
g. Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
paksa
h. Ekspirasi memanjang
Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi ini harus
diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala yang biasa
1) Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan yang tidak hilang
2) Sesak napas merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien terutama pada
sesak napas yang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak
dikeluhkan.
5. Komplikasi PPOK
Gagal napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh sesak napas dengan
atau tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan purulen, demam, dan
kesadaran menurun.
c. Infeksi berulang
koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Selain itu, pada
kondisi kronik ini imunitas tubuh menjadi lebih rendah, ditandai dengan
d. Kor pulmonale.
6. Penatalaksanaan PPOK
Tujuan penatalaksanaan :
a. Mengurangi gejala
Penyesuaian aktivitas dan pola hidup merupakan salah satu cara untuk
b. Obat – obatan
1) Bronkodilator
Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat (slow releas ) atau
2) Anti inflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan VEP1
bahan obat.
Bayi prematur.
Efek samping Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual,
keperluan.
Cara pemberian Oral dan Injeksi
3) Antibiotika
makrolid baru.
staphylococcus
bahan obat.
Bayi prematur.
atau vagina.
Diare.
Muntah.
Mual.
tersebut mati.
Dosis normal Amoksilin
4) Antioksidan
asetilsistein. Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak
5) Mukolitik
bronkus
Dosis normal Ambroxol
terbagi
Anak-anak
setengah sendok teh sirup ambroxol
sampai 2 tahun
dua kali sehari
Anak-anak 2-5
etengah sendok teh sirup 3 kali
tahun
sehari
Anak-anak lebih
Satu sendok teh sirup 2-3 kali sehari
dari 5 tahun
Cara pemberian Oral dan Injeksi
c. Terapi oksigen
hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah
Indikasi :
d. Ventilasi mekanik
napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK
e. Nutrisi
PCO2 35 – 45 mmHg
HCO3 22 – 26 mEq/L %
Malnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya
f. Rehabilitasi
8. Pemeriksaan Fisik
rusaknya alveolus.
9. Terapi Medis
Terapi Rasionalisasi
Infus D5% + 2 amp Klien sesak nafas dapat mengalami
E. Panlobular E. Sentrilobular
Mengiritasi jalan
Reaksi antigen yang
Dihasilkan IgE
Rusaknya bronkus Rusaknya lobus
Fungsi silia
pernafasan, duktus sekunder
menurun dan
Antibody (IGE) alveolar, alveoli lendir meningkat
menyerang sel mast
dalam paru
Bronkiolus
Area kontak langsung
tersumbat
Pemajanan berulang permukaan alveolar
dengan paru berkurang
Alveolus rusak
Ikatan antibody dan Kerusakan membentuk
Gen serabut elastik fibrosis
yang logis dan sistematis, dinamis dan teratur yang memerlukan pendekatan,
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Sumber data diperoleh dari pasien,
keluarga, catatan medik, dan perawat. Adapun cara pengumpulan data yang
Mellitus meliputi:
1) Pengkajian Fokus
a) Identitas
tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit.
b) Keluhan utama
Pada riwayat sekarang berisi tentang perjalanan penyakit yang dialami pasien
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada yang
pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang lain yang
Pola aktivitas perlu dikaji karena pada klien dengan Bronkhitis mengalami
Gangguan yang terjadi pada pasien dengan Bronkhitis salah satunya adalah
gangguan pola tidur, pasien diharuskan tidur dalam posisi semi fowler. Sedangkan
pada pola istirahat pasien diharuskan untuk istirahat karena untuk mengurangi
d) Pola nutrisi-metabolik
Adanya penurunan nafsu makan yang disertai adanya mual muntah pada
pasien dengan Bronkhitis akan mempengaruhi asupan nutrisi pada tubuh yang
e) Pola eliminasi
Pada pola eliminasi perlu dikaji adanya perubahan ataupun gangguan pada
Akan terjadi perubahan jika pasien tidak memahami cara yang efektif untuk
mengatasi masalah kesehatannya dan konsep diri yang meliputi (Body Image,
Pada pola reproduksi dan seksual pada pasien yang sudah menikah akan
mengalami perubahan.
intensif.
Adanya kecemasan dalam sisi spiritual akan menyebabkan masalah yang baru
yang ditimbulkan akibat dari ketakutan akan kematian dan akan mengganggu
kebiasaan ibadahnya.
k) Pemeriksaan Fisik
(1) paru-paru : adanya sesak, retraksi dada, auskultasi adanya bunyi ronchi, atau
bunyi tambahan lain. tetapi pada kasus berat bisa didapatkan komplikasi yaitu
adanya pneumonia.
(5) pencernaan
(6) Bone : adanya respon sistemik yang menyebabkan malaise, adanya sianosis.
2) Data Psikologis
Meliputi konsep diri, status emosi, pola koping dan gaya komunikasi.
terhadap penyakitnya. Hal ini diakibatkan karena proses penyakit yang lama,
pandangan hidup klien terhadap segala tindakan keperawatan yang dijalani. Kaji
3) Data Sosial
kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter, tim kesehatan lain
serta klien lain dan bagaimana penerimaan orang-orang sekitar klien terutama
keluarga akan kondisinya saat ini serta dukungan yang diberikan orang-orang
tetap ikut serta dalam aktifitas sosial atau menarik diri dari interaksi sosial
terutama jika sudah terjadi komplikasi fisik seperti ulkus, gangren, dan gangguan
penglihatan.
4) Data Spiritual
Perlu dikaji tentang keyakinan dan persepsi klien terhadap penyakit dan
spiritual klien selama klien menjalani perawatan di rumah sakit dan siapa yang
5) Data Penunjang
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
c. Diagnosa Keperawatan
potensial, yang dimaksud masalah aktual adalah masalah yang ditemukan pada
5) Intoleransi aktivitas
2. Perencanaan
keperawatan.
sebagai berikut:
Keperawatan
1. Ketidak efektif NOC : 1. Beri pasien 6 sampai 8 gelas
bersihan jalan napas Respiratory status : Ventilation cairan/hari kecuali terdapat kor
Menunjukkan jalan nafas yang pagi hari dan malam hari sesuai
tidak ada suara nafas abnormal) rokok, aerosol, suhu yang ekstrim,
keletihan
diharuskan
2. Pola napas tidak NOC : 1. Ajarkan klien latihan bernapas
Menunjukkan jalan nafas yang batuk dan nafas dalam yang efektif.
paten (klien tidak merasa 5. Kolaborasi dengan tim medis
pernafasan (18-24x/menit))
3. Gangguan Respiratory status : Ventilation 1. Deteksi bronkospasme
perbaikan.
perlu
Klien bebas dari tanda dan gejala
5. Monitor tanda dan gejala infeksi
infeksi
sistemik dan lokal
Mendeskripsikan proses
6. Batasi pengunjung
penularan penyakit, faktor yang
7. Laporkan kecurigaan infeksi
mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya
normal
sehat
ADLs pernapasan
perlahan.
fungsi dasar.
kemampuan pasien.
berjaga-jaga.
sehari.
3. Implementasi
4. Evaluasi
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
masalah.
P = Perencanaan atau tindakan.
I = Implementasi
E = Evaluasi
R = Reassessment
Daftar Pustaka
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
international.com/library/statistics.htm
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2009. Global
Philadelphia : Mosby
Philadelphia : Mosby.
http://www.biomedcentral.com/1471-2466/11/13.pdf
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Suradi. 2007. Pengaruh rokok pada penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
Surakarta