KB Remaja PDF
KB Remaja PDF
KB Remaja PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi, serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecatatan.
Implikasi defenisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang mampu memiliki
kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu
menurunkan serta memenuhi keinginanya tanpa ada hambatan apapun, kapan, dan
Milenium Development Goals (MDGs). Selain itu, dewasa ini kesehatan reproduksi
juga mendapat perhatian khusus secara global sejak diangkatnya isu tersebut kedalam
pada tahun 1994. Hal penting dalam konferensi tersebut adalah disepakatinya
yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya pemenuhan hak- hak reproduski.
mencapai 42 juta jiwa atau 19,34% dari seluruh penduduk Indonesia. Masa remaja
adaah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada
saat terjadi kematangan seksual, yaitu antara usia 11 sampai 12 tahun sampai 20
tahun. Pada masa remaja, individu mengalami perubahan baik fisik, psikis, maupun
sosial. Remaja memiliki karakteristik berupa rasa ingin tahu yang besar, gemar
terhadap tantangan dan selalu ingin mencoba hal hal yang baru, cenderung
yang dilakukan BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 116, 11
juta orang menurun dibanding tahun 2000 yaitu 206,6 juta. Penduduk remaja usia 15
-24 tahun pada tahun 2010 diperkirakan 36,8 % atau 42,69 juta orang yang terdiri dari
remaja perempuan 21,0 juta dan remaja laki-laki 21,69 juta orang. Persentase
penduduk usia 15-24 tahun pada tahun 2010, diperkirakan meningkat lebih tajam
dibandingkan jumlah pada tahun 2010 (Jurnal Kesehatan, Volume 7, No.1, Mei 2009
50-57).
Pada tahun 2007 jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar 64 juta atau
28,64 % dari jumlah penduduk Indonesia (proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-
2025). Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhwatirkan.
reproduksi. Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang tahu tentang masa
subur baru mencapai 29% dan 32,3%. Remaja perempuan dan laki-laki yang
masing baru mencapai 49,5 % dan 45,5%. Ramaja perempuan dan remaja laki-laki
usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan
seksual pra nikah masing-masing mencapai 34,7% dan 30,9% sedangkan remaja
perempuan dan laki-laki usia 20-24 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah
Survey dari BKKBN (2004) masalah yang sering dialami remaja adalah
masalah yang berkaitan dengan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Perubahan fisik
dan mulai berfungsinya organ reproduksi remaja kurang memiliki tindakan yang baik
Pranikah. Remaja pada usia 13-15 tahun di kota besar, seperti Bandung, Jakarta, dan
terutama pada masa pacaran (KDP) Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi,
juga tergambar dari survey remaja yang dilakukan Biro Pusat Statistik tahun
HIV/AIDS Dan penyakit Infeksi Menular Seksual. Padahal, objek survey BPS
tersebut digunakan hampir 100% mereka yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS.
Survey yang dilakukan DKT Indonesia menunjukan bahwa 81% dari 487 responden
merasa nyaman membahas dengan pacar, dan hanya 8% yang merasa nyaman
2012 :24).
Dari penelitian Sunarti, Winarni dan Anam dkk (2009) yang dilakukan di
SMP N 1 Blitar, diketahui 36,2% (28 responden) sangat butuh, 36,2% (28 responden)
butuh, 24,8% (26 responden) tidak butuh, dan 2,9%(3 responden) sangat tidak butuh
remaja itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi dalam berbagai bentuk.
Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari teman sebaya, buku-
buku, film, video, bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat internet. Namun
seksual dan kesehatan reproduksi dari guru ataupun orang tua, sehingga tidak salah
media audiovisual) yang semakin mudah diakses justru memancing remaja untuk
seperti melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan atau pra nikah.
reproduksi juga sebagai akibat pengaruh media massa dan internet yang menyediakan
informasi yang kurang tepat dan salah. Keluarga sekolah atau pesantren kurang
mampu membuat keputusan yang tidak tepat. Akibatnya rasa ingin tau yang kuat
seksual sebelum waktunya dan membentuk remaja yang mempunyai sikap dan
perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Saat ini di Indonesia menurut
BKKBN Pusat terdapat tidak kurang dari 31.622 kelompok BKR, 949 buah PIK, dan
16.795 KKPR. Ini belum termasuk kelompok remaja yang perduli terhadap kesehatan
diberdayakan agar lebih efektif dan efesien dalam melakukan KIE terhadap remaja
informasi lain tentang : pengenalan alat, system, fungsi dan proses reproduksi,
kehamilan yang tidak diinginkan, penularan penyakit menular seksual (PMS) dan
pelecehan seksual dan pornografi, kesetaraan dan keadilan gender, dan tanggung
jawab remaja terhadap keluarga. Bimbingan dan pengawasan perlu diberikan selama
memperoleh informasi kesehatan informasi yang benar dan tepat (Jurnal Kesehatan
Medan, diperoleh keterangan dari guru bahwa para siswa telah mendapatkan kegiatan
KIE kesehatan reproduksi dari acara bakti sosial, kegiatan keagamaan dan pelajaran
Biolohi yang secara umum membahas tentang system reproduksi. Mulai saat MOS
upaya yang sudah dilakukan sudah optimal tetapi program penyuluhan ini belum
ini penting dilakukan untuk melihat pengaruh kegiatan komunikasi, informasi dan
2013.
Tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
d. Bagi Peneliti