Anda di halaman 1dari 6

23

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT,


INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).
Joko Purdiyanto dan Slamet Riyadi
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura
joko.purdiyanto@unira.ac.id
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kualitas telur itik yang disimpan pada suhu kamar
yang meliputi penurunan berat, penurunan indeks kuning telur (IKT), dan penurunan nilai haugh unit
(HU). Telur yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur itik segar yang berumur 1 hari sebanyak 45
butir yang berasal dari peternak telur itik, dilakukan sortasi dari bentuk dan ukuran yang hampir sama.
Sebelum disimpan telur itik terlebih dahulu dibersihkan dengan kain basah, diberi label dan disimpan
pada suhu ruang ± 27 0C. Data primer yang diambil adalah : suhu ruang, berat telur, tinggi kuning telur,
diameter kuning telur, tinggi putih telur tebal, dan diameter putih telur. Data yang diperoleh disajikan
dalam grafik untuk mengetahui tingkat penurunan masing-masing parameter yang diukur. Berdasarkan
hasil penelitian, penyimpanan telur itik pada suhu 27 C selama 35 hari akan mengalami penurunan berat
sebesar 8.01 %. Indeks kuning telur, maka telur itik yang disimpan selama 20 melebihi 20 hari, maka nilai
indeks kuning telurnya < 0.3 yang merupakan nilai indeks kuning telur dibawah rata-rata telur segar, hal
ini menunjukkan bahwa telur sudah mengalami penurunan kualitas. Dan jika dilihat dari nilai haugh
unitnya, dapat dijelaskan bahwa telur itik yang disimpan selama 10 hari masih dalam kualitas A, dan telur
dengan lama penyimpanan sampai 20 hari termasuk dalam kualitas B, sedangkan telur yang disimpan
setelah 20 hari termasuk telur dalam kelompok kualitas C.

Kata kunci: lama simpan, telur itik, penurunan berat, indeks kuning telur (IKT), Haugh Unit (HU)

PENDAHULUAN masih terbatas.


Seperti telur pada umumya, telur itik juga
Telur itik merupakan salah satu sumber
memiliki kelemahan yaitu mudah rusak. Kualitas
protein hewani yang memiliki rasa yang sangat
telur dapat diartikan sebagai sekumpulan sifat-
lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur
sifat yang dimiliki oleh telur dan memiliki
itik umumnya berukuran besar dan warna
pengaruh terhadap penilaian konsumen.
kerabang putih sampai hijau kebiruan. Rata-rata
Menentukan kualitas telur terutama bagian isi
bobot telur itik adalah 60--75 g. Keunggulan telur
dalam telur dapat diketahui dengan peneropongan
itik dibandingkan dengan telur unggas lainnya
dan melakukan penilaian kualitas internal telur
antara lain kaya akan mineral, vitamin B6, asam
dengan memecahkan telur kemudian
pantotenat, tiamin, vitamin A, vitamin E, niasin,
menempatkannya pada meja kaca, selanjutnya
dan vitamin B12. Selain keunggulan, telur itik
penilaian utama dilakukan terhadap putih dan
juga mempunyai kekurangan dibandingkan
kuning telur kemudian penentuan kualitas
dengan telur unggas lainnya yaitu mempunyai
internal telur yang paling baik adalah berdasarkan
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi
HU yang merupakan indeks dari tinggi putih telur
sehingga merangsang peningkatan kadar
kental terhadap berat telur. Semakin tinggi nilai
kolesterol darah. Kadar kolesterol telur itik kira-
HU, semakin baik kualitas putih telur, ini
kira 2 kali lipat dibandingkan dengan telur ayam.
menandakan telur masih segar. Kerabang telur
Menurut Mulyadi (2007), Telur
meliputi bentuk, kelicinan, ketebalan, keutuhan,
merupakan bahan pangan hasil ternak yang
dan kebersihan (Kurtini, dkk., 2011).
memiliki nilai gizi yang cukup lengkap.
Penelitian Sarwono (1997) menyatakan
Kandungan gizi yang cukup lengkap menjadikan
bahwa telur umumnya akan mengalami
telur banyak dikonsumsi dan diolah menjadi
kerusakan setelah disimpan lebih dari 14 hari di
produk olahan lain. Telur yang biasa
ruang terbuka. Penelitian Haryoto (1996), Rasyaf
dimanfaatkan adalah telur ayam dan telur itik.
(1991) dan Riyanto (2001) menyatakan bahwa
Telur itik adalah salah satu jenis telur yang
kerusakan isi telur karena terjadi penguapan CO2
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
dan H2O. Hasil penelitian Priyadi (2002)
selain telur ayam, tetapi penggunaan telur itik
24 MADURANCH Vol. 3 No. 1 Februari 2018

menunjukkan bahwa lama penyimpanan telur Alat yang digunakan: Timbangan analis,
selama 14 hari memberikan pengaruh nyata Jangka sorong, Tripod, Thermometer, dan Egg
terhadap peningkatan persentase penurunan berat separator.
telur, besar kantung udara, pH putih dan kuning Data primer yang diambil adalah : suhu
telur, indeks putih dan kuning telur, serta nilai ruang, berat telur, tinggi kuning telur, diameter
HU. kuning telur, tinggi putih telur tebal, dan diameter
Kualitas telur segar yang baik hanya putih telur.
bertahan hingga 5-7 hari pada suhu ruang dan
Prosedur Penghitungan Penurunan Berat
akan mengalami penurunan kesegaran selama
Telur, Indek Kuning Telur (IKT), dan Haugh
penyimpanan terutama disebabkan oleh adanya
Unit (HU)
kontaminasi mikroba dari luar, masuk melalui
pori-pori kerabang (Hadiwiyoto, 1983). Penurunan berat telur dihitung dari berat
Kontaminasi mikroba dapat terjadi sejak telur awal dikurangi berat setelah penyimpanan.
masih berada disaluran telur dan setelah Komponen yang digunakan untuk
ditelurkan (Peclzar dan Chan, 1988). mengukur Indek Kuning Telur adalah
Penyimpanan telur selama 5-10 hari juga dapat perbandingan tinggi kuning telur dengan diameter
menyebabkan penurunan berat telur dan tinggi kuning telur. Badan Standar Nasional Indonesia
putih telur, serta meningkatkan pH putih telur (2008) menjelaskan perhitungan untuk
(Silversides dan Budgell, 2004). Bertambahnya mengetahui Indeks Kuning Telur (IKT) dengan
umur simpan telur mengakibatkan tinggi lapisan menggunakan rumus:
kental putih telur menjadi turun. Hal ini terjadi
=
karena perubahan struktur gelnya sehingga
permukaan putih telur semakin meluas akibat Komponen untuk mengukur Haugh Unit
pengenceran yang terjadi dalam putih telur karena (HU) adalah pengukuran tinggi putih telur dan
perubahan pH dari asam menjadi basa dan berat telur. Telur ditimbang,, dipecah, dan
penguapan CO2 (Dini, 1996). Kenaikan pH pada diletakan di atas kaca. Ketebalan (ketinggian)
putih telur (mm) diukur dengan jangka sorong.
putih telur akibat hilangnya CO2 yang lebih
Bagian putih telur dipilih diantara pinggir kuning
lanjut mengakibatkan serabut-serabut ovomucin
telur dan pinggir putih telur. Rumus perhitungan
berbentuk jala akan rusak dan pecah sehingga untuk mengetahui nilai Indeks Haugh adalah
bagian cair dari putih telur menjadi encer dan sebagai berikut. Haugh Unit (HU) = 100 x log (h
tinggi putih telur menjadi berkurang (Hintono, - 1.7W0.37 + 7.57). Keterangan:, h : Tinggi Putih
1997). Oleh karena itu tujuan dalam penelitian ini Telur (mm) W : Berat Telur (g).
adalah untuk mengetahui penurunan kulaitias
Metode Penelitian
telur itik yang disimpan pada suhu ruang.
Penelitian ini dilaksanakan di
MATERI DAN METODE
Laboratorium Teknologi Hasil Dan Rekayasa
Materi Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Madura dari
tanggl 31 Maret sampai 10 Mei 2017. Rancangan
Telur yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian yang digunakan adalah Rancangan
adalah telur itik segar yang berumur 1 hari
Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama
sebanyak 45 butir yang berasal dari peternak telur
penyimpanan telur selama (P0 : 0 hari, P1 : 5 hari,
itik, dilakukan sortasi dari bentuk dan ukuran
P2 : 10 hari, P3 : 15 hari, P4 : 20 hari, P5 : 25 hari,
yang hampir sama. Sebelum disimpan telur itik
P6 : 30 hari, P7 : 35 hari) dengan ulangan sebanyak
terlebih dahulu dibersihkan dengan kain basah,
5. Suhu ruang yang digunakan pada saat
diberi label dan disimpan pada suhu ruang ± 27 penyimpanan ± 27 0C. Data yang diperoleh
0
C. ditabulasi dan dianalisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata berat telur itik selama penelitian
adalah 66.33 ± 5.74 gr. Prosentase penurunan
Penurunan Berat Telur
berat telur selama penyimpanan 5 hari adalah
sebesar 0.88 %, penyimpanan selama 10 hari
Purdiyanto dan Slamet, Pengaruh Lama Simpan Telur Itik … 25

mengalami penurunan sebesar 0.96 %, pada 3.63 ± 1.66 %. Menurut Sudaryani (2000)
penyimpanan selama 15 hari penurunan berat penguapan air dan pelepasan gas seperti CO2,
telur sebesar 1.16 %, penyimpanan selama 20 NH3, dan sedikit H2S sebagai hasil degradasi
hari penurunannya sebesar 3.17 %, penyimpanan bahan-bahan organic telur terjadi sejak telur
selama 25 hari penurunan berat telur sebesar keluar dari tubuh ayam melalui pori-pori
4.27 %, pada penyimpanan selama 30 hari kerabang telur dan berlangsung secara terus
mengalami penurunan berat sebesar 5.47 %, dan menerus sehingga menyebabkan penurunan
pada penyimpanan selama 35 hari penurunannya kualitas putih telur, terbentuknya rongga udara,
sebesar 8.01 %. Sehingga penyimpanan telur dan penurunan berat telur.
selama 35 hari, akan mengalam penurunan berat Penurunan berat telur juga dipengaruhi
rata-rata sebesar 5.313 gr. Semakin lama waktu oleh suhu penyimpanan, kelembaban relative dan
penyimpanan semakin besar penurunan berat porositas kerabang telur. Pada penelitian ini suhu
telur. Penurunan berat telur yang terjadi selama penyimpanan adalah ± 27 C. Menurut Yuwanta
penyimpanan disebabkan oleh penguapan air dan (2010) telur yang disimpan pada suhu 25 C
pelepasan gas CO2 dari dalam isi telur melalui dengan kelembaban relatif 70 % akan
pori-pori kerabang. Penguapan dan pelepadan gas menyebabkan telur kehilangan berat 0.8
ini terjadi secara terus menerus selama g/minggu/butir, dan pada suhu 30 C telur akan
penyimpanan sehingga makin lama telur kehilangan berat sebesar 2 g/minggu/butir.
disimpan berat telur akan semakin berkurang. Prosentase penurunan berat telur selama
Menurut Jazil (2013) nilai susut berat telur penyimpanan dapat dilihat pada gambar 1
selama penyimpanan selama 2 minggu sebesar

9.00 8.01
8.00
7.00
6.00 5.47

5.00 4.27
4.00 3.17
3.00
2.00 0.96 1.16
0.88
1.00 0.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
lama penyimpanan (hari)

Gambar 1. Prosentase Penurunan Berat Telur Selama Penyimpanan

Indeks Kuning Telur (IKT) 0,52. Penyimpanan telur menyebabkan terjadinya


pemindahan air dari putih telur menuju kuning
Indeks kuning telur dapat dihitung dengan
telur sebanyak 10 mg/hari pada suhu 10 ºC.
perbandingan tinggi dan diameter rata-rata kuning
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
telur serta mengalikan hasilnya dengan 100
indeks kuning telur pada penyimpanan 0 hari
(Mountney, 1976). Indeks kuning telur
sebesar 0.374, dan indeks kuning telur pada
merupakan perbandingan antara tinggi kuning
penyimpanan selama 5 hari adalah sebesar 0.328,
telur dengan diameter kuning telur. (Badan
pada penyimpanan 10 hari indeks kuning telur
Standarisasi Nasional, 2008) menyatakan bahwa
sebesar 0.335, pada penyimpanan selama 15 hari
indeks kuning telur segar berkisar antara 0,33-
26 MADURANCH Vol. 3 No. 1 Februari 2018

sebesar 0.312, penyimpanan selama 20 hari telur menurun, kemudian membrane vitelin akan
sebesar 0.161, penyimpanan 25 hari sebesar rusak dan menyebabkan kuning telur pecah.
0.086, penyimpanan selama 30 hari sebesar Yuwanta (2010) menyatakan bahwa indeks
0.074, dan pada penyimpanan selama 35 hari kuning telur akan menurun dari 0,45 menjadi 0,30
sebesar 0.063. Hal ini menunjukkan bahwa telur apabila disimpan selama 25 hari pada suhu 25 ºC.
itik apabila disimpan melebihi 20 hari, maka nilai Semakin tua umur telur maka kuning telur
indeks kuning telurnya < 0.3 yang merupakan semakin besar sehingga indeks kuning telur
nilai indeks kuning telur dibawah rata-rata telur semakin kecil. Penurunan tinggi kuning telur
segar, hal ini menunjukkan bahwa telur sudah akan terjadi setelah tiga bulan penyimpanan pada
mengalami penurunan kualitas. Penurunan indeks suhu 2 ºC. Namun demikian tinggi kuning telur
kuning telur seperti terlihat pada gambar 2. menurun lebih cepat setelah tiga minggu
Tekanan osmotik kuning telur lebih besar penyimpanan ketika disimpan pada suhu 25 ºC.
dari putih telur sehingga air dari putih telur Kuning telur tersusun atas lemak dan
berpindah menuju kuning telur. Perpindahan air protein, membentuk lipoprotein yang disintesis
secara terus meneurs akan menyebabkan oleh hati dengan pengaruh estrogen. Indeks
viskositas kuning telur menurun sehingga kuning kuning telur dipengaruhi oleh protein, lemak, dan
telur menjadi pipih kemudian akan pecah asam amino esensial yang terkandung dalam
(Romanoff dan Romanoff, 1963). Lebih jauh ransum, konsumsi protein dapat mempengaruhi
dikatakan bahwa Pemindahan air ini tergantung tinggi kuning telur, sedangkan indeks kuning
pada kekentalan putih telur. Kuning telur akan telur dipengaruhi oleh tinggi kuning telur.
menjadi semakin lembek sehingga indeks kuning

0.400 0.374
0.328 0.335
0.350 0.312
0.300
0.250
0.200 0.161
0.150
0.086 0.074
0.100 0.063
0.050
0.000
0 5 10 15 20 25 30 35
lama penyimpanan (hari)

Gambar 2. Penurunan Indeks Kuning Telur Selama Penyimpanan

Haugh Unit (HU) Albumen semakin kental jika jala-jala


ovomucin dalam jumlah banyak dan kuat
Nilai Haugh Unit merupakan salah satu
sehingga viskositas albumen menjadi tinggi.
kriteria untuk menentukan kualitas telur bagian
Semakin tinggi nilai haugh unit maka semakin
dalam dengan cara mengukur tinggi albumen
tinggi ovomucin dan semakin baik kualitas
telur dengan berat telur. Nilai haugh unit tinggi
interior telur.
menunjukkan bahwa viskositas albumen semakin
Menurut North (1990) telur digolongkan
pekat. Albumen mengandung ovomucin yang
atas empat kelompok berasarkan haugh unit
berperan dalam pengikatan air untuk membentuk
dengan simbol HU yaitu kelompok AA ≥ 72,
gel albumen sehingga albumen bisa kental.
Purdiyanto dan Slamet, Pengaruh Lama Simpan Telur Itik … 27

kelompok A = 62 – 72, kelompok B = 50 – 60, setelah 20 hari termasuk telur dalam kelompok
dan kelompok C ≤ 50. kualitas C. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Hasil penelitian nilai Haugh Unit telur itik semakin lama disimpan nilai haugh unit akan
selama penyimpanan 0 hari sebesar 82.47, semakin menurun, hal ini terjadi akibat adanya
penyimpanan selama 5 hari sebesar 63.07, penguapan gas CO2 yang menyebabkan putih
penyimpanan selama 10 hari sebesar 62.60, telur kental menjadi encer.
penyimpanan selama 15 hari sebesar 57.92, Romanof dan Romanof (1963)
penyimpanan 20 harisebesar 51.96, penyimpanan menyatakan bahwa CO2 yang hilang melalui pori-
selama 25 hari sebesar 37.42, penyimpanan 30 pori kerabang telur mengakibatkan konsentrasi
hari sebesar 46.13, dan penyimpanan selama 35 ion bikarbonat dalam putih telur menurun dan
hari sebesar 29.87 seperti terlihat pada gambar 3. merusak sistem buffer. Hal tersebut menjadikan
Dari hasil penelitian tersebut dapat putih telur bersifat basa dan pH telur naik yang
dijelaskan bahwa telur itik yang disimpan selama diikuti kerusakan serabut-serabut ovomucin yang
10 hari masih dalam kualitas A, dan telur dengan memberikan tekstur kental sehingga kekentalan
lama penyimpanan sampai 20 hari termasuk putih telur akan menurun.
dalam kualitas B, sedangkan telur yang disimpan

90.00 82.47
80.00
70.00 63.07 62.60
57.92
60.00 51.96
46.13
50.00
37.42
40.00 29.87
30.00
20.00
10.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
lama penyimpanan (hari)

Gambar 3. Penurunan Nilai Haugh Unit Selama Penyimpanan

KESIMPULAN segar, hal ini menunjukkan bahwa telur sudah


mengalami penurunan kualitas. Dan jika dilihat
Berdasarkan hasil penelitian, penyimpanan
dari nilai haugh unitnya, dapat dijelaskan bahwa
telur itik pada suhu 27 C selama 35 hari akan
telur itik yang disimpan selama 10 hari masih
mengalami penurunan berat sebesar 8.01 %.
dalam kualitas A, dan telur dengan lama
Indeks kuning telur, maka telur itik yang
penyimpanan sampai 20 hari termasuk dalam
disimpan selama 20 melebihi 20 hari, maka nilai
kualitas B, sedangkan telur yang disimpan setelah
indeks kuning telurnya < 0.3 yang merupakan
20 hari termasuk telur dalam kelompok kualitas C
nilai indeks kuning telur dibawah rata-rata telur
28 MADURANCH Vol. 3 No. 1 Februari 2018

DAFTAR PUSTAKA North, O.M. and D.D. Bell. 1990. Commercial


Chicken Production Manual. Avi
Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI ISO Publishing Co. Inc. Connecticut.
9001:2008: Sistem Manajemen Mutu –
Persyaratan. Jakarta. Robert R. Sokal and F. James Rohlf, 1992.
Pengantar Biostatistika. Gadjahmada
Fitra Yosi et al. 2016. Kualitas Fisik Telur Asin University Press. Jogjakarta
Itik Pegagan yang Diproses dengan
Menggunakan Abu. Buletin Peternakan. Romanoff, A. L. and A.J. Romanoff. 1963. The
Vol. 40 (1), Februari 2016 Avian Egg. John Wiley and Sons Inc,.
New York.
Jazil N, A. Hintono dan S. Mulyani. 2013.
Penurunan Kualitas Telur Ayam Ras Sarwono, B. 1997. Pengawetan dan Pemanfaat-
Dengan Intensitas Warna Coklat an Telur. Edisi ke-4. Penebar Swadaya.
Kerabang Berbeda Selama Penyimpanan. Bandung
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 2 Sudaryani. 2000. Kualitas Telur. Penebar
No. 1, 2013 Swadaya. Jakarta
Kurtini, T., K. Nova, dan D. Septinova. 2011. Yeni Alfiyah, Koen Praseno, dan Siti Muflichatun
Produksi Ternak Unggas. Universitas Mardiat. 2015. Indkes Kuning Telur dan
Lampung. Bandar Lampung. Haugh Unit Telur Itik Lokal Dari
Mirinda Juliambarwati, Adi Ratriyanto dan Aqni Beberapa Tempat Budidaya Itik di Jawa.
Hanifa. 2012. Pengaruh Penggunaan Buletin Anatomi dan Fisiologi. Volume
Tepung Limbah Udang dalam Ransum XXIII, Nomor 2, Oktober 2015
Terhadap Kualitas Telur Itik. Jurnal Sains Yuwanta. 2010. Telur dan Kualitas Telur.
Peternakan Vol. 10 (1), Maret 2012. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah
Mulyadi, D. 2007. Hubungan Antara Tinggi Mada, Yogyakarta.
Putih Telur Dengan Daya Dan Kestabilan
Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas Yang
Sama. Skripsi. PS. Teknologi Hasil
Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Bogor

Anda mungkin juga menyukai