Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN


KESELAMATAN BEKERJA PADA PEDAGANG
DI PASAR HANG TUAH KECAMATAN NONGSA
KOTA BATAM TAHUN 2020

Dosen Pembimbing :

Fitri Sari Dewi, SKM, M.KKK


NIDN. 0417048201

Anggota Mahasiswa :

1. Dhea Kuntum Mawarni


2. Fadila Nurul Hanifah
3. Inda Sarasati
4. Indra Gunawan
5. Muhammad Iqbal
6. Nurul Farihah
7. Prayoga Pangestu
8. Siti Dinur Aisyah
9. Tio Aryasa Putra
10. Yiswimiarni

UNIVERSITAS IBNU SINA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam Undang-undang No. 36

tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab XII menyatakan bahwa Upaya

Kesehatan bertujuan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas

dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

pekerjaan, sehingga upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan setiap orang

atau pekerja sangat perlu untuk diselenggarakan baik dari pemerintah, maupun

kelompok masyarakat dan potensi swasta juga perlu diikutsertakan dengan

sasaran pekerja dan lingkungannya.

Pasar termasuk tempat umum yang merupakan sarana dimana orang

banyak berkumpul dan mengadakan interaksi atau hubungan dengan

sesamanya, salah satu bentuk interaksi tersebut bertemunya para penjual dan

pembeli. Pasar berdasarkan jenisnya terbagi dua yaitu pasar tradisional dan

pasar modern. Pasar tradisional biasanya dibangun dan dikelola oleh

pemerintah maupun kerjasama swasta, dan proses jual beli barang dilakukan

dengan tawar menawar, sedangkan pasar modern merupakan pasar yang

1
dikelola dengan manajemen modern dan umumnya terdapat dikawasan

perkotaan. Pada umumnya pasar tradisional mempunyai kondisi yang buruk,

1
2

bahkan dari segi sanitasinya memiliki masalah seperti ketersedian air bersih

yang tidak memadai, penyediaan jamban di pasar tidak bersih, sistem

pengelolaan sampah belum di terapkan dengan baik. Pasar yang kurang

diperhatikan dari aspek kesehatan dapat menjadi sumber perkembangbiakkan

penyakit. Kondisi yang kurang sehat dan perilaku hidup sehat yang kurang

seperti mencuci tangan dengan baik dan benar menjadi alur penularan

penyakit dari satu orang ke orang lain baik melalui kontak langsung maupun

tidak langsung.

Secara umum, dalam masyarakat khususnya masyarakat pekerja informal

masih menganggap berperilaku hidup sehat merupakan urusan pribadi yang

tidak begitu penting. Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan diri dan

mengatasi masalah penyakit menular hanya berorientasi pada penyembuhan

penyakit. Upaya ini dirasa kurang efektif karena dimungkinkan akan

mengeluarkan banyak biaya. Sedangkan upaya yang efektif adalah menjaga

diri sebelum penyakit itu datang dengan cara memelihara dan meningkatkan

kesehatan badan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Disamping itu, kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja masih banyak

terjadi di Indonesia. Sepanjang tahun, Angka kecelakaan kerja terus

meningkat. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

mencatat, pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan mencapai

123.041 kasus, sementara sepanjang 2018 mencapai 173.105 kasus dengan

klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 1,2 triliun.


3

Oleh karena itu pemerintah menyiapkan Puskesmas untuk mencegah

terjadinya gangguan-gangguan kesehatan tersebut, khususnya pada sektor

pekerja informal. Puskesmas harus menyelenggarakan fungsi sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, sebagai pusat pemberdayaan

masyarakat, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Depkes,

2004).

Pusat pengembangan kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan pihak

yang berperan untuk memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat yang masuk dalam wilayah kerjanya dengan berbagai

bentuk kegiatan pokok. Dalam hal upaya kesehatan masyarakat tugak pokok

Puskesmas yaitu pengadaan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK).

Pos UKK bentuk dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja

yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari,

oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK bertujuan untuk

mengoptimalkan kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

Selanjutnya dari segi keselamatan pekerja, sudah seharusnya menjadi

perhatian mendalam bagi pelaksana Pos UKK. Pada pekerja sektor informal

juga terdapat potensi bahaya-bahaya yang kemungkinan timbul dari proses

pekerjaan yang ada. Terdapat bahaya-bahaya keselamatan di tempat kerja

informal yang meliputi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan ergonomi.

Termasuk juga di dalamnya bahaya mekanik seperti benda bergerak dan


3

berputar, dimana semua bahaya tersebut dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja di tempat kerja. Menurut teori yang diungkapkan oleh H.W Heinrich,
4

sebanyak 88% penyebab suatu kecelakaan adalah faktor manusia yaitu

perilaku tidak aman (unsafe act) dan tindakan tidak aman (unsafe condition).

Perilaku tidak aman adalah suatu tindakan yang menyimpang dari aturan yang

sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain

maupun peralatan. Perilaku tidak aman seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, lingkungan fisik, sarana

prasarana, dan perilaku dari orang lain yang menjadi panutan.

Berdasarkan hasil dari wawancara dan pengamatan yang dilakukan di Pos

UKK Pasar Binaan Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Jabi, yakni pasar

Hang Tuah Kecamatan Nongsa Batu Besar, Batam, ditemukan bahwa peranan

Pos UKK belum optimal dilakukan, karena keterbatasan pengetahuan Kader

terhadap kegiatan pelayanan Pos UKK, pedagang di pasar belum sepenuhnya

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, hal ini ditandai dengan masih ada

pedagang di pasar tersebut yang belum mengetahui tentang penerapan cuci

tangan dengan 6 (enam) langkah, cuci tangan tidak menggunakan sabun, dan

kurangnya kebersihan toilet. Tak hanya itu, dari segi keselamatan bekerjanya,

pedagang di pasar tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan

baik, seperti tidak menggunakan sarung tangan ketika menggunakan alat atau

benda tajam seperti pisau untuk memotong dan mesin parut untuk memarut,

tidak menggunakan sepatu bot di lantai yang licin dan terdapat genangan air,

tidak menggunakan celemek untuk menutupi pakaian agar terhindar dari

cipratan atau bahan-bahan yang dapat mengotori pakaian pedagang, merokok

saat beraktivitas berdagang serta tidak tersedianya Alat Pemadam Api Ringan
4

(APAR) yang berfungsi untuk pencegahan dari risiko terjadinya bahaya

kebakaran di pasar.

Adapun solusi dari permasalahan kurangnya penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat serta keselamatan dalam bekerja oleh pedagang yang

tergabung di Pos UKK Pasar Hang Tuah, Kelurahan Batu Besar, Nongsa

adalah dengan dilakukannya rencana kegiatan pengabdian masyarakat yang

diusulkan yaitu dalam bentuk pelatihan peningkatan peran serta Kader di

dalam pelayanan Pos UKK, pemberian penyuluhan PHBS dan keselamatan

bekerja kepada para pedagang dan pemberian bantuan fasilitas tempat cuci

tangan untuk penerapan PHBS dan pemberian bantuan APD untuk

keselamatan bekerja para pedagang.

Untuk target luaran yang akan dicapai sesuai dengan rencana

kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah adanya peningkatan peran

serta Kader di dalam pelayanan Pos UKK, peningkatan perilaku PHBS dan

keselamatan bekerja kepada para pedagang dan penggunaan bantuan fasilitas

tempat cuci tangan untuk penerapan PHBS dan penggunaan bantuan APD

untuk keselamatan bekerja para pedagang di pasar Hang Tuah.

Adapun rencana peningkatan PHBSkepada Diharapkan setelah melakukan

kegiatan pengabdian masyarakat di Pasar Hang Tuah:

a. Meningkatnya PHBS pada pedagang di pasar Hang Tuah

b. Meningkatnya Keselamatan kerja pada pedagang di pasar Hang Tuah

c. Meningkatnya pelayanan Pos UKK terhadap pasar Hang Tuah


4

d. Adanya sarana pendukung untuk penerapan PHBS yaitu kegiatan

cuci tangan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat sebagai wadah dalam mengobservasi

mengenai PHBS dan keselamatan kerja di sektor informal. Dari penjelasan

tersebut, maka kegiatn Pengabdian Masyarakat yang direncanakan adalah

“Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Keselamatan

Bekerja Pada Pedagang Di Pasar Hang Tuah, Kecamatan Nongsa, Batam”


5

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat memahami dan melaksanakan kegiatan yang terkait dalam

pengelolaan PHBS dan keselamatan pada pedagang di pasar Hang

Tuah.

1.2.2 Tujuan Khusus


Diharapkan setelah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di

Pasar Hang Tuah:

e. Meningkatnya PHBS pada pedagang di pasar Hang Tuah

f. Meningkatnya Keselamatan kerja pada pedagang di pasar Hang Tuah

g. Meningkatnya pelayanan Pos UKK terhadap pasar Hang Tuah

h. Adanya sarana pendukung untuk penerapan PHBS yaitu kegiatan

cuci tangan.
6

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melaksanaan Pengabdian Masyarakat

adalah :

1.3.1 Bagi Instansi terkait


Sebagai umpan balik dari pelaksanaan kegiatan Pengabdian

Masyarakat untuk pembinaan maupun program berikutnya, dan

masukan bagi pihak puskesmas tentang masalah yang dihadapi oleh

masyarakat pekerja di pasar Hang Tuah dalam meningkatkan kualitas

dan pengambilan keputusan.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


a. Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa melakukan

tanggung jawab dan masyarakat yang terjadi di wilayah kerjanya

b. Mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang permasalahan

kesehatan yang terjadi di wilayah kerja pasar Hang Tuah

c. Sebagai jembatan untuk menganalisis permasalahan dan berbagai

alternatif dalam pemecahan masalah

d. Mahasiswa mampu mengembangkan dan mempraktekkan ilmu

yang didapatkan di kampus.


7

1.3.3 Bagi Pekerja Pasar di Pos UKK


Dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku penerapan PHBS

dan keselamatan kerja di lingkungan pasar.

1.3.4 Bagi FIKes Universitas Ibnu Sina


a. Meningkatkan peranan civitas di dalam pengabdian untuk

masyarakat

b. Terjadinya kerjasama “bilateral” antara FIKes dengan puskesmas.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


2.1.1 Definisi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat (PMK RI NO 2269/MENKES/XI/2011).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah budaya hidup

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, serta

yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi

kesehatannya baik fisik, mentas maupun sosial (Dinas Kesehatan:

2010). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku yang

tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang

sehat dan bersih (Dinas Kesehatan: 2010).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan

dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan

aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI,

2007). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu

upaya preventif (pencegahan terhadap suatu penyakit atau masalah

8
9

kesehatan) dan promotif (peningkatan derajat kesehatan) pada

seseorang, sehingga dapat dikatakan sebagai pilar Indonesia Sehat

2010 (www.dinkes.go.id). Perilaku tersebut diharapkan dapat

diterapkan pada semua golongan masyarakat termasuk anak usia

sekolah. Oleh karena itu, pembinaan kesehatan anak-anak sekolah

baik jasmani, rohani, dan sosial merupakan suatu investment dalam

bidang man power dalam negara dan bangsa Indonesia (Entjang, 2000

dalam Tursilowati, 2007, 1).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perwujudan

paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan

masyarakat yang berorientasi sehat dan bertujuan unutk

meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya bai fisik,

mental, spiritual maupun sosial. Sasarannya meliputi 5 tatanan Yaitu

Tatanan Rumah Tangga, Tatanan Institusi Pendidikan, Tatatanan

Intsitusi Kesehatan, Tatanan Tempat Kerja, Dan Tatanan Tempat

Umum (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2003:1)

PHBS perlu diterapkan dalam berbagai tatanan tempat dimana

sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi.

Penerapan diberbagai tatanan berguna untuk menngkatakan derajat

kesehatan sehingga meningkatkan produktifitas dari penghuni

berbagai tatanan tersebut karena masing-masing penghuni dari tatanan

memiliki resiko terkana penyakit. Ada 6 tatanan PHBS yaitu Rumah

Tangga, Intsitusi Pendidikan, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan,

Tempat-Tempat Umum Dan Pesantren (Depkes RI: 2002)


10

2.1.2 PHBS di Berbagai Tatanan


a. PHBS di Rumah Tangga

Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktekkan

perilaku yang dapat menciptakan Rumah tangga Ber-PHBS, yang

mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi

bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan

air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan

jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan / Stop BABS),

pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di

tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan

sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak

merokok di dalam rumah dan lain-lain.

b. PHBS di Institudi Pendidikan

Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren,

seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus

mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi

Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci

tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman

sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat

sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkoba, Alkohol,

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah

sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.


11

c. PHBS di Tempat Kerja

Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran

primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan

Tempat Kerja Ber-PHBS, yangmencakup mencuci tangan dengan

sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan

jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak

merokok tidak menkonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang

tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

d. PHBS di Tempat Umum

Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan,

terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran primer harus

mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Umum

Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,

menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat

sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak

meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan

lain-lain.

e. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah

sakit dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku

yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS,

yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan

jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak


12

merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di

sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

2.2 PHBS Pasar


2.2.1 Pengertian

Pasar termasuk tempat umum yang merupakan sarana dimana

orang banyak terkumpul dan mengadakan interkasi atau hubungan

dengan sesamanya, salah satu bentuk interaksi tersebut bertemunya

para penjual dan pembeli. Pasar berdasarkan jenisnya terbagi dua

yaitu pasar tradisional dan pasar modern, pasar tradisional biasanya

dibangun dan dikelola oleh pemerintah maupun kerjasama swasta, dan

proses jual beli barang dilakukan dengan tawar menawar sedangkan

pasar modern merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen

modern dan umumnya terdapat dikawasan perkotaan. Pada umumnya

pasar tradisional mempunyai kondisi yang buruk, bahkan dari segi

sanitasinya memiliki masalah seperti ketersedian air yang tidak

mencukupi, sistem pengelolaan sampah yang tidak baik. Pasar yang

kurang diperhatikan dari aspek kesehatan dapat menjadi sumber

perkembangbiakkan penyakit. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat

menumpuknya sampah dan segala jenis kotoran yang telah

membusuk, tidak adanya selokan/drainase dan kondisi bangunan yang

tidak memadai, kondisi yang kurang sehat ini menjadi alur penularan

penyakit dari satu orang keorang lain baik melalui kontak langsung

maupun tidak langsung.

Tuntutan masyarakat akan pasar sehat dan pelayanan yang lebih

baik semakin tinggi, oleh sebab itu pengelolaan “Pasar Sehat” perlu
13

terus menerus diupayakan melalui Sanitasi dengan menitikberatkan

pada berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat.

2.1.1 Ruang lingkup PHBS


2.1.1.1 Pedagang Dan Pekerja

a. Bagi pedagang karkas daging / unggas,ikan dan pemotong

unggas menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan

pekerjaanya (sepatu boot, sarung tangan, celmek, penutup

rambut.)

b. Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang

sampah sembarangan. Tidak merokok, tidak meludah

sembarangan

c. Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang secara

berkala minimal 6 bulan sekali

d. Pedagang makanan siap saji tidak menderita penyakit

menular seperti :diare, hepatitis, tbc, kudis, ispa.

2.1.1.2 Pengunjung

a. Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang

sampah sembarangan. Tidak merokok, tidak meludah

sembarangan

b. Cuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang

unggas / hewan hidup ,daging, ikan


14

2.2 Keselamatan Kerja


2.2.1 Definisi

Menurut mathis and Jackson (2002), bahwa didefinisikan

keselamatan kerja adalah merujuk pada perlindungan terhadap

kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan

pekerjaan.

Sedangkan menurut Suma’mur yang dimaksud keselamatan kerja

adalah rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman

dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang

bersangkutan.

2.2.2 Potensi Bahaya

Menurut Tarwaka (2014: 266) potensi bahaya adalah suatu yang

berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,

kecelakaan atau bahkan dapat menyebabkan kematian yang

berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Setiap proses produksi,

peralatan atau mesin dan tempat kerja yang digunakan untuk

menghasilkan suatu produk selalu mengandung potensi bahaya

tertentu, yang apabila tidak mendapatkan perhatian secara khusus

dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya ini berasal dari

berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi pekerjaan

atau berasal dari luar proses kerja (Tarwaka, 2014: 16). Macam-

macam potensi bahaya di Pasar:

a. Bahaya Mekanis

Merupakan bahaya yang bersumber dari peralatan mekanis atau

benda yang bergerak dengan gaya mekanik yang digerakkan


15

secara manual atau dengan 23 penggerak. Bagian yang bergerak

pada mesin mengandung bahaya, seperti: gerakan memotong,

menempa, menjepit, menekan, mengebor dan bentuk gerakan

lainnya. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cidera atau

kerusakan, seperti: tersayat, tergores, terjepit, terpotong, terkupas

dan lain sebagainya (Soehatman Ramli,2010: 66).

b. Bahaya Kinetik

Ada beberapa contoh dari bahaya kinetik, antara lain :

1. Terpeleset

Terpeleset diakibatkan oleh terlalu sedikitnya faktor gesekan

antara alas kaki dengan lantai kerja sehingga menyebabkan

pekerja kehilangan keseimbangan. Penyebab terpeleset antara

lain:

 Produk basah atau tumpahan di lantai kerja. Contohnya

adalah lumpur, sabun, minyak, dan air

 Produk kering yang menyebabkan lantai kerja licin.

Contohnya adalah akrilik, kaca, kayu, serbuk, granula dan

plastic

 Bahan lantai yang terlalu licin

 Cairan yang sudah membeku

 Alas kaki yang tidak memiliki permukaan luas untuk

bergesekan dengan lantai. Contohnya sandal jepit, sepatu

berhak, slipper dan lain lain


15

2. Tersandung

Tersandung terjadi ketika kaki menabrak sebuah benda dan pada

saat bersamaan, tubuh kita tetap bergerak sehingga kita akan

kehilangan keseimbangan.Tersandung juga bisa terjadi ketika

kita kehilangan keseimbangan pada saat turun ke tingkat yang

lebih rendah. Penyebab tersandung antara lain:

 Kabel,selang, kawat ataupun benda lain yang melintang di

area pejalan kaki

 Laci yang terbuka

 Pergantian ketinggian yang tidak memiliki tanda di

ujungnya

 Bagian lantai yang hilang

 Tangga yang rusak atau ketinggian tangga yang tidak sama

3. Terjatuh

Terjatuh terjadi ketika pekerja kehilangan keseimbangannya.

Terjatuh dibagi menjadi 2: jatuh di Level yang sama atau jatuh di

level yang di bawahnya. Terjatuh bisa diakibatkan dari:

 Tidak adanya pembatas (railing) yang menahan agar orang

tidak jatuh

 Tidak adanya alat pelindung diri yang menahan orang dari

jatuh
15

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

3.1 Tema dan Judul

Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dan Keselamatan

Bekerja Pada Pedagang di Pasar Hang Tuah Kecamatan Nongsa, Kota Batam

Tahun 2020“

3.2 Penyelenggaraan Kegiatan

3.2.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan pada bulan Juni 2020.

3.2.2 Tempat Pelaksanaan

Adapun tempat penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan di POS UKK Pasar

Hang Tuah dan Puskesmas Kampung Jabi

3.3 Susunan Kegiatan

Terlampir

3.4 Anggaran Biaya

Terlampir
15

Lampiran 1
SUSUNAN KEGIATAN Pengabdian Masyarakat

NO KEGIATAN SASARAN

1. Sosialisasi peningkatan PHBS dan


Keselamatan Pekerja Pasar Masyarakat pekerja pasar

2. Peningkatan peranan POS UKK


Masyarakat pekerja Pasar Kader Pos UKK dan
Pemegang program
Kesehatan Kerja Puskesmas
3. Penyediaan sarana cuci tangan Masyarakat pekerja pasar
15

Lampiran 2
RAB Pelaksanaan Intervensi Pengmas Kelompok 1 Tahun 2020

A. Perlengkapan (Sarana Fisik)

NO NAMA BARANG QTY HARGA TOTAL

1 Westafel portabel 1 bh Rp. 590.000 Rp. 425.000


2 Sabun cuci tangan 10 pcs Rp. 40.000 Rp. 400.000
3 Pipa (uk 1 inc) AW 2m Rp. 60.000 Rp. 60.000
4 Keran pvc 1 bh Rp. 60.000 Rp. 60.000
5 Elbow pipa 2 bh Rp. 15.000 Rp. 30.000
6 Lem pipa 2 bh Rp. 30.000 Rp. 60.000
7 Semen 2 sak Rp 85.000 Rp. 170.000
8 Upah Tukang 1 Rp 150.000 Rp 150.000
TOTAL Rp. 1.355.000,-

B. Sosialisasi

NO NAMA BARANG QTY HARGA TOTAL

1 Brosur 30 Rp. 5.000 Rp. 150.000


2 Spidol 2 Rp 15.000 Rp. 30.000
3 Sarung tangan karet 10 Rp 35.000 Rp 350.000
4 APAR 3 kg 1 Rp 400.000 Rp 400.000
5 Snack 45 Rp 10.000 Rp 450.000
6 Poster 10 Rp 7.000 Rp 70.000
TOTAL Rp. 1.450.000
TOTAL KESELURUHAN Rp. 2.805.000,-

Anda mungkin juga menyukai