Anda di halaman 1dari 4

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.1 Edisi Februari 2020
PENYULUHAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DAN OBAT
TRADISIONAL INDONESIA UNTUK PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA SALAM
BUE
Oleh :
Yulia Vera1), Susi Yanti2)
1,2
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan
1
email : yulivera38@gmail.com

Abstrak
Program pengabdian kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat dan obat trasdisional
untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit hipertensi telah dilakukan di desa Salam Bue. Tujuan
pengabdian masyarakat ini adalah untuk untuk memberikan edukasi tentang manfaat tanaman obat keluarga
(TOGA) untuk pertolongan pertama gangguan kesehatan ringan dan memberikan edukasi tentang obat
tradisional yang berpotensi untuk mengobati dan mencegah penyakit hipertensi. Metode yang digunakan dalam
pengabdian kepada masyarakat ini adalah Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini
adalah menggunakan metode presentasi dan menunjukkan secara langsung sample tumbuhan yang berpotensi
untuk mengobati dan mencegah penyakit hipertensi.. Kesimpulan yang dapat diambil setelah kegiatan
penyuluhan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta khususnya orang tua tentang
manfaat tumbuhan obat, maca-macam tumbuhan obat beserta fungsinya terhadap berbagai penyakit, defenisi
penyakit hipertensi, factor-faktor penyebab hipertensi dan cara pencegahan/ penanggulangan penyakit
hipertensi. Selain itu, peserta mampu menerapkan pemeliharaan tanaman TOGA keluarga dan mengkonsumsi
tanaman obat dalam mengatasi penyakit-penyakit seperti hipertensi. Saran yang dapat di berikan agar
masyarakat khususnya orang tua dengan usia diatas 40 tahun lebih cerdas dalam memanfaatkan pekarangan
rumah untuk menanam TOGA dan memanfaatkan tumbuhan sekitar yang berpotensi sebagai obat.

Kata Kunci : Obat, Hipertensi, Tradisional

1. PENDAHULUAN kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal


Hipertensi merupakan masalah kesehatan di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut
masyarakat di seluruh dunia. Joint Nation dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup
Committeon Prevention, Detection, Evaluation, and manusia, dan perkembangan pola penyakit (Paulus,
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC VII) 2012).
menyatakan hampir satu miliar orang menderita Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
hipertensi di dunia. Sedangkan prevalensi bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
hipertensi di Indonesia tahun 2011 adalah 31,7% bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Sekitar campuran dari bahan tersebut yang secara turun
80% penderita hipertensi tersebut tergolong temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
hipertensi essensial (Azizah, 2011). dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
Sebagian besar pasien hipertensi di masyarakat.
menggunakan obat bahan alam selain obat Mengubah kesadaran, pola pikir dan gaya
hipertensi konvensional. Seluruh pasien hidup masyarakat memerlukan adanya sosialisasi.
menggunakan obat bahan alam yang secara teori Pemerintah melalui kementerian kesehatan secara
memang terbukti menurunkan tekanan darah. terus-menerus mensosialisasikan tanaman obat
Namun demikian hanya 15,2% pasien yang keluarga (TOGA) dan memotivasi masyarakat agar
menggunakan obat bahan alam sesuai dengan menanam tanaman obat-obatan. Bekerja sama
peraturan BPOM tentang kriteria jamu. Hasil dengan Dinas Kesehatan dan Pembina
penelitian ini menunjukkan masih perlunya edukasi Kesejahteraan Keluarga (PKK) di masing-masing
penggunaan obat bahan alam di masyarakat sebagai kabupaten di Indonesia, sosialisasi TOGA terus
terapi komplementer untuk hipertensi (Paramita, dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan hingga
2017) pengadaan lomba Desa atau Kota Pelaksana
Pemanfaatan herbal untuk pemeliharaan Terbaik Kegiatan Pemanfaatan Hasil TOGA hingga
kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini tingkat nasional. Salah satu kota yang berhasil
sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, menjuarai lomba Desa atau Kota Pelaksanaan
terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan. Terbaik Kegiatan Pemanfaatan Hasil TOGA tingkat
Dengan maraknya gerakan kembali ke alam (back nasional yang diadakan oleh PKK Pusat adalah
to nature), Kota Karang Anyar (Aini, 2017). Tiga tahap
keberhasilan sosialisasi pemanfaatan tanaman obat

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 11


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.1 Edisi Februari 2020
keluarga yang dilakukan oleh Tim Pergerak PKK, berbagai penyakit, defenisi penyakit
yakni persiapan, pelaksanaan serta evaluasi dan hipertensi, factor-faktor penyebab hipertensi
monitoring (Susanto, 2017). dan cara pencegahan/ penanggulangan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) penyakit hipertensi.
tahun 2013 menunjukkan bahwa 30,4% rumah 4. Tim penyuluhan memberikan sample
tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan tumbuhan obat yang dapat dibudidayakan di
kesehatan tradisional, diantaranya 49% rumah pekarangan tumah sebagai TOGA yang dapat
tangga memanfaatkan ramuan obat tradisional. digunakan oleh keluarga sendiri. Selain itu tim
Sementara itu, Riskesdas tahun 2010 menunjukkan penyuluhan mejelaskan cara mengkonsumsi
60% penduduk Indonesia diatas usia 15 tahun tumbuhan obat yang berkhasiat untuk
menyatakan pernah minum jamu, dan 90% mencegah maupun mengobati penyakit
diantaranya menyatakan adanya manfaat minum hipertensi.
jamu (Aditama, 2014). 5. Monitoring kegiatan setelah penyajian materi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk kepada peserta penyuluhan.
memberikan edukasi tentang manfaat tanaman obat 6. Dilakukan evaluasi terhadap peserta
keluarga (TOGA) untuk pertolongan pertama penyuluhan setelah penyajian materi berupa
gangguan kesehatan ringan dan memberikan Tanya jawab seputar materi yang telah
edukasi tentang obat tradisional yang berpotensi dijelaskan untuk mengukur pemahaman
untuk mengobati dan mencegah penyakit peserta terhadap tumbuhan obat dan obat
hipertensi. tradisional yang dapat mencegah maupun
mengobati penyakit hipertensi.
2. METODE PENELITIAN
Pengabdian kepada masyarakat tentang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional Hasil kegiatan dari pengabdian kepada masyarakat
Indonesia untuk pencegahan dan penanggulangan ini adalah sebagai berikut :
penyakit hipertensi dilakukan didesa Salam Bue 1. Sebelum mulai penyajian materi, penyuluhan
oleh tim pengandian yang terdiri dari 2 orang dosen diawali dengan merespon peserta/ masyarakat
Prodi Farmasi Universitas Aufa Royhan di Kota mengenai tumbuhan obat dengan beberapa
Padangsidimpuan serta didampingi oleh mahasiswa pertanyaan. Dari jawaban yang di berikan oleh
prodi Farmasi program sarjana. peserta bahwa 30% masyarakat/ peserta telah
Peserta penyuluhan pemanfaatan tanaman menggunakan obat tradisional sebagai obat
obat dan obat tradisional Indonesia untuk untuk pencegahan atau pengobatan penyakit
pencegahan dan penanggulangan penyakit baik secara rutin atau tidak.
hipertensi adalah orang tua usia diatas 40 tahun 2. Kemudian, nara sumber memberikan beberapa
masyarakat desa Salam Bue. materi mengenai manfaat tumbuhan obat,
Metode yang digunakan pada pengabdian kepada maca-macam tumbuhan obat beserta fungsinya
masyarakat ini adalah berupa presentasi/ penjelasan terhadap berbagai penyakit, defenisi penyakit
materi tentang manfaat tumbuhan obat, maca- hipertensi, factor-faktor penyebab hipertensi
macam tumbuhan obat beserta fungsinya terhadap dan cara pencegahan/ penanggulangan
berbagai penyakit, defenisi penyakit hipertensi, penyakit hipertensi. Seperti cara berikut ini :
factor-faktor penyebab hipertensi dan cara Cara Meramu Atau Meracik Tanaman Herbal
pencegahan/ penanggulangan penyakit hipertensi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa frekuensi
Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian konsumsi tanaman herbal dalam pengelolaan
masyarakat adalah sebagai berikut : hipertensi informan adalah sebagai berikut:
1. Mengurus perijinan pengabdian kepada a. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi, Linn)
masyarakat dari LPPM Universitas Aufa Dalam pengobatan hipertensi dengan
Royhan di Kota Padangsidimpuan. belimbing wuluh dikonsumsi 1 gelas 1-2 kali
Kemudian, melakukan survey lokasi ke desa dalam sehari. Mengkonsumsi 3 buah
Salam Bue untuk melakukan kegiatan belimbing wuluh dan direbus dengan air
penyuluhan. bersih sampai mendidih sampai tersisa 1
2. Menyusun jadwal kegiatan yang disesuaikan gelas, saring dan kemudian di minum setelah
dengan kegiatan masyarakat khususnya orang makan pagi dinilai dapat menurunkan tekanan
tua dengan usia diatas 40 tahun. Kegiatan ini darah.
dilakukan selama 1 hari. b. Belimbing Manis (Averrhoa carambola, Linn)
3. Sebelum dilaksanakan penyuluhan, tim Dalam pengobatan hipertensi dengan
pengabdian masyarakat di bantu oleh belimbing manis dikonsumsi 2 buah sehari.
peserta/warga mempersiapkan peralatan dan Mengkonsumsi belimbing manis 2 buah
bahan yang dibutuhkan dalam penyuluhan ini. berukuran sedang (100-200 gram) dimakan
Penyuluhan diawali dengan penyajian materi setelah makan pagi dan malam hari, masing-
tentang manfaat tumbuhan obat, maca-macam masing 1 buah bisa untuk mengurangi kadar
tumbuhan obat beserta fungsinya terhadap kolesterol di dalam tubuh.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 12


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.1 Edisi Februari 2020
c. Teh Hijau (Camelia sinensis) kenalan harus terus dijaga mengingat
Dalam pengobatan hipertensi dengan teh hijau pemanfaatan tanaman obat asli Indonesia
dikonsumsi 1-2 gelas sehari. Mengkonsumsi tersebut adalah kearifan lokal warisan dari
teh hijau sebanyak 100-200 mg dengan cara nenek moyang yang harus dilestarikan.
diseduh dengan 400 ml air dikonsumsi sehari Namun demikian, masih perlu diperluas lagi
sekali dengan frekuensi konsumsi selama 2 jenis – jenis tanaman obat yang dimanfaatkan.
minggu dapat meninggkatkan kesehatan 6. Narasumber memberikan saran dalam bentuk
jantung dan metabolisme tubuh. catatan bahwa masih perlu diperbanyak lagi
d. Bawang Putih ( Allium sativum, Linn) jenis – jenis tanaman obat yang ditanam. Lebih
Dalam pengobatan hipertensi dengan bawang lanjut narasumber menegaskan perlunya ada
putih “Apotik Hidup” di setiap dusun, misalnya
dikonsumsi 1-2 siung bawang putih sehari 1-2 dengan memanfaatkan tanah di sekitar Balai
kali. Mengkonsumsi bawang putih secara Desa, sehingga dapat dipelihara dan
teratur sebanyak 40 gram ( dua sampai tiga dimanfaatkan bersama bagi warga yang
siung) sehari selama 10 minggu dapat membutuhkan.
menurunkan kadar kolesterol dalam pembuluh 7. Tahap Terakhir peserta mengucapkan rasa
darah. terima kasih kepada narasumber/tim
e. Melon (Cucumis Melo) penyuluhan.
Dalam pengobatan hipertensi dengan melon
dikonsumsi sehari satu kali satu potong. 4. KESIMPULAN
Mengkonsumsi buah melon satu potong (200- Kesimpulan yang dapat diambil setelah
300 gram) setiap hari dapat menghentikan kegiatan penyuluhan ini adalah bertambahnya
penggumpalan sel darah yang dapat memicu pengetahuan dan keterampilan peserta khususnya
timbulnya penyakit hipertensi dan jantung. orang tua tentang manfaat tumbuhan obat, maca-
f. Mentimun (Cucumis sativus) macam tumbuhan obat beserta fungsinya terhadap
Dalam pengobatan hipertensi dengan berbagai penyakit, defenisi penyakit hipertensi,
mentimun dikonsumsi 1-2 buah perhari. factor-faktor penyebab hipertensi dan cara
Mengkonsumsi mentimun sebanyak 100 gram pencegahan/ penanggulangan penyakit hipertensi.
sehari selama 30 hari berturut-turut dapat Selain itu, peserta mampu menerapkan
menurunkan tekanan darah pada orang pemeliharaan tanaman TOGA keluarga dan
dewasa. mengkonsumsi tanaman obat dalam mengatasi
g. Seledri (Apium graveolens, Linn) penyakit-penyakit seperti hipertensi. Saran yang
Dalam pengobatan hipertensi dengan seledri dapat di berikan agar masyarakat khususnya orang
dikonsumsi sehari 1-2 sendok sehari 2 kali. tua dengan usia diatas 40 tahun lebih cerdas dalam
Mengkonsumsi daun seledri sebanyak 40 memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam
gram direbus dengan dua gelas air (400 ml) TOGA dan memanfaatkan tumbuhan sekitar yang
hingga didapatkan segelas air (200 ml) berpotensi sebagai obat. Selain itu perlu
kemudian disaring dan diminum dua kali, pagi diupayakan penyuluhan serupa agar dapat
100 ml dan sore 100 ml selama tiga hari dilakukan di desa lainnya sehingga dapat
berturut-turut mampu menurunkan tekanan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lebih luas
darah. yang lebih baik.
3. Setelah memberikan tips cara mengkonsumsi
obat tradisional untuk pencegahan dan 5. REFERENSI
pengobatan hipertensi, narasumber Aditama TY. (2014). Jamu dan Kesehatan. Badan
memberikan contoh-contoh sample tumbuhan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
secara langsung dapat dibudidayakan secara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
mandiri diperkarangan rumah. Dan Jakarta.
masyarakat/ peserta lebih memanfaatkan Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.
tumbuhan sekitar yang berpotensi sebagai obat Yogyakarta. Graha Ilmu.
penyakit tertentu. Paramita, Swandari dkk. 2017. Pola Penggunaan
4. Antusisas para peserta dalam penyuluhan ini di Obat Bahan Alam Sebagai Terapi
tunjukkan dari banyaknya pertanyaan yang KOmplementer Pada Pasien Hipertensi Di
diberikan oleh peserta dan jawaban-jawaban Puskesmas. Jurnal Sains dan Kesehatan Vol
yang diberikan peserta kepada tim penyuluh. 1 (7) : 367-376.
5. Tim penyuluhan/narasumber memberikan Paulus, H. 2012. Herbal Indonesia Berkhasiat. Vol
motivasi sebagai berikut: 10. Depok. Trubus Swadaya
(a) Pola penggunaan tanaman obat yang tumbuh Susanto, A. (2017). Komunikasi Dalam Sosialisasi
di lingkungan rumah yang diungkapkan oleh Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di
ibu-ibu desa Paran Padang ini sudah baik; Kecamatan Margadana. Jurnal Para
(b) Semangat dalam menularkan kebiasaan Pemikir, 6(1).
tersebut kepada anak, saudara maupun

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 13


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.1 Edisi Februari 2020
Syaifuddin, Muh. 2013. Penggunaan Tanaman
Herbal Pada Lansia Penderita Hipertensi di
Kecamatan Gatak Kabuoaten Sukoharjo.
Naskah Publikasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
(https://www.google.com/search?client=fire
fox-b
d&q=obat+tradisional+untuk+hipertensi+pd
f)
Wijayakusuma, H. M. 2008. Ramuan Lengkap
Herbal Sembuhkan Penyakit. Pustaka
Bunda. Jakarta.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 14

Anda mungkin juga menyukai