Bahasa Indonesia Tyo Febri Afdilah
Bahasa Indonesia Tyo Febri Afdilah
Oleh:
Tyo Febri Afdilah
STB. F121 17 013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan rahmat, karunia-Nya, sehingga karya tulis referensi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulisan dan pembuatan karya tulis referensi ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan TPI .
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
dan TPI yang telah membimbing dalam proses pembuatan karya tulis referensi ini. Serta
teman-teman yang telah membantu selama proses pembuatan karya tulis referensi ini.
Harapan saya, semoga karya tulis referensi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi
referensi yang baik bagi yang membacanya. Karya tulis referensi ini juga tidak luput dari
kekurangan dalam pembuatannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat diharapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang ..................................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah .............................................................................................4
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
5
1.4 Batasan
Masalah ...............................................................................................5
1.5 Metode dan
Teknik ...........................................................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Geologi
Regional ..............................................................................................7
2.2 Petroleum
System ...........................................................................................11
2.3 Metode
Gravity ...............................................................................................13
3
4.2 Lapangan Tiaka ..............................................................................................17
4.3 Lapangan Senoro ............................................................................................18
BAB V Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
4
Oleh sebab itu eksplorasi hidrokarbon di Luwuk-Banggai perlu
dilakukan untuk menambah cadangan minyak dan gas agar dapat memenuhi
kebutuhan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana potensi hidrokarbon di daerah Luwuk-
Banggai Untuk mengetahui batuan induk di daerah Cekungan Luwuk-
Banggai
2. Untuk mengetahui metode apa dan menginterpretasikan keadaan
cekungan di daerah Cekungan Luwuk-Banggai
5
Teknik
1. Metode gaya berat dilakukan dengan teknik menggunakan alat
gravimeter untuk mengambil data di lapangan.
2. Pengolahan data, dilakukan koreksi pasang-surut, koreksi apungan,
koreksi lintang, koreksi bouguer, koreksi udara bebas dan koreksi
medan.
3. Kemudian membuat peta anomali.
4. Interpretasikan.
terdahulu yang terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun
6
daerah Cekungan Bandung dan
Udi Hartono
sekitarnya
evolusi tektonik di daerah Cekungan
Wahyudiono
2 2011 Luwuk-Banggai
Gunawan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 2.1 Tataan tektonik Cekungan Luwuk-Banggai (Cekungan
Tomori), Cekungan Salawati dan Sesar Sorong,dengan
interval batimetri 1000 m, dari Charlton (1996)
berdasarkan beberapa sumber.
8
Gambar 2.2 Peta geologi daerah Cekungan Luwuk-Banggai, struktur
di Teluk Tolo berdasarkan Davies (1990), isopach
cekungan (dalam km) mengacu ke Hamilton (1979),
geologi daratan berdasarkan petapeta terbitan Puslitbang
Geologi, dikompilasi oleh Charlton (1996).
9
proses tumbukan antara Mendala Banggai-Sula dan Mendala Sulawesi Timur
yang ditandai oleh hadirnya endapan mollasa.
Menurut Surono drr. (1994) pada zaman Akhir Kapur kerak samudera
bergerak ke barat menunjam di pinggiran benua, bersamaan ini Mandala
Sulawesi Timur mengalami deformasi pertama. Selanjutya diikuti evolusi
tektonik Tersier.
10
pada Akhir Miosen, sedangkan menurut Villeneuve drr. ( 2002, dalam
Wahyudiono dan Gunawan, 2011) terjadi pada Pliosen Tengah.
Gambar 2.3 Evolusi tektonik Sulawsi timur dan Banggai Sula selama
Miosen Awal - Pliosen Akhir (Garrard dkk, 1988).
3. Fase Pasca- Tumbukan
Pada Pliosen Akhir Cekungan Luwuk-Banggai telah terbentuk dan
diikuti pengendapan sedimen mollasa di cekungan tersebut, serta
cekungan di sebelah timur Pulau Peleng dan Pulau Banggai, yang
merupakan Paparan Taliabu.
2.2 Petroleum System
Merupakan sebuah sistem yang menjadi panduan utama dalam
eksplorasi hidrokarbon. Sistem ini digunakan untuk mengetahui keadaan
geologi dimana minyak dan gas bumi terakumulasi. (Koesoemadinata,1980)
1. Batuan Sumber
Batuan sumber adalah batuan yang merupakan tempat minyak dan
gas bumi terbentuk. Pada umumnya batuan sumber ini berupa lapisan
serpih (shale) yang tebal dan mengandung material organik. Secara
statistik disimpulkan bahwa prosentasi kandungan hidrokarbon tertinggi
11
terdapat pada serpih, yaitu 65%, batugamping 21%, napal 12% dan
batubara 2%.
Kadar material organik dalam batuan sedimen secara umum
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Koesoemadinata,1980) antara lain
lingkungan pengendapan dimana kehidupan organisme berkembang
secara baik, sehingga material organik terkumpul, pengendapan sedimen
yang berlangsung secara cepat, sehingga material organik tersebut
tidak hilang oleh pembusukan dan atau teroksidasi. Faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah lingkungan pengendapan yang berada pada
lingkungan reduksi, dimana sirkulasi air yang cepat menyebabkan tidak
terdapatnya oksigen. Dengan demikian material organik akan terawetkan.
Proses selanjutnya yang terjadi dalam batuan sumber ini adalah
pematangan. Dari beberapa hipotesa (Koesoemadinata, 1980) diketahui
bahwa pematangan hidrokarbon dipandang dari perbandingan hidrogen
dan karbon yang akan meningkat sejalan dengan umur dan kedalaman
batuan sumber itu sendiri.
2. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan hidrokarbon dari batuan sumber
melewati rekahan dan pori-pori batuan waduk menuju tempat yang
lebih tinggi. Beberapa jenis sumber penggerak perpindahan hidrokarbon
ini diantaranya adalah kompaksi, tegangan permukaan, gaya
pelampungan, tekanan hidrostatik, tekanan gas dan gradien
hidrodinamik (Koesoemadinata,1980).
Mekanisme pergerakan hidrokarbon sendiri dibedakan pada
dua hal, yaitu perpindahan dengan pertolongan air dan tanpa pertolongan
air. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa migrasi hidrokarbon
dipengaruhi oleh kemiringan lapisan secara regional. Waktu
pembentukan minyak umumnya disebabkan oleh proses penimbunan
dan ‘heat flow’ yang berasosiasi dengan tektonik Miosen Akhir.
3. Batuan Reservoar
12
Batuan reservoar merupakan batuan berpori atau retak-retak, yang
dapat menyimpan dan melewatkan fluida. Di alam batuan reservoar
umumnya berupa batupasir atau batuan karbonat. Faktor-faktor yang
menyangkut kemampuan batuan reservoar ini adalah tingkat porositas
dan permeabilitas, yang sangat dipengaruhi oleh tekstur batuan
sedimen yang secara langsung dipengaruhi sejarah sedimentasi dan
lingkungan pengendapannya.
4. Lapisan penutup
Lapisan penutup merupakan lapisan pelindung yang bersifat
tak permeabel yang dapat berupa lapisan lempung, shale yang tak retak,
batugamping pejal atau lapisan tebal dari batuan garam. Lapisan ini
bersifat melindungi minyak dan gas bumi yang telah terperangkap agar
tidak keluar dari sarang perangkapnya.
5. Perangkap
Secara geologi perangkap yang merupakan tempat terjebaknya
minyak dan gasbumi dapat dikelompokan dalam tiga jenis perangkap,
yaitu perangkap struktur, perangkap stratigrafi dan perangkap kombinasi
dari keduanya.
Perangkap struktur banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik. Perangkap stratigrafi
dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan
fasies batuan dan ketidakselarasan. Adapun perangkap kombinasi
merupakan perangkap paling kompleks yang terdiri dari gabungan antara
perangkap struktur dan stratigrafi.
13
Survei dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai
percepatan gravitasi di area survei tersebut. Perubahan percepatan pada satu
titik dengan titik lain disekitarnya menandakan adanya perbedaan kandungan
yang ada dibawah permukaan bumi.
Harga gravitasi yang terukur pada alat gravimeter bukan nilai gravity asli
pada titik pengukuran tersebut, melainkan total gaya percepatan yang dimiliki
oleh suatu titik akibat berbagai sumber:
- Posisi bumi dalam pergerakan tata surya, terutama bulan dan matahari
(pasang surut)
- Perbedaan lintang dipermukaan bumi
- Perbedaan ketinggian permukaan bumi (elevasi)
- Efek topografi
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
digabungkan dengan data geofisika (gaya berat) hasil penelitian Pusat Survei
Geologi (Subagio dkk, 2012)
Metode gravity merupakan salah satu metode geofisika yang dapat
digunakan untuk mengetahui keberadaan cekungan, dimana prinsip utama
dari metode ini adalah mengukur variasi perbedaan gravitasi berdasarkan
variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah.
Survei dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai
percepatan gravitasi di area survei tersebut. Perubahan percepatan pada satu
titik dengan titik lain disekitarnya menandakan adanya perbedaan kandungan
yang ada dibawah permukaan bumi.
16
gaya percepatan yang dimiliki oleh suatu titik akibat berbagai sumber.
Untuk menghindari efek perubahan nilai gravitasi akibat adanya pengaruh
yang tidak dikehendaki, maka dalam perhitungan nilai gravity diperlukan
adanya koreksi.
4. Setelah pengolahan data dan koreksi, dilanjutkan dengan membuat peta
anomali bouguer.
5. Setelah itu tugas seorang ahli geologi, yaitu menginterpretasikan
bagaimana keadaan cekungan di daerah tersebut.
BAB IV
17
Gambar 4.1 Peta anomaly sisa daerah cekungan Luwuk-Banggai
18
Lapangan Tiaka-1 hingga Tiaka-8 terletak 15 kilometer di lepas
pantai Teluk Tolo lapangan ini pada penampang seismik membentuk tinggian
antiklin (Gambar 4.2). Titik pemboran Tiaka-1,2 membentuk struktur antiklin
dan sesar naik (Thrustsheet anticline play typ3) (Hasanusi, 2004).
Data lokasi sumur Tiaka-3 hingga Tiaka-8 tidak diketahui tapi diduga
titik bor terletak pada tinggian antiklin ke arah timurlaut. Diinformasikan
sumur Tiaka-7 tidak menghasilkan hidrokarbon (dry hole). Data gayaberat
kearah lepas pantai berjarak lima kilometer sehingga kebenarannya kurang
akurat.
19
Gambar 4.3 Peta anomal sisa dan struktur bawah
permukaan di daerah lapangan Tiaka dan
sekitarnya (modifikasi dari Subagio dkk, 2011).
Pada peta anomali sisa gaya berat daerah lapangan Tiaka tampak
adanya sejumlah struktur lipatan berarah hampir utara – selatan (Gambar 4.3).
Tampak bahwa titik-titik bor berada pada sayap antiklin di daerah lepas
pantai Teluk Tolo. Namun masih terdapat beberapa struktur tutupan yang
mungkin berpotensi sebagai perangkap hidrokarbon, misalnya struktur
antiklin di selatan Boba, dan struktur antiklin di daerah Baturube.
20
Gambar 4.4 Peta anomali sisa gaya berat daerah Lapangan
Senoro (Subagio dkk, 2012).
21
meter dengan batuan waduk batugamping terumbu, mempunyai cadangan 3.7
trilliun kubik gas dan 65 milliar barel minyak bumi. Besarnya kandungan gas
pada lapangan ini diakibatkan oleh suplai migas dari daerah sebelah barat dan
sebelah timur lepas pantai yang merupakan “Oil Kitchen”. Dikatakan dapur
migas hanya terbentuk dii cekungan sebelah barat (Gambar 4.6) (Hasanusi
dkk, 2004).
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Cekungan Luwuk-Banggai diketahui memiliki kandungan hidrokarbon.
Kandungan hidrokarbon yang dihasilkan berasal dari batuan induk yang
telah matang secara temperatur dan telah bermigrasi ke jebakan yang
tepat.
- Struktur antiklin yang berasosiasi dengan sesar naik, serta batugamping
terumbu build-up berperan penting sebagai batuan waduk dan perangkap
migas di Lapangan Tiaka dan Senoro.
- Dari hasil penelitian geofisika (gaya berat) dikenal beberapa tinggian
struktur antiklin yang dapat disarankan digunakan untuk penentuan titik
bor berikutnya untuk mendapatkan cadangan migas. Penentuan titik-titik
bor ini juga merujuk pada struktur yang berkembang sesuai data seismik.
5.2 Saran
Pada pembahasan karya tulis referensi ini masih terdapat kekurangan
dari segi bahasa maupun sumber yang digunakan terbatas. Sehingga kami
menyarankan agar pada pembuatan karya tulis referensi kedepannya
menggunakan referensi yang lebih banyak dan terpercaya.
23
Tahap
Persiapan
Penentuan Topik
Perumusan Masalah
Tahap
Pengambilan Pemilihan Wiliyah Data LAPANGAN
Data
Petroleum sistem
Metode Gravity
Tahap
penyusunan
laporan EKSPLORASI HIDRO KARBON DAERAH
CEKUNGAN BANGAI
24
DAFTAR PUSTAKA
Barber, P., et al, 2003, Paleozoic and Mesozoic petroleum system in the Timor
and Arafura Sea, Eastern Indonesia, Proceedings of the 29th Annual
Indonesian Petroleum Association Convention, Jakarta, October 14-16,
2003, pp 485 – 500.
Daly, M.C., B.G.D. Hooper, & D.G. Smith, 1987, Tertiary Plate Tectonics and
Basin volution in Indonesia, Proceeding of Sixth Regional Conference on
the Geology, Mineral and Hydrocarbon Resources of Southeast Asia, IAGI,
Jakarta, 1987, pp. 105-134.
Directorate General of Oil and Gas, 2010, Joint Study Petroleum Prospect of
Arafura II Sea Area, offshore South Papua, Indonesia, October 2010
(unpublished).
LEMIGAS, 2011, Konsinyering dan Presentasi Hasil Kaji Ulang Data Geoscience
untuk Peningkatan Kualitas Informasi Wilayah Kerja Baru Migas, Balitbang
ESDM, Puslitbang Teknologi Migas LEMIGAS, Makassar 20-22
September 2011 (tidak dipublikasikan).
25