Garuda1614974 PDF
Garuda1614974 PDF
2 Tahun 2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fortifikasi daging ikan layang terhadap
karakteristik mutu hedonik kerupuk ubi jalar. Faktor perlakuan penelitian adalah konsentrasi daging ikan
layang yang berbeda yang formula kerupuk terdiri dari 30%, 50% dan 70%. Parameter organoleptik
mutu hedonik meliputi kenampakan, aroma, rasa dan tekstur. Penelitian ini di analisis menggunakan
Kruskal Wallis menunjukkan bahwa fortifikasi daging ikan layang yang berbeda memberikan pengaruh
nyata. Hasil uji Bayes dari mutu hedonik menunjukkan bahwa produk terpilih adalah formula C dengan
komposisi daging ikan 70%, rumput laut 75% dan tepung ubi jalar 100%. Hasil mutu hedonik produk
terpilih memiliki kriteria kenampakan utuh, rapi, bersih, kurang homogen, ketebalan tidak rata, warna
coklat, rasa ikan cukup kuat, aroma ikan cukup kuat dan tekstur kering, agak getas. Fortifikasi daging
ikan layang dapat meningkatkan protein, lemak, air, aroma dan rasa, namun menurunkan nilai
kenampakan, tekstur dan karbohidrat.
Kata kunci : Mutu, fortifikasi, kerupuk, ikan layang (Decapterus ruselli)
35
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
36
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
melimpah serta mudah dibudidayakan. Proses layang segar dari tahun 2010-2012 mengalami
pembuatan tepungnya dapat dilakukan oleh peningkatan rata-rata sebesar 3%, namun pada
industri rumah tangga. Oleh karena itu tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 16%
pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan baku dan meningkat kembali pada tahun 2014
industri perlu dimasyarakatkan dan sebesar 24%, hal tersebut menunjukan bahwa
dikembangkan. Menurut Herudiyanto dkk ikan layang (Decapterus sp.) tersedia dalam
(2008) dalam Ginting (2010), ubi jalar ini sangat jumlah yang cukup banyak sehingga dapat
potensial sebagai bahan baku produk-produk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk
pangan berbasis tepung dan mampu bersaing pangan (DPK Provinsi Gorontalo, 2014). Selain
dari segi kualitas produk yang dihasikan. Dalam itu harga jual ikan layang masih relatif murah
penelitian ini digunakan ubi yang memiliki dan penggunaannya masih terbatas umumnya
daging ubi warna putih. Menurut Irfansyah hanya sebagai ikan konsumsi seperti digoreng
(2001), ubi jalar merupakan sumber sehingga perlu upaya diversifikasi hasil olahan
karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup perikanan lainnya.
tinggi dibandingkan dengan ubi kayu yang II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
merupakan bahan pembuatan tepung tapioka,
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
ubi jalar memiliki kandungan vitamin A dan C,
bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2019 di
serta energi yang lebih tinggi.
Kota Gorontalo. Pengujian organoleptik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
bertempat di Laboratorium Bioteknologi dan
oleh Kasim (2016), kerupuk ubi jalar yang
Karakteristik Hasil Perikanan Fakultas
difortifikasi dengan bubur rumput laut sebanyak
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri
50 gr, 75 gr dan 100 gr menghasilkan kadar air
Gorontalo.Pengujian kimiawi sampel dilakukan
yaitu berkisar antara 7,12-7,73 %, kadar abu
di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan
3,89-3,97 %, kadar lemak 15,92-22,90 %,
Bioteknologi LPPM Jl. Kamper Kampus IPB
protein 3,88-4,25 %, serat kasar 4,91-5,41 %
Darmaga Bogor.
dan karbohidrat 61,54-68,82 %. Kadar protein
2.2 Alat dan Bahan untuk Pembuatan
yang dihasilkan belum memenuhi persyaratan Tepung dan Kerupuk
Alat yang digunakan dalam pembuatan
protein kerupuk berdasarkan (SNI: 01-4307-
tepung dan kerupukyaitu oven, timbangan
1996).
analitik, pisau, wadah, sendok, talenan, kompor,
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan
alat pengering.Sedangkan alat yang digunakan
Kelautan Provinsi Gorontalo produksi ikan
37
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
menit dan ditiriskan. Ubi jalar yang telah diiris Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Sumber: Kasim (2017)
disusun dalam wadah aluminium dan dimasukkan
ke dalam oven untuk dikeringkan. Pengeringan 2. Proses Pembuatan Bubur Rumput
Laut (Pakaya, 2014)
menggunakan metode oven dengan suhu70oC Pembuatan bubur rumput laut diawali
selama 9 jam.Ubi jalar yang telah dikeringkan, dengan perendamanrumput laut dengan air
dihaluskan dengan menggunakan mesin bersih. Perendaman ini dilakukan karena rumput
penggiling, kemudian diayak dengan laut yang akan digunakan adalah rumput laut
menggunakan ayakansehingga diperoleh tepung kering K. alvarezii. Perendaman dilakukan selama
ubi jalar yang halus dan kering. Adapun diagram tiga hari dan dilakukan pergantian air rendaman
alir pembuatan tepung ubi jalar adalah sebagai setiap 12 jam. Perbandingan air rendaman yang
berikut: digunakan untuk merendam rumput laut yaitu 4 :
1. Alur proses pembuatan bubur rumput laut
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:
38
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
Rumput laut (K. alvarezii) gr, selanjutnya bawang putih, garam, gula, putih
telur dihomogenkan kemudian ditambahkan
Umur panen 45 hari
sedikit demi sedikit lumatan daging ikan, bubur
Perendaman selama 3 hari dengan rumput laut dan tepung ubi jalar sesuai jumlahnya
air bersih
masing-masing kemudian dihomogenkan dan
ditambahkan air sebanyak 20 ml. Selanjutnya
Pencucian dengan air bersih
adonan dimasukkan ke dalam plastik
39
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
dilihat pada Tabel 5. Semua komposisi bahan bertujuan untuk mengetahui respon terhadap
yang digunakan dalam Tabel 6 berdasarkan berat sifat-sifat produk yang lebih spesifik. Uji mutu
tepung ubi jalar. hedonik yang dilakukan menggunakan 4 kriteria
Tabel 6. Formulasi kerupuk ikan layang sebagai parameter penilaian yaitu kenampakan,
Berat Bahan Dalam Berat Tepung (100 gr)
Bahan
rasa, aroma dan tekstur.
Formulasi Formulasi B Formula C
K Formulasi A
Kerupuk disajikan secara acak dengan
Daging Ikan Layang 0 gr 30 gr 50 gr 70 gr
Bubur Rumput Laut 75 gr 75 gr 75 gr kode tertentu. Kemudian panelis diminta untuk
75 gr
Tepung Ubi Jalar 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr
Garam 3 gr 3 gr 3 gr memberikan
3 gr penilaian terhadap kenampakan,
Gula 5 gr 5 gr 5 gr
rasa, 5aroma
gr
dan tekstursesuai dengan kriteria
Bawang Putih 5 gr 5 gr 5 gr 5 gr
Putih Telur 15 gr 15 gr 15 gr yang15telah
gr ditentukan. Scoorsheet mutu hedonik
Sumber: (Trial and Error)
yang digunakan dalam bentuk kertas.
Proses pembuatan kerupuk dilakukan
seperti pada penelitian pendahuluan. Kemudian III. HASIL DAN PEMBAHASAN
empat formula kerupuk yaitu 0 gr (tanpa daging 3.1 Mutu Hedonik Kerupuk yang Difortifikasi
ikan), 30 gr, 50 gr dan 70 gr dilakukan uji dengan Rumput Laut
1. Tekstur
organoleptik mutu hedonik, proksimat dan uji Histogram tekstur kerupuk fortifikasi
tekstur. daging ikan layang dapat dilihat pada
2.2.4.1 Organoleptik Mutu Hedonik Gambar 8.
Pengujian organoleptik yang dilakukan
a a
adalah uji penerimaan yakni uji mutu hedonik 8,68 8,60 b
Nilai Mutu Hedonik
10
7,16 c
kerupuk. Menurut Susiwi (2009), uji mutu hedonik 8 5,40
Tekstur
40
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
Hedonikr Aroma
organoleptik mutu hedonik tekstur kerupuk 5,32
Nilai Mutu
berada pada kisaran 5,40 – 8.68. Nilai mutu 5
41
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
yang kuat sehingga semakin tinggi fortifikasi homogen, ketebalan tidak rata, warna coklat.
daging ikan layang menyebabkan aroma Sedangkan nilai mutu hedonik terendah
kerupuk yang dihasilkan cenderung lebih kuat. terdapat pada formula D (fortifikasi daging ikan
Aroma kuat yang dihasilkan oleh kerupuk 70%) yaitu 6.32 utuh, rapi, bersih, kurang
diduga berasal dari senyawa volatile yang ada homogen, ketebalan tidak rata, warna coklat.
pada ikan, senyawa volatile pada ikan Kerupuk formula B memiliki nilai mutu hedonik
diantaranya yaitu trimetil pirazin, tetrametil 8.16 dengan kriteria utuh, rapi, bersih, homogen,
pirazin, benzaaldehida, fenil asetaldehida yang ketebalan tidak rata, warna coklat sertaformula C
menyebabkan aroma kerupuk menjadi lebih memiliki nilai mutu hedonik 7.20 dengan kriteria
kuat seiring dengan meningkatnya fortifikasi utuh, rapi, bersih, kurang homogen ketebalan
6
sedangkan formula C dan D berbeda nyata.
4
2 Kenampakan kerupuk fortifikasi daging ikan
0 layang yang berbeda dapat dilihat pada
A B (30%) C (50%) D (70%)
(Kontrol) Gambar 11.
Gambar 10. Histogram kenampakan kerupuk. Huruf
yang sama pada histogram menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata dan sebaliknya.
A B C D
Gambar 10 menunjukkan nilai
Gambar 11. Kenampakan kerupuk fortifikasi daging ikan
organoleptik mutu hedonik kenampakan layang yang berbeda
kerupukberada pada kisaran 6.32 – 8.20. Nilai Keterangan:
mutu hedonik kenampakan tertinggi terdapat A = Tanpa fortifikasi daging ikan layang
B = Fortifikasi daging ikan layang 30%
pada formula A (tanpa fortikfikasi daging ikan) C = Fortifikasi daging ikan layang 50%
D = Fortifikasi daging ikan layang 70%
yaitu 8.20 dengan kriteria utuh, rapi, bersih,
42
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
reaksi antara protein dan gula pereduksi yang rasa ikan kurang kuat.
menyebabkan warna cokelat pada makanan. Hasil uji Krukal wallis menunjukkan
Pada reaksi ini, asam-asam amino terutama bahwa penambahan daging ikan layang pada
lisin berikatan dengan glukosa dan fruktosa kerupuk berbahan ubi jalar dan rumput laut
membentuk produk akhir melanoidin. memberikan pengaruh nyata pada rasa produk
(Lampiran 5). Hasil uji Duncan diperoleh bahwa
4. Rasa formula A, B, C dan D berbeda nyata.Rasa
Histogram rasa kerupuk fortifikasi
daging ikan layang dapat dilihat pada Gambar kerupuk yang berbeda disebabkan karena
12. adanya pengaruh fortifikasidaging ikan layang
yang berbeda. Semakin tinggi jumlah daging
c
b d ikan layang yang ditambahkan nilai mutu
7,84
Nilai Mutu Hedonik Rasa
a 7,32 8,68
10
5,20 hedonik terhadap rasa semakin meningkat
karena rasa dari daging ikan layang semakin
5
kuat. Rasa kerupuk diduga berasal dari salah
satu asam amino protein ikan yaitu asam
0
A B (30%) C (50%) D (70%) glutamte yang dapat memberikan rasa lezat
(Kontrol)
pada produk pangan. Rasa yang terdapat pada
Gambar 12. Histogram rasa kerupuk. Huruf yang sama
pada histogram menunjukkan hasil yang tidak kerupuk juga dapat disebabkan oleh
berbeda nyata dan sebaliknya.
43
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
44
Jambura Fish Processing Journal Vol.1 No.2 Tahun 2019
45