A. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti alasan melakukan sesuatu,
sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593)motivasi didefinisikan
sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.Sondang P. Siagian (2004:138),
memberikan definisi motivasi sebagai daya dorong yang mengakibatkan seseorang mau
dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Oleh karena itu, pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar siswa,
karena belajar tanpa adanya motivasi, sulit untuk berhasil.
b. Pengajaran yang bermotivasi, pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan minat yang ada pada siswa. Pengajaran
yang demikian, sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinitas pada guru untuk
berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar pada siswa. Guru harus
senantiasa berusaha agar siswa pada akhirnya mempunyai motivasi yang baik.
d. Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan motivasi dalam
pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan dalam kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.
Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja melengkapi prosedur mengajar,
tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Dengan
demikian, penggunaan asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar
mengajar.
B. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa
Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum dengan jalan
sebagai berikut:
a) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut Motivasi Instrinsik
(Motivasi Belajar Instrinsik)
Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar, bersumber
pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu sebenarnya dapat
dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui kegiatan belajar. Motivasi belajar
selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun
orang lain memegang peran dalam menimbulkan motivasi itu, yang khas dalam motivasi
ekstrisik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah
kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain.
Berdasarkan uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan antara
lain:
a. Belajar demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar dmei menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang tua).
f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan
kenaikan jenjang/golongan administrasi.
Ketika melakukan aktifitas belajar tidak dapat dipungkiri jika terkadang Anda akan
merasa bosan, malas ataupun timbul perasaan yang lainnya yang menyebabkan semangat
belajar Anda pun menjadi hilang. Hal inilah yang menjadi penyebab beberapa anak yang
duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) merasa malas untuk belajar.
Untuk itu penting bagi Anda untuk mencari cara meningkatkan motivasi belajar diri
sendiri dengan memulai untuk menemukan motivasi belajar siswa smp, contoh motivasi
belajar siswa, hingga cara menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk dapat membantu
Anda, berikut Mamikos memberikan cara meningkatkan minat belajar siswa SMP yang
bisa Anda praktekkan.
1. Memiliki impian
Setiap orang tentu memiliki impiannya masing-masing, meskipun masih duduk di
bangku SMP tentu Anda juga memiliki impian yang ingin Anda capai bukan? Banyak
orang yang percaya bahwa impian ini dapat mengubah kehidupan Anda menjadi lebih
baik lagi di masa depan.
Oleh karena itu Anda pun diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan Anda di
bangku sekolah dulu agar dapat meraih impian Anda. Pelajar yang memiliki impian
cenderung akan lebih termotivasi lagi untuk belajar dibanding dengan pelajar yang tidak
memiliki impian. Mengapa demikian? Karena impian inilah yang menjadi pendorong
mereka secara tidak langsung untuk bertindak dan menyelesaikan pendidikan.