Baginda Rasul
43. Hasad adalah salah satu perilaku tercela. Hasad ini merupakan penyakit hati yang tidak senang
dengan nikmat Allah SWT yang dianugerahkan pada orang lain. Bukan sekedar tidak suka saja, sebab
mereka yang hasad juga berharap agar nikmat dari Allah SWT dihilangkan dari orang tersebut.
44. Liang lahat dibuat memanjang,dari arah utara ke arah selatan. Panjang nya liang kubur disesuaikan
dengan tingginya jenazah.Dalamnya harus cukup,sehingga bau busuk mayat tidak tercium keluar atau
binatang buas pun tidak akan mampu membongkarnya. di dalam liang kubur dibuat liang lahat untuk
menempatkan jenazah.
Mempersiapkan kuburan melebihi lebar badannya kurang lebih 1 meter dan tinggi 2 meter.
Usungan (keranda) diletakkan di sebelah liang kubur dengan berhati hati menurunkannya ke
liang kubur
Tutup keranda dan selubung jenazah dibuka ketika akan memasukkan ke dalam liang kubur
Beberapa orang laki laki turun ke dalam lubang kuburan, terutama keluarga jenazah untuk
menempatkan jenazah di liang lahat dan meratakan tanah yang akan ditimbun
Memasukkan jenazah ke dalam kubur dari arah kaki dengan mendahulukan kepala membujur
dari utara ke selatan dengan posisi kepala di bagian utara dan kaki di bagian selatan, jenazah
dibaringkan
miring menghadap kiblat.
Lepaskan semua ikatan pada kain kafan dan longgarkan kain kafannya
buatlah gumpalan tanah untuk menyangga, yang diletakkan pada bagian belakang badan,
kepala, pinggang, perut, agar tubuh jenazah tidak terlentang
jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat yang sudah digali di tengah tengah kuburan atau di
bagian kanan tepi kuburan
tidak perlu ada azan untuk mayit dalam kuburan karena hal ini tidak sesuai dengan ajaran
rasulullah
Tutuplah kuburan dengan hati hati penuh kasih sayang dengan timbunan tanah yang padat.
salah seorang membacakan doa untuk mayat setelah dimakamkan, adapun yang hadir
mengamini doa tersebut
ِ فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ هَّللا ِ لِنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُكنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل
ِ ب اَل نفَضُّ وا ِم ْن حَوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َوش
َاورْ هُ ْم فِي
َاأْل َ ْم ِر ۖ فَإِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِين
Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertawakkal kepada Nya (Ali Imran : 159)
Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa kita tidak boleh bersikap keras dan harus dengan sikap lemah lembut.
Apabila kita bersikap keras, menggurui, sok tahu, tentu kita justru akan dijauhi oleh orang lain
“Berbicaralah dengan seseorang dengan memperhatikan kadar akalnya atau daya pikir mereka” (HR.
Dailami).
ضلُّ هَّللا ُ َمن يَشَا ُء َويَ ْه ِدي َمن يَشَا ُء ۚ َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم ٍ َو َما أَرْ َس ْلنَا ِمن َّرس
ِ ُُول ِإاَّل بِلِ َسا ِن قَوْ ِم ِه لِيُبَيِّنَ لَهُ ْم ۖ فَي
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan Bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi
penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana (Ibrahim : 4)
Apabila kita hendak membantah, berikan bantahan dan kritikan namun tetap dengan cara yang
baik
َ ك هُ َو أَ ْعلَ ُم بِ َمن
ض َّل عَن َسبِيلِ ِه َ َّة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُم بِالَّتِي ِه َي أَحْ َسنُ ۚ إِ َّن َربOِ يل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم
ِ ِع إِلَ ٰى َسب
ُ ۖ ا ْد
Tidak memaki atau menghina, terlebih menghina seseorang yang berbeda keyakinan
Menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama agama, seperti yang dicontohkan
oleh Nabi Muhammad dengan membuat perjanjian dan melaksanakan dengan penuh komitmen
antara kaum Muslim dengan Yahudi di Madinah.
Menjalin persaudaraan meski berbeda suku, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
antara Kaum Muhajirin dan Kaum Ansar.
Saling tolong-menolong dan menciptakan hubungan yang kondusif antara kaum kaya dengan
kaum yang miskin.
Mengajak sesama manusia dalam berbuat kebaikan, tanpa memaksakan kehendak, bertukar
pikiran tanpa menimbulkan permusuhan, dan memberikan nasihat yang baik, sesuai dengan
contoh Nabi Muhammad dalam berdakwa yang sesuai dengan Surat An-Nahl : 125.