Anda di halaman 1dari 4

Stroke

Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

19 Februari 2020

Pengertian Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan
(stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam
hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan
mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Faktor Risiko Stroke


Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini juga dapat
meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:

 Faktor kesehatan, yang meliputi:

o Hipertensi.

o Diabetes.

o Kolesterol tinggi.

o Obesitas.

o Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau
aritmia.

o Sleep apnea.

o Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.

 Faktor gaya hidup, yang meliputi:

o Merokok.

o Kurang olahraga atau aktivitas fisik.

o Konsumsi obat-obatan terlarang.

o Kecanduan alkohol.
 Faktor lainnya:

o Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke,
berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.

o Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang
yang lebih muda.

Penyebab Stroke
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

 Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan
oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat
berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,
stroke trombotik dan stroke embolik.

 Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan
perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh
darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh
darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu
perdarahan intraserebral dan subarachnoid.

Gejala Stroke
Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung pada
bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi
pada tiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang
mudah untuk dikenali, yaitu:

 Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata
terkulai.

 Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya
lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.

 Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat
sadar.

Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu:

 Mual dan muntah.

 Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).

 Penurunan kesadaran.

 Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.


 Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.

 Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Diagnosis Stroke
Bila mengalami gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Agar bisa
menentukan jenis penanganan yang paling tepat bagi pengidap stroke, dokter akan mengevaluasi terlebih
dahulu jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke.

Sebagai langkah awal diagnosis, dokter bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa
hal, yang meliputi:

 Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien lakukan ketika gejala
tersebut muncul.

 Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

 Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.

 Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga pengidap terkait penyakit jantung, stroke ringan
(TIA), dan stroke.

Kemudian, dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan, yang biasanya diawali dengan
memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan
menggunakan stetoskop.

Dokter juga bisa merekomendasikan pemeriksaan lanjutan, seperti tes darah, CT scan, MRI, elektrokardiografi,
USG doppler karotis, dan ekokardiografi.

Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut berakibat
fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:

 Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang
mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi
akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai
terganggu. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein
thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan.

 Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak
di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke
dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.

 Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya makanan dan
minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal
sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.
 

Pengobatan Stroke
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada jenis stroke yang dialaminya, stroke
iskemik atau stroke hemoragik.

 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol
tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.

 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap
stroke hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.

 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan faktor
risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-
obatan akan diberikan oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi
endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

Pencegahan Stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari
faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:

 Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan
jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya
stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram
atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak
jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian
utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

 Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah
bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta
tekanan darah pada tingkat yang sehat.

 Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena rokok dapat
mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga
mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

 Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika


dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti
diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung
menjadi tidak teratur.

 Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan penyempitan arteri dan
mengurangi aliran darah.

Anda mungkin juga menyukai