Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fitri Ayu Saputri

Nim : 22020118120022

Kelas : A18.1

HUKUM KESEHATAN

A. Memandang Hukum Kesehatan

Sebagian masyarakat memandang hukum sebagai undang-undang yang fungsinya


mengatur segala aktivitas manusia. Hal inilah yang menyebabkan hukum di Indonesia
menjadi beragam karena timbulnya persepsi dari masyarakat yang berbeda-beda. Di dunia
kesehatan memiliki pranata hukum tersendiri yang berfungsi dalam mengatur proses
penyelenggaraan kesehatan. Adanya perangkat hukum kesehatan membantu dalam
menjamin kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik untuk penyelenggara
kesehatan maupun masyarakat yang menjadi penerima pelayanan kesehatan.

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat guna mengatur
segala tingkah laku manusia, menjaga keadilan dan mencegah kekacauan yang ada di
masyarakat. Adapun unsur hukum itu sendiri terdiri dari :

1. Segala aturan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam pergaulan di
masyarakat
2. Peraturan yang diselenggarakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan yang bersifat memaksa
4. Sanksi tegas terhadap segala pelanggaran peraturan

Sebagaimana unsur hukum diatas menjadikan hukum sebagai perintah atau larangan yang
harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap orang.

Hukum kesehatan adalah segala ketentuan hukum yang berhubungan langsung


dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya di masyarakat. Maka
dari itu dilakukan pengaturan hukum dengan dibuat dan disahkannya Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Hukum Kesehatan di Indonesia yang diharapkan dapat
menjadi lebih fleksibel dengan mengikuti segala perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kedokteran. Untuk saat ini hukum kesehatan dibagi menjadi 2 bagian
yaitu Hukum Kesehatan Publik (public health law) dan Hukum Kedokteran (medical law).
Dalam hukum kesehatan publik, pelayanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan di
rumah sakit lebih mendominasi, sedangkan untuk hukum kedokteran lebih mengatur
tentang pelayanan kesehatan pada individual atau perorangan saja.

Di dalam norma atau aturan yang berlaku sebagai sumber hukum yang masih
dipatuhi dan ditaati oleh masyarakat, nilai merupakan bagian terpenting yang dapat
mempengaruhi pribadi dalam masyarakat baik positif maupun negatif. Salah satunya
adalah nilai yang berhubungan dengan kesehatan. Nilai ini erat hubungannya dengan unsur
biologis, manusia dan selalu berusaha agar manusia sehat jiwa raganya.
B. Konsep Hukum Kesehatan di Indonesia

Konsep Hukum Kesehatan

Perbuatan hukum Sanksi hukum Kepatuhan hukum

Sumber Hukum 1. Perdata 1. Analisis


Kesehatan 2. Pidana Hukum
3. Administrasi 2. Interpretasi
Hukum

Sebagaimana peta konsep diatas bahwasanya kesehatan merupakan hal yang


penting dan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat diabaikan begitu
saja. Tanpa hidup yang sehat, manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya
dengan baik.

Sedemikian diatur di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan pada Pasal 1 Angka (11) Ketentuan Umum yang berbunyi : “Upaya Kesehatan
adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah atau masyarakat”. Kemudian dalam
Pasal 4 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dijelaskan bahwa
“setiap orang berhak atas kesehatan”. Maksudnya adalah setiap individu berhak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu, di dalam Pasal 5 Ayat
(1) dan (2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dijelaskan bahwa:

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan.

2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau
Di dalam hukum kesehatan penerapan kaidah-kaidah hukum perdata, hukum
administrasi negara, dan hukum pidana berkaitan langsung dengan seluruh ketentuan-
ketentuan hukum dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang di maksud adalah pelayanan kesehatan yang tujuannya memelihara dan
meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif),
pemulihan (rehabilitasi). Pelayanan kesehatan ini diberikan menyeluruh baik kepada
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat dan lingkungan. Di dalam memberikan
pelayanan kesehatan ada beberapa asas-asas yang perlu diperhatikan, seperti :

A. Asas Legalitas
Asas ini pada dasarnya tersirat di dalam Pasal 23 ayat (1), (2) dan (3) Undang-
Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa :
1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki

3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tenaga kesehatan wajib memiliki


izin dari pemerintah.

B. Asas Keseimbangan
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan keadilan
yang seimbang tidak boleh membeda-bedakan antara satu dengan lainnya baik
untuk kepentingan individu ataupun masyarakat, baik kesehatan secara fisik
maupun mental agar tujuan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dapat tersampaikan.
C. Asas Tepat Waktu
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ketepatan waktu menjadi hal yang
cukup krusial karena mengingat akibat hukum yang ditimbulkan. Asas ini harus
diperhatikan oleh semua petugas medis , ketika petugas medis lalai dalam
memberikan pertolongan kepada pasien dan menimbulkan kerugian pada pasien
maka hukum akan memberikan sanksi yang setimpal. Karena hukum tidak dapat
menerima alasan apapun dalam hal keselamatan nyawa pasien yang terancam.
D. Asas Itikad Baik
Dalam memberikan pelayanan kesehatan sangat penting menerapkan prinsip etis
untuk berbuat baik . hal ini tercermin pada sikap penghormatan atas hak-hak pasien
dan pelaksanaan praktik kedokteran harus sesuai dan patuh terhadap standart
profesi.
E. Asas Kejujuran
Kepercayaan pasien terhadap tenaga medis sangat penting dan dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Asas kejujuran ini harus diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien yang bersangkutan dan jangan sampai menimbulkan kerugian
terhadap pasien. Kejujuran dalam menyampaikan informasi sudah pasti akan sangat
membantu dalam kesembuhan pasien. Kebenaran informasi ini sangat berhubungan
dengan hak setiap manusia untuk mengetahui kebenaran.
F. Asas Kehati-hatian
Pengambilan tindakan oleh tenaga profesional di bidang kesehatan harus
berdasarkan atas ketelitian dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.
Karena kecerobohan dalam bertindak dapat menimbulkan kesalahan fatal yang
akan merugikan dan bahkan mempertaruhkan nyawa pasien. Asas kehati-hatian ini
secara yuridis tersirat di dalam Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yang menentukan bahwa; “Setiap orang berhak menuntut
ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya”.
G. Asas Keterbukaan
Salah satu asas yang ditentukan dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan adalah asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban, yang
secara tersirat di dalamnya terkandung asas keterbukaan. Hal ini dapat
diinterpretasikan dari Penjelasan Pasal 2 angka (9) yang berbunyi ;
“Asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban berarti bahwa pembangunan
kesehatan dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk
kesamaan kedudukan hukum”.
Pelayanan kesehatan dapat tercapai bilamana ada keterbukaan baik dari
tenaga medis maupun dari pasiennya. Karena menjalin hubungan komunikasi yang
baik dapat menumbuhkan rasa saling percaya.

C. Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Hukum Kesehatan


Keberhasilan atas pelayanan kesehatan ditunjang dengan adanya keserasian
antara pasien dengan tenaga kesehatan. Maka dari itu perlindungan dan
kepentingan akan hukum perlu diutamakan. Kenyataannya pemahaman mengenai
hak dan kewajiban masih kurang dipahami bahkan menjadi timpangan dalam
pelaksanaan perlindungan hukum. Selain itu pada kenyataannya kedudukan pasien
lebih rendah dibandingkan kedudukan para tenaga medis sehingga dimata hukum
masih kurang seimbang. Pengetahuan akan pemahaman hak dan kewajiban
sangatlah diperlukan guna meningkatkan kualitas sikap tindak yang cermat dan
hati-hati. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak asasi sosial
manusia selain hak asasi individu. Hak asasi pribadi pasien yang perlu diperhatikan
oleh tenaga medis antara lain :
1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk mati secara wajar
3. Hak atas penghormatan terhadap integritas badaniah dan rohaniah
4. Hak atas tubuh sendiri.

Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak positif yang mana harus dijamin dan
dilindungi. Hal ini diatur dalam undang-undang nomor 9 tahun 1960 tentang
pokok-pokok kesehatan misalnya pada pasal 1 dan 2 yakni :

1. Pasal 1

Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-


tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha kesehatan Pemerintah

2. Pasal 2
Yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-undang ini ialah yang
meliputi kesehatan badan, rohaniah, dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Selain hak yang didapat ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban
moral pasien adalah untuk memelihara kesehatannya. Kewajiban pasien menurut
hukum sebagai berikut :

1. Kewajiban memberikan informasi kepada tenaga medis tentang kesehatannya


sehingga dapat mengambil tindakan secara tepat
2. Kewajiban dalam menaati dan mematuhi aturan dari tenaga medis dalam proses
perawatan
3. Kewajiban menghormati kerahasiaan diri dan kewajiban tenaga kesehatan
untuk menyimpan rahasia
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 1990. Hak Dan Kewajiban Pasien Menurut Hukum Kesehatan.
Hukum dan Pembangunan.121-130

Kajian teori tentang hukum kesehatan, http://repository.unpas.ac.id/33697/1/J.


%20BAB%20II.pdf, diunduh pada tanggal 15 Agustus 2019, pukul 08.30 WIB

Van der Mijn, 1984, ”The Development of Health Law in the Nederlands”,
Makalah yang disampaikan dalam Seminar Sehari ”Issues of Health Law”, Tim
Pengkajian Hukum Kedokteran, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman RI bekerja sama dengan PERHUKI dan PB IDI, Jakarta, hal 2.

Anda mungkin juga menyukai