Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


TENAGA KESEHATAN

Dosen Pembimbing :
Heru Sulistijono, S.Kep.Ns.M.Kes

Disusun Oleh :
Albi Husein Mahendra
P27820318056
Tingkat 3 Reguler B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
Jl. Parangkusumo No. 1 Telp. (031) 3550163 Surabaya 60176
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya kepada saya, tidak lupa shalawat serta salam tetap saya curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang berjudul “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tenaga Kesehatan” tepat
pada waktunya.

Saya menyadari jika terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dari materi
maupun bahasa, saya berharap makalah ini dapat memberika manfaatt bagi penyusun dan pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya
harapkan guna penyempurnaan makalah selanjutnya.

Lumajang, 12 Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................ 4

I.1. Latar Belakang...............................................................................................4

I.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4

I.3. Tujuan Masalah..............................................................................................4

BAB II........................................................................................................................... 5

II.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja...............................................................5

II.2. Tenaga Kesehatan..........................................................................................9

II.3. Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit......................................................14

BAB III....................................................................................................................... 17

III.1 Kesimpulan...................................................................................................17

III.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam


bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan, karena seseorang dapat mengalami sakit atau kecelakaan saat bekerja yang akan
berdampak pada diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Selain itu, jika terjadi kecelakaan saat
bekerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan
pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia.
I.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja dalam bekerja, bagaimana peran tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
menangani korban kecelakaan kerja, dan bagaimana sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja di Rumah Sakit.
I.3. Tujuan Masalah
Tujuan makalah ini dibuat adalah memahami dan mengetahui pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja dalam bekerja, memahami dan mengetahui peran tenaga kesehatan khususnya
perawat dalam menangani korban kecelakaan kerja, dan memahami dan mengetahui sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

A. Pengertian
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.

B. Dasar Hukum Penerapan K3 di Tempat Kerja


 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
3. Adanya behaya kerja di tempat itu.
 Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
 Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)
5
1. Tempat kerja dimana pengusaha / pengurus memperkerjakan 100 orang / lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan baha, proses, dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan, dan pencemaran radio aktif.

C. Tujuan K3
Berdasar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja, yaitu :
1. Melindungi dan menjamin keselamata tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

D. Macam – Macam Insiden K3


Insiden keselamatan dan kesehatan kerja adalah kejadian yang berkaitan dengan
pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat
terjadi (termasuk insiden ialah keadaan darurat). Macam – macam kecelakan kerja, yaitu :
1. Kecelakaan Kerja : Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
ataupun kefatalan (kematian).
2. Nearmiss (Hampir celaka) : Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (Kematian)

E. Penyebab Kecelakaan Kerja


1. Penyebab dasar : Kurangnya prosedur/ aturan, kurangnya sarana, kurangnya kesadara
dan kurangnya kepatuhan
2. Penyebab tidak langsung : faktor pekerjaan dan faktor pribadi
3. Penyebab langsung : tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
4. Kecelakaan kerja : kontak dengan bahaya dan kegagalan fungsi

F. Kerugian Kecelakaan Kerja


1. Manusia :
 Cedera  Biaya administrasi
 Cacat  Waktu untuk investigasi
 Keracunan  Pembayaran gaji untuk waktu hilang
 Kematian dan penyakit akibat kerja  Biaya perekrutan dan pelatihan
(PAK)  Biaya lembur
 Biaya pengobatan  Biaya ekstra pengawas
 Perawatan  Waktu untuk administrasi
 Kompensasi (asuransi)
6
 Penurunan kemampuan tenaga kerja
2. Mesin/ alat : kerusakan mesin/ alat, pengeluaran sarana dan prasarana darurat
3. Material/ bahan : tercemar, rusak, produksi terhenti dan produk gagal
4. Lingkungan : tercemar, rusak, dan bencana alam

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja


1. Sumber kecelakaan kerja :
 Manusia  Material  Lingkungan
 Mesin  Metode
2. Jenis kecelakaan kerja : Karena tindakan dan karena kondisi
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi :
 Biologi (Bakteri, virus, jamur, tanaman dan binatang)
 Kimia (Bahan/material/gas/uap/debu beracun, reaktif, radioaktif, mudah
terbakar/meledak, iritan, dan korosif)
 Fisik/mekanik (ketinggian, konstruksi, mesin/alat/kendaraan/alat berat, ruang terbatas,
tekanan. Kebisingan, suhu, cahaya, listrik, getaran, dan radiasi)
 Biomekanik (gerakan berulang, postur/posisi kerja, pengangkutan manual, desain
tempat kerja/alat mesin)
 Psikologi/sosial (stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan, lingkungan, emosi negatif)

H. Budaya dan Penerapan 5R


5R adalah cara/metode untuk mengatur/ mengelola/ mengorganisir tempat kerja menjadi
tempat yang lebih baik secara berkelanjutan. Tujuan penerapan 5R untuk meningkakan
efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat 5R :
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.
2. Meningktakan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan – pemborosan di tempat
kerja.
Langkah – langkah 5R
1. Ringkas
 Memilah barang yang diperlukan dan tidak diperlukan.
 Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
 Memilah barang yang harus dibuang/tidak.
 Memilah barang yang sering digunakan / jarang penggunaannya.
2. Rapi

7
 Menata / mengurutkan peralatan barang berdasarkan alur proses kerja.
 Menata / mengurutkan peralatan barang berdasarkan keseringan pengunaannya,
keseragaman, fungsi, dan batas waktu.
 Pengaturan tanda visual supaya peralatan / barang mudah ditemukan.
3. Resik
 Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
 Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
 Meminimalisir sumber – sumber sampah dan kotoran
 Memperbarui / memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/ rusak (peremajaan)
4. Rawat : Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu
5. Rajin : mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal diatas

I. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kesehatan Kerja


1. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
 Pengertian
Ganngguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan atau
diperparah kaena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekrjaan.
Contoh : anthrax, silicosis, asbestosis, low back pain, dan white finger syndrom
 Faktor Penyebab
 Biologi : bakteri, virus, jamur, binatang dan tanaman
 Fisik : tekanan, suhu, kebisingan, dan cahaya
 Kimia : bahan beracun dan berbahaya/radioaktif
 Biomekanik : postur, gerakan berulang pengangkutan manual
 Psikologi : stress, dsb
 Pencegahan
 Pemriksaan kesehatan berkala  Pelayanan kesehatan
 Pemriksaan kesehatan khusus  Penyediaan sarana dan prasarana
2. Kesehatan Kerja
 Pengertian
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial dari tenaga kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai kesimpulannya
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada pekerjaanya.
 Dasar hukum

8
 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
 Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
 Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
 Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
 Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat
Kerja.
 Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja.
 Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
 Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
 Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Tempat Makan.
 Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
 Ruang lingkup
 Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
1) Sarana
2) Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan
paramedis perusahaan).
3) Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK).
 Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus dan
Purna Bakti)
 Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
 Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin,
katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
 Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
 Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja)

II.2. Tenaga Kesehatan

A. Pengertian
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang

9
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai
dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian.
Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang
mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu
yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.
Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus pelaksana
pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang
sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. Kebijakan
tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor
lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan
dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap
pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi
pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan
tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan
kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan
tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor di atas.

B. Jenis – Jenis Tenaga Kesehatan


Beberapa jenis tenaga kesehatan diantaranya :

 Perawat  Analis Farmasi


 Perawat Gigi  Dokter Umum
 Bidan  Dokter Gigi
 Fisioterapis  Dokter Spesialis
 Refraksionis Optisien  Dokter Gigi Spesialis
 Radiographer  Akupunkturis
 Apoteker  Terapis Wicara dan
 Asisten Apoteker  Okupasi Terapis.

C. Peran Tenaga Kesehatan (Khususnya Perawat) Dalam Menangani Korban Kecelakaan


Kerja
Peran seorang perawat sangat tergantung kepada kebijaksanaan dalam hal luasnya
ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang dipekerjakan
dalam perusahaan. Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time,maka
fungsinya adalah :
10
1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja K3 di perusahaan
2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi kesehatan
kerja.
3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.
4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.
5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah disetujui.
6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha menindaklanjuti
sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor pekerjaan dan
melaporkan kepada dokter perusahaan.
8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai kemampuan
yang ada.
9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai
salah satu dari segi kegiatannya.
11. Menyelenggarakan pendidikan K3 kepada tenaga kerja yang dilayani.
12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
17. Bila lebih dari satu paramedis K3 dalam satu perusahaan, maka pimpinan paramedis K3
harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha perawatan K3

Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in Industry, beberapa fungsi
specific dari perawat K3 adalah :
1. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam membuat program
dan pengolahan pelayanan K3 yang mana bertujuan memberikan pemeliharaan /
perawatan kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja
2. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit -penyakit atau korban
kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja bedasarkan petunjuk-
petunjuk kesehatan yang ada.
3. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit , klinik atau ke
kantor dokter untuk mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut
4. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow up
dengan rumah sakit atau klinik spesialis yang ada
5. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan keselamatan
yang sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan

11
6. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan
7. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-data
keterangan-keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang tepat
dan berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif.
8. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilah perantara
untuk membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun personal.
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan memberikan
motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif dan
menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
11. Kerjasama dengan tim K3 atau kesehatan kerja dalam mencari jalan bagaimana untuk
peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengawasan kesehatan yang
terus menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan bahan-bahan yang dapat
membahayakan kesehatannya.
12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja yang
ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang K3
ini.
13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan aktifitas
perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.
14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan paramedic
hiperkes, dan sebagainya.
15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting adalah
mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues education).

Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang lingkup pekerjaan


perawat hiperkes adalah :
1. Health promotion / Protection
Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga kerja akan paparan
zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life style dan perilaku yang berhubungan
dengan resiko bahaya kesehatan.
2. Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis pekerjaannya .
3. Workplace Surveillance and Hazard Detection
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja. Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan pengawasan
terhadap bahaya.
4. Primary Care

12
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan kecelakaan pada tenaga
kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.
5. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan membantu
untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada progran
perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.
7. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali faktor –
faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis K3 harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan kesehatan pada
tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga kerahasiaan dokumen
kesehatan tenaga kerja.
9. Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga kerja. Perawat
K3 yang bertanggung-jawab dalam memberikan perawatan tenaga kerja haruslah
mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur untuk merawat
orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan pegangan yang utama dalam proses
perawatan yang berdasarkan nursing assessment, nursing diagnosis, nursing intervention
dan nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi pemeliharaan dan pemberian
perawatan selanjutnya.Perawat K3 mempunyai kesempatan yang besar untuk menerapkan
praktek-praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang perawat K3, melalui program
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan / tenaga
kerja untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

D. Fungsi dan Tugas Perawat Dalam Pelaksanaan K3


Fungsi dan tugas perawat dalam pelaksanaan K3 adalah sebagai berikut (Effendy, Nasrul,
1998) :
 Fungsi :
1. Mengkaji masalah kesehatan
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja
4. Penilaian
 Tugas :
1. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

13
2. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
3. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja
4. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada
5. pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
6. Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja
7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja
8. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan keluarga
9. pekerja.
10. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
11. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3

II.3. Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit

A. Pengertian Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Managemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan
tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di rumah sakit

B. Tujuan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


1. Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit
c. Menigkatkan citra Rumah Sakit
2. Bagi Karyawan Rumah Sakit :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Bagi Pasien dan Pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung

C. Bahaya Potensial di Rumah Sakit


Bahaya potensial di Rumah Sakit dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja. Yaitu disebabkan faktor biologi (virus, bakteri dan jamur); faktor kimia
(antiseptik, gas anestasi); faktor ergonomi (cara kerja yang salah ); faktor fisika (suhu,
cahaya bising, listrik,getaran dan radiasi) faktor psikososial ( kerja bergilir, hubungan
sesama karyawan/ atasan). Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di RS, diantaranya
14
adalah mikrobiologik, sdesain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen, radiasi dan
risiko hukum/keamanan.
D. Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit
Komitmen dan kebijakan
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi dan
menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk
terlaksannya program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk wadah K3
RS dalam struktur organisasi RS
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 Rs perlu disusun strategi antara lain :
1. Advokasi sosialisasi program K3 RS
2. Menetapkan tujuan yang jelas
3. Organisasi dan penugasan yang jelas
4. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan RS
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan
8. Monitoring dan evaluasi secara berkala

E. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS
dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3 RS diantaranya self assesment akreditasi
K3RS dan SMK3.
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
2. Membuat peraturan
3. Tujuan dan sasaran
4. Indikator kerja
5. Program kerja

F. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat bergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja dalam pelaksanaan K3.
Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian
tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta penegakkan
disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 RS secara spesifik harus mempersiapkan data dan
informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan permasalahan serta

15
menganalisi penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana prorgam yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
1. Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi rumah sakit
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
a. Pemeriksaan keselamatan petugas
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
g. Melaksakan biologikal monitoring
h. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja

G. Pemantauan dan Evaluasi


Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah salah fungsi
manajemen K3 di rumah sakit yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai samapai sejauh mana proses kegiatan k3 itu berjalan dan mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi melalui :
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi kedalam sistem pelaporan Rumah Sakit
2. Insfeksi dan Pengujian merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara
umum dan tidak terlalu mendalam
3. Melaksanakan Audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan dan
pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan karyawan dan
program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
a. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu

16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3
diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses
kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS
sudah merupakan pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang ada di lapangan
menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah sakit. hal tersebut dikarenakan
banyaknya pegawai yang masih lalai untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Meskipun
pihak rumah sakit telah membuat peraturan yang sesuai dengan acuan peraturan menteri
kesehatan aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena rendahnya kesadaran dari
pihak terkaitnya.

III.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja
oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Johanes, Steven. 2017. MAKALAH K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA).


https://www.academia.edu/34894138/MAKALAH_K3_KESEHATAN_KESELAMATAN
_KERJA (diakses tanggal 13 Agustus 2020)
 Kusumawardani, Emi. 2014. Kesehatan dan keselamatan kerja pada petugas kesehatan.
https://www.academia.edu/12585847/kesehatan_dan_keselamatan_kerja_pada_petugas_ke
sehatan (diakses tanggal 13 Agustus 2020)
 Nurasia, Nuri. 2014. MAKALAH K3 RS.
https://www.academia.edu/29512315/MAKALAH_K3_RS (diakses tanggal 13 Agustus
2020)
 Oktarin, Cecelia Emei. 2017. Makalah tentang “Peran Perawat dalam Pelaksanaan K3”.
http://ceceliaemei.blogspot.com/2017/12/makalah-tentang-peran-perawat-dalam.html?m=1
(diakses tanggal 14 Agustus 2020)

18

Anda mungkin juga menyukai