14B - Albi Husein M
14B - Albi Husein M
Dosen Pembimbing :
Heru Sulistijono, S.Kep.Ns.M.Kes
Disusun Oleh :
Albi Husein Mahendra
P27820318056
Tingkat 3 Reguler B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya kepada saya, tidak lupa shalawat serta salam tetap saya curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang berjudul “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tenaga Kesehatan” tepat
pada waktunya.
Saya menyadari jika terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dari materi
maupun bahasa, saya berharap makalah ini dapat memberika manfaatt bagi penyusun dan pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya
harapkan guna penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................... 5
BAB III....................................................................................................................... 17
III.1 Kesimpulan...................................................................................................17
III.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
C. Tujuan K3
Berdasar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja, yaitu :
1. Melindungi dan menjamin keselamata tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
7
Menata / mengurutkan peralatan barang berdasarkan alur proses kerja.
Menata / mengurutkan peralatan barang berdasarkan keseringan pengunaannya,
keseragaman, fungsi, dan batas waktu.
Pengaturan tanda visual supaya peralatan / barang mudah ditemukan.
3. Resik
Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
Meminimalisir sumber – sumber sampah dan kotoran
Memperbarui / memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/ rusak (peremajaan)
4. Rawat : Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu
5. Rajin : mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal diatas
8
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat
Kerja.
Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja.
Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Tempat Makan.
Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
Ruang lingkup
Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
1) Sarana
2) Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan
paramedis perusahaan).
3) Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK).
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus dan
Purna Bakti)
Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin,
katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja)
A. Pengertian
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang
9
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai
dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian.
Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang
mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu
yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.
Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus pelaksana
pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang
sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. Kebijakan
tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor
lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan
dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap
pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi
pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan
tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan
kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan
tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor di atas.
Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in Industry, beberapa fungsi
specific dari perawat K3 adalah :
1. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam membuat program
dan pengolahan pelayanan K3 yang mana bertujuan memberikan pemeliharaan /
perawatan kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja
2. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit -penyakit atau korban
kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja bedasarkan petunjuk-
petunjuk kesehatan yang ada.
3. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit , klinik atau ke
kantor dokter untuk mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut
4. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow up
dengan rumah sakit atau klinik spesialis yang ada
5. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan keselamatan
yang sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan
11
6. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan
7. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-data
keterangan-keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang tepat
dan berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif.
8. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilah perantara
untuk membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun personal.
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan memberikan
motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif dan
menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
11. Kerjasama dengan tim K3 atau kesehatan kerja dalam mencari jalan bagaimana untuk
peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengawasan kesehatan yang
terus menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan bahan-bahan yang dapat
membahayakan kesehatannya.
12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja yang
ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang K3
ini.
13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan aktifitas
perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.
14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan paramedic
hiperkes, dan sebagainya.
15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting adalah
mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues education).
12
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan kecelakaan pada tenaga
kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.
5. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan membantu
untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada progran
perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.
7. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali faktor –
faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis K3 harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan kesehatan pada
tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga kerahasiaan dokumen
kesehatan tenaga kerja.
9. Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga kerja. Perawat
K3 yang bertanggung-jawab dalam memberikan perawatan tenaga kerja haruslah
mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur untuk merawat
orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan pegangan yang utama dalam proses
perawatan yang berdasarkan nursing assessment, nursing diagnosis, nursing intervention
dan nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi pemeliharaan dan pemberian
perawatan selanjutnya.Perawat K3 mempunyai kesempatan yang besar untuk menerapkan
praktek-praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang perawat K3, melalui program
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan / tenaga
kerja untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
13
2. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
3. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja
4. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada
5. pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
6. Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja
7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja
8. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan keluarga
9. pekerja.
10. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
11. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3
E. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS
dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3 RS diantaranya self assesment akreditasi
K3RS dan SMK3.
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
2. Membuat peraturan
3. Tujuan dan sasaran
4. Indikator kerja
5. Program kerja
F. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat bergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja dalam pelaksanaan K3.
Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian
tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta penegakkan
disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 RS secara spesifik harus mempersiapkan data dan
informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan permasalahan serta
15
menganalisi penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana prorgam yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
1. Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi rumah sakit
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
a. Pemeriksaan keselamatan petugas
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
g. Melaksakan biologikal monitoring
h. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja
16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3
diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses
kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS
sudah merupakan pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang ada di lapangan
menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah sakit. hal tersebut dikarenakan
banyaknya pegawai yang masih lalai untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Meskipun
pihak rumah sakit telah membuat peraturan yang sesuai dengan acuan peraturan menteri
kesehatan aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena rendahnya kesadaran dari
pihak terkaitnya.
III.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja
oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18