Dalam era globalisasi ini TIK berkembang hebat, guru dituntut untuk memberikan respon yang kuat atas
teknologi ini. Karena secara tidak langsung profesi guru di abad ke-21, guru telah memfokuskan kepada bidang
yang luas. Bidang pertama yang melibatkan pembelajaran menggunakan teknologi (learning to use
technology). Pendidikan diberikan berbagai kursus untuk berbagai kemahiran tentang bagaimana
menggunakan TIK dalam berbagai peringkat dari aspek pengurusan hal pribadi sehingga ke aspek profesional.
Bidang yang ke dua pula memfokuskan pada penggunaan teknologi dalam proses pengajaran dan
pembelajaran (using-to-learn) serta bagaimana menggunakan TIK secara efektif untuk memanfaatkan
pengetahuan dan kemahiran asas dalam suatu mata pelajaran. Potensi integrasi TIK dalam pembelajaran dapat
memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas belajar, meningkatkan
kualitas mengajar, memfasilitasi pembentukan keterampilan, mendorong belajar sepanjang hayat
berkelanjutan, meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, serta mengurangi kesenjangan digital.
Lebih jauh lagi, pada saat ini hubungan antara teknologi dan media (TIK) dengan pendidikan semakin erat
bahkan kini telah menyatu (infused). Pendekatan infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan
dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis
komputer di laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau
metode baru sehingga TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka. Hal ini berlanjut pada
pendekatan transforming yang dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan
memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan
pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada
peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. Sekolah sudah menjadi pusat
pembelajaran untuk para komunitasnya. Bila dilihat dari sisi peran TIK bagi siswa, maka pengintegrasian TIK
dalam proses pembelajaran harus memungkinkan siswa : menjadi partisipan aktif yang menghasilkan dan
berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya
seorang ahli, belajar secara individu sebagai mana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.