Anda di halaman 1dari 1

Pada hari minggu, Catur ikut ayahnya ke peternakan sapi warga untuk membeli sapi.

Catur
sangat bersemangat untuk mencari sapi yang benar benar sehat, maka Catur mewawancarai beberapa
peternak yang menjual sapi. Salah satunya adalah Bapak Hardjo. Bapak Hardjo tinggal di Dusun Barong
RT. 5 RW 10, Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Beliau sudah beternak
sejak tahun 2016 dengan jumlah sapi 5 ekor. Setiap hari Pak Hardjo mengambil rumput disawah untuk
pakan ternaknya. Kandang milik Pak Hardjo beralaskan tanah yang datar dengan satu tempat makan
dan minum untuk dua ekor sapi. Semua kotoran menumpuk dikandang dan jarang dibersihkan. Pak
Hardjo tidak memiliki kartu IB bahkan beliau tidak mengerti tentang siklus birahi dan tanda-tanda birahi,
sehingga beliau hanya mengguakan insting untuk mengawinkan sapinya. Catur terheran-heran dengan
kondisi kandang tersebut, sehingga dia semakin tertarik bertanya lebih detail mengenai kondisi sapi
milih Bapak Hardjo. Sapi berwarna merah kecoklatan dengan bagian kepala dan kaki berwarna putih
dengan umur 4 tahun dengan kondisi tulang pinggul terlihat jelas dan terlihat 3 ruas tulang rusuk
rencananya sapi ini akan dijual pada saat Idul Qurban.

Pak Hardjo juga memiliki sapi betina yang sedang bunting sekitar 4 bulan, pada sapi tersebut
membutuhkan sekitar kurang lebih 3 kali perkawinan secara alami. Sebelumnya sapi tersebut sudah
pernah satu kali beranak dengan jarak beranak sampai dengan birahi kembali mencapai waktu sekitar 8
bulan sehingga jarak dengan kelahiran kedua ini mencapai lebih dari 1 tahun. Selain itu, ternyata pada
kebuntingan pertama sapi tersebut mengalami kesulitan lahir sehingga akhirnya mengalami kematian
sebelum lahir dan beberapa hari setelah itu sapi mengeluarkan leleran kental berbau. Pada saat itu sapi
dikawinkan saat menunjukkan gejala birahi pertama. Pak Hardjo langsung memanggil bantuan mantri
untuk mengobati sapinya. Selain itu sapi milik Pak Hardjo tidak pernah mengalami penyakit lainnya.
Setelah mendengarkan cerita Pak Hardjo, Catur mengurungkan niatnya untuk membeli sapi ditempat
tersebut, kemudian ia mengajak ayahnya untuk berkeliling ke tempat lain sambil membeli es kelapa
muda.

Anda mungkin juga menyukai