Anda di halaman 1dari 12

SOSBUD

http://v16.nonxt5.c.bigcache.googleapis.com/static.panoramio.com/photos/original/15748493.jpg?redirect_counter=1

Pengelolaan Sumber Daya Air


guna Mendukung Pembangunan Nasional
dalam Rangka Ketahanan Nasional
1. Latar Belakang tentang Sumber Daya Air, khususnya yang
Sumber daya air sangat diperlukan mengatur pengelolaan air secara terpadu
untuk mendukung kehidupan manusia, flora dan berkelanjutan. Manajemen sumber daya
dan fauna, oleh sebab itu sumber daya air ini sangat penting karena keseimbangan
air perlu dikelola secara baik, sehingga penyediaan air di setiap musim tidaklah
dapat memenuhi kebutuhan pembangunan. sama. Akibat adanya perubahan musim secara
Kekurangan air dapat menimbulkan ekstrim, telah menyebabkan terjadinya krisis
kekeringan dan berdampak pada kehidupan air yang dirasakan sangat mempengaruhi
spesies yang semakin rentan pada kesehatan, pembangunan nasional. Pada musim
panen dan kepunahan. Di sisi lain, kelebihan hujan, telah terjadi banjir bandang, tanah
air yang ekstrim dapat juga berdampak buruk longsor dan kegagalan panen di berbagai
pada kehidupan manusia, pertanian dan daerah. Pada musim kemarau, telah terjadi
spesies tertentu. kekeringan yang berkepanjangan, sejumlah
Menyikapi perubahan musim secara irigasi tidak berfungsi, sehingga berdampak
ekstrim yang berdampak pada ketersediaan pada kegagalan panen, sejumlah sumber
sumber daya air yang cukup dan dalam rangka air minum mengalami kekeringan, sehingga
memenuhi kewajiban negara, pemerintah masyarakat tertentu kekurangan air bersih.
telah mengeluarkan Undang-Undang Di samping permasalahan tersebut serta
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 hal yang perlu dipertimbangkan dikaitkan

50 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD
dengan sumber daya air adalah pertambahan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana
penduduk dan usaha masyarakat yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik
membutuhkan air seperti untuk kebutuhan Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
rumah tangga, air untuk pertanian yang Daya Air, pada pasal 4 telah ditekankan secara
semakin meningkat dan air untuk kepentingan jelas bahwa sumber daya air mempunyai
perkebunan, peternakan dan bidang usaha fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi
tertentu. Khusus untuk pemenuhan air yang diselenggarakan serta diwujudkan
bersih yang berkualitas, pada saat ini secara selaras.
belum semua masyarakat mendapat akses
yang sama. Sebagaimana dilaporkan pada 2. Permasalahan
laporan pencapaian Tujuan Pembangunan Melihat pada gambaran umum
Milenium Indonesia pada tahun 2010, tingkat sebagaimana dikemukakan di atas, dalam
pemenuhan air bersih yang berkualitas bagi kajian ini akan dibahas 3 pokok bahasan
penduduk baru mencapai 47,71% (tahun utama yaitu:
2009) dan ditargetkan pada tahun 2015 harus a. Seberapa jauh tingkat pencapaian
mencapai 68,87%. Target di atas di- dasarkan penyediaan air bagi kebutuhan
atas target yang ingin dicapai pada program pembangunan?
pembangunan milenium di bidang penyediaan b. Seberapa jauh sumber daya air yang
air bersih dan sanitasi yaitu: “Menurunkan dimiliki dapat memenuhi kebutuhan
Hingga Setengahnya Proporsi Rumah Tangga nasional?
Tanpa Akses Berkelanjutan Terhadap Air c. Berbagai upaya apakah yang
Minum Layak dan Sanitasi Layak Hingga Tahun perlu dilakukan untuk melakukan
2015” (target 7C). manajemen air nasional, sehingga
Penyediaan kebutuhan air bersih kebutuhan pembangunan nasional
berkualitas bagi penduduk juga terpengaruh dapat didukung secara optimal?
oleh cepatnya laju pertumbuhan penduduk, Mengacu pada latar belakang dan berbagai
sehingga program pembangunan harus permasalahan sebagaimana diuraikan di atas,
berkejaran dengan laju pertambahan maka maksud dari kajian aktual ini adalah
penduduk. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan untuk melakukan identifikasi secara cermat
penduduk yang masih berada pada tingkat dan mendalam mengenai berbagai kendala,
1,49%, merupakan tantangan tersendiri bagi hambatan dan persoalan yang dihadapi
penyediaan air nasional. Apalagi kondisi dalam mengembangkan kebijakan yang perlu
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dirumuskan dalam mengelola sumber daya air,
yang jumlah penduduk di setiap pulaunya sehingga mampu mendukung pembangunan
tidak merata menjadi persoalan yang unik nasional.
dan berbeda dengan negara-negara lainnya. Adapun tujuan dari kajian aktual ini,
Sebagaimana diketahui, bahwa penduduk adalah menghasilkan rumusan kebijakan untuk
Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa mendukung kebijakan yang perlu dirumuskan
(58%) sedangkan lainnya tersebar di berbagai dalam mengelola sumber daya air, sehingga
pulau. mampu mendukung pembangunan nasional.
Dari capain di atas terlihat, bahwa Kesemua capaian di atas diarahkan dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih dan rangka meningkatkan Ketahanan Nasional.
berkualitas secara berkesinambungan dan
merata bagi seluruh rakyat Indonesia belum 3. Kondisi Awal dan Faktor-Faktor yang
tercapai sepenuhnya dan masih memerlukan Mempengaruhi
perhatian khusus. Sehubungan dengan itu, Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa
air sebagai sumber daya alam strategis air sangat dibutuhkan bagi kehidupan seluruh
perlu dikelola secara baik, sehingga tidak makhluk di dunia ini. Khusus bagi kehidupan
menimbulkan dampak negatif terhadap manusia, tidak dapat disangkal, bahwa air
pembangunan nasional yang pada akhirnya minum merupakan kebutuhan dasar yang
mengganggu kehidupan bermasyarakat, harus tersedia dalam kuantitas yang cukup

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 51


SOSBUD
sehingga penggunaannya tidak lagi
Sebagaimana dilaporkan pada memperhatikan keseimbangan yang terjadi.
laporan pencapaian Tujuan a. Kondisi Global
Pembangunan Milenium Indonesia Perkembangan lingkungan global
merupakan suatu proses menuju
pada tahun 2010, tingkat integritas berbagai keterkaitan antar
pemenuhan air bersih yang bangsa mengalami percepatan dalam
berkualitas bagi penduduk baru perkembangannya. Globalisasi sebagai
mencapai 47,71% (tahun 2009) dan sebuah interaksi masyarakat bangsa/
dunia mampu melampaui batas-batas
ditargetkan pada tahun 2015 harus
konvensional sebuah negara, sehingga
mencapai 68,87% sulit untuk dibendung dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Saat ini permintaan
air yang terus meningkat dan perubahan
dan kualitas yang memenuhi syarat. Alam iklim mengancam ketersediaan air
semesta, pada dasarnya telah menyediakan dunia. Jumlah permintaan pangan yang
air yang dibutuhkan dan telah mengatur melampaui perkiraan, urbanisasi yang
penyediaan air melalui siklus yang sangat terus meningkat dan perubahan iklim
sistematis. Lautan yang sangat luas merupakan adalah faktor utama yang menyebabkan
sumber air yang tidak pernah habis. Melalui air bersih semakin langka. Semua ini
siklus penguapan yang kemudian diembunkan tercantum dalam Laporan Perkembangan
dan dicairkan menjadi air hujan merupakan Air Dunia PBB (UN World Water
sumber dari seluruh awal kehidupan di dunia. Development Report) yang diluncurkan
Air tersebut kemudian ditampung di dalam bersamaan dengan acara Forum Air Dunia
tanah dan sebagian dialirkan kembali ke di Marseille.
laut melalui sungai-sungai. Dengan demikian Menurut PBB, dunia perlu melakukan
alam sebenarnya telah memiliki sistem dan perubahan radikal cara pengelolaan
mekanisme penyediaan air yang sangat sumber daya air ini, agar bisa memenuhi
sempurna. Dalam dunia ilmu pengetahuan kebutuhan masyarakat pada masa
siklus ini dikenal dengan istilah daur hidrologi. mendatang. Dari laporan tersebut juga
Meskipun alam melalui manajemen airnya terungkap, pada tahun 2050, permintaan
yang sangat spesifik telah menyediakan air pangan dunia akan naik sebesar 70%,
dalam jumlah yang cukup dan kualitasnya yang menyebabkan kebutuhan air untuk
sangat baik, tetapi pertambahan penduduk pertanian melonjak sebesar 19%. Saat ini
dan peningkatan aktivitasnya yang tidak sebanyak 70% air tawar (freshwater) sudah
selaras dengan manajemen air secara alamiah, digunakan untuk kebutuhan pertanian.
telah mengubah tatanan dan keseimbangan Menurut Direktur Jenderal UNESCO,
air di alam. Bahkan, pemanfaatan sumber Irina Bokova, bahwa air tawar masih
daya air untuk memenuhi kebutuhan hidup digunakan dengan tidak bijaksana, tidak
dan aktifitas manusia seringkali berdampak sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
negatif terhadap ketersediaan sumber daya bahkan untuk mendapatkan informasi
air. Berbagai masalah yang bersumber dari yang akurat (terkait penggunaan air)
pemanfaatan sumber daya air yang tidak sangat sulit dan sistem pengelolaan air
terkontrol antara lain terjadinya pencemaran di dunia tidak seragam, sehingga (kondisi
sungai, kekeringan, penurunan muka air air) pada masa mendatang akan semakin
tanah, banjir dan lain sebagainya. Hal ini tidak menentu dan berisiko.
sangat berkaitan dengan paradigma yang Banyak negara yang menggali sumber
telah membudaya yang menganggap, bahwa air tanah untuk memenuhi permintaan
sumber daya air termasuk kategori sumber air penduduknya. Proses pengangkatan
daya air terbaharukan (renewable resources), air tanah meningkat tiga kali lipat

52 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD

http://3.bp.blogspot.com/-oLT_6fK4_kc/UPd0XEhWUfI/AAAAAAAAARQ/0linrqq1VDk/s1600/Proses+Sedimentasi+Air+Laut.jpg

Alam semesta, pada dasarnya telah menyediakan air yang dibutuhkan


dan telah mengatur penyediaan air melalui siklus yang sangat sistematis

dalam 50 tahun terakhir. Di sejumlah kebutuhan air pada lingkup global baik
wilayah, kondisi air tanah bahkan tidak akibat peningkatan jumlah penduduk,
bisa dipulihkan lagi, air tanah semakin perubahan geografi maupun akibat
mengering dan saat ini berada dalam kebijaksanaan pemerintah negara-negara
kondisi yang kritis. Perubahan iklim juga di Asia Tenggara yang mempengaruhi
memperparah kondisi kekurangan air ini. peningkatan kebutuhan air. Sebagai
Perubahan pola hujan dan kelembapan contoh, Singapura, termasuk negara yang
tanah, es yang terus mencair serta semakin sukses membangun tingkat ketahanan air.
seringnya bencana yang berhubungan Awalnya, tahun 1970-an Singapura
dengan air seperti banjir dan kekeringan merupakan negara miskin air, tetapi pada
akan mempengaruhi produksi pangan tahun 2006 tingkat ketahanan air sudah
dunia. Diperkirakan pada tahun 2070, mencapai 68%. Bandingkan dengan DKI
lebih dari 44 juta penduduk di seluruh Jakarta yang tingkat ketahanan airnya
dunia akan terkena dampaknya. Bencana hanya sekitar 2,2% di luar air tanah. Ini
kekurangan air akan merugikan terutama berarti, pemerintah DKI Jakarta hanya
bagi masyarakat miskin. Menurut laporan mampu menyediakan kebutuhan air
PBB, terdapat 1 miliar penduduk yang untuk warganya sekitar 2,2%. Padahal,
tidak memiliki akses atas air yang layak DKI Jakarta dialiri oleh sekitar 13 sungai,
dan jumlah mereka terus bertambah tetapi tidak ada satu pun yang layak
terutama di wilayah perkotaan. menjadi sumber air baku bagi PAM Jaya.
Infrastruktur sanitasi juga tidak bisa Keberhasilan Singapura membangun
mengimbangi pertumbuhan penduduk tingkat ketahanan air, tidak terlepas dari
dan lebih dari 80% air limbah dunia belum komitmen dan kerja keras yang telah
diolah kembali dan dikumpulkan. dilakukan. Dengan dukungan dana yang
besar ditambah teknologi tinggi dengan
b. Kondisi Regional
membangunan Deep Tunnel Severage
Situasi regional yang terus berkembang
System (DTSS), Singapura berhasil
pada dasarnya tidak terlepas dari
mengumpulkan dan mengolah hampir
permasalahan global, meningkatnya

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 53


SOSBUD
Indonesia Nomor 7 Tahun
2004 tentang Sumber
Daya Air dinyatakan pada
pasal 5, bahwa negara
menjamin hak setiap
orang untuk mendapatkan
air bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna
memenuhi kehidupannya
yang sehat, bersih dan
produktif. Untuk bisa
menyediakan air yang
berkualitas, maka perlu
dilakukan pendayagunaan
air dengan baik dan
bertanggung jawab
sebagaimana diamanatkan
pada pasal 1 angka 19,
yaitu pendayagunaan
sumber daya air adalah
upaya penatagunaan,
seluruh air limbah perkotaan menjadi
penyediaan, penggunaan, pengembangan
air bersih yang siap minum (newater).
dan pengusahaan sumber daya air secara
Singapura juga sukses mengembangkan
optimal, agar berhasil guna dan berdaya
teknologi dan fasilitas pengolahan air
guna.
laut (desalination facility) berbiaya
Sumber daya air selain memiliki fungsi
relatif murah. Begitu juga dengan sungai-
ekonomi, juga berperan sebagai fungsi
sungainya yang dulu sangat kotor dan
sosial dan lingkungan hidup. Sebagai fungsi
tercemar mampu dikelola dengan baik,
ekonomi, air merupakan elemen utama
sehingga menjadi enak untuk dinikmati
bagi kegiatan produksi, baik di sektor
oleh masyarakat maupun turis.
pertanian maupun sektor manufaktur.
c. Kondisi Nasional Tanpa air, maka sektor-sektor tersebut
Kepentingan nasional Indonesia adalah tidak akan berjalan dengan baik. Khusus
kepentingan bangsa Indonesia dalam di bidang pertanian, air memiliki peran
mewujudkan cita-cita nasional dan yang sangat penting. Tanpa air hampir
mencapai tujuan nasionalnya. Cita-cita dapat dipastikan kegiatan pertanian
nasional merupakan karya nasional pada akan lumpuh. Pada saat ini masih banyak
strata paling atas yang berdimensi waktu aktifitas pertanian masyarakat yang
tidak terbatas. Tujuan nasional merupakan pemenuhan kebutuhan airnya masih
usaha-usaha yang terus menerus selama tergantung pada siklus alam (tadah
bangsa dan negara itu ada. Dengan hujan), sedangkan kini dengan adanya
demikian persepsi kepentingan nasional berbagai anomali alam (pemanasan
Indonesia adalah kepentingan seluruh global, dan lain-lain) siklus tersebut
bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita- sudah tidak beraturan. Oleh karenanya
cita nasional sebagai never ending goals produktifitas pertanian masyarakat pun
yang didasarkan pada kepentingan untuk ikut terganggu. Berbagai jaringan irigasi
terus menerus berusaha dalam mencapai banyak yang tidak terawat, sehingga
tujuan nasional yang dipengaruhi oleh kini banyak yang tidak berfungsi dengan
perkembangan lingkungan nasional baik. Tidak hanya jaringan irigasi saja
ditinjau dari aspek astagatra. Sesuai yang kurang terpelihara, akan tetapi
dengan Undang-Undang Republik sumber-sumber air alami pun tidak

54 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD
terpelihara dengan baik. Banyak wilayah pada sumber air yang terlindungi.
pegunungan dan hutan yang digunduli, Arti terlindungi dalam hal ini adalah
sehingga daya dukung gunung dan hutan bisa saja yang bersumber dari sebuah
sebagai penyimpan air pun kini semakin sumur, misalnya, yang sudah diberi
berkurang. Di wilayah perkotaan banyak pembatas atau memiliki pagar atau
sungai yang tercemar karena polusi yang tutup untuk melindunginya dari
diakibatkan oleh tangan-tangan manusia kontaminasi hewan. Atau bisa saja
yang tidak bertanggung jawab, demikian air sungai yang telah disaring oleh
juga embung dan danau tidak terpelihara, perusahaan air untuk menghilangkan
sehingga sumber air baku juga menjadi hampir semua sumber kontaminasi
berkurang. dan kemudian menyalurkannya
Pada era setelah terjadinya krisis melalui pipa. Air seperti itu dapat
ekonomi, kebijakan penyediaan dan dikatagorikan sebagai “air yang
pengelolaan air belum tertata secara bersih” meskipun tidak bisa disebut
baik. Prioritas pembangunan belum air minum yang aman. Bahkan ada
menyentuh sepenuhnya pada sektor ini, berbagai standar yang berbeda
oleh karenanya target untuk swasembada tentang “kebersihan” air. Satu

Penyediaan air yang layak secara kuantitas dan kualitas, sesungguhnya


sudah menjadi prioritas pembangunan di seluruh dunia, hal ini tercermin
dari salah satu program Milenium Development Goals (MDG’s), yaitu
program no 7. Program ini dikaitkan dengan pelestarian lingkungan

pangan bahkan sebagai lumbung pangan standar, misalnya, mensyaratkan


ASEAN pun akan sulit tercapai. Untuk bahwa sumber air paling tidak
itu perhatian pada pengelolaan sumber harus berjarak minimal 10 meter
daya air ini perlu dijadikan prioritas dari tempat yang digunakan untuk
kembali. pembuangan tinja. Sedangkan Pada
1) Kondisi Kemampuan Penyediaan Air tahun 2010 baru sekitar 47,71%
Berkualitas Saat Ini. penduduk yang telah memiliki akses
Penyediaan air yang layak secara pada air bersih.
kuantitas dan kualitas, sesungguhnya 2) Kondisi sumber daya air saat ini
sudah menjadi prioritas pembangunan Sumber daya air nasional
di seluruh dunia, hal ini tercermin sebenarnya cukup memadai, akan
dari salah satu program Milenium tetapi manajemen air nasional belum
Development Goals (MDG’s), yaitu dilakukan secara baik. Salah satu
program no 7. Program ini dikaitkan indikator ketersediaan air dapat
dengan pelestarian lingkungan. dilihat dari kondisi curah hujan.
Khusus dalam penyediaan air bersih, Ditinjau intensitas curah hujannya,
target dari MDG program no 7 ini wilayah di Indonesia secara umum
antara lain menetapkan target untuk memiliki curah hujan yang relatif
menurunkan separuh dari proporsi tinggi dan hanya di beberapa pulau
penduduk yang tidak memiliki “akses yang sedang sampai dengan rendah,
yang berkelanjutan terhadap air yaitu di Provinsi NTB dan NTT.
minum yang aman”. Ketersediaan sumber air untuk
Berdasarkan laporan Tim MDG wilayah Indonesia sebenarnya cukup
Indonesia, pada tahun 2006 hanya melimpah. Meskipun demikian,
ada 16 provinsi atau kurang lebih total curah hujan cukup tinggi di
50% dari provinsi di Indonesia yang masing-masing pulau tersebut tidak
penduduknya telah memiliki akses

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 55


SOSBUD
seluruhnya diserap oleh tanah dan Kementerian Pertanian, Kementerian
menjadi air tanah. Justru karena Lingkungan Hidup, Kementerian
tidak terkontrolnya pertambahan Energi dan Sumber Daya Mineral/
lahan terbangun yang kedap air dan Air Tanah, dan Kementerian
untuk menghindari banjir, upaya yang Dalam Negeri).
dilakukan adalah secepat-cepatnya
dan sebanyak-banyaknya air hujan 4. Analisa Strategik (Astagatra)
tersebut dibuang ke laut. Data yang Beberapa permasalahan terkait dengan
ada menunjukkan, bahwa sebagian sistem pengelolaan sumber daya air nasional
besar air hujan menjadi run off dari perspektif ketahanan nasional, antara
atau air permukaan. Secara ringkas lain:
masalah yang mengancam ketahanan a. Gatra Geografi. Indonesia merupakan
air di Indonesia meliputi: negara kepulauan yang dihubungkan
a) Semakin bertambahnya luas oleh luasnya lautan, oleh karenanya
lahan kritis 13,1 juta ha (1992) sistem pengelolaan air yang dianggap
dan 18,5 juta ha (2009). tepat adalah sistem distributif
b) Semakin berkurangnya daerah disentralistik yang berbasis
resapan air menjadi kawasan pada kearifan lokal (local based
kota dan industri (alih fungsi innovation). Saat ini pola tersebut
lahan pertanian 35000 ha/th juga baru diadopsi oleh beberapa daerah
mengancam ketahanan pangan). saja.
c) Semakin tingginya pemakaian air b. Gatra Demografi. Dengan laju
tanah (di beberapa kota besar pertumbuhan penduduk yang
73% penduduk menggunakan air mencapai 1, 49% sebagaimana
tanah).
dilaporkan pada tahun 2012 (menurut
d) Semakin bertambahnya pengguna
BPS), merupakan tantangan tersendiri
air karena pertumbuhan penduduk
bagi penyediaan air nasional. Apalagi
meningkat.
kondisi geografis Indonesia yang
e) Semakin tingginya penggunaan
merupakan negara kepulauan dan
air karena peningkatan kualitas
tidak meratanya jumlah penduduk
kehidupan.
pada berbagai wilayah menjadi
f) Semakin tercemarnya sumber-
persoalan yang unik dan berbeda
sumber air (sungai, danau, air
dengan negara-negara lainnya.
tanah) karena tidak tersedia
c. Gatra Sumber Kekayaan Alam
sarana pengolah air limbah di
(SKA). Indonesia pada dasarnya
perkotaan.
memiliki Sumber Daya Air (SDA)
g) Pe ma n as an glo bal/kenaikan
muka air laut yang menimbulkan alamiah yang cukup, akan tetapi pola
gangguan terhadap pertambakan, pengelolaannya belum sistemik dan
abrasi pantai dan memperberat tertata apik. Pada tingkat kebijakan,
masalah banjir kota-kota tepi sudah cukup banyak tersedia berbagai
pantai, (mengancam 450,000 peraturan dan perundang-undangan,
ha tambak, 10.666 desa pantai akan tetapi pelaksanannya belum
dengan 16 juta penduduk yang berjalan secara konsisten.
tinggal di kawasan pantai). d. Gatra Ideologi. Sistem pengelolaan
h) Belum terpadunya program, air nasional dirasakan belum dapat
kewenangan dan tanggung jawab mendukung pembangunan nasional
antar lembaga/kementerian secara adil dan merata, sehingga
dalam hal pengelolaan lahan mempengaruhi pencapaian cita-cita
dan air (Kementerian Kehutanan, dan tujuan nasional sesuai amanat
Kementerian Pekerjaan Umum, Pembukaan UUD NRI 1945.

56 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD
e. Gatra Politik. Sistem pengelolaan untuk mendukung pembangunan nasional
air nasional belum didukung oleh (pertanian, produksi, energi dan lain-lain)“.
kemauan dan kesadaran politik yang Untuk mewujudkan kebijakan di atas,
merata dan konsisten di seluruh dilakukan melalui 4 (empat) strategi
wilayah NKRI, sehingga mempengaruhi utama yaitu: Strategi 1. Membangun
perwujudan satu kesatuan wilayah mindset masyarakat dan seluruh pemangku
yang utuh dan seimbang. kepentingan, bahwa air bukanlah merupakan
f. Gatra Ekonomi. Sistem pengelolaan sumber daya alam yang tak terbatas. Oleh
air nasional belum mendukung karenanya, sumber daya air perlu dikelola
berbagai aktifitas ekonomi secara baik dan bertanggung jawab.
secara paripurna. Antara prinsip Strategi 1, ini dapat dicapai melalui
keekonomian dan manfaat serta berbagai upaya diantaranya:
antara air sebagai komoditi dan a. Pemerintah dan pemerintah daerah serta
air sebagai infra struktur belum tokoh-tokoh masyarakat maupun tokoh
diselaraskan dengan baik, sehingga agama senantiasa menyosialisasikan
mempengaruhi pengembangan pandangan, bahwa air adalah anugrah
perekonomian nasional. dari Yang Maha Kuasa, akan tetapi
g. Gatra Sosial Budaya. Sistem harus dipelihara dengan baik karena
pengelolaan air nasional belum jumlahnya tidak tak terbatas.
sepenuhnya dapat mendukung b. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
aktifitas masyarakat (air untuk serta tokoh-tokoh masyarakat maupun

kebijakan sistem pengelolaan air nasional harus diarahkan pada


“terwujudnya penyediaan air bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil
dan merata baik untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari (kebutuhan
domestik) maupun untuk mendukung pembangunan nasional (pertanian,
produksi, energi dan lain-lain)”

konsumsi maupun sebagai faktor tokoh agama senantiasa harus menjadi


pendukung produksi) secara adil dan role model (teladan) dalam menjaga
merata, sehingga untuk memperoleh dan memelihara sumber-sumber air dan
air yang berkualitas sering kali infrastruktur keairan nasional.
menimbulkan konflik sosial. c. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
h. Gatra Pertahanan dan Keamanan.
serta tokoh-tokoh masyarakat maupun
Mindset sistem pengelolaan air
tokoh agama senantiasa harus
nasional belum dijadikan sebagai
menyosialisasikan pemahaman hidup
elemen penting dan menjadi bagian
bersih dengan mempergunakan air
integral dari pertahanan dan
bersih.
keamanan nasional.
d. Meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai pentingnya perilaku hidup
5. Arah Kebijakan Strategis dan Upaya
bersih dan sehat (PHBS), melalui
Mengacu pada data, fakta dan hasil
komunikasi, informasi dan edukasi serta
analisis sebagaimana dikemukakan pada
pembangunan sarana dan prasarana air
uraian sebelumnya, maka kebijakan sistem
minum dan sanitasi di sekolah.
pengelolaan air nasional harus diarahkan
e. Meningkatkan pemahaman dan perilaku
pada “terwujudnya penyediaan air bagi
seluruh rakyat Indonesia secara adil dan hemat air bagi masyarakat melalui
merata baik untuk pemenuhan kebutuhan edukasi di sekolah-sekolah dimulai dari
sehari-hari (kebutuhan domestik) maupun tingkat dasar.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 57


SOSBUD
f. Meningkatklan partisipasi masyarakat a. Merevitalisasi rencana induk sistem
dalam memanfaatkan serta memelihara penyediaan air nasional yang mencakup
seluruh infrastruktur keairan nasional. pelayanan penyediaan air bagi seluruh
daerah (kabupaten/kota).
Strategi 2. Mengembangkan sistem b. Merevitalisasi rencana induk konservasi
kelembagaan pengelolaan sumber daya sumber daya air yang mencakup
air melalui semangat kerjasama dan perlindungan dan pelestarian
koordinasi yang efektif dalam satu visi sumber daya air, pengawetan air
bersama “memperkuat ketahanan air untuk serta pengelolaan kualitas maupun
kesejahteraan bersama”. Untuk mewujudkan pengendalian pencemaran air.
strategi 2 ini, dilakukan berbagai upaya c. Merevitalisasi sistem penyediaan air
diantaranya : baku untuk ai r mi num, melalui :
a. Membentuk satu kementerian khusus (i) pengendalian penggunaan air tanah
yang mengintegrasikan berbagai fungsi oleh pengguna domestik maupun
pengelolaan air yang kini tersebar di industri; (ii) perlindungan sumber air
berbagai kementerian. tanah dan permukaan dari pencemaran
b. Meningkatkan sinergitas program aksi domestik; dan (iii) pengembangan dan
berbagai lembaga di tingkat pusat dan penerapan teknologi pemanfaatan
daerah dalam melaksanakan manajemen sumber air alternati termasuk air
keairan nasional (penyediaan air bersih reklamasi.
bagi domestik dan pembangunan, d. Merevitalisasi sistem pemeliharaan
pemeliharaan infrastruktur air dan infrastruktur keairan nasional termasuk
sebagainya). didalamnya pemeliharaan berbagai
c. Meningkatkan kapabilitas SDM (capasity sumber air yang dapat mendukung
building) seluruh pemangku kepentingan pembangunan nasional.
yang berkaitan dengan manajemen e. Menciptakan iklim investasi yang
keairan nasional (akademisi, brokrasi mendukung pembangunan guna
dan pelaku usaha). merangsang partisipasi aktif sektor
d. Meningkatkan kinerja manajemen swasta dan masyarakat dalam penyediaan
penyelenggaraan air minum dan sanitasi air bersih khususnya bagi kepentingan
yang layak, melalui: (i) penyusunan domestik melalui: peningkatan
business plan, penerapan korporatisasi, kerjasama pemerintah-swasta (KPS) dan
pelaksanaan manajemen aset, dan corporate social responsibilities (CSR)
peningkatan kapasitas sumber daya serta pengembangan maupun pemasaran
manusia, baik yang dilakukan oleh pilihan sistem penyediaan air yang tepat
institusi maupun masyarakat; (ii) guna.
peningkatan kerja sama lintas program,
lintas sektor dan kerjasama pemerintah, Strategi 4. Menyelaraskan berbagai
swasta dan masyarakat; (iii) peningkatan peraturan mengenai sistem pengelolaan
keterkaitan antara sistem pengelolaan air nasional, khususnya pada tingkat
yang dilakukan oleh masyarakat dengan pelaksanaannya. Untuk mewujudkan strategi
pemerintah; dan (iv) optimalisasi 4 ini, dilakukan berbagai upaya diantaranya:
pemanfaatan sumber dana. a. Menyelaraskan dan mengharmoniskan
berbagai peraturan pada tingkat pusat
Strategi 3. Melakukan revitalisasi dan dan daerah yang masih tumpang tindih.
menyusun kembali grand design manajemen b. Menyelaraskan dan mengharmoniskan
keairan nasional yang mampu meningkatkan berbagai peraturan sektoral (antara
cakupan pengelolaan air nasional dan mampu lembaga dan kementerian).
penyediaan kebutuhan air bagi seluruh c. Melakukan penambahan, revisi atau
masyarakat. Untuk mewujudkan strategi 3 deregulasi berbagai peraturan yang
ini, dilakukan berbagai upaya diantaranya : menghambat partisipasi masyarakat

58 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/12/1356765959656765473.jpg

dalam pengelolaan keairan nasional. penentu keberhasilan pembangunan


d. Mempertegas berbagai peraturan suatu bangsa. Karena itulah, upaya
yang berkaitan dengan pemeliharaan pemetaan potensi air dan ketahanan
infrastruktur keairan nasional. air menjadi agenda yang harus menjadi
perhatian yang serius.
6. Kesimpulan c. Pengelolaan sumber daya air juga
Dari analisis terhadap kondisi masa kini memerlukan sistem kelembagaan
dan kebutuhan di masa mendatang dapat yang kuat dan bertanggung jawab.
disimpulkan beberapa hal: Pengelolaan sumber daya air yang
a. Sumber daya air memiliki manfaat yang terpadu memerlukan juga keterlibatan
tak ternilai bagi kehidupan manusia. berbagai pihak selain Kementerian
Sebagai suatu unsur abiotik dalam Pekerjaan Umum, seperti Kementerian
bumi, keberadaan dan keberlangsungan Kehutanan, Kementerian Pertanian, serta
air sangat bergantung pada apa yang Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
dilakukan oleh manusia. Teknologi Kabupaten/Kota. Pemerintah juga
terkait dengan konservasi dan berupaya menggalang keterlibatan
pemanfaatan sumber daya air telah peran swasta dan masyarakat terutama
banyak dikembangkan. Pemilihan dalam hal pendanaan infrastruktur
teknologi tepat guna yang ditentukan dan pengelolaan sumber daya air
oleh karakteristik wilayah (alam, serta pengendaliaan bencana alam.
sosial dan budaya masyarakat) serta Pengembangan kelembagaan ini
kemampuan dari finansial yang dimiliki. merupakan salah satu kunci penting
Namun demikian faktor yang paling dalam mewujudkan keterpaduan
penting dalam keberhasilan pengelolaan pengelolaan sumber daya air.
sumber daya air adalah faktor manusia d. Pemanfaatan sumber daya air sebagai
sebagai pengguna. Pelestarian kearifan sumber kehidupan bagi manusia perlu
lokal yang telah membudaya secara dikelola secara terpadu, karena kalau
turun temurun dalam pengelolaan tidak, maka akan menimbulkan berbagai
macam konflik antara lain:
sumber daya air perlu dilakukan.
1). Konflik antar kawasan, daerah,
b. Upaya membangun tingkat ketahanan
propinsi bahkan negara. Konflik
air nasional sudah seharusnya menjadi
antar kawasan misalnya adalah antara
agenda nasional. Pasalnya ke depan,
kawasan hulu dan kawasan bagian
dengan jumlah populasi penduduk yang
hilir DAS berkaitan dengan fungsi
semakin bertambah serta kebutuhan
kawasan dalam siklus hidrologi. Konflik
air yang semakin meningkat, membuat
antar negara dapat terjadi meng-
keberadaan air semakin teramat ingat beberapa DAS dan cekungan
penting. Ketersediaan air akan semakin air tanah berada pada lintas negara.
menjadi faktor pembatas dan sekaligus

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 59


SOSBUD
2). Konflik sosial dan budaya. Nilai-nilai 7. Rekomendasi
sosial budaya masyarakat yang Memperhatikan kondisi dan hambatan
masih ada seringkali berbenturan sebagaimana dikemukakan di atas, maka
dengan proses industrialisasi dan perlu dilakukan revitalisasi dan menyusun
berkembangnya masyarakat urban kembali grand design sistem pengelolaan air
yang juga menempatkan air se- nasional.
bagai media pembuangan limbah. a. Membangun mindset masyarakat dan
Pencemaran atau kekeringan sungai dan seluruh pemangku kepentingan, bahwa
sumur-sumur masyarakat akibat pem- air bukanlah merupakan sumber daya
bangunan di sekelilingnya, seringkali alam yang tak terbatas. Oleh karenanya,
menyebabkan penolakan terhadap sumber daya air perlu dipelihara dan
keberlangsungan pembangunan dikelola secara baik, berkesinambungan
tersebut. dan bertanggung jawab.
3). Konflik pengelolaan antar instansi. b. Menyelaraskan fungsi sosial lingkungan
Nilai strategis dari sumber daya air hidup dan ekonomi sumber daya air untuk
bagi keberlangsungan hidup, alam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok
dan kegiatan sosial ekonomi men- setiap orang dengan mengoptimalkan
dorong instansi-instansi terkait me- nilai manfaat dan ekonomi air
nyusun rencana dan kegiatan konflik dengan tetap memperhatikan upaya
antara kebijakan pembangunan pelestariannya.
ekonomi dan kebijakan pelestarian c. Melakukan evaluasi dan menyusun
sumber daya alam terkait dengan kembali grand design manajemen
pengelolaan sumber daya air sesuai keairan nasional yang mencakup empat
dengan tupoksi dan kewenangan (4) hal strategis, yaitu;
masing-masing. Namun demikian, 1) Mengembangkan sistem kelembagaan
belum ada keterpaduan, bahkan pengelolaan sumber daya air melalui
seringkali menjadi tumpang tindih, semangat kerjasama dan koordinasi
tidak saling mendukung atau bahkan yang efektif dalam satu visi bersama
bertolak belakang. Pada akhirnya “memperkuat ketahanan air untuk
manfaat (outcome) yang dihasilkan kesejahteraan bersama”. Perlu
belum optimal. kiranya dikaji secara khusus mengenai
4). Konflik pemanfaatan antar pemangku pembentukan kementerian khusus
kepentingan. Konflik pemanfaatan yang mengelola keairan nasional.
seringkali terjadi berkaitan dengan Kementerian ini mengemban tugas
adanya perbedaan kebutuhan baik sistem manamejen keairan nasional
jumlah (kuantitas) maupun kualitas yang kini tersebar di berbagai
air, sementara sumber air yang di- kementerian.
manfaatkan sama. 2) Menyelaraskan berbagai peraturan
5). Konflik ini hampir terjadi di semua mengenai sistem pengelolaan air
negara, di satu sisi upaya strategis dan nasional, khususnya pada tingkat
percepatan pembangunan ekonomi pelaksanaannya.
sangat diperlukan dan mendesak 3) Revitalisasi infrastruktur air alami
untuk dilakukan dalam rangkat me- termasuk didalamnya; melakukan
ningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembenahan sistem konservasi
dilain pihak upaya pelestarian sumber sumber daya air baku, pengelolaan
daya alam juga bersifat strategis DAS secara efektif dan berkelanjutan,
mengingat sudah banyak sekali bencana pemeliharaan dan memfungsikan
lingkungan terjadi akibat kerusakan berbagai danau dan embung-embung,
lingkungan. pengembangan bendungan-bendungan,
pengawasan terhadap berbagai

60 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013


SOSBUD
aktivitas yang mencemari lingkungan accountable, sehingga mampu me-
Pengelolaan Sumber
dan sumber Daya diAir
daya air alami, guna Mendukung
seluruh Pembangunan
nyediakan Nasional
kebutuhan air yang sehat,
dalam rangka Ketahanan Nasional
wilayah Indonesia. bersih dan berkualitas bagi seluruh
4) Penyehatan PDAM yang ada serta rakyat Indonesia.
membangun PDAM baru di berbagai
daerah yang belum memilikinya
melalui prinsip local based innovation
dan sistem pengusahaan yang

Pengelolaan Sumber Daya Air Guna Mendukung Pembangunan Nasional


Dalam Rangka Ketahanan Nasional

Focus Group Discussion (FGD) Roundtable Discussion (RTD)


• Selasa, 4 September 2012 • Selasa, 16 Oktober 2012
• Pembicara : • Pembicara :
1. Direktur Bina Pentatagunaan 1. Deputi Bidang Sarana dan
Sumber Daya Air, Dirjen Sumber Prasarana Kementerian Negara
Daya Air (PSDA), Kementerian PPN/ Kepala Bappenas RI Dr. Ir.
Pekerjaan Umum RI Dr. Ir. Arie Dedy Supriadi Priatna, MSc,.
Setiadi Moerwanto, M.Sc 2. General Manager Air Kita
2. Direktur Eksekutif Nasional Foundation Mr. Didier Perez.
Wahana Lingkungan Hidup 3. Pejabat Fungsional SDA
Indonesia Abetnego Tarigan Kementerian Pekerjaan Umum
3. Peneliti Senior Lembaga RI Ir. S. Budi Santoso, Dipl. HE.
Penelitian Universitas Trisakti 4. Direktur PDAM Tirta Musi
Dr. Ir. Endrawati Fatimah Palembang, Sumatera Selatan
4. Tenaga Profesional Bidang SKA Dr. Ir. H. Syaiful, DEA.
Lemhannas RI Laksda TNI (Purn) • Penanggap :
Bambang Daryanto, SH, S.Pi. 1. Peneliti dan dosen Program
• Penanggap : Studi Teknik Lingkungan
1. Tenaga Pengkaji Bidang Departemen Teknik Sipil-FTUI Ir.
Sosbud Lemhannas RI Prof. Dr. Firdaus Ali M.Sc.
Sudaryono, SU 2. Sekretaris Badan Pendukung
2. Tenaga Pengkaji Bidang Geografi Pengembangan Sistem
Lemhannas RI Mayjen TNI Penyediaan Air Minum
Endang Hairudin, ST, MM Kementerian PU Ir. Tamin M.
3. Tenaga Ahli Pengajar Bidang Pad Zakaria Amin, MSc, MBA.
Nas Lemhannas RI Mayjen TNI 3. Tenaga Profesional Bidang
Drs. Christian Zebua, MM Sumber Kekayaan Alam
4. Tenaga Profesional Bidang Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Dadan
Ketahanan Nasional Lemhannas Umar Daihani, D.E.A.
RI Mayjen TNI (Purn) Lumban
Sianipar, S.IP, Tim Penyusun : Direktorat Pengkajian
5. Tenaga Profesional Bidang Bidang Sosial dan Budaya
Hukum & HAM Lemhannas RI
Irjen Pol (Purn) Drs. Zainal
Abidin Ishak, SH,

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 15 | Mei 2013 61

Anda mungkin juga menyukai