Anda di halaman 1dari 8

ISSN 0216-3241 35

PEMANFAATAN KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PEWARNA KAIN DENGAN


TEKNIK JUMPUTAN MENGGUNAKAN MORDAN TAWAS, KAPUR, DAN
TUNJUNG

Made Diah Angendari


Fakultas Teknik Dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha
dekdiahku@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil pewarnaan kain dengan teknik jumputan
menggunakan zat warna kulit bawang tanpa proses mordating, (2) perbedaan hasil jadi pewarnaan kain
teknik jumputan dengan kulit bawang merah dengan modan tawas, kapur, dan tunjung, (3) hasil jadi
pewarnaan kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah yang paling disukai antara menggunakan
mordan tawas, kapur, dan tunjung.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Uji kualitas meliputi
penilaian ketuaan warna dan tingkat kesukaan panelis. Peneliti menggunakan pengujian mutu hedonik,
yaitu panelis diminta tanggapan tentang kesukaan produk hasil eksperimen. Analisis deskriptif untuk
mengetahui gambaran tentang data yang diperoleh yaitu ketuaan warna. Uji statistik digunakan untuk
menguji hipotesis.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
pewarna kain dengan teknik jumputan tanpa proses mordating. (2) Ada perbedaan hasil jadi pewarnaan
kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah dengan menggunakan mordan tawas, kapur, dan
tunjung, tawas menghasilkan warna yang lebih muda, kapur sedang dan tunjung warna tua (3) Hasil jadi
pewarnaan kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah yang paling disukai antara menggunakan
mordan tawas, kapur, dan tunjung adalah yang menggunakan mordan tawas.

Kata Kunci: Kulit Bawang Merah, Jumputan, Mordan Tawas, Kapur, Tunjung

Abstract

This study aims to determine: (1) the results of coloring cloth jumputan technique using onion
skin dye without mordating process, (2) differences in the results so jumputan technique of coloring cloth
with red onion skin with Modan alum, lime, and lotus, (3) results so jumputan technique of coloring cloth
with red onion skin most preferably between using a mordant alum, lime, and lotus.This research is an
experimental research. Test includes assessing the quality of aging and color preference level panelists.
Researchers using hedonic quality testing, namely A panelist asked to comment on the results of
experimental products. Descriptive analysis to know the description of the data obtained by the aging of
color. Statistical tests were used to test the hypothesis.
The results of the study are as follows: (1) Skin onion can be used as a dye fabric with jumputan
technique without mordating process. (2) There is a difference in the results so jumputan technique of
coloring cloth with red onion skin using a mordant alum, lime, and lotus, alum resulted in lighter colors,
lime medium and dark color lotus (3) The results so fabric dyeing technique jumputan with onion skins
red most preferably between using mordant alum, lime, and lotus is the use of alum mordant.

Keywords: Skin Onion, Groovy, Mordan Tawas, Lime, Alas

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah ................................................(Made Diah Angendari)


36 ISSN 0216-3241

I. PENDAHLUAN Zat warna sintesis dapat


menimbulkan masalah bagi lingkungan juga
Tekstil di Indonesia berkembang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
sangat pesat. Hal ini ditandai dengan
Dengan melihat dampak yang ditimbulkan
adanya bahan tekstil yang beragam
oleh zat warna sintesis baik pada
tersedia di pasaran. Masyarakat memiliki
lingkungan maupun pada manusia, maka
kebebasan memilih jenis, warna dan motif
hal ini akan menyadarkan manusia untuk
yang diinginkan baik untuk bahan pakaian
kembali mengunakan zat perwarna alam.
atau sebagai bahan lenan rumah tangga.
Dengan gencarnya anjuran untuk
Pada awalnya proses pewarnaan
mengurangi dampak lingkungan,
tekstil menggunakan zat warna alam.
penggunaan zat pewarna alami sangat
Namun, seiring kemajuan teknologi dengan
dianjurkan.
ditemukannya zat warna sintetis untuk
Untuk itu, sebagai upaya
tekstil maka semakin terkikislah
mengangkat kembali penggunaan zat
penggunaan zat warna alam. Keunggulan
warna alam untuk tekstil khususnya kain
zat warna sintetis adalah lebih mudah
jumputan maka perlu dilakukan
diperoleh, ketersediaan warna terjamin,
pengembangan zat warna alam dengan
jenis warna bermacam macam, dan lebih
melakukan eksplorasi sumber-sumber zat
praktis dalam penggunaannya. Meskipun
warna alam dari potensi sumber daya alam
dewasa ini penggunaan zat warna alam
Indonesia yang melimpah. Eksplorasi ini
telah tergeser oleh keberadaan zat warna
dimaksudkan untuk mengetahui secara
sintesis namun penggunaan zat warna
kualitatif warna yang dihasilkan oleh
alam yang merupakan kekayaan budaya
berbagai tanaman di sekitar kita untuk
warisan nenek moyang masih tetap dijaga
pencelupan kain jumputan. Dengan
keberadaannya khususnya pada proses
demikian hasilnya dapat semakin
pembatikan, jumputan, pembuatan kain
memperkaya jenis–jenis tanaman sumber
tradisional dan perancangan busana.
pewarna alam sehingga ketersediaan zat
Rancangan busana maupun kain batik dan
warna alam selalu terjaga dan variasi warna
jumputan yang menggunakan zat warna
yang dihasilkan semakin beragam.
alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi
Eksplorasi zat warna alam ini bisa diawali
yang tinggi karena memiliki nilai seni dan
dari memilih berbagai jenis tanaman yang
warna khas, ramah lingkungan sehingga
ada di sekitar kita baik dari bagian daun,
berkesan etnik dan eksklusif.
bunga, batang, kulit ataupun akar.
Untuk memenuhi akan warna maka
Pada umumnya semua bahan alami
dilakukan proses pewarnaan. Pewarnaan
misalnya bagian dari tanaman yang
dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
mengandung zat pewarna dapat digunakan
berbagai jenis bahan pewarna. Ditinjau dari
sebagai bahan pewarna alami. Salah satu
asalnya terdapat pewarna alami dan
sumber daya alam yang dapat dipakai
pewarna buatan. Zat pewarna alami banyak
untuk zat warna alam adalah bawang
digunakan untuk mewarnai bahan
merah (Allium cepa L) sebagai zat warna
tradisional seperti batik, jumputan dan
alternatif. Bagian dari tanaman ini yang
tenunan. Dalam perkembangannya bahan
dipakai sebagai zat warna alam adalah
tradisional tersebut khusunya kain jumputan
bagian kulit bawang merah. Kulit bawang
saat ini cenderung menggunakan bahan
merah mengandung zat warna alam yaitu
pewarna buatan (modern). Pemakaian
senyawa antosianin dan flaponoida. Zat
bahan pewarna buatan ini karena beberapa
warna ini dapat diekstraksi dengan cara
alasan antara lain banyak tersedia di
ekstraksi panas, dan larutan zat warna
pasaran dan proses pewarnaan relatif
alam yang dihasilkan dapat dibuat menjadi
mudah dan cepat. Namum bahan pewarna
zat warna dalam bentuk serbuk dengan
buatan memiliki kekurangan antara lain
proses penguapan. Zat warna yang
warna tidak tahan lama dan memiliki
dihasilkan dapat digunakan untuk proses
kandungan zat yang membahayakan
pewarnaan pada bahan tekstil. Dalam hal
kesehatan.

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 35-46


ISSN 0216-3241 37

ini digunakan kulit bawang merah limbah menggunakan zat warna kulit bawang
rumah tangga dan limbah setelah panen merah menggunakan mordan tawas, kapur
bawang merah yang selama ini kurang dan tunjung dan (3) hasil jadi pewarnaan
dimanfaatkan secara optimal dan dibuang dengan kulit bawang merah yang paling
percuma. disukai antara menggunakan mordan
Salah satu kendala pewarnaan tawas, kapur, dan tunjung.
tekstil khususnya jumputan menggunakan
zat warna alam adalah ketersediaan variasi II. METODE PENELITIAN
warnanya sangat terbatas dan ketersediaan A. Pendekatan Penelitian
bahannya yang tidak siap pakai sehingga Penelitian yang akan dilakukan
diperlukan proses-proses khusus untuk adalah penelitian jenis eksperimen.
dapat dijadikan larutan pewarna tekstil. Menurut Arikunto (1998) eksperimen adalah
Begitu juga dengan kualitas warnanya yang suatu cara untuk mencari sebab akibat
cenderung berwarna muda. antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
Agar zat warna yang dipakain untuk oleh peneliti dengan mengurangi atau
mencelup memilki kekuatan/ketuaan warna menyisihkan factor-faktor lain yang bisa
yang baik maka perlu dilakukan proses mengganggu. Eksperimen dilakukan
fiksasi atau mordating yaitu untuk memcuci dengan tujuan untuk meneliti sebab akibat
zat warna yang masuk ke dalam serat dengan memanipulasi satu atau dua
sehinga dapat menimbulkan daya tahan variable pada kelompok kontrol yang tidak
luntur warna. Zat yang dapat mengalami manipulasi.
membangkitkan warna setelah bahan B. Rancangan Penelitian
dicelup dengan zat warna kulit bawang Penelitian merupakan eksperimen
merah adalaf zat fiksasi tawas, kapur dan pencelupan kain katun dengan teknik
tunjung. Pemakaian air tawas, kapur, dan jumputan menggunakan mordan tawas,
tunjung sebagai pemangkit warna pada kapur, dan tunjung. Desain eksperimen
kain karena zat fiksator tersebut aman bagi adalah suatu rancangan percobaan dengan
lingkungan, mudah didapat, murah haganya tiap langkah yang benar-benar
serta terbukti dapat digunakan sebagai zat terdefinisikan sedemikian rupa, sehingga
pembangkit warna. Permasalah yang timbul informasi yang berhubungan dengan atau
apakah ekstrak limbah kulit bawang merah diperlakukan untuk permasalahan yang
dapat digunakan sebagai zat warna tekstil sedang diteliti dapat dikumpulkan (Leksono
dan bagaimana pengaruh tawas, kapur, Lestarijadi dkk,2008:40).
dan tunjung terhadap warna kain. Dalam
proses pencelupan ini menggunakan media C. Lokasi Penelitian
kain kapas. Kain kapas terbuat dari bahan Penelitian ini akan dilaksanakan di
baku serat kapas yang mempuyai struktur laboratorium Busana Jurusan Pendidikan
serat tersusun dari molekul-molekul Kesejahteraan Keluarga. Waktu
selulosa. Bahan tekstil yang dapat diwarnai pelaksanaan penelitian selama 8 bulan
dengan zat warna alam adalah bahan mulai bulan April 2013 sampai dengan
tekstil yang terbuat dari serat selulosa bulan Nopember 2013.
karena berfifat higroskopis atau menyerap D. Subyek dan Obyek Penelitian
air. Obyek penelitian ini meliputi: (1) kulit
Oleh karena itu penelitian ini bawang merah, yaitu kulit bawang merah
mencoba untuk memanfaatkan kulit yang sudah kering, (2) kain kapas dan (3)
bawang merah kering sebagai pewarna Tawas, Kapur, dan Tunjung. Sedangkan
pada kain dengan teknik jumputan Subyek penelitian ini adalah hasil berupa
mengunakan mordan tawas, kapur, dan ketuaan warna kain jumputan.
tunjung sehingga dicari: (1) warna yang
dihasilkan pada pewarnaan kain dengan E. Teknik Pengumpulan Data
teknik jumputan menggunakan zat warna Dalam studi eksperimen pewarnaan
kulit bawang merah tanpa proses mordatin, kain dengan teknik jumputan yang
(2) warna yang dihasilkan pada pencelupan menggunaka mordan tawas dengan
kain dengan teknik jumputan konsentrasi yang berbeda, peneliti

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah ................................................(Made Diah Angendari)


38 ISSN 0216-3241

menggunakan uji kualitas meliputi zat warna alam adalah 3 liter. Berikut ini
penilaian ketuaan warna dan tingkat adalah langkah-langkah proses ekstraksi
kesukaan panelis. Peneliti menggunakan untuk mengeksplorasi zat pewarna alam
pengujian mutu hedonik, yaitu panelis dalam skala laboratorium:
diminta tanggapan tentang kesukaan 1) Keringkan dan bersihkan kulit bawang
produk hasil eksperimen. merah dari kotoran-kotorang yang
Panelis yang dilibatkan dalam tercampur pada kulit bawang merah.
penelitian ini adalah sebanyak 25 orang 2) Timbang kulit bawang merah seberat
panelis, yang terdiri dari panelis 500 gr.
mahasiswa Tata Busana sebanyak 25 3) Masukkan kulit bawang merah
orang. tersebut ke dalam panci. Tambahkan
air dengan perbandingan 1:10.
F. Teknik Analisis Data Contohnya jika berat bahan yang
Metode analisis data yang diekstrak 500gr maka airnya 5 liter.
digunakan dalam penelitian ini ada dua 4) Rebus bahan hingga volume air
yaitu analisis deskriptif dan uji statistik. menjadi setengahnya (2,5liter). Jika
Analisis deskriptif untuk mengetahui menghendaki larutan zat warna jadi
gambaran tentang data yang diperoleh lebih kental volume sisa perebusan
yaitu ketuaan warna. Uji statistik digunakan bisa diperkecil misalnya menjadi
untuk menguji hipotesis. sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa
pigmen warna yang ada dalam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN tumbuhan telah keluar ditunjukkan
A. Hasil Penelitian dengan air setelah perebusan menjadi
1. Proses pewarnaan dengan kulit berwarna.
bawang merah 5) Saring dengan kasa penyaring larutan
a. Alat dan Bahan hasil proses ekstraksi tersebut untuk
1) Bahan memisahkan dengan sisa bahan yang
Bahan-bahan yang digunakan diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil
dalam pewarnaan pewarnaan dan jumputan penyaringan ini disebut larutan zat
adalah: Kain katun polos warna putih, kulit warna alam. Setelah dingin larutan siap
bawang merah, soda abu, kapur tohor, digunakan.
tunjung (FeS04), tawas , bahan pengikat,
bahan untuk mengisi. c. Proses Mordating
2) Alat-alat Bahan tekstil yang hendak diwarna
Beberapa alat yang digunakan untuk harus diproses mordanting terlebih dahulu.
membuat motif kain dengan teknik Proses mordanting ini dimaksudkan untuk
jumputan dan proses pewarnaan adalah: meningkatkan daya tarik zat warna alam
Pensil, gunting, kompor dan panci, sendok terhadap bahan tekstil serta berguna untuk
kayu, dan baskom. menghasilkan kerataan dan ketajaman
b. Proses Ekstraksi kulir bawang warna yang baik. Proses mordanting
merah dilakukan sebagai berikut:
Dalam melakukan proses 1) Potong bahan tekstil sebagai sample
ekstraksi/pembuatan larutan zat warna untuk diwarna dengan ukuran 25 X 25
alam perlu disesuaikan dengan berat bahan Cm atau sesuai keinginan sebanyak
yang hendak diproses sehingga jumlah empat lembar.
larutan zat warna alam yang dihasilkan 2) Untuk bahan kain kapas : Buat larutan
dapat mencukupi untuk mencelup bahan yang mengandung 8 gram tawas dan 2
tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam gram soda abu (Na2CO3) dalam setiap
yang diperlukan tergantung pada jumlah 1 liter air yang digunakan. Aduk hingga
bahan tekstil yang akan diproses. larut. Rebus larutan hingga mendidih
Perbandingan larutan zat warna dengan kemudian masukkan bahan kapas dan
bahan tekstil yang biasa digunakan adalah direbus selama 1jam. Setelah itu
1: 30. Misalnya berat bahan tekstil yang matikan api dan kain kapas dibiarkan
diproses 100 gram maka kebutuhan larutan terendam dalam larutan selama

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 35-46


ISSN 0216-3241 39

semalam. Setelah direndam bahan diproses dalam larutan


semalaman dalam larutan tersebut, mordan selama 10 menit.
kain diangkat dan dibilas (jangan 4) Bilas dan cuci bahan lalu keringkan.
diperas) lalu dikeringkan dan disetrika. Bahan telah selesai diwarnai
Kain kapas tersebut siap dicelup. dengan larutan zat warna alam.

d. Pembuatan larutan fixer (pengunci 2. Warna yang Dihasilkan pada


warna) Pewarnaan Kain dengan Teknik
Pada proses pencelupan bahan Jumputan Menggunakan Zat Warna
tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan Kulit Bawang Merah Tanpa Proses
proses fiksasi (fixer) yaitu proses Mordatin
penguncian warna setelah bahan dicelup
dengan zat warna alam agar warna Pada pewarnaan kain dengan teknik
memiliki ketahanan luntur yang baik. Ada 3 jumputan yang menggunakan zat warna
jenis larutan fixer yang biasa digunakan kulit bawang merah tanpa proses mordating
yaitu tunjung (FeSO4), tawas, atau kapur didapatkan warna kecoklatan atau coklat
tohor (CaCO3). Untuk itu sebelum muda. Motif jumputan yang dihasilkan
melakukan pencelupan kita perlu tampak jelas dan proposional.
menyiapkan larutan fixer terlebih dengan
dengan cara : Larutan fixer Tawas :
Larutkan 50 gram tawas dalam tiap liter air
yang digunakan. Biarkan mengendap dan
ambil larutan beningnya.
e. Proses Pencelupan Dengan Zat Warna
Kulit Bawang merah
Setelah bahan dimordanting dan
larutan mordan siap maka proses
pencelupan bahan tekstil dapat segera
dilakukan dengan jalan sebagai berikut: Gambar 01. Hasil Pewarnaan
1) Kain diberi motif dengan Jumputan Menggunakan Kulit Bawang
menggunakan teknik jumputan Merah
2) Siapkan larutan zat warna alam 3. Warna yang Dihasilkan pada
hasil proses ekstraksi dalam tempat Pencelupan Kain dengan Teknik
pencelupan. Jumputan Menggunakan Zat Warna
3) Masukkan bahan tekstil yang telah Kulit Bawang Merah Menggunakan
dijumput ke dalam larutan zat Mordan Tawas, Kapur dan Tunjung
warna alam dan diproses
pencelupan selama 15 – 30 menit. Pada pewarnaan kain dengan teknik
4) Tiriskan dan buka ikatan tali dan jumputan menggunakan zat warna kulit
kain dibilas dengan air bersih, bawang merah menggunakan mordan yang
kemudian dikeringkan di tempat berbeda yaitu tawas, kapur dan tunjung.
yang teduh Dalam pencelupan menggunakan mordan
f. Proses Fiksasi tawas terjadi perubahan warna dari coklat
1) Masukkan bahan 1 (bahan A) muda menjadi kekuningan.
kedalam larutan mordan tawas,
bahan diproses dalam larutan
mordan selama 10 menit.
2) Masukkan bahan 1 (bahan B)
kedalam larutan mordan kapur,
bahan diproses dalam larutan
mordan selama 10 menit.
3) Masukkan bahan 1 (bahan C)
kedalam larutan mordan tunjung,

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah ................................................(Made Diah Angendari)


40 ISSN 0216-3241

menggunakan mordan tawas menghasilkan


warna yang lebih cerah dibandingkan
menggunakan mordan kapur dan mordan
tunjung. Kualitas warna yang menggunakan
mordan kapur menghasilkan warna yang
pudar, dan kualitas warna menggunakan
mordan tunjung mendapatkan warna yang
gelap dibandingkan yang lainnya.

Tabel 1 Kualitas Warna Jumputan


Kualitas Hasil Jumputan
Gambar 02. Hasil Penceluban
Mordan Tawas Tawas Kapur Tunjung
(bahan A) (bahan B) (bahan c)
Sedangkan pencelupan 89 88 87
menggunakan mordan kapur tidak terjadi
perubahan warna cenderung menjadi lebih Tabel 2. Kualitas Hasil Jumputan
muda sehingga warnanya coklat tua. Kualitas warna
Tawas Kapur Tunjung
(bahan A) (bahan B) (bahan c)
92 87 91

Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat


disimpulkan bahwa kualitas hasil jumputan
dari segi desain motif, bentuk motif, struktur
motif, ketepatan dan kerapian motif hasil
jumputan yang mengunakan mordan tawas
memperoleh 85 % dengan kategori sangat
baik, sedangkan hasil jumputan yang
Gambar 03. Hasil Pencelupan menggunakan mordan kapur memperoleh
Mordan Kapur 88 % dengan kategori sangat baik, dan
hasil jumputan yang menggunakan mordan
Pencelupan dengan mordan tunjung tunjung dengan nilai 87 % dengan kategori
didaparkan warna yang lebih gelap, kain sangat baik.
yang berwana coklat muda berubah warna Sedangkan kualitas hasil jadi
menjadi coklat kehitaman. jumputan yang diwarna menggunakan zat
warna kulit bawang merah dari segi warna
yang digunakan, meratanya warna, noda
dan kecerahan warna diperoleh hasil
sebagai berikut, hasil jadi jumputan dengan
menggunakan mordan tawas mendapat
nilai 92 % dengan kategori sangat baik,
sedangkan hasil jadi jumputan dengan
menggunakan mordan kapur mendapatkan
nilai 87 % dengan kategori baik, dan hasil
jumputan menggunakan mordan tujnung
mendapat nilai 91 % dengan kategori
sangat baik.
Gambar 04. Hasil Pencelupan 4. Hasil Jadi Pewarnaan dengan Kulit
Mordan Tunjung Bawang Merah yang Paling Disukai
antara Menggunakan Mordan Tawas,
Kualitas warna yang didapatkan dari Kapur, dan Tunjung
para panelis bahwa penggunaan warna

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 35-46


ISSN 0216-3241 41

serbuk dengan proses penguapan. Zat


Hasil pewarnaan dengan kulit warna yang dihasilkan dapat digunakan
bawang merah yang paling disukai anntara untuk proses pewarnaan pada bahan
menggunakan mordan tawas, kapur, dan tekstil.
tunjung didapat dari uji panelis sebanyak 30 Mordan digunakan sebagai zat
orang. pembangkit warna pada pewarna alami.
Tabel 3. Hasil Jadi Pewarnaan dengan Bahan kimia yang digunakan adalah
Kulit Bawang Merah yang Paling tunjung (FeSO4). Tawas (Al2(SO4)3),
Disukai antara Menggunakan natrium karbonat, dan kapur tohor
Mordan Tawas, Kapur, dan (CaCO3). Zat-zat mordan ini berfungsi
Tunjung untuk membentuk jembatan kimia antara
zat warna alam dengan serat sehingga
No Mordan Jumlah Persentase afinitas zat warna meningkat terhadap
% serat.
1 Tawas 13 52 Dari hasil penelitian hasil jadi
(bahan A) pewarnaan menggunakan kulit bawang
2 Kapur 2 8 merah yang menggunakan mordan tawas
(bahan B) menghasilkan warna yang lebih cerah dari
3 Tunjung 10 40 warna aslinya, yang semula berwarna
(bahan C) coklat muda menjadi kekuningan. Motif
Total 30 100 jumputan yang dihasilkan juga tampak
jelas. Hal ini disebabkan karena tawas yang
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa berupa kristal putih gelap, tembus cahaya,
hasil pewarnaan dengan kulit bawang rasanya agak asam kalau dijilat, bersifat
merah yang paling disukai antara menguatkan warna tetapi juga dapat
menggunakan mordan tawas, kapur, dan digunakan sebagai penjernih air keruh.
tunjung adalah menggunakan mordan Selain berguna untuk mencegah lunturnya
tawas sebanyak 13 orang sekitar 52 %, warna pada saat pencucian, mordan juga
selanjutnya adalah hasil yang berfungsi sebagai pengarah warna, dimana
menggunakan mordan tunjung sebanyak 10 kain mordan yang telah diwarnai alam,
orang yang menyukainya sekitas 40 % akan menghasilkan warna yang berbeda
sedangkan yang paling terakhir adalah hasil Dari hasil penelitian hasil jadi
yang menggunakan mordan kapur pewarnaan menggunakan kulit bawang
sebanyak 2 orang yang menyukainnya merah yang menggunakan mordan kapur
sekitar 8 %. menghasilkan warna yang lebih muda atau
lebih pudar dari warna aslinya, yang
B. Pembahasan semula coklat muda menjadi coklat
Dari hasil penelitian dinyatakan keputihan. Hal ini disebabkan karena kapur
bahwa kulit bawang merah dapat tohor merupakan anhidrida basa, dan
digunakan sebagai zat pewarna tekstil apabila bereaksi dengan air akan terjadi
dimana warna yang dihasilkan dari proses kapur padam atau kalsium hidroksida.
pewarnaan tersebut adalah coklat muda. Larutan kapur tohor mengeluarkan banyak
Hal ini disebabkan karena kulit berwarna panas, bersifat basa agak keras, dan
kecokelatan dan lapisan eksternal bawang mudah menarik gas asam arang dari udara,
kaya akan serat dan flavonoid, sedangkan sehingga air mudah menjadi keruh. Larutan
lapisan luar yang terbuang mengandung kapur tohor juga merupakan pengikat asam
senyawa belerang dan fructans. Kulit – asam nabati.
bawang merah mengandung zat warna
alam yaitu senyawa antosianin dan IV. PENUTUP
flaponoida. Zat warna ini dapat diekstraksi A. Kesimpulan
dengan cara ekstraksi panas, dan larutan 1. Pada pewarnaan kain dengan teknik
zat warna alam yang dihasilkan dapat jumputan yang menggunakan zat
dibuat menjadi zat warna dalam bentuk warna kulit bawang merah tanpa
proses mordating didapatkan warna

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah ................................................(Made Diah Angendari)


42 ISSN 0216-3241

kecoklatan atau coklat muda. Motif 2. Untuk peneliti lanjut agar bisa
jumputan yang dihasilkan tampak meneliti tentang penggunaan kulit
jelas dan proposional. bawang perah dengan
2. Dalam pencelupan menggunakan menggunakan konsentrasi mordan
mordan tawas terjadi perubahan yang berbeda.
warna dari coklat muda menjadi 3. Untuk peneliti agar bisa
kekuningan. Sedangkan pencelupan menggunakan bahan-bahan alam
menggunakan mordan kapur tidak yang lain untuk dijadikan zat
terjadi perubahan warna cenderung pewarna tekstil.
menjadi lebih muda sehingga
warnanya coklat tua, dan DAFTAR PUSTAKA
pencelupan dengan mordan tunjung
didaparkan warna yang lebih gelap, Dian Safitri Purwaningrum, 5401402059
kain yang berwana coklat muda (2007) Pengaruh Lama Waktu
berubah warna menjadi coklat Mordan Tawas terhadap Ketuaan
kehijauan.Kualitas warna yang Warna dan Kekuatan Tarik Kain
didapatkan dari para panelis bahwa Sutera dalam Proses Pewarnaan
penggunaan warna menggunakan dengan Zat Warna Daun Mangga
mordan tawas menghasilkan warna pada Busana Pesta Anak. Under
yang lebih cerah dibandingkan Graduates thesis, Universitas
menggunakan mordan kapur dan Negeri Semarang
mordan tunjung. Kualitas warna
yang menggunakan mordan kapur Handoyo Joko Dwi. 2008. Batik dan
menghasilkan warna yang pudar, Jumputan. Yogyakarta. PT
dan kualitas warna menggunakan Mavanan Jaya Cemerlang.
mordan tunjung mendapatkan
warna yang gelap dibandingkan Hasyim Henny. 2010. Tie Dye. Surabaya.
yang lainnya. Tiara Aksara.
3. hasil pewarnaan dengan kulit
bawang merah yang paling disukai Kusrianiati Dewi. 2010. Pemanfaatan
antara menggunakan mordan Sanggon sebagai pewarna kain
tawas, kapur, dan tunjung adalah sutera menggunakan mordan tawas
menggunakan mordan tawas dengan konsentrasi yang berbeda.
sebanyak 14 orang sekitar 0,47 %, Jurnal Teknobuga. Vol.4/No2.
selanjutnya adalah hasil yang Unnes.
menggunakan mordan tunjung
sebanyak 11 orang yang Luftiati, Dewi. 2003. Pemanfaatan Kulit
menyukainya sekitas 0,37% Bawang Merah Sebagai Bahan
sedangkan yang paling terakhir Pewarna Alami kain dengan Teknik
adalah hasil yang menggunakan Jumputan. Proseding. Seminar
mordan kapur sebanyak 5 orang Nasional Produk Busana.
yang menyukainnya sekitar 0,17 %.
B. Saran Rasyid Djufri. 1976. Teknologi
1. Untuk pengerajin agar pengelantangan, pencelupan dan
menggunakan pewarna alam yang pencapan. Bandung: Institut
didapat dari sisa-sisa atau limbah Teknologi Tekstil.
yang ada disekitar untuk dijadikan
pewarna alternatif kain.

JPTK, UNDIKSHA, Vol. 12, No. 1, Januari 2015 : 35-46

Anda mungkin juga menyukai