Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil pewarnaan kain dengan teknik jumputan
menggunakan zat warna kulit bawang tanpa proses mordating, (2) perbedaan hasil jadi pewarnaan kain
teknik jumputan dengan kulit bawang merah dengan modan tawas, kapur, dan tunjung, (3) hasil jadi
pewarnaan kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah yang paling disukai antara menggunakan
mordan tawas, kapur, dan tunjung.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Uji kualitas meliputi
penilaian ketuaan warna dan tingkat kesukaan panelis. Peneliti menggunakan pengujian mutu hedonik,
yaitu panelis diminta tanggapan tentang kesukaan produk hasil eksperimen. Analisis deskriptif untuk
mengetahui gambaran tentang data yang diperoleh yaitu ketuaan warna. Uji statistik digunakan untuk
menguji hipotesis.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
pewarna kain dengan teknik jumputan tanpa proses mordating. (2) Ada perbedaan hasil jadi pewarnaan
kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah dengan menggunakan mordan tawas, kapur, dan
tunjung, tawas menghasilkan warna yang lebih muda, kapur sedang dan tunjung warna tua (3) Hasil jadi
pewarnaan kain teknik jumputan dengan kulit bawang merah yang paling disukai antara menggunakan
mordan tawas, kapur, dan tunjung adalah yang menggunakan mordan tawas.
Kata Kunci: Kulit Bawang Merah, Jumputan, Mordan Tawas, Kapur, Tunjung
Abstract
This study aims to determine: (1) the results of coloring cloth jumputan technique using onion
skin dye without mordating process, (2) differences in the results so jumputan technique of coloring cloth
with red onion skin with Modan alum, lime, and lotus, (3) results so jumputan technique of coloring cloth
with red onion skin most preferably between using a mordant alum, lime, and lotus.This research is an
experimental research. Test includes assessing the quality of aging and color preference level panelists.
Researchers using hedonic quality testing, namely A panelist asked to comment on the results of
experimental products. Descriptive analysis to know the description of the data obtained by the aging of
color. Statistical tests were used to test the hypothesis.
The results of the study are as follows: (1) Skin onion can be used as a dye fabric with jumputan
technique without mordating process. (2) There is a difference in the results so jumputan technique of
coloring cloth with red onion skin using a mordant alum, lime, and lotus, alum resulted in lighter colors,
lime medium and dark color lotus (3) The results so fabric dyeing technique jumputan with onion skins
red most preferably between using mordant alum, lime, and lotus is the use of alum mordant.
ini digunakan kulit bawang merah limbah menggunakan zat warna kulit bawang
rumah tangga dan limbah setelah panen merah menggunakan mordan tawas, kapur
bawang merah yang selama ini kurang dan tunjung dan (3) hasil jadi pewarnaan
dimanfaatkan secara optimal dan dibuang dengan kulit bawang merah yang paling
percuma. disukai antara menggunakan mordan
Salah satu kendala pewarnaan tawas, kapur, dan tunjung.
tekstil khususnya jumputan menggunakan
zat warna alam adalah ketersediaan variasi II. METODE PENELITIAN
warnanya sangat terbatas dan ketersediaan A. Pendekatan Penelitian
bahannya yang tidak siap pakai sehingga Penelitian yang akan dilakukan
diperlukan proses-proses khusus untuk adalah penelitian jenis eksperimen.
dapat dijadikan larutan pewarna tekstil. Menurut Arikunto (1998) eksperimen adalah
Begitu juga dengan kualitas warnanya yang suatu cara untuk mencari sebab akibat
cenderung berwarna muda. antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
Agar zat warna yang dipakain untuk oleh peneliti dengan mengurangi atau
mencelup memilki kekuatan/ketuaan warna menyisihkan factor-faktor lain yang bisa
yang baik maka perlu dilakukan proses mengganggu. Eksperimen dilakukan
fiksasi atau mordating yaitu untuk memcuci dengan tujuan untuk meneliti sebab akibat
zat warna yang masuk ke dalam serat dengan memanipulasi satu atau dua
sehinga dapat menimbulkan daya tahan variable pada kelompok kontrol yang tidak
luntur warna. Zat yang dapat mengalami manipulasi.
membangkitkan warna setelah bahan B. Rancangan Penelitian
dicelup dengan zat warna kulit bawang Penelitian merupakan eksperimen
merah adalaf zat fiksasi tawas, kapur dan pencelupan kain katun dengan teknik
tunjung. Pemakaian air tawas, kapur, dan jumputan menggunakan mordan tawas,
tunjung sebagai pemangkit warna pada kapur, dan tunjung. Desain eksperimen
kain karena zat fiksator tersebut aman bagi adalah suatu rancangan percobaan dengan
lingkungan, mudah didapat, murah haganya tiap langkah yang benar-benar
serta terbukti dapat digunakan sebagai zat terdefinisikan sedemikian rupa, sehingga
pembangkit warna. Permasalah yang timbul informasi yang berhubungan dengan atau
apakah ekstrak limbah kulit bawang merah diperlakukan untuk permasalahan yang
dapat digunakan sebagai zat warna tekstil sedang diteliti dapat dikumpulkan (Leksono
dan bagaimana pengaruh tawas, kapur, Lestarijadi dkk,2008:40).
dan tunjung terhadap warna kain. Dalam
proses pencelupan ini menggunakan media C. Lokasi Penelitian
kain kapas. Kain kapas terbuat dari bahan Penelitian ini akan dilaksanakan di
baku serat kapas yang mempuyai struktur laboratorium Busana Jurusan Pendidikan
serat tersusun dari molekul-molekul Kesejahteraan Keluarga. Waktu
selulosa. Bahan tekstil yang dapat diwarnai pelaksanaan penelitian selama 8 bulan
dengan zat warna alam adalah bahan mulai bulan April 2013 sampai dengan
tekstil yang terbuat dari serat selulosa bulan Nopember 2013.
karena berfifat higroskopis atau menyerap D. Subyek dan Obyek Penelitian
air. Obyek penelitian ini meliputi: (1) kulit
Oleh karena itu penelitian ini bawang merah, yaitu kulit bawang merah
mencoba untuk memanfaatkan kulit yang sudah kering, (2) kain kapas dan (3)
bawang merah kering sebagai pewarna Tawas, Kapur, dan Tunjung. Sedangkan
pada kain dengan teknik jumputan Subyek penelitian ini adalah hasil berupa
mengunakan mordan tawas, kapur, dan ketuaan warna kain jumputan.
tunjung sehingga dicari: (1) warna yang
dihasilkan pada pewarnaan kain dengan E. Teknik Pengumpulan Data
teknik jumputan menggunakan zat warna Dalam studi eksperimen pewarnaan
kulit bawang merah tanpa proses mordatin, kain dengan teknik jumputan yang
(2) warna yang dihasilkan pada pencelupan menggunaka mordan tawas dengan
kain dengan teknik jumputan konsentrasi yang berbeda, peneliti
menggunakan uji kualitas meliputi zat warna alam adalah 3 liter. Berikut ini
penilaian ketuaan warna dan tingkat adalah langkah-langkah proses ekstraksi
kesukaan panelis. Peneliti menggunakan untuk mengeksplorasi zat pewarna alam
pengujian mutu hedonik, yaitu panelis dalam skala laboratorium:
diminta tanggapan tentang kesukaan 1) Keringkan dan bersihkan kulit bawang
produk hasil eksperimen. merah dari kotoran-kotorang yang
Panelis yang dilibatkan dalam tercampur pada kulit bawang merah.
penelitian ini adalah sebanyak 25 orang 2) Timbang kulit bawang merah seberat
panelis, yang terdiri dari panelis 500 gr.
mahasiswa Tata Busana sebanyak 25 3) Masukkan kulit bawang merah
orang. tersebut ke dalam panci. Tambahkan
air dengan perbandingan 1:10.
F. Teknik Analisis Data Contohnya jika berat bahan yang
Metode analisis data yang diekstrak 500gr maka airnya 5 liter.
digunakan dalam penelitian ini ada dua 4) Rebus bahan hingga volume air
yaitu analisis deskriptif dan uji statistik. menjadi setengahnya (2,5liter). Jika
Analisis deskriptif untuk mengetahui menghendaki larutan zat warna jadi
gambaran tentang data yang diperoleh lebih kental volume sisa perebusan
yaitu ketuaan warna. Uji statistik digunakan bisa diperkecil misalnya menjadi
untuk menguji hipotesis. sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa
pigmen warna yang ada dalam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN tumbuhan telah keluar ditunjukkan
A. Hasil Penelitian dengan air setelah perebusan menjadi
1. Proses pewarnaan dengan kulit berwarna.
bawang merah 5) Saring dengan kasa penyaring larutan
a. Alat dan Bahan hasil proses ekstraksi tersebut untuk
1) Bahan memisahkan dengan sisa bahan yang
Bahan-bahan yang digunakan diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil
dalam pewarnaan pewarnaan dan jumputan penyaringan ini disebut larutan zat
adalah: Kain katun polos warna putih, kulit warna alam. Setelah dingin larutan siap
bawang merah, soda abu, kapur tohor, digunakan.
tunjung (FeS04), tawas , bahan pengikat,
bahan untuk mengisi. c. Proses Mordating
2) Alat-alat Bahan tekstil yang hendak diwarna
Beberapa alat yang digunakan untuk harus diproses mordanting terlebih dahulu.
membuat motif kain dengan teknik Proses mordanting ini dimaksudkan untuk
jumputan dan proses pewarnaan adalah: meningkatkan daya tarik zat warna alam
Pensil, gunting, kompor dan panci, sendok terhadap bahan tekstil serta berguna untuk
kayu, dan baskom. menghasilkan kerataan dan ketajaman
b. Proses Ekstraksi kulir bawang warna yang baik. Proses mordanting
merah dilakukan sebagai berikut:
Dalam melakukan proses 1) Potong bahan tekstil sebagai sample
ekstraksi/pembuatan larutan zat warna untuk diwarna dengan ukuran 25 X 25
alam perlu disesuaikan dengan berat bahan Cm atau sesuai keinginan sebanyak
yang hendak diproses sehingga jumlah empat lembar.
larutan zat warna alam yang dihasilkan 2) Untuk bahan kain kapas : Buat larutan
dapat mencukupi untuk mencelup bahan yang mengandung 8 gram tawas dan 2
tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam gram soda abu (Na2CO3) dalam setiap
yang diperlukan tergantung pada jumlah 1 liter air yang digunakan. Aduk hingga
bahan tekstil yang akan diproses. larut. Rebus larutan hingga mendidih
Perbandingan larutan zat warna dengan kemudian masukkan bahan kapas dan
bahan tekstil yang biasa digunakan adalah direbus selama 1jam. Setelah itu
1: 30. Misalnya berat bahan tekstil yang matikan api dan kain kapas dibiarkan
diproses 100 gram maka kebutuhan larutan terendam dalam larutan selama
kecoklatan atau coklat muda. Motif 2. Untuk peneliti lanjut agar bisa
jumputan yang dihasilkan tampak meneliti tentang penggunaan kulit
jelas dan proposional. bawang perah dengan
2. Dalam pencelupan menggunakan menggunakan konsentrasi mordan
mordan tawas terjadi perubahan yang berbeda.
warna dari coklat muda menjadi 3. Untuk peneliti agar bisa
kekuningan. Sedangkan pencelupan menggunakan bahan-bahan alam
menggunakan mordan kapur tidak yang lain untuk dijadikan zat
terjadi perubahan warna cenderung pewarna tekstil.
menjadi lebih muda sehingga
warnanya coklat tua, dan DAFTAR PUSTAKA
pencelupan dengan mordan tunjung
didaparkan warna yang lebih gelap, Dian Safitri Purwaningrum, 5401402059
kain yang berwana coklat muda (2007) Pengaruh Lama Waktu
berubah warna menjadi coklat Mordan Tawas terhadap Ketuaan
kehijauan.Kualitas warna yang Warna dan Kekuatan Tarik Kain
didapatkan dari para panelis bahwa Sutera dalam Proses Pewarnaan
penggunaan warna menggunakan dengan Zat Warna Daun Mangga
mordan tawas menghasilkan warna pada Busana Pesta Anak. Under
yang lebih cerah dibandingkan Graduates thesis, Universitas
menggunakan mordan kapur dan Negeri Semarang
mordan tunjung. Kualitas warna
yang menggunakan mordan kapur Handoyo Joko Dwi. 2008. Batik dan
menghasilkan warna yang pudar, Jumputan. Yogyakarta. PT
dan kualitas warna menggunakan Mavanan Jaya Cemerlang.
mordan tunjung mendapatkan
warna yang gelap dibandingkan Hasyim Henny. 2010. Tie Dye. Surabaya.
yang lainnya. Tiara Aksara.
3. hasil pewarnaan dengan kulit
bawang merah yang paling disukai Kusrianiati Dewi. 2010. Pemanfaatan
antara menggunakan mordan Sanggon sebagai pewarna kain
tawas, kapur, dan tunjung adalah sutera menggunakan mordan tawas
menggunakan mordan tawas dengan konsentrasi yang berbeda.
sebanyak 14 orang sekitar 0,47 %, Jurnal Teknobuga. Vol.4/No2.
selanjutnya adalah hasil yang Unnes.
menggunakan mordan tunjung
sebanyak 11 orang yang Luftiati, Dewi. 2003. Pemanfaatan Kulit
menyukainya sekitas 0,37% Bawang Merah Sebagai Bahan
sedangkan yang paling terakhir Pewarna Alami kain dengan Teknik
adalah hasil yang menggunakan Jumputan. Proseding. Seminar
mordan kapur sebanyak 5 orang Nasional Produk Busana.
yang menyukainnya sekitar 0,17 %.
B. Saran Rasyid Djufri. 1976. Teknologi
1. Untuk pengerajin agar pengelantangan, pencelupan dan
menggunakan pewarna alam yang pencapan. Bandung: Institut
didapat dari sisa-sisa atau limbah Teknologi Tekstil.
yang ada disekitar untuk dijadikan
pewarna alternatif kain.