Proteksi Dan Kontrol Transformator Print
Proteksi Dan Kontrol Transformator Print
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
2. PEDOMAN PEMELIHARAAN...........................................................................10
2.1 In Service Inspection / Inspeksi Dalam Keadaan Operasi.................................10
GLOSARRY..................................................................................................................43
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Relai proteksi transformator berdasarkan level tegangan dan kapasitas........2
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
Pola Proteksi Transformator IBT TET/TT menggunakan pola duplikasi proteksi, artinya
menggunakan 2 buah proteksi utama. Yaitu utama 1 dan utama 2. Sehingga pola yang
dipergunakan pada transformator IBT TET/TT adalah :
1. Diferensial utama 1
2. Diferensial utama 2
3. REF utama 1
4. REF utama 2
Sedangkan OCR/GFR hanya dipergunakan sebagai pengaman cadangan terhadap
gangguan eksternal.
Tabel 1.1 Relai proteksi transformator berdasarkan level tegangan dan kapasitas
TRANSFORMATOR
< 30 ≥ 30 ≥ 60 MVA
Proteksi Mekanik
1
1 Relai suhu minyak 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
buah
1
2 Relai suhu belitan sisi Primer 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
buah
1
3 Relai suhu belitan sisi Sekunder - 1 buah 1 buah 1 buah
buah
1
4 Relai Bucholtz Tangki Utama 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
buah
1
5 Relai Tekanan Lebih Tangki Utama 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
buah
Relai Tekanan Lebih OLTC 1
6 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
(Jansen) buah
Proteksi Elektrik
1
7 Relai Diferensial 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah
buah
Relai Gangguan ke Tanah Terbatas 1
8 - 2 buah 1 buah 1 buah
(REF) sisi Primer buah
Relai Gangguan ke Tanah Terbatas
1
9 (REF) sisi Sekunder (hanya untuk - 2 buah 1 buah 1 buah
buah
konfigurasi bintang)
10 Relai Arus Lebih (OCR) sisi Primer 2 fasa 3 fasa 3 fasa 3 fasa 3 fasa
3
Relai Arus Lebih (OCR) sisi buah 3 buah 3 buah 3 buah
11 2 fasa
Sekunder (3 (3 fasa) (3 fasa) (3 fasa)
fasa)
Relai Gangguan ke Tanah (GFR) 1
12 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
sisi Primer buah
Relai Gangguan ke Tanah (GFR)
1
13 sisi Sekunder (hanya untuk 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
buah
konfigurasi bintang)
14 Relai Proteksi NGR (SBEF) (hanya 1 buah 1 - - 1 buah
untuk transformator belitan Y yang buah
TRANSFORMATOR
< 30 ≥ 30 ≥ 60 MVA
ditanahkan dengan resistor)
1.2.3 Pola Proteksi Transformator IBT TT/TT (150/70 kV atau 150/66 kV)
Pola proteksi transformator IBT TT/TT memiliki jenis relai yang sama dengan pola
proteksi transformator IBT TET/TT. Perbedaannya, pola proteksi transformator IBT
TT/TT hanya memiliki 1 buah relai diferensial dan 1 buah relai REF sisi primer dan 1
buah REF sisi sekunder transformator (bila konfigurasi belitan sisi 70 kV atau 60 kV
adalah YN). Dan dilengkapi dengan relai SBEF bila sisi 70 kV atau 66 kV ditanahkan
dengan NGR.
BUS TT
OCR/GFR1
REF1
Y
DIFF
Y
NGR REF2
SBEF
OCR/GFR2
BUS TM
OCR/GFR2
Penyulang
BUS TT
OCR/GFR1
REF
Y
DIF
Y
RE
SB
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ix
PT PLN (Persero)
PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR
OCR/GFR2
BUS TT
Penghantar TT
TET
OCR/GFR1
REF1-B
REF1-A
Y
DIFF-A DIFF-B
Y
REF2-A
REF2-B
OCR/GFR2
BUS TT
Selain fungsi dan fitur diatas, pada kondisi tertentu, untuk keperluan pengoperasian
sistem maka relai bay transformator juga dapat dilengkapi dengan skema OLS.
Skema OLS ini umumnya menggunakan relai OCR yang bekerja untuk mentripkan
sebagian beban apabila terjadi kenaikan arus beban secara tiba – tiba, sehingga
beban transformator masih terjaga pada pembebanan yang diijinkan.
1. Reaktor dihubungkan seri dengan fasa yang bertujuan untuk membatasi arus
gangguan fasa-fasa,
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik x
PT PLN (Persero)
PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR
Reaktor yang dihubungkan secara seri dengan fasa tidak memiliki proteksi khusus.
Proteksi dengan sambungan seperti ini termasuk dalam bagian proteksi penghantar.
Reaktor yang dihubungkan paralel (shunt) pada dasarnya memiliki kemiripan sistem
proteksi dengan sistem proteksi transformator untuk kapasitas yang sama. Pola
proteksi umumnya menggunakan relai diferensial atau REF sebagai proteksi utama
dan OCR/GFR sebagai proteksi cadangan.
Relai diferensial umumnya digunakan pada reaktor tegangan ekstra tinggi (TET)
dimana konstruksi reaktornya 1 fasa dalam 1 tangki utama seperti gambar 1.4,
sedangkan relai REF umumnya digunakan pada reaktor tegangan tinggi dan tegangan
menengah dimana konstruksi reaktornya 3 fasa dalam 1 tangki utama seperti gambar
1.5.
51N
51A 51B 51C
51N
51A 51B 51C
87N
Pola proteksi kapasitor tergantung pada desain pemasangan kapasitor itu sendiri. Cara
pendeteksian gangguan pada pola proteksi kapasitor yang ditanahkan berbeda dengan
pola proteksi kapasitor yang tidak ditanahkan, khususnya pada pendeteksian kondisi
unbalance. Umumnya relai proteksi yang dipergunakan adalah OCR/GFR untuk
mengamankan kapasitor dari gangguan dan OVR/UVR untuk kontrol tutup/buka PMT.
Pola proteksi yang umum digunakan oleh PLN adalah pola proteksi kapasitor dengan
double Y tanpa ditanahkan, seperti gambar 1.6.
46
Pola proteksi kapasitor lainnya adalah single Y tanpa pentanahan (gambar 1.7) dan
single Y dengan pentanahan (gambar 1.8).
59N
51N
PT PLN (Persero)
PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR
Keterangan :
27 = Under Voltage
59 = Over Voltage
51 = Phase Over Current Time Delay
51 N = Ground Over Current Time Delay
46 = Unbalance Over Current
59 N = Zero Sequence Over Voltage
1. Nilai arus kerja minimum, merupakan setelan arus minimal yang akan mengerjakan
relai pada nilai arus restrain = 0
2. Nilai arus kerja high set, merupakan setelan arus kerja high set untuk arus
gangguan yang besar (bila dilengkapi).
4. 2nd harmonic restraint, merupakan nilai minimal harmonisa ke-2 yang akan
memblok kerja diferensial relai. Harmonisa ke-2 ini merupakan parameter ada
tidaknya inrush current. Karena sifatnya memblok kerja diferensial maka, harus
diperhatikan nilai setelan akan memblok kerja diferensial ketika terjadi gangguan.
5. 5th harmonic restraint, merupakan nilai minimal harmonisa ke-5 yang akan
memblok kerja diferensial relai. Harmonisa ke-5 ini merupakan parameter ada
tidaknya over eksitasi pada transformator.
1. Nilai arus kerja minimum, merupakan setelan arus minimal yang akan mengerjakan
relai.
2. Nilai arus kerja high set, merupakan setelan arus kerja high set untuk arus
gangguan yang besar.
4. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu kerja relai berdasarkan karakteristik
yang telah ditentukan.
Untuk keperluan pengoperasian sistem maka relai bay reaktor dan bay kapasitor juga
dilengkapi dengan relai tegangan berupa Under Voltage Relay (UVR) dan Over
Voltage Relay (OVR).
UVR dipergunakan untuk melepaskan reaktor secara otomatis ketika tegangan sistem
sudah dianggap rendah, sedangkan OVR dipergunakan untuk memasukkan reaktor
secara otomatis ketika tegangan sistem dianggap tinggi.
Sedangkan pada bay kapasitor OVR dipergunakan untuk melepaskan kapasitor secara
otomatis ketika tegangan sudah dianggap tinggi, dan UVR dipergunakan untuk
memasukkan kapasitor ketika tegangan sistem dianggap rendah.
1. Nilai tegangan kerja, merupakan setelan tegangan yang akan mengerjakan relai
untuk melepas dan memasukkan reaktor/kapasitor secara otomatis.
3. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu kerja relai berdasarkan karakteristik.
1.5.5 Relai Standby Earth Fault (SBEF) atau Sensitive Earth Fault (SEF)
Merupakan proteksi NGR terhadap arus lebih yang berfungsi untuk mengamankan
NGR dari hubung singkat phasa tanah. Oleh karena itu SBEF hanya ada pada
transformator yang pentanahannya menggunakan NGR. SBEF ini juga harus
dikoordinasikan dengan relai GFR. SBEF harus bekerja paling akhir sebagai
pengaman NGR.
Selector switch adalah saklar pilih untuk fungsi – fungsi seperti selector switch
Local/Remote/Supervisory, pemilihan tegangan.
Peralatan yang berfungsi untuk merubah status PMT dan PMS. Pengoperasian switch
ini dilakukan dengan menekan dan memutar. Switch ini dilengkapi dengan lampu
indikator ketidaksesuaian untuk status peralatan terkait.
1.9 Meter
Meter merupakan alat yang dapat memonitoring besaran arus, tegangan, daya aktif,
daya semu, dan energi yang mengalir.
2. PEDOMAN PEMELIHARAAN
Pedoman ini dibuat dengan tujuan memberikan panduan kepada regu pemeliharaan
untuk melakukan pemeliharaan. Jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah :
Pemeliharaan ini dilakukan secara visual, dan dilakukan oleh Operator Gardu Induk /
petugas pemeliharaan GI.
Inspeksi Harian
Inspeksi harian dilakukan dalam periode harian. Inspeksi ini terdiri dari :
Inspeksi Mingguan
Inspeksi Bulanan
1 Kondisi umum panel proteksi, panel control, panel incoming dan panel AVR
berupa:
a. Kondisi dalam panel
b. Lampu penerangan
c. Heater
d. Pintu panel
e. Door sealant
f. Lubang kabel kontrol.
g. Pemeriksaan temperature terminal
2 Kondisi alat ukur dan indikasi.
a. AVR
b. Tap position meter
c. Meter Temperature Winding / Oil.
d. Amperemeter
e. Voltmeter
f. MW meter
g. MVar meter.
h. Kwh meter in
i. Kwh meter out
j. Lampu indikasi.
Inspeksi Harian
Inspeksi harian dilakukan dalam periode setiap hari yang terdiri dari :
Inspeksi Mingguan
Inspeksi Bulanan
1 Kondisi umum panel proteksi, panel control, atau kubikel reaktor berupa :
a. Kondisi dalam panel
b. Lampu penerangan
c. Heater
d. Pintu panel
e. Door sealant
f. Lubang kabel control.
g. Pemeriksaan temperature terminal.
2 Kondisi alat ukur dan indikasi.
a. Meter Temperature Winding / Oil.
b. Amperemeter
c. Voltmeter
d. MVar meter.
e. Kwh meter
f. Kwh meter
g. Lampu indikasi.
Inspeksi Harian
Inspeksi harian dilakukan dalam periode setiap hari yang terdiri dari :
Inspeksi Mingguan
Inspeksi Bulanan
1 Kondisi umum panel proteksi, panel kontrol, atau cubicle reaktor berupa :
a. Kondisi dalam panel
b. Lampu penerangan
c. Heater
d. Pintu panel
e. Door sealant
f. Lubang kabel kontrol.
g. Pemeriksaan temperature terminal
2 Kondisi alat ukur dan indikasi.
a. Meter Temperature Winding / Oil.
b. Amperemeter
c. Voltmeter
d. MVar meter.
e. Kwh meter
f. Kwh meter
g. Lampu indikasi.
Kondisi kondisi ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan guna untuk
mengetahui lebih dini kondisi peralatan yang diidentifikasi tersebut ada dalam kondisi
normal atau ada kelainan. Bila ada kelainan dapat ditindaklanjuti pada kondisi
peralatan in service atau shutdown. Blangko uji terlampir.
1. Pemeriksaan besaran arus I1, I2, I restraint, dan Id pada relai diferensial.
2. Pemeriksaan besaran arus Id untuk relai REF Low Impedance, besaran arus Id
untuk REF high impedance jenis arus dan pengukuran tegangan Vd untuk relai
REF high impedance jenis tegangan.
3. Pemeriksaan besaran arus pada relai OCR/GFR.
4. Pemeriksaan besaran arus pada SBEF
5. Pemeriksaan besaran tegangan pada AVR
6. Pemeriksaan besaran arus dan tegangan pada meter.
1. Pemeriksaan besaran arus I1, I2, I restraint, dan Id pada relai diferensial, atau
2. Pemeriksaan besaran arus Id untuk relai REF Low Impedance, besaran arus Id
untuk REF high impedance jenis arus dan pengukuran tegangan Vd untuk relai
REF high impedance jenis tegangan.
3. Pemeriksaan besaran arus pada relai OCR/GFR.
Pemeriksaan besaran analog ini dapat dilakukan dengan cara melihat nilai pengukuran
pada display relai untuk relai relai jenis numerik, dan melakukan pengukuran dengan
menggunakan tang ampere dan voltmeter untuk relai relai jenis static dan
elektromekanik.
Kondisi kondisi ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan guna untuk
mengetahui lebih dini kondisi peralatan yang diidentifikasi tersebut ada dalam kondisi
normal atau ada kelainan. Bila ada kelainan dapat ditindaklanjuti pada kondisi
peralatan in service atau shutdown. Blangko uji terlampir.
Pemeliharaan ini dilakukan oleh regu pemeliharaan proteksi dan meter. Periode
pemeliharaan shutdown ini didasarkan pada jenis relai proteksinya. Relai jenis
elektromekanik dan jenis elektrostatik dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan relai jenis
numerik dilakukan 6 tahun sekali. Pemeliharaan ini dilakukan dengan menggunakan
alat uji relai proteksi untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja relai, apakah
masih sesuai dengan standarnya. Hasil pengujian harus dicatat dalam blangko
pengujian dan dievaluasi untuk mengetahui lebih dini adanya anomali relai proteksi
3. Pengujian slope.
1. Pengujian arus kerja minimum jika yang dipergunakan adalah REF jenis low
impedance atau REF high impedance jenis arus
2. Pengujian tegangan kerja jika yang dipergunakan adalah REF high impedance
jenis tegangan.
Pengujian AVR
Kalibrasi Meter.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.
3. Pengujian slope.
1. Pengujian arus kerja minimum jika yang dipergunakan adalah REF jenis low
impedance atau REF high impedance jenis arus
2. Pengujian tegangan kerja jika yang dipergunakan adalah REF high impedance
jenis tegangan.
Pengujian relai proteksi yang menggunakan OVR dan UVR, terdiri dari :
Kalibrasi Meter.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.
Pengujian relai proteksi yang menggunakan OVR dan UVR, terdiri dari :
2. Pengujian tegangan reset jika menggunakan sensor tegangan, atau pengujian arus
reser jika menggunakan sensor arus.
Kalibrasi Meter.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.
2.4 Shutdown Function Check / Pengujian Fungsi Pada Saat Sistem Tidak
Bertegangan.
1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai diferensial dan
relai REF.
2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR sisi
primer dan sisi sekunder.
3. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai SBEF.
1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai diferensial atau
relai REF.
2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR.
3. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai OVR.
4. Pengujian fungsi pembukaan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai UVR.
1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR.
2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai unbalance.
3. Pengujian fungsi pembukaan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai OVR.
4. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai UVR.
Pengujian pengujian ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan selanjutnya
dievaluasi untuk mengetahui lebih dini kondisi sistem proteksi tersebut ada dalam
kondisi normal atau ada kelainan (Blangko uji terlampir).
Penggantian reaktor/kapasitor.
Penggantian CT fasa ataupun CT netral reaktor.
Penggantian PMT.
Penggantian relai proteksi.
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik xxvii
PT PLN (Persero)
PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR
Pemeliharaan setelah kondisi gangguan ini dilakukan oleh regu pemeliharaan proteksi.
Pengujian sistem proteksi setelah gangguan ini umumnya tergantung pada jenis /
kondisi gangguan:
1. Penggantian CT
Pengujian yang dilakukan pemeriksaan rangkaian arus dan pengujian stability
diferensial atau REF.
3. Penggantian PMT
Pengujian yang dilakukan adalah fungsi trip PMT dan kontrol close open PMT.
4. Penggantian reaktor.
Pengujian yang dilakukan adalah adalah individual relai, pengujian fungsi trip,
alarm dan announciator, dan pengujian stability.
5. Penggantian wiring.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian fungsi dan atau pengujian stability.
In Service
Measurement Shutdown Testing
In Service Instalasi Uji Individual relai
Untuk memastikan semua
Inspection rangkaian arus dan tegangan di-off-kan Diferensial relai.
ada dalam keadaan normal 1. Uji arus kerja
sebelum dilakukan shutdown minimum
testing 2. Uji slope diferensial
3. Uji 2nd dan 5th
harmonic blocking
4. Uji waktu kerja relai
nyala
Normal, LED in service
7 Switching Control Capacitor
nyala
LED/bendera tidak
8 Trip Circuit Supervision 1
muncul
LED/bendera tidak
9 Trip Circuit Supervision 2
muncul
Normal, LED in service
10 Breaker Failure
nyala
Normal, LED in service
11 AVR
nyala
IV. Kondisi Alat Ukur & Indikasi
1 Ampere Meter Normal, terbaca
2 KV Meter RST Normal, terbaca
3 MW Meter Normal, terbaca
4 Mvar Meter Normal, terbaca
5 kWh Meter Normal, terbaca
Normal, menyala pada
6 Discrepancy Switch
kondisi tidak sesuai
7 Tap Position Meter AVR Normal, sesuai posisi tap
Normal, menyala pada
8 Announciator Lampu
test lamp
In service measurement mengacu pada ada atau tidaknya arus dan tegangan sesuai
fungsi relai proteksi.
Pengujian individual relai proteksi harus mengacu pada akurasi dari pabrikan, dan
dapat dilihat dari manual buku pabrikan. Standar akurasi ini terdiri dari akurasi arus
pick up dan akurasi waktu kerja. Kesalahannya harus lebih kecil atau sama dengan
akurasi yang dinyatakan dibuku manual pabrikan.
Pengujian fungsi sistem proteksi hingga PMT dilakukan untuk memastikan bahwa
sistem proteksi berfungsi dengan benar mulai dari peralatan primer hingga PMT, dan
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 32
PT PLN (Persero)
PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR
dilakukan melalui injeksi primer, dan memastikan gangguan yang terjadi akan
menghasilkan alarm dan announciator yang benar ke panel kontrol.
Harus mengacu kepada grid code untuk masing masing tegangan. Yang dilihat
lamanya PMT trip mulai dari relai bekerja hingga PMT trip. Durasi ini disebut dengan
fault clearing time (lama waktu pemutusan gangguan). Maksimum waktu pemutusan ini
berdasarkan grid code dibedakan berdasarkan level tegangan :
Sistem 500 kV : 90 ms
Sistem 275 kV : 100 ms
Sistem 150 kV : 120 ms
Sistem 70 kV : 150 ms
4. REKOMENDASI
Rekomendasi yang dihasilkan harus mengacu kepada hasil pemeliharaan yang telah
dilakukan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Rekomendasi ini hanya
dikeluarkan bila hasil dari pemeliharaan keluar dari acuan standar.
- Kendor
- Putus
- Hilang
- Terminasi Kabel - Korosi - Diperbaiki
- Panas (hasil - Diganti
pengukuran thermogun)
- Kabel Kontrol - Terkelupas - Diganti
3 Kondisi relai proteksi Lampu supply padam - Cek Supplai DC
- Periksa card DC
Supplai
- Ganti relai
4 Kondisi Relai TCS Bekerja - Cek Rangkaian tripping
relai proteksi
- Ganti relai
5 Kondisi meter meter
- Analog Penunjukan tidak sesuai Periksa meter, kalibrasi,
ganti meter.
- Digital Display padam Cek supplai DC, ganti
meter
6 Kondisi announciator Lampu padam Ganti lampu
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Rasio DO/PU ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Waktu kerja OCR/GFR ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
2 Relai Diferensial
Arus pick up ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Slope ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
harmonic blocking ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
6 Relai OVR/UVR
Arus pick up ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Rasio DO/PU ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :
- Kalibrasi / tuning
- Ganti relai
Relai elektrostatik / numerik :
- Periksa card,
- Ganti card
- Ganti relai
tripping
- Kordinasi dengan regu
pemeliharaan PMT.
Alarm dan announciator - Periksa Lampu
tidak bekerja announciator
- Periksa kontak output trip
alarm.
- Periksa pengawatan sistem
alarm.
- Periksa sistem DC alarm.
2 Uji fungsi waktu Waktu pemutusan melebihi Periksa kecepatan masing
pemutusan. standar acuan masing komponen (relai,
lock out relai, dan PMT)
KLASIFIKASI FAILURE MODE JENIS PERALATAN ROTEKSI TRAFO & KONTROL BAY TRAFO
SYSTEM SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL-1 FAILURE MODE LEVEL-2 FAILURE MODE LEVEL-3 FAILURE MODE LEVEL-4 FAILURE MODE LEVEL-5 FAULT CONDITION
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Card DC Supply Catu daya proses internal Tegangan output Card Catu DC-DC Converter Rusak -
Relai bekerja pada Loss Contact
Kesalahan wirng
gangguan diluar wiring polaritas terbalik
Proteksi yang harus bekerja Relai Bantu kontak trip rusak
Kontak trip tidak bekerja
seketika jika terjadi out put contact/kontak trip rusak
Fungsi Differential Proteksi Utama gangguan pada daerah Salah Perhitungan Setting Data salah
Tidak Bekerja Seketika pada
kerjanya berdasarkan Salah setting logic
daerah kerjanya
perbedaan arus Salah Penerapan Setting -
Perubahan kharakteristik -
perubahan komponen arus
relai -
Relai bekerja pada Loss Contact
Kesalahan wirng
Proteksi yang harus bekerja gangguan diluar wiring polaritas terbalik
seketika jika terjadi Relai Bantu kontak trip rusak
Kontak trip tidak bekerja
out put contact/kontak trip rusak
gangguan fasa ke tanah
Fungsi REF Proteksi Utama Salah Perhitungan Setting Data salah
pada daerah kerjanya Tidak Bekerja Seketika pada
Salah setting logic
berdasarkan perbedaan daerah kerjanya
Salah Penerapan Setting -
arus Perubahan kharakteristik -
perubahan komponen arus
relai -
Proteksi yang dicadangkan Relai Bantu kontak trip rusak
Kontak trip tidak bekerja
out put contact/kontak trip rusak
bekerja untuk mendeteksi
Tidak bekerja sesuai Salah Perhitungan Setting Data salah
Proteksi Cadangan OCR gangguan phasa - phasa
fungsinya Salah setting logic
apabila proteksi utama
Salah Penerapan Setting -
Fungsi OCR/GFR gagal bekerja
Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus &
Proteksi yang dicadangkan Salah Perhitungan Setting Data salah
bekerja untuk mendeteksi Tidak bekerja sesuai Salah setting logic
Proteksi Cadangan GFR
gangguan phasa - tanah fungsinya Salah Penerapan Setting
apabila proteksi utama Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus &
Proteksi yang dicadangkan Relai Bantu kontak trip rusak
Kontak trip tidak bekerja
bekerja untuk mendeteksi out put contact/kontak trip rusak
PROTEKSI & Proteksi Cadangan Tidak bekerja sesuai
Fungsi SBEF gangguan phasa - tanah Salah Perhitungan Setting Data salah
CONTROL BAY SBEF fungsinya
apabila proteksi utama Salah Penerapan Setting -
TRAFO
gagal bekerja Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus &
SYSTEM SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL-1 FAILURE MODE LEVEL-2 FAILURE MODE LEVEL-3 FAILURE MODE LEVEL-4 FAILURE MODE LEVEL-5 FAULT CONDITION
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Peralatan untuk membuka / Switch Discrepancy Rusak anak kontak korosi (loss contact)
Discrepancy Control Tidak bekerja sesuai
Fungsi Control menutup PMT dan PMS gangguan pengawatan kabel kontrol lepas dari terminal
Switch fungsinya
secara manual baik Catu daya hilang MCB trip
Relai Bantu rusak
Kontak initiate tidak berfungsi
kontak rusak
Fitting kendor
Lampu mati
Lampu putus
Indikasi tidak muncul
Tidak bisa menampilkan Tegangan melebihi batas
Alarm/Indikasi status Power supply error
Announciator indikasi ketidaknormalan ripple tegangan (>12%)
peralatan
peralatan Terminal korosi
Loss Contact
Terminal kendor
Speaker mati Coil putus
Alarm tidak bunyi kontak korosi
Kontak announciator tidak berfungsi
loss contact
switch rusak rod patah
Peralatan yang berfungsi
Selector Switch Switch tidak berfungsi Terminal korosi
sebagai saklar pemilih Loss Contact
Terminal kendor
meter rusak
Peralatan yang berfungsi Polaritas CT terbalik Pemeliharaan yang tidak
untuk mengukur besaran penunjukan besaran ukur meter tidak menunjuk Terminal kendor
Meter rangkaian CT / PT tidak tersambung
Arus, Tegangan, Daya Aktif tidak sesuai terminal korosi
dengan sempurna
dan Daya reaktif short link CT masih tertutup Pemeliharaan yang tidak
penunjukan tidak valid kalibrasi tidak sesuai
PROTEKSI &
Penggaraman pada kontak-kontaknya Humidity > 90 %
CONTROL BAY
Bad Contact Short Circuit kegagalan isolasi
TRAFO
Loss contact
modul tidak terpasang
Card Error ambient temperature > 50
Hardware error
Peralatan yang berfungsi ripple tegangan (>12%)
Automatic Voltage tidak bisa merubah tap
mengatur keluaran Power supply error ripple tegangan (>12%)
Regulator trafo secara otomatis
tegangan Trafo Kesalahan data
salah setting
Kesalahan interpretasi
Setting & Logic
versi Software tidak sesuai
Desain Error
Binatang panel tidak rapat
Benda lain
logam
Tegangan Melebihi batas
Coil Putus
kualitas bahan jelek
Peralatan yang berfungsi
Penggaraman pada kontak- Humidity > 90 %
Kontaktor / Lock Out sebagai relai bantu / master Malakerja Kontaktor
Bad Contact Loss Contact kegagalan isolasi
trip.
Short Circuit
Operating Voltage dibawah nominal Desain kontaktor tidak
Peralatan Bantu
MCB Peralatan yang memutus Malakerja MCB mekanik MCB rusak kualitas bahan jelek
Tegangan Melebihi batas
Coil Putus
Peralatan yang berfungsi kualitas bahan jelek
tidak bisa memonitor
Trip Circuit Supervision untuk memonitor supply DC Resistor Rusak Tegangan Melebihi batas
rangkaian trip
rangkaian tripping Penggaraman pada kontak-
Bad Contact
Loss contact
Jenis arus
Arus Setting :
Arus Kerja Minimum
Lokasi : …………………………….
Bay : ……………………………..
1. Penyetelan
Over Current Relay Earth Faulth Relay
3. Instantaneous
Arus Kerja Waktu Kerja Setting Instantaneous
Fasa
(Amp) (sec) (Amp)
R
S
T
GF
4. Catatan
Lokasi : …………………………….
Bay : ……………………………..
1. Penyetelan
Over Voltage Relay Under Voltage Relay
4. Catatan
FORMULIR CHECK LIST INSPEKSI LEVEL 1 : PANEL PROTEKSI & KONTROL BAY TRAFO
Region / UPT :
GI :
Bay :
Tanggal / Jam Inpeksi :
Pelaksana :
(……………………………) (……………………………)
Lokasi : …………………………….
Bay : ……………………………..
3. OCR/GFR
a IR
b IS
c IT
d IN
4. OVR / UVR
a VR
b VS
c VT
5. Catatan
GLOSARRY
1. Inservice
2. Inservice Inspection
3. Inservice Measurement
4. Shutdown Testing/Measurement