Anda di halaman 1dari 12

BAB XV

PERJALANAN DINAS

Perjalanan dinas terdiri dari :


1. Perjalanan Dinas Dalam Daerah;
Perjalanan dinas dalam daerah adalah perjalanan dalam rangka dinas secara
perseorangan ataupun secara bersama-sama dalam wilayah Kabupaten
Jember dengan jarak tempuh sekurang-kurangnya 5 (lima) kilometer dari
tempat kedudukan.
2. Perjalanan Dinas Luar Daerah;
Perjalanan dinas luar daerah adalah perjalanan dalam rangka dinas secara
perseorangan ataupun secara bersama-sama keluar wilayah Kabupaten
Jember di dalam wilayah NKRI.
3. Perjalanan Dinas Luar Negeri.
Perjalanan dinas luar negeri adalah perjalanan dalam rangka dinas secara
perseorangan ataupun secara bersama-sama keluar wilayah NKRI.

A. BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN


1. Biaya Perjalanan dinas terdiri dari :
1) Uang harian yang meliputi uang makan, uang saku, dan transport
lokal;
2) Biaya transport;
3) Biaya penginapan;
4) Uang Representasi (Bupati/Wakil Bupati, Pejabat Eselon II/ DPRD)
2. Biaya Perjalanan Dinas digolongkan dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu:
1) Tingkat A untuk Ketua/Wakil Ketua dan Anggota pada Majelis
Permusyawaratan Rakyat, DPR, Dewan Perwakilan Daerah, Badan
Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan
Menteri, Wakil Menteri, Pejabat setingkat Menteri, Gubernur, Wakil
Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, Wakil Walikota, Ketua/Wakil
Ketua/ Anggota Komisi, Pejabat Eselon I, serta Pejabat Lainnya yang
setara;

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 258


2) Tingkat B untuk Pejabat Negara Lainnya, Pejabat Eselon II, dan
Pejabat Lainnya yang setara; dan
3) Tingkat C untuk Pejabat Eselon III/PNS Golongan IV, Pejabat
Eselon IV/PNS Golongan III, PNS Golongan II dan I, serta Pegawai
Tidak Tetap.
3. Biaya perjalanan dinas diberikan berdasarkan tingkat perjalanan dinas
dengan pengaturan sebagai berikut :
1) Uang Harian, sebagaimana tercantum pada tabel I,
2) Fasilitas Transport, sebagaimana tercantum pada tabel II, dengan
menyertakan bukti tiket dan boarding pass untuk alat transportasi
udara.
3) Biaya maksimum penginapan berdasarkan tarif rata-rata hotel,
sebagaimana tercantum pada tabel III.
4. Biaya transport terdiri atas :
1) Perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan
keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke terminal
bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan;
2) Retribusi yang dipungut diterminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan
keberangkatan dan kepulangan.
5. Biaya penginapan merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap :
1) Di hotel; atau
2) Di tempat lainnya
6. Dalam hal pelaksanaan SPPD tidak menggunakan biaya penginapan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
1) Pelaksanaan SPPD diberikan biaya penginapan sebesar 30 % (tiga
puluh persen) dari tarif hotel di kota tujuan sebagaimana diatur dalam
tabel III
2) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibayarkan
secara lumpsum.

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 259


7. Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan secara bersama-sama
untuk melaksanakan suatu kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya,
seluruh Pelaksana SPPD dapat menginap di hotel/ penginapan yang sama.
Dalam hal biaya penginapan pada hotel/ penginapan yang sama lebih
tinggi dari satuan biaya hotel/ penginapan sebagaimana diatur dalam tabel
III, maka Pelaksana SPPD menggunakan fasilitas kamar dengan biaya
terendah pada hotel/ penginapan yang dimaksud.
8. Khusus untuk Pendamping/ Ajudan Perjalanan Dinas Bupati/Wakil Bupati
yang dilakukan secara bersama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan
rapat, seminar, dan sejenisnya dapat menginap di hotel/penginapan yang
sama dengan menggunakan fasilitas kamar biaya terendah pada hotel/
penginapan dimaksud.
9. Biaya Perjalanan Dinas baik unsur pejabat maupun dari unsur
masyarakat/kelompok masyarakat/ pelajar dibebankan pada anggaran
OPD yang mengeluarkan SPPD bersangkutan. Apabila biaya perjalanan
dinas diperuntukkan bagi pejabat instansi di luar Pemerintah Kabupaten
Jember, SPPD dapat dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan dengan
keterangan atas beban Pemerintah Kabupaten Jember.
10. Pejabat yang berwenang memberi perintah perjalanan dinas agar
memperhatikan ketersediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan
perjalanan tersebut dalam anggaran OPD berkenaan .
11. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak tetap dilarang
menerima biaya perjalanan dinas jabatan rangkap (dua kali atau lebih)
untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama.
12. Uang harian dan biaya penginapan perjalanan dinas jabatan diberikan :
1) Untuk perjalanan dinas yang memerlukan waktu sekurang-kurangnya 6
(enam) jam; atau
2) Selama 2 (dua) hari untuk transit menunggu pengangkutan lanjutan
dalam hal harus berpindah ke alat angkutan lain; atau
13. Untuk uang harian bagi yang ditugaskan mengikuti pendidikan dinas (diklat
penjenjangan, diklat teknis dan diklat fungsional) di luar tempat kedudukan
(luar Kabupaten) diberikan sebesar 30% (tiga puluh prosen) dari uang

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 260


harian setempat, kecuali pada saat hari keberangkatan dan pada hari
kepulangan diberikan uang harian sebesar 100 % (seratus prosen).
14. Perjalanan dinas jabatan Kabupaten Bondowoso, Situbondo dan Lumajang
atau wilayah kabupaten lainnya yang jaraknya kurang dari 75 KM diberikan
biaya perjalanan dinas setinggi-tingginya sebesar 60% (enam puluh
prosen) dari uang harian sebagaimana tercantum dalam Tabel I.
15. Selama melakukan perjalanan dinas, Bupati/ Wakil Bupati dapat diberikan
uang representasi per hari sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).
dan Pejabat Eselon II/ DPRD diberikan uang representasi per hari sebesar
Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
16. Dalam hal bukti pengeluaran transportasi (boarding pass, airport tax,
retribusi, dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya) dan/atau
penginapan tidak diperoleh, pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas
dapat menggunakan Daftar Pengeluaran Riil.
17. Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan yang melibatkan unsur
masyarakat/ kelompok masyarakat/ pelajar/ diberlakukan tarif setinggi-
tingginya setara dengan Pegawai Golongan II.
18. Dalam kondisi tertentu sehingga terjadi pembatalan perjalanan dinas
jabatan, komponen biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan untuk uang
transport dan uang penginapan dapat dibebankan APBD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 261


TABEL I : Uang Harian Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri
Perjalanan Dinas Dalam Propinsi

NO PEJABAT / ESELON / STAF UANG HARIAN (Rp)

1 Bupati/Wakil Bupati 1.750.000


Pimpinan DPRD 1.500.000
Eselon II 1.250.000
2 Anggota DPRD 1.000.000
3 Eselon IIb 1.000.000
4 Eselon III/Fungsional Utama / Madya 800.000
5 Eselon IV / Fungsional Muda 750.000
6 Staf Gol IV / III / Fungsional Pertama 650.000
Dokter PTT / Dokter Kontrak Rumah Sakit 650.000
Staf Gol II / I / Fungsional Keterampilan 500.000
Non PNS 450.000

Perjalanan Dinas Luar Propinsi


NO PEJABAT / ESELON / STAF UANG HARIAN (Rp)
1 Bupati/Wakil Bupati 2.000.000
Pimpinan DPRD 1.750.000
Eselon II 1.500.000
2 Anggota DPRD 1.250.000
3 Eselon IIb 1.250.000
4 Eselon III/Fungsional Utama / Madya 1.000.000
5 Eselon IV / Fungsional Muda 800.000
6 Staf Gol IV / III / Fungsional Pertama 700.000
Dokter PTT / Dokter Kontrak Rumah Sakit 700.000
Staf Gol II / I / Fungsional Keterampilan 550.000
Non PNS 550.000

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 262


TABEL II : FASILITAS TRANSPORTASI

MODA TRANSPORTASI
NO PEJABAT TINGKAT PESAWAT KERETA
KAPAL LAUT LAINNYA
UDARA API/BUS
1 2 3 4 5 6 7

1 Bupati dan Wakil Bupati A Bisnis VIP/ Kelas I A Spesial/Eksekutif at Cost

2 DPRD/Eselon II/III B Ekonomi Kelas I B Eksekutif at Cost


(Kepala SKPD)

3 Eselon III/Golongan IV/ C Ekonomi Kelas II A Eksekutif at Cost


Eselon IV/Gol III, II, I
serta Pegawai tidak tetap

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 263


TABEL III : PERKIRAAN BIAYA PENGINAPAN BERDASARKAN TARIF RATA-RATA HOTEL
TARIF RATA - RATA HOTEL
NO PROPINSI PEJABAT PEJABAT PEJABAT
BUPATI DAN
SATUAN WABUP
ESELON II / ESELON III / ESELON IV / GOL I / GOL II
DPRD GOL IV GOL III

1 2 3 4 5 6 7
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM OH 4,420,000 3,526,000 1,294,000 556,000 556,000
2 SUMATERA UTARA OH 4,960,000 1,518,000 1,100,000 530,000 530,000
3 RIAU OH 3,820,000 3,119,000 1,650,000 852,000 852,000
4 KEPULAUAN RIAU OH 4,275,000 1,854,000 1,073,000 792,000 792,000
5 JAMBI OH 4,000,000 3,337,000 1,212,000 520,000 520,000
6 SUMATERA BARAT OH 5,236,000 3,332,000 1,353,000 650,000 650,000
7 SUMATERA SELATAN OH 8,447,000 3,083,000 1,571,000 861,000 861,000
8 LAMPUNG OH 4,491,000 2,067,000 1,140,000 400,000 400,000
9 BENGKULU OH 2,071,000 1,628,000 1,546,000 572,000 572,000
10 BANGKA BELITUNG OH 3,827,000 2,538,000 1,957,000 622,000 622,000
11 BANTEN OH 5,725,000 2,373,000 1,000,000 718,000 718,000
12 JAWA BARAT OH 5,381,000 2,755,000 1,006,000 570,000 570,000
13 D.K.I JAKARTA OH 8,720,000 1,490,000 992,000 610,000 610,000
14 JAWA TENGAH OH 4,242,000 1,480,000 954,000 486,000 486,000
15 D.I. YOGYAKARTA OH 5,017,000 2,695,000 1,384,000 845,000 845,000
16 JAWA TIMUR OH 4,400,000 1,605,000 1,076,000 664,000 664,000
17 BALI OH 4,890,000 1,946,000 990,000 910,000 910,000
18 NUSA TENGGARA BARAT OH 3,500,000 2,648,000 1,418,000 580,000 580,000
19 NUSA TENGGARA TIMUR OH 3,000,000 1,493,000 1,355,000 550,000 550,000
20 KALIMANTAN BARAT OH 2,654,000 1,538,000 1,125,000 538,000 538,000
21 KALIMANTAN TENGAH OH 4,901,000 3,391,000 1,160,000 659,000 659,000
22 KALIMANTAN SELATAN OH 4,797,000 3,316,000 1,500,000 540,000 540,000
23 KALIMANTAN TIMUR OH 4,000,000 2,188,000 1,507,000 804,000 804,000
24 KALIMANTAN UTARA OH 4,000,000 2,188,000 1,507,000 804,000 804,000
25 SULAWESI UTARA OH 4,919,000 2,290,000 924,000 782,000 782,000
26 GORONTALO OH 4,168,000 2,549,000 1,909,000 764,000 764,000
27 SULAWESI BARAT OH 4,076,000 2,581,000 1,075,000 704,000 704,000
28 SULAWESI SELATAN OH 4,820,000 1,550,000 1,020,000 665,000 665,000
29 SULAWESI TENGAH OH 2,309,000 2,027,000 1,567,000 951,000 951,000
30 SULAWESI TENGGARA OH 2,475,000 2,059,000 1,297,000 786,000 786,000
31 MALUKU OH 3,467,000 3,240,000 1,048,000 667,000 667,000
32 MALUKU UTARA OH 3,440,000 3,175,000 1,073,000 480,000 480,000
33 PAPUA OH 3,859,000 3,318,000 2,521,000 829,000 829,000
34 PAPUA BARAT OH 3,872,000 3,212,000 2,056,000 600,000 600,000

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 264


PERJALANAN DINAS DALAM KABUPATEN JEMBER

Eselon III / Eselon IV /


BUPATI DAN Eselon II /
No. URAIAN Fungsional Utama / Fungsional
WABUP Anggota DPRD
Madya Muda
1 Transport 100.000 90.000 90.000 80.000
2 Uang Makan 30.000 30.000 30.000 30.000
3 Uang Saku 80.000 70.000 65.000 60.000
Jumlah 210.000 190.000 185.000 170.000

GOLONGAN
III / Fungsional II / Fungsional
IV I
No. URAIAN Pertama Keterampilan
1 Transport 80.000 70.000 60.000 50.000
2 Uang Makan 30.000 30.000 30.000 30.000
3 Uang Saku 60.000 55.000 50.000 45.000
Jumlah 170.000 155.000 140.000 125.000

B. SURAT PERINTAH TUGAS ( SPT )


1. Yang dapat melakukan perjalanan Dinas adalah Pegawai Negeri Sipil dan
Pejabat/ Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang,
sedangkan bagi Pegawai non PNS maksimal disetarakan dengan
golongan I
2. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas harus mendapat Surat Perintah
Tugas ( SPT ) yang ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang yaitu :
a. Bagi Pejabat Eselon II a ditandatangani oleh Wakil Bupati ;
b. Bagi Pejabat Eselon II b dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten,
Sekretariat DPRD, Badan/ Dinas ditandatangani oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten.
c. Bagi Pejabat Eselon III ( Kepala Kantor ) ditandatangani oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten.
d. Bagi Pejabat Eselon III di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
ditandatangani oleh Asisten yang membidangi.
e. Bagi Pejabat Eselon III dan IV dilingkungan Sekretariat DPRD
ditandatangani oleh Sekretaris DPRD.
f. Bagi Pejabat Eselon III pada Badan dan Dinas ditandatangani oleh
Kepala Badan/ Dinas yang bersangkutan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 265


g. Bagi Pejabat Eselon IV / pegawai lainnya ditandatangani oleh Pejabat
yang menjadi atasan langsungnya.
h. Dalam melaksanakan perjalanan dinas dapat menggunakan sarana:
1). Bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan IV menggunakan
sarana angkutan darat dan/atau pesawat udara ;
2). Bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan II kebawah menggunakan
sarana angkutan darat kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang
berwenang ;
3). Para Pejabat/Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan Perjalanan
Dinas dengan menggunakan jasa pesawat sesuai dengan nama,
kelas dan tanggal yang tercantum dalam Surat Perintah Perjalanan
Dinas dan Tiket Pesawat harus dilampirkan dalam SPJ.

C. PENANDATANGANAN SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS


Penandatanganan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) ditetapkan sebagai
berikut :
1. Untuk Perjalanan Dinas yang dilakukan oleh Bupati/ Wakil Bupati untuk
SPPD ditanda tangani oleh Bupati atas nama atasan langsungnya karena
merupakan Pejabat tertinggi pada tempat kedudukan.
2. Penandatanganan SPPD pada lembar I dan lembar II sebagai berikut :
a. Bagi Pejabat Eselon II ditandatangani oleh Asisten yang membidangi
b. Bagi Pejabat Eselon III (Kepala Bagian Setda. Kab/Camat)
ditandatangani oleh Asisten yang membidangi
c. Bagi Pejabat Eselon III dilingkungan Sekretariat DPRD ditandatangani
oleh Sekretaris DPRD.
d. Bagi Pejabat Eselon III pada Badan dan Dinas ditandatangani oleh
Kepala Badan/ Dinas yang bersangkutan.
e. Bagi Pejabat Eselon IV / pegawai lainnya ditandatangani oleh Pejabat
eselon III yang menjadi atasan langsungnya.
3. Penandatanganan Lembar ke I dan II Surat Perintah Perjalanan Dinas
(SPPD) dibuat dalam rangkap 4 (empat).

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 266


D. PEDOMAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI
1. Kegiatan Perjalanan Dinas Luar Negeri
1) Kegiatan Perjalanan Dinas Luar Negeri dilakukan dalam rangka :
a. Pendidikan dan Pelatihan (training)
b. Studi Banding
c. Seminar/lokakarya/konferensi atau sejenisnya
d. Promosi potensi daerah
e. Kerjasama Daerah dengan pihak luar negeri
f. Kunjungan persahabatan/kebudayaan
2) Perjalanan Dinas yang berkaitan dengan pertemuan Internasional
dan penandatangan Perjanjian Internasional perlu pertimbangan
Menteri.
2. Dokumen Perjalanan Dinas Luar Negeri
1) Pejabat/Pegawai yang melakukan perjalanan dinas luar negeri harus
memiliki dokumen perjalanan dinas luar negeri.
2) Dokumen perjalanan dinas luar negeri sebagaimana tersebut pada
nomor 1 (satu) meliputi :
a. Surat ijin pemerintah
b. Paspor dinas (Service Passport) yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang
c. Exit permit
d. Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Tata Cara Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri
1) Gubernur mengajukan Surat Permohonan kepada Menteri bagi
Pejabat/ Pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas luar negeri
a. Nama dan Jabatan
b. NIP bagi pegawai negeri sipil
c. Tujuan kegiatan perjalanan dinas luar negeri
d. Kota/Negara yang dituju
e. Waktu Pelaksanaan
f. Sumber Pembiayaan

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 267


2) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud diatas pada nomor 1
(satu) dan nomor 2 (dua) dilengkapi dengan dokumen pendukung
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri.
3) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud diatas pada nomor 1
(satu) dan nomor 2 (dua) diterima oleh Menteri selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sebelum keberangkatan kecuali untuk hal-hal
yang sangat mendesak untuk mendapatan rekomendasi perjalanan
dinas luar negeri
4) Rekomendasi perjalanan dinas luar negeri sebagaimana dimaksud
pada nomor 4 (empat) digunakan sebagai pertimbangan untuk
memperoleh ijin Pemerintah.
5) Menteri dapat menolak atau tidak memberikan rekomendasi
perjalanan dinas luar negeri disertai dengan alasan-alasan.
6) Rekomendasi atau penolakan perjalanan dinas luar negeri
sebagaimana dimaksud pada nomor 4 (empat), nomor 5 (lima) dan
nomor 6 (enam) diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.
7) Pejabat yang ditugaskan untuk menandatangani rekomendasi atau
penolakan perjalanan dinas luar negeri sebagaimana dimaksud pada
nomor 7 (tujuh) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.
8) Perjalanan dinas luar negeri yang dilakukan secara rombongan paling
banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan rombongan atau sesuai
dengan dokumen pendukung.
9) Jangka waktu pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri paling lama 7
(tujuh) hari kalender atau sesuai dengan dokumen pendukung.
10) Menteri meneruskan rencana perjalanan dinas luar negeri kepada
pejabat berwenang untuk mendapatkan paspor dinas, exit permit dan
rekomendasi visa setelah mendapat ijin Pemerintah.
4. Pembiayaan
1) Pembiayaan Perjalanan Dinas Luar Negeri bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi/Kabupaten/
Kota;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Sumber-sumber lain yang sah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 268


2) Perjalanan dinas luar negeri tidak dapat dibiayai oleh pihak swasta,
kecuali ditetapkan dalam dokumen pendukung
3) Satuan biaya perjalanan dinas luar negeri disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Pejabat/Pegawai yang telah melakukan perjalanan dinas luar negeri
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak kedatangan di
Indonesia wajib membuat laporan tertulis hasil perjalanan dinas luar
negeri.
5) Laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 4 (empat) disampaikan
oleh Pejabat/Pegawai kepada Menteri, Sekretaris Negara dan Atasan
Langsung.
5. Selain tersebut diatas sepanjang belum ada perubahan, juga harus
berpedoman dengan Instruksi Presiden RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Perjalanan Dinas ke Luar Negeri.

Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun 2018 – Bab XV 269

Anda mungkin juga menyukai