Anda di halaman 1dari 6

 Perencanaan rute didasarkan pada tujuan dari angkutan umum:

1. Commuting travel
2. Shopping travel, dll.

 Konsep perencanaan rute:


1. Meminimalkan waktu tunggu
2. Memaksimalkan nilai load factor atau meminimalkan jumlah
tempat duduk yang kosong
3. Meminimalkan waktu perjalanan
4. Meminimalkan jumlah transfer

CONTOH RUTE
ANGKUTAN UMUM DI
INDONESIA
Trans Musi, Palembang

Trans Jogja

2
KINERJA RUTE

1. Waktu Tunggu

1  
 WT (i, j)     dij   dij atr 
rR 2 Fr  i , jN
r tr r

i , jN i , jNtr 

WT: Waktu tunggu


F : Frekuensi
d : jumlah penumpang
a : Transfer (1 jika transfer, 0 sebaliknya)
r : rute
tr : transfer
i,j : titik asal, titik tujuan

2. Jumlah Kursi Kosong (kapasitas bus tidak terpenuhi)

 
 EH   max  L , F
r r min .do  .tr    PH  i, j  
r rR i , jN 

EH : Jumlah kursi kosong


L : Passenger load maksimal
Fmin : Frekuensi minimal
d0 : jumlah tempat duduk (kapasitas) dalam bus
t : Waktu perjalanan
PH : Jumlah penumpang - jam dari zona asal ke zona tujuan
r : rute
i,j : titik asal, titik tujuan

3
CONTOH 1

 Terdapat jaringan jalan sebagai berikut

Terminal
5
1 2

25
10 16
3

 Tentukan rute angkutan umumnya, jika:


1. Maksimal waktu perjalanan 30 menit/rute
2. Rute tidak memutar
3. Maksimal deviasi dari waktu perjalanan tercepat (shortest path) 40%
4. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
5. Maksimal transfer 1 kali

Langkah 1: Menentukan rute yang mungkin dari syarat 1 dan 2

No Rute Node yang dilalui (rute berlawanan) Waktu Perjalanan


1 1 – 2 (2 – 1) 5

2 1 – 2 – 3 (3 – 2 – 1) 30

3 1 – 2 – 3 – 4 (4 – 3 – 2 – 1) 46

4 1 – 3 (3 – 1) 10

5 1 – 3 – 2 (2 – 3 – 1) 35

6 1 – 3 – 4 (4 – 3 – 1) 26
7 1 – 2 – 3 – 1 (-) 40
8 1 – 3 – 2 – 1 (-) 40

Syarat 1 dan 2
 Rute tidak memutar = 1, 2, 3, 4, 5, 6
 Waktu perjalanan/rute kurang dari 30 menit = 1, 2, 4, 6

4
Langkah 2: Menentukan shortest path untuk Syarat 3

Rute 1 ke 2 1 ke 3 1 ke 4
Rute tercepat (shortest path) 1-2 1-3 1–3-4

Waktu perjalanan pada rute tercepat 5 10 26

Rute yang mungkin (node yang dilalui) 1 (1 – 2) 2 (1 – 2 – 3) 6 (1 – 3 – 4)


2 (1 – 2 – 3) 4 (1 – 3)
6 (1 – 3 – 4)
Waktu tempuh dari rute yang mungkin 1 (5) 2 (30) 6 (26)
2 (5) 4 (10)
6 (10)
Prosentase waktu tempuh dari shortest 1 (0%) 2 (200%) 6 (0%)
path 2 (0%) 4 (0%)
6(0%)

Syarat 3
 Rute yang mungkin: 1, 4, 6

 Langkah 3: Berdasarkan Syarat 4, antar rute tidak boleh bersinggungan. Maka


dipilih Rute 6 daripada Rute 4, karena jika dipilih Rute 4, Zona 4 tidak bisa
terhubung

 Langkah 4: Berdasarkan Syarat 5, transfer maksimal = 1

Dari – Ke Jumlah Transfer


1 – 2 (2 – 1) 0 (0)
1 – 3 (3 – 1) 0 (0)
1 – 4 (4 – 1) 0 (0)
2 – 3 (3 – 2) 1 (1)
2 – 4 (4 – 2) 1 (1)
3 – 4 (4 – 3) 0 (0)

 Hasil akhir:
Didapatkan 2 rute: Rute 1 (1 – 2) dan Rute 6 (1 – 3 – 4)

5


CONTOH 2

 Mengikuti Contoh 1, jika terdapat pergerakan antar zona sebagaimana


ditunjukkan pada tabel di bawah:

i/j 2 3 4
1 200 350 100
2 150 80
3 120

 Tentukan:
1. Kinerja waktu tunggunya (dalam penumpang-jam)
2. Kinerja jumlah tempat duduk kosong (dalam penumpang-jam)

 Jika diasumsikan jumlah tempat duduk (kapasitas bus) = 50

 Jumlah tempat duduk kosong

 EH r  2 (380.16 / 60)  0  202,6 penumpang - jam


r

6
 Waktu tunggu

2.60 2.60
 WT (i, j)  2.680 / 50 (350  100  150  80  120)  2.430 / 50 (200  150  80)
i , jN

 6529 penumpang-jam

CONTOH 2
 Terdapat jaringan jalan sebagai berikut
Terminal
5
15 20 20
10
20
30 25
10 25
35
25 7
6
30 5
8

 Tentukan rute angkutan umumnya, jika:


1. Rute tidak memutar
2. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
3. Waktu tempuh rute maksimal = 40% dari shortest path

Anda mungkin juga menyukai