Anda di halaman 1dari 2

UTS Civilisation of Pluralism

The Origin of Indonesia as a Nation State


1. Uraikanlah penemuan, pemilihan dan penggunaan terminolgi “Indonesia” tersebut
sehingga dipakai untuk identitas politik, sekaligus sebagai nama negara yang dicita-citakan!

Nama Indonesia diadopsi dari kata “Indunesia” yang ditulis oleh George Samuel
Windsor Earl (1850). James Richardson Logan pada artikel nya yang berjudul Journal of the
Indian Archipelago and Eastern China pada tahun 1874 kemudian mengganti huruf “u” dengan
“o” agar penyebutannya tidak menjorok ke etnografis saja tetapi geografis. Istilah “Indonesia”
kemudian semakin dikenal dan menjadi banyak dan lumrah digunakan setelahnya namun
belum digunakan secara umum untuk menyebut Hindia-Belanda atau Hindian Archipelago.
Hingga tahun 1884, Adolf Bastian seorang profesor Jerman menuliskan hasil pelancongannya
ke Nusantara dengan menggunakan istilah “Indonesia” dan berhasil membuat Indonesia
digunakan dalam berbagai artikel setelahnya.
Belanda mengasumsikan bahwa Bastianlah pencetus pertama, padahal J.R. Logan lah
yang mencetuskan istilah “Indonesia” pertama kali. Belanda sendiri mulai menggunakan
istilah “Indonesia” pada buku Encyclopedie van Nederlandsch-Indie yang di terbitkan tahun
1918. Seiring berjalannya waktu, diakuilah adanya kekuasaan pribumi atas kolonial Belanda
dan semakin membangkitkan persatuan Indonesia. Hingga akhirnya pada Sumpah Pemuda
tahun 1928, nama Indonesia resmi menjadi nama negara yang diikrarkan dan disebutkan
melalui sumpah para pemuda. Nama Indonesia lahir bukan atas dasar persatuan dari
perbedaan suku dan ras, melainkan dari pengalaman dan rasa seperjuangan karena ditindas
oleh penjajah.

2. Mengapa para tokoh pergerakan nasional menggunakan terminologi “Indonesia” daripada


“Nusantara”? Berikan argumentasi anda!

Para tokoh kemerdekaan menggunakan istilah Indonesia karena memiliki arti


persatuan dan kesatuan, dimana seluruh kepulauan Indonesia bergerak menjadi satu untuk
merdeka bersama-sama. “Indonesia” juga terbentuk karena rasa seperjuangan dalam
menghadapi penindasan oleh Belanda. Selain itu Indonesia menggambarkan keberagaman
yang bersatu, tanpa adanya perbedaan yang membinasakan. Sedangkan Nusantara memiliki
arti “Antar pulau-pulau”, istilah ini tidak digunakan karena dinilai tidak memiliki unsur
mempersatukan melainkan mengotak-kotakan perbedaan di Indonesia.
Nama Nusantara hanya digunakan untuk menggambarkan bahwa Indonesia terdiri
atas banyak pulau dan keberagaman saja, tanpa adanya arti persatuan di dalamnya,
sedangkan Indonesia mampu menggambarkan persatuan dari banyaknya keberagaman
tersebut. Selain itu, nama “Indonesia” pun sudah terkenal semenjak pertama kali dicetuskan
pada tahun 1884 sehingga dalam penyebutannya lebih familiar di mata dunia, dari pada
penyebutan “Nusantara”.

The Structure of Indonesian Society

Property of business 2E
1
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen karena terdiri dari banyak ciri primordial,
tetapi sejak awal telah mampu mewujudkan persatuan dalam wadah politik bangsa Indonesia.
1. Berikan penjelasan tentang struktur sosial masyarakat di wilayah Indonesia pada masa
penjajahan Belanda!hallo giraffe :)
Struktur sosial pada masa penjajahan Belanda terdapat diskriminasi fasilitas
pendidikan :
● Bumiputera memperoleh fasilitas berbeda dengan kelompok Timur Asing (Cina, India,
dan Arab), apalagi dengan kelompok Eropa (Belanda & Inggris)
● Perbaikan dilakukan melalui politik etis. Sekolah yang sebelumnya hanya untuk anak
Eropa segera dibuka untuk anak-anak Bumiputera oleh Abendanon. Contohnya
Sekolah Dokter Jawa (School voor Inlandsce Geneeskundigen) ditingkatkan menjadi
Sekolah Bumiputera (School tot Opleiding van Inlandsche Arts-STOVIA)
Perbedaan tingkat pendidikan ini menyebabkan perbedaan tingkat pendapatan yang
berujung pada kesenjangan ekonomi:
● Dualisme perekonomian : tradisional >< modern
Di satu pihak terdapat perekonomian dengan teknologi maju di kota modern di Jawa.
Sementara itu di wilayah terisolasi masih tradisional.
● Perbedaan ekologi : inner Indonesia >< outer island
Wilayah inner island memiliki sistem penanaman padi yang intensif yaitu daerah
padat penduduk sedangkan outer island memiliki sistem pertanian ladang berpindah
dengan menebang dan membakar hutan. Kedua wilayah tersebut juga berbeda dari
segi budaya dan agama.
● Hubungan dengan negara maju : berhubungan dekat >< belum berhubungan.
2. Bagaimana kebijakan politik pemerintah Indonesia pada masa Orde Lama, Orde Baru, dan
Orde Reformasi tentang persoalan heterogenitas atau SARA? Buatlah perbandingan singkat
disertai contoh! Berikan pendapat kamu tentang upaya mengatasi terjadinya konflik sosial di
Indonesia karena persoalan primordialisme atau SARA ini!
Pada masa orde lama, kaum Tionghoa didiskiriminasi dalam wajah yang sangat rasialis.
Pengejaran terhadap orang-orang tionghoa pada saat itu merupakan gerakan
pengembangan anti Tionghoa pada 1956.
Konsep perusahaan sangat meminggirkan usaha-usaha milik orang Tionghoa.
Pertama, Orde baru tidak mengakui perbedaan dan keragaman (misrekognisi). Tidak
hanya dalam politik, tetapi juga di ruang kultural. Saat itu hampir semua aspek kehidupan
berbangsa hendak diseragamkan. Semua itu dalam rangka mewujudkan politik stabilitas
Orde Baru.Di awal kekuasaannya, Orde Baru melakukan misrekognisi terhadap warga
negara (WNI) keturunan Tionghoa dengan memaksakan politik asimilisasi. Segala yang
memunculkan identitas Tionghoa, seperti sekolah, perayaan, bahasa/aksara, dan media,
ditutup dan dilarang oleh Orde Baru.Sepanjang 1971-1973, Orde Baru juga melakukan
penyederhanaan partai politik melalui pemaksaan fusi yang menghasilkan hanya 3 partai:
seluruh partai Islam dilebur menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sedangkan
semua partai nasionalis dan Kristen dilebur paksa ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Peleburan paksa itu mengubur ruang representasi bagi beragam ideologi dan identitas
politik. Ini diperparah lagi, ketika di tahun 1983, Orde Baru memberlakukan azas tunggal
Pancasila kepada semua partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Politik azas tunggal
menuntut penyeragaman ideologi dan berpikir.Pemberlakuan azas tunggal bukan tanpa
resistensi. Pada tahun 1984, meletus peristiwa Tanjung Priok, yang merupakan
perlawanan warga penganut Islam terhadap politik azas tunggal. Juga perlawanan di
Property of business 2E
2

Anda mungkin juga menyukai