Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL OLAHRAGA SEBAGAI BAGIAN PENTING DARI

MANAJEMEN DM

Di susun oleh:
Jhonatan Mei Diantama
(PO.62.20.1.17.330)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
REGULER IV
2020
Pengertian olahraga
Olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan, dengan
olahraga yang benar dapat dicapai tingkat kesegaran jasmani yang baik. Badan Kesehatan
Dunia menyatakan bahwa aktivitas fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus DM, namun tidak semua olahraga
dianjurkan. Olahraga yang dilakukan adalah yang terukur, teratur, terkendali dan
berkeseimbangan. Olahraga selama 30-45 menit mampu meningkatkan pemasukan gula
darah ke dalam sel sampai 20 kali dibandingkan tidak melakukan olahraga.
Olahraga adalah gerakan tubuh yang teratur dan berirama. Pada saat olahraga,
kebutuhan bahan bakar otot yang masih aktif akan meningkat. Selain itu, akan timbul reaksi
tubuh yang bermacammacam seperti sirkulasi, metabolisme, pengaturan hormonal, dan
susunan saraf otonom. Kebutuhan energi pada saat berolahraga bersumber dari glukosa dan
asam lemak bebas. Glukosa yang dipakai pada awalnya bersumber dari cadangan glikogen
otot, kemudian berasal dari glukosa darah.Olahraga bagi penderita DMT2 dapat mengontrol
kadar gula darah. Hal ini dibuktikan oleh berbagai penelitian.

Manfaat Oalahraga bagi penderita DM


Manfaat olahraga bagi penderita DM adalah menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan sensivitas insulin, menurunkan berat badan, dan meningkatkan fungsi jantung
serta menurunkan tekanan darah. Menurut Ermita olahraga pada pasien diabetes dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga
secara langsung latihan jasmani dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.

Jenis Olahraga bagi penderita DM


Jenis olahraga yang dianjurkan bagi penderita DMT2 adalah olahraga yang bersifat
aerobik (endurance) seperti berjalan kaki, berenang, senam, jogging, dan, bersepeda santai.
Jenis latihan jasmani secara langsung dapat menyebabkan sensitivitas insulin meningkat.
Dampak peningkatan sensitivitas insulin terjadi dalam jangka pendek, yaitu mengurangi
jumlah lemak dalam tubuh maupun jangka panjang, yaitu dengan menurunnya kadar glukosa
darah, dan meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular. Olahraga aerobic mampu
meningkatkan efisiensi dan fungsi metabolisme dalam tubuh. Olahraga aerobic sangat sesuai
dilakukan pada pasien DMT2 karena dapat mempengaruhi semua oto totot besar, pernapasan
dan jantung.
Resiko Berolahraga dan Cara Mencegahnya Bagi Penderita Diabetes
Olahraga dapat memperburuk kadar gula darah. Hal ini dapat terjadi jika
dilakukannya olahraga berat, latihan beban, dan olahraga kontak (tinju,yudo). Cara
mencegahnya sebaiknya olahraga yangdilakukan adalah jenis olahraga yang ringan, seperti
jogging, bersepeda. Hipoglikemia akibatolahraga dapat terjadi. Cara mencegahnya jangan
lupa monitor kadar gula darah dan siapkanmakanan kecil (permen). Dan hindarilah
pemberian insulin dibagian tubuh yang aktif(berikan insulin di abdomen atau perut), juga
kurangi dosis insulin sebelum berolahraga.Tanda-tanda hipoglikemia adalah wajah pucat,
penurunan kesadaran. Untuk menghindarihipoglikemia adalah sediakan makanan kecil
seperti permen, roti (sediaan karbohidrat).Resiko gangguan pada kaki. Sebaiknya pasien
menggunakan sepatu yang sesuai danusahakan agar kaki selalu bersih serta kering. Hal ini
mencegah kaki klien dari luka pada saatolahraga. Dapat mengalami Komplikasi jantung. Cara
mnecegahnya sebelum melakukan program olahraga, periksa kesehatan pasien terlebih
dahulu, seperti pemeriksaan tekanandarah dan nadi. Lakukan program olahraga individu
secara berkelompok dan hindari olahragayang berat. Dapat mengalami cedera otot dan
tulang. Selalu lakukan pemanasan dan pendinginan, intensitas latihan ditingkatkan bertahap,
serta hindari latihan yang berlebihan.

Olahraga Dalam Manajemen Diabetes Melitus


Pada olahraga yang intensitas teratur dan melibatkan banyak serabut otot, aliran darah
keotot dapat meningkat lebih dari tiga kali lipat, apalagi Pada latihan fisik yang berdurasi
lebih dari 20 menit, glukosa merupakan sumber energi utama dan dominan, dimana pada
latihan fisik dengan intensitas sedang terjadi keseimbangan antara peningkatan utilisasi
glukosa dan produksi glukosa. Olahraga juga sangat membantu meningkatkan sensitivitas
reseptor insulin (Diabetes Melitus tipe 2), sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel, untuk
memenuhi kebutuhan sumber energi bagi tubuh penderita DM. Olahraga selama 30-40 menit,
dapat meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel sebesar 7-20 kali lipat, dibandingkan
tanpa olahraga. Pada sistem metabolisme yang berolahraga secara teratur jumlah dan efisiensi
kerja enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme pada orang yang terlatih, hal ini secara
langsung glukosa darah yang terdapat dalam darah dapat dimetabolisme pada saat melakukan
olahraga. Saat berolahraga glukosa dan lemak merupakan sumber energi utama. Setelah
berolahraga 10 menit glukosa akan meningkat 15 kali dari jumlah kebutuhan biasa, setelah
berolahraga 60 menit glukosa meningkat sampai 35 kali jumlah kebutuhan biasa. Setelah 60
menit kadar glukosa dalam darah akan menurun dikarenakan penurunan metabolisme
sehingga terjadi penurunan glikogen yang secara langsung akan mempengaruhi penurunan
kadar glukosa dalam darah.
Semakin banyak durasi olahraga dalam seminggu maka semakin rendah kadar
glukosa darah.Hal ini dikarenakan terdapat sebuah penelitian yang menyatakan bahwa ada
pengaruh lama olah raga terhadap penurunan kadar gula darah, olahraga dengan lama lebih
dari 30 menit memberikan hasil penurunan kadar gula darah lebih baik dibandingkan dengan
kurang dari 30 menit. Olah raga dapat meningkatkan aliran arah ke otot yang mengakibatkan
masuknya glukosa dalam otot. Latihan juga meningkatkan jumlah reseptor insulin dan jumlah
aktivitas GLUT 4 pada membrane plasma sel otot.
Olah raga akan menyebabkan seseorang menghancurkan ATP yang tersimpan dalam
otot yang digunakan sebagai sumber energi. Metabolisme yang dominan pada saat oleh raga
adalah metabolismme anaerobik sehingga menyebabkan glikolisis otot. Pada saat olah raga
dengan intensitas tinggi akan menyebabkan penggunaan glukosa darah dan glikogen otot,
dengan demikian pada seseorang dengan diabetes mellitus apabila melakukan olah raga rutin
dan intensitas tinggi dapat menurunkan kadar gula darah. Dengan orlah raga rutin
meningkatkan aktivitas reseptor insulin sehingga terjadi sensitifitas insulin terhadap gula
darah danmembantu penurunan kadar gula darah. Pengendalian kadar gula darah tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan melakukan aktivitas saja. Ada beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi seperti perilaku dan gaya hidup. Faktor perilaku dan gaya hidup terdiri dari
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, pola makan, aktifitas fisik, konsumsi serat, pola
istirahat tidur, konsumsi soft drink dan fast food sedangkan keadaan klinis atau status mental
berupa obesitas, genetika dan stress. Penderita diabetes melitus cenderung mengalami stres
yang akan mengganggu siklus istirahat tidur sehingga menyebabkan ketidakefektifan
manajemen diabetes melitus. Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara insomnia dengan kejadian peningkatan kadar gula darah.
Empat pilar pengobatan DM wajib dilaksanakan oleh penderita DM. Pengaturan
istirahat tidur dan pengendalian stress juga menentukan kadar gula darah seseorang. Pada saat
sesorang mengalami gangguan tidur, maka akan penyebabkan peningkatan aktivitas dari
hormone kortisol. Hormon kortisol merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Hormon kortisol akan memicu terjadinya glikolis. Pemecahan glikogen menjadi
glukosa mengakibatkan semakin tingginya kadar gula darah. Pada saat penderita diabetes
mellitus mengalami stress maka akan terjadi peningkatan hormone kortisol sehingga memicu
peningkatan kadar gula darah.
Pengaturan stress, olah raga dan pengaturan istirahat tidur turut berperan dalam
peningkatan kadar gula darah, selain itu konsumsi makanan dan alkhohol serta soft drink
dapat mempengaruhi metabolisme didalam tubuh. Pasien yang kurang mampu dalam
pengendalian konsumsi makanan menyebabkan kadar gula darah meningkat meskipun
melakukan olahraga rutin, sehingga penting bagi penderita DM mematuhi 4 pilar pengobatan
DM sesuai program PERKENI dan melaksanakan manajemen tidur serta manajemen stress
yang baik.
Sumber :
Suryani Nany, Pramono, Henny Septiana. 2016. Diet dan Olahraga sebagai Upaya
Pengendalian Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2015 di akses pada tanggal 16 Agustus 2020 pada
https://journal.stikeshb.ac.id/index.php/jurkessia/article/view/19

Wahyuningsih Setiawan Atik, Maria Putri Sari Utami. 2018. Analisis Olah Raga Terhadap
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes diakses pada 16 Agustus 2020 pada
http://journal.stikeshangtuah-sby.ac.id/index.php/JIKSHT/article/view/20

Mahdia Fany Fanana, Henry Setyawan Susanto, M. Sakundarno Adi. 2018. Hubungan Antara
Kebiasaan Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi di
Puskesmas Rowosari Kota Semarang Tahun 2018) diakses pada 16 Agustus 2020 pada
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/22022

https://www.scribd.com/document/385452469/Artikel-Olahraga-Sebagai-Bagian-Penting-
Dari-Manajemen-Dm

Anda mungkin juga menyukai