Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI PT . SAMCO FARMA
Jl. Jendral Gatot Subroto KM 1.2 No. 27 Tangerang
Disusun Oleh :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
a. Tujuan Khusus
b. Tujuan Umum
C. Waktu Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan
A. Industri Farmasi
B. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
3. Bangunan dan Fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi dan Higiene
6. Produksi
7. Pengawasan Mutu
8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan
9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan Kembali Produk
10. Dokumentasi
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi
BAB III TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT.INDOFARMA (PERSERO)
Tbk
A. Manajemen Mutu
B. Personalia
C. Bangunan dan Fasilitas
D. Peralatan
E. Sanitasi dan Higiene
F. Produksi
G. Pengawasan Mutu
H. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok
I. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan Kembali Produk
J. Dokumentasi
K. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
L. Kualifikasi dan Validasi
BAB V ANALISIS
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri farmasi menurut peraturan Menteri Kesehatan No.
1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Peranan
industry farmasi sebagai produsen obat sangat penting bagi tercapainya suatu “mutu”.
Mutu harus dicapai, dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam menjaga mutu, berarti
industry farmasi ikut serta menjaga kesehatan sesama.
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
membuat suatu standar guna menjalin mutu obat yang dihasilkan industry farmasi
melalui penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam seluruh aspek.
CPOB adalah suatu konsep dalam industry farmasi mengenai prosedur atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industry farmasi untuk menjamin mutu
obat jadi, yang diproduksi dengan menerapkan “Good Mnufacturing Practice” dalam
seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sudah diterapkan.
Mahasiswa diharapkan mampu menambah wawasan tentang obat dan
pengetahuan tentang pelaksanaan CPOB di industri farmasi melalui kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat memahami
penerapan aspek-aspek CPOB dalam industry farmasi.
TINJAUAN UMUM
A. Industri Farmasi
Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat
yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, pengawasan mutu,
pemastian mutu sampai memperoleh obat untuk didistribusikan. Obat adalah bahan
atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk memengaruhi
atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia. Sedangkan bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standard an mutu sebagai
bahan baku farmasi.
2. Personalia
Industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personel yang
terkualifikasi dan berpengalaman dalam jumlah yang memadai untuk
melaksakan semua tugas. Tiap personel hendaklah memahami tanggung jawab
masing-masing dan memahami prinsip CPOB serta memeperoleh pelatihan
awal dan berkesinambungan.
Personel kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian
Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).
Ketiga bagian tersebut dipimpin oleh orang yang berbeda serta tidak
mempunyai kepentingan lain di luar organisasi yang dapat menghambat atau
membatasi kewajibannya dalam melaksanakan tanggung jawab atau yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi.
4. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan
konstruksi yang tepat, dan dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat terjamin
dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah
kontaminasi silang.
6. Produksi
Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan dan
memenuhi ketentuan CPOB, untuk menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu, serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin dar.
Produksi dilakukan dan diawasi oleh personel yang kompeten.
Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan
atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah diberi
label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah dan nomor
bets.
Prinsip utama produksi adalah :
a. Adanya keseragaman atay homogenitas dari bets ke bets.
b. Proses produksi dan pengemasan senantiasa menghasilkan produk yang se-
identik mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang sudah
diproduksi maupun yang akan diproduksi.
Prosedur produksi dibuat oleh penanggung jawab produksi bersama
dengan penanggung jawab pengawasan mutu agar menjamin obat yang
dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu merupakan bagian dari CPOB untuk memberikan
kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai
dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang
berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai
sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi.
Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi,
pengujian, termasuk pengaturan dokumentasi dan prosedur pelulusan yang
memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan.
Pengawasan mutu juga bertugas tidak meluluskan bahan atau produk untuk
dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiaan laboratorium, tapi juga
harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.
Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang
mendasar agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan
memuaskan
10. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari system informasi manajemen dan
merupakan bagian mendasar dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas
adalah untuk memastikan bahwa tiap personal menerima uraian tugas yang
relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir
dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi
lisan.
Dokumen hendaklah disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh
personel yang sesuai dan diberi wewenang. Dokumen hendaklah dikaji ulang
secara berkala dan dijaga agar selalu mutakhir. Bila suatu dokumen direvisi,
hendaklah dijalankan suatu system untuk menghindarkan penggunaan
dokumen yang sudah tidak berlaku secara tidak sengaja.
Pada tahun 1973 Pabrik PT. Samco Farma yang terletak di Jalan Gatot
Subroto Km. 1,2 No. 27, Jatiuwung, Tangerang mulai dibangun diatas tanah seluas 1
hektar. Setelah bangunan pabrik selesai pada tahun 1974, maka mulailah didatangkan
mesin-mesin yang dibutuhkan. Uji coba dilakukan di bawah naungan atau bimbingan
tenaga ahli dari PT. Samwood Hongkon.
PT. Samco Farma terus berkembang hal ini dapat dilihat dari jumlah produk
obat-obatan yang diproduksi. Sampai saat ini PT. Samco Farma sudah menghasilkan
lebih dari 100 jenis obat-obatan baik yang di produksi sendiri maupun yang
diproduksi dibawah lisensi dari PT. First Samwood Hongkong.
2. Misi:
1. Menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar yang ditetapkan dengan
mengacu pada cara pembuatan obat yang baik /Good Manufacturring Practise
2. Senantiasa menyesuaikan sarana dan prasarana dengan standar CPOB terkini.
3. Meningkatkan kemampuan personil dengan program pelatihan internal dan
eksternal
4. Pemastian mutu setiap bahan awal (bahan baku dan bahan kemas) yang
digunakan dalam proses produksi untuk menjamin kualitas suatu produk yang
dihasilkan.
5. Menyediakan laboraturiom pengujian dengan peralatan berteknologi terkini
dan perdonill yang handal.
6. Pengawasan terhadap produk selama proses produksi, produk akhir dan
selama beredar dipasaran.
Keterangan:
Finance
Bukti Penerimaan Gudang bahan
Barang baku
ppic
Tidak
Surat Pemesanan/PO Quality Control Lulus/Tidak Return to Suplier
Lulus
2. Penyimpanan
Penyimpanan barang disesuaikan dengan kondisi penyimpanan yang
dipersyaratkan untuk menjaga stabilitas barang, kondisi penyimpanan yang
dipersyaratkan untuk menjaga stabilitas barang terbagi menjadi:
a. Kondisi penyimpanan dengan temperatur kamar.
b. Kondisi penyimpanan dengan menggunakan temperatur terkontrol (20-
30°C). Gudang penyimpanan hendak nya diatur sedemikian rupa untuk
memungkinkan pemisahan yang efektif dan teratur terhadap berbagai
bahan yang disimpan serta untuk memudahkan perputaran sediaan.. bahan
baku beta laktam disimpan didalam gudang tersendiri, penyerahan nya
dilakukan sesuai dengan permintaan dan sisa nya tetap disimpan di gudang
beta laktam
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan gudang dilakukan dengan cara membersihkan lantai dan
ruangan supaya tetap bersih dan kering. Penyusunan barang dalam gudang
disesuaikan dengan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First expired
First out).
Penataan FIFO dimasukan agar barang pertama masuk dapat
digunakan terlebih dahulu dari pada bahan yang terakhir masuk. Sedangkan
penyusunan FEFO digunakan untuk mengeluarkan barang yang tanggal
kadaluarsa nya lebih awal.
4. Pengeluaran
Pengeluaran bahan baku dari gudang dilakukan berdasarkan surat
permintaan bahan baku dari bagian produksi. Pengeluaran diatur menurut
sistem FIFO dan FEFO yaitu barang yang lebih dahulu datang atau waktu
kadaluarsa pendek akan dikeluarkan terlebih dahulu.
Gudang ini menyiapkan bahan-bahan pengemas seperti strip, alumunium, foil, box,
kardus, botol dan lain-lain.
Gudang ini berisi produk jadi yang siap didistribusikan. Karyawan bagian gudang
mempunyai tugas penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran obat jadi.
G. Departemen Produksi
Departemen Produksi dipimpin oleh seorang apoteker yang menjabat sebagai manager
produksi. Untuk menjalankan kegiatan oprasional dapertemen produksi membawahi 3
devisi yang masing-masing di kepalai oleh supervisor:
Bentuk sediaan obat jadi yang di produksi PT. Samco Farma meliputi tablet beta
laktam dan non beta laktam, tablet salut non beta laktam, kapsul keras non beta
laktam, sirup kering dan cairan (obat luar dan dalam). Secara garis besar, tahap proses
produksi masing-masing sediaan obat jadi sebagai berikut:
1) Granulasi basah
2) Cetak Langsung
Penimbangan
Cetak Langsung Granulasi Basah
Granulasi Basah
Pengayakan Basah
Pengayakan Kering
Pencetakan Tablet
Tablet
IPC Penyalutan
Pengemasan Primer
Kapsul yang lulus seleksi disimpan pada ruang produk ruahan untuk
menunggu keputusan lulus uji dari QC. Jika kapsul tersebut lulus uji maka
dibawa ke ruang pengemasan primer lalu di cek IPC yaitu kebocoran dan
penandaan. Lalu dilanjutkan pengemasan sekunder yaitu dimasukkan kedalam
dus dan diberi etiket selanjutnya dikemas tersier yaitu dimasukkan kedalam
karton yang diberi nomor bets, berat dan isi. Proses tersebut menghasilkan
obat jadi dan dibawa kegudang karantina untuk menunggu pelulusan dari QA.
D. Proses Produksi Sediaan Cair (cairan obat dalam dan obat luar)
Produksi golongan Beta Laktam pada prinsipnya sama dengan obat non beta
laktam, namun golongan obat laktam diproduksi pada gedung tersendiri yang terpisah
dari gedung produksi golongan obat non beta laktam. Pada gedung beta laktam
dilengkapi dengan air shower yang berfungsi untuk membersihkan personel dari
partikel yang dapat mengontaminasi pada ruang produksi. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah kontaminasi silang dan efek yang tidak diharapkan dari obat golongan non
beta laktam terhadap orang yang sensitif terhadap obat golongan beta laktam. Bentuk
sediaan di gudang produksi beta laktam yaitu kaplet dan sirup kering.
1. Tugas dan tanggung jawab pengawasan mutu di PT. Samco Farma adalah sebagai
berikut :
a. Bertanggung jawab atas hasil analisis dan keputusan untuk meluluskan atau
menolak bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat
jadi berdasarkan atas hasil pengujian dan prosedur yang ditentukan.
b. Untuk menjamin bahwa semua pengujian dilakukan dengan metode yang benar
dan telah disetujui.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengawasan dari bahan awal hingga produk
didistribusikan ke pasar.
d. Melakukan pemeriksaan semua catatan pengolahan bets, dan catatan pengemasan
bets sebelum meluluskan obat jadi.
e. Jika ada kegagalan dalam produksi, mendiskusikan dengan manager produksi,
ikut serta mencari penyebab serta mencari jalan keluarnya.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeriksaan stabilitas obat jadi.
g. Bertanggung jawab atas pengadaan, pemakaian dan pembuatan pereaksi dan alat-
alat laboratorium yang diperlukan.
h. Bertanggung jawab atas kualifikasi dan kalibrasi peralatan laboratorium.
i. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB. Terjaminnya suatu kualitas
suatu produk tidak hanya tergantung pada hasil akhir proses produksi, tetapi
pengawasan yang terpadu terhadap segala aspek produksi yang mencakup
pemeriksaan bahan baku, proses produksi sampai menjadi produk jadi.
1) Tablet/Kaplet :
Keseragam bobot, keregasan (friability), kekerasan, waktu hancur, kebocoran
strip, ukuran, penetapan kadar dan uji disolusi.
2) Kapsul :
Keseragam bobot, waktu hancur, penetapan kadar dan uji disolusi.
3) Liquid :
Homogenitas, kelarutan, pH, viskositas, bobot jenis dan mikrobiologi.
2. Audit proses
Proses pengolahan air produk non steril di PT. Samco Farma yaitu :
Pengolahan air untuk keperluan produksi sediaan cair dan tablet. Instalasi pengolahan
air untuk produksi non steril di PT. Samco Farma sudah memiliki Heat Looping System.
Pada CPOB 2006 menyatakan bahwa air yang digunakan untuk proses produksi harus
disirkulasi selama 24 jam.
Untuk itu sistem PW harus dilengkapi dengan Looping System sehingga dapat
memungkinkan air ini disirkulasi selama 24 jam. Pada sistem ini harus dilengkapi TOC
(Total Organic Carbon).
Limbah yang dihasilkan PT. Samco Farma yaitu limbah padat, cair, udara dan suara.
Semua diolah sendiri oleh PT. Samco Farma sesuai peraturan Kementerian Lingkungan
Hidup serta persyaratan CPOB sehingga hasil akhir tidak mencemari lingkungan sekitar.
Untuk limbah padat dibakar menggunakan insenerator sedangkan untuk limbah cair
dikelola dengan menggunakan metode kombinasi antara cara kimia dan mikrobiologi
yaitu sebagai berikut :
1. Bak Equalisasi
Berfungsi untuk menampung limbah cair dari berbagai tempat seperti ruang produksi
dan ruang cuci alat. Limbah beta laktam sebelum dimasukkan ke dalam bak equalisasi
ditampung terlebih dahulu dalam satu kolom untuk dilakukan destruksi dengan NaOH
(dipecah terlebih dahulu cincin beta laktamnya).
2. Tangki clarifier
Berfungsi untuk mendapatkan limbah cair yang ada didalam tangki dengan cara
menambahkan koagulan. Kemudian endapan dipisahkan lalu dikeringkan, setelah itu
proses oleh pihak ke-3. Cairan yang terdapat didalam tangki dibuang ke dalam bak
aerasi I.
3. Bak Aerasi I
Berfungsi sebagai unit pengolahan dengan proses aerobic-anaerobik. Setelah itu
disaring, masuk ke dalam bak aerasi II.
4. Bak Aerasi II
Berfungsi sebagai unit pengolahan dalam proses aerobic-anaerobik. Setelah itu
disaring dengan filter carbon dan pasir, lalu dialirkan kedalam kolam.
5. Kolam
Berfungsi memastikan bahwa limbah yang diolah sudah aman untuk dibuang.
Pemasaran produk jadi hasil produksi dari suatu perusahaan dapat berjalan lancer jika
perusahaan tersebut memiliki departemen khusus yang mengatur dan bertanggung jawab
atas pemasaran (marketing). Produk dari PT. Samco Farma terdiri dari obat ethical, obat
bebas/OTC (Over the Counter), dan obat tradisional baik dalam bentuk sediaan tablet,
tablet salut film maupun tablet salut gula kaplet, kapsul, sirup kering, sirup, serta obat luar.
Produk obat ini disalurkan kepada distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF), apotek
dan toko obat berizin sesuai dengan aturan berlaku.
PT. Samco Farma bekerja sama dengan para distributor baik local maupun
nasional. Distributor nasional ini mendistribusikan produk obat tradisional dan obat bebas
dari PT. Samco Farma sedangkan untuk obat-obat ethical didistribusikan oleh distributor
local. Dalam pendistribusian obat PT. Samco Farma tergantung dari besar kecilnya
jangkauan para distributor dimana distributor jangka besar dilakukan kerja sama dengan
para PBF sedangkan dalam skala kecil dengan apotek dan toko obat berizin. Hal ini
merupakan salah satu strategi perusahaan yang terkait dengan efisiensi dan efektivitas
selama pendistribusian produk.
Strategi pemasaran yang dilakukan bagian marketing PT. Samco Farma yaitu fokus
dengan harga dimana selalu berusaha menjual produk dengan harga yang sesuai dengan
harga pasaran namun tidak menurunkan kualitas produk. Selain itu, pihak marketing selalu
melakukan survey secara berkala dengan tujuan menjalin hubungan yang baik agar
meningkatkan loyalitas bagi para pelanggan. Hal ini juga dilakukan untuk mengindari
kendala yang sering muncul dalam proses pemasaran produk, yaitu keterlambatan
pembayaran karena payment dilakukan secara kredit. Strategi lainnya memberikan diskon
bagi para distributor karena pembelian dilakukan dalam jumlah besar.
Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin bahwa produk
obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan penggunaannya. PT.samcofarma merupakan salah satu industri farmasi di Indonesia
yang telah menerapkan aspek-aspek CPOB.
Dengan menerapkan CPOB industry farmasi telah melakukan tanggung jawab atau
fungsi sosialnya dan turut mendukung kebijakan pemerintah dalam menjamin mutu,
khasiat dan keamanan obat-obatan yang dihasilkan. Dalam rangka pemerataan pelayanan
kesehatan, kebutuhan obat-obatan yang terus meningkat dan yang terjangkau oleh
masyarakat, melalui PT.samcofarma memproduksi obat generik yang murah dan
terjangkau dengan kualitas yang baik dan mutu tinggi. Adapun pelaksaan aspek-aspek
CPOB di samcofarma sebagai berikut :
A. Manajemen Mutu
Suatu sistem untuk mengatur bahwa semua proses mulai dari pemeriksaan bahan baku,
produksi, kemasan hingga distribusi memenuhi persyaratan CPOB. Kegiatan Quality
Assurance (QA) di PT.Samco Farma sesuai dengan CPOB. Berbagai prosedur tetap yang
terkait dengan penjagaan mutu produk disusun dan didokumentasikan dengan baik.
B. Personalia
Personil harus terkualifikasi dan dapat bertanggung jawab atas masing – masing tugas dan
dicatat. PT.Samco Farma menyediakan personel yang terkualifikasi dalam jumlah yang
memadai pada semua tingkat, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
sesuai dengan tugasnya, serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan dan
kesadaran untuk menerapkan CPOB dalam setiap tugasnya.
C. Bangunan dan Fasilitas
Harus memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai untuk memudahkan
pelaksanaan operasi yang benar. Bangunan PT.Samco Farma telah dirancang dengan baik
dan sesuai dengan CPOB.
D.Peralatan
Peralatan harus memiliki desain & konstruksi yang tepat agar mutu obat terjamin. Peralatan
juga harus terkalibrasi dan terkualifikasi. Hampir semua peralatan produksi yang
berhubungan dengan bahan awal, produk antara dan produk jadi PT.Samco Farma terbuat
dari Stainless Steel sehingga tidak menimbulkan reaksi, adisi atau adsobrsi yang dapat
mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan.
E.Sanitasi dan Higiene
A. Sanitasi Kebersihan yang berhubungan dengan lingkungan.
B. Hygiene Kebersihan yang berhubungan dengan personil.
C. PT.Samco Farma telah menerapkan sanitasi dan hygiene yang tinggi pada seluruh
proses pembuatan obat. Semua prosedur pembersihan, sanitasi dan hygiene divalidasi
dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas prosedur memenuhi syarat
F. PENGAWASAN MUTU
Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, pengujian, &
prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan.
Pengawasan mutu juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu
produk.
Pengawasan mutu di PT.Samco Farma mencakup semua kegiatan analitis yang
dilakukan di laboratorium termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan produk antara, produk
ruahan dan produk jadi serta uji stabilitas hingga melakukan pelulusan bagi produk/bahan
baku yang dilakukan analisa.
G. Inspeksi Diri, Audit Mutu & Persetujuan Pemasok
PT. Samco Farma melakukan inspeksi diri yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah
semua aspek produksi dan pengawasan mutu telah sesuai dengan CPOB. Untuk melengkapi
inspeksi diri, PT.Samco Farma juga melakukan audit mutu yang meliputi pemeriksaan dan
penilaian semua atau sebagian dari manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk
meningkatkan mutu.
H. Penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk
Menurut CPOB, semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan
kemungkinan terjadi kerusakan obat, dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.
Di PT. Samco Farma belum pernah menerima keluhan dari pasien. Pada penanganan
obat kembalian dilakukan oleh petugas yang ditunjuk mengirim laporan ke bagian QC.
Kemudian QC melakukan sampling pada produk kembalian untuk dilakukan pemeriksaan.
Apabila dinyatakan Released maka produk kembalian dimasukkan ke dalam gudang obat
jadi, tetapi apabila dinyatakan Rejected maka produk tersebut dimusnahkan
I. Dokumentasi
Sistem informasi managemen untuk memastikan tugas yang relevan dan rinci
sehingga memperkecil resiko kerusakan dan kekeliruan. Dokumentasi PT.Samco Farma
sendiri telah dilakukan dengan baik, baik dalam pencatatan SOP, spesifikasi bahan baku,
metode pengujian, kalibrasi, validasi dan sebagainya.
J. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
PT. Samco Farma memastikan bahwa semua bahan dan produk yang diterima sesuai
dengan tujuan penggunaanya sedangkan pemberi kontrak memastikan bahwa semua produk
yang diproses dan bahan yang dikirim telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau
produk yang dikatakan lulus oleh bagian Pemastian Mutu (QA)
K. Kualifikasi dan Validasi
Kualifikasi berhubungan dengan fasilitas, sistem dan peralatan, sedangkan validasi
berhubungan dengan proses. Dalam pelaksanaannya, mendapat bantuan dari Departemen
Teknik PT.Samco Farma sudah mengkualifikasi semua peralatan yang digunakan.