Pityriasis Rosea
Oleh:
NIM. 1930912310135
Pembimbing:
Penyebab pasti dari penyakit pityriasis rosea tidak diketahui. Infeksi seperti
virus, bakteri, spirochetes dan penyakit tidak menular seperti atopi dan
autoimunitas diketahui dapat sebagai penyebabnya. Baru-baru ini, reaktivasi
Human Herpes Virus-6 dan Human Herpes Virus-7 telah ditemukan sebagai
kemungkinan agen etiologi. Erupsi mirip pityriasis rosea juga dilaporkan terjadi
setelah pemberian vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG), influenza,
H1N1, difteri, cacar, hepatitis B, dan Pneumococcus. Selain itu Erupsi juga
terlihat dengan obat-obatan seperti emas, kaptopril, barbiturat, D-penicillamine,
dan clonidine.4,5,6 Insidensi pityriasis rosea di dunia sekitar 0,5% hingga 2%.
Penyakit ini dapat diderita oleh laki-laki maupun perempun dan biasanya
berumur antara 15 hingga 30 tahun, tetapi juga dapat ditemukan pada orang
dewasa dan anak-anak.7
Pada pityriasis rosea gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat. Pada
sebagian kecil pasien dapat terjadi gejala menyerupai flu termasuk malaise,
nyeri kepala, nausea, hilang nafsu makan, demam, dan athralgia. Sebagian
penderita mengeluh gatal ringan. Penyakit ini dimulai dengan munculnya lesi
pertama (herald patch) umumnya di batang tubuh, soliter, berbentuk oval dan
anular serta memiliki diameter 3 cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama
halus di pinggir selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Lesi berikutnya
muncuk 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, sama
dengan lesi pertama hanya lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta
sehingga menyerupai pohon cemara terbalik. Lesi tersebut muncul secara
serentak atau dalam beberapa hari. Predileksi dari penyakit ini pada batang
tubuh, lengan atas bagian proksimal dan tungkai atas.8
KASUS
(I) ANAMNESIS
STATUS PRESEN
STATUS GENERALIS
Kepala : normosefali, alopesia (-), rambut hitam, lurus
Mata : konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), nystagmus (-)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Thorax : Jantung dalam batas normal, bising jatung (-), paru dalam batas
normal, vesicular, ronki (-), wheezing (-).
Abdomen : datar, spider nevi (-), benjolan (-), timpani, bising usus 6x/m, nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
1) Gambaran Umum :
Warna Kulit : Sawo Matang
Turgor kulit : cepat
kembali
Suhu : 36,5oC
2) Gambaran khusus
Regio abdomen, regio thorax,
regio acromial, regio dorsum,
regio coxae, regio brachii
dextra et sinistra, regio cruris
dextra et sinistra
UKK I : makula eritematosa,
makula hipopigmentasi, plak
hipopigmentasi
UKK II : skuama
(VII) PENGOBATAN
1. Bedak asam salisilat 2% 2 kali sehari, ditaburkan dan digosok perlahan
pada kulit yang gatal;
2. Salep Momethasone Furoate 0,1% 2 kali sehari, dioles tipis-tipis setiap
habis mandi pagi dan malam, sampai obat habis;
3. Cetrizine 10 mg 14 tablet, 1x1 selama 2 minggu (jika gatal mengganggu)
(VIII) PROGNOSIS
1. Ad Vitam : ad bonam
2. Ad Sanationam : ad bonam
3. Ad Comesticam : ad bonam
(IX) ANJURAN/SARAN
1. Perhatikan aturan pengunaan obat
2. Hindari menggaruk kulit secara berlebihan
3. Kembali untuk kontrol ulang bila obat telah habis
PEMBICARAAN
Diagnosis pityriasis rosea pada penderita ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis penderita ialah pria yang
berumur 23 tahun. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa pityriasis rosea dapat
terjadi pada remaja dan dewasa muda (15-35 tahun).7
RINGKASAN
Mengetahui :
DAFTAR PUSTAKA
1. Drago F, Ciccarese G, Parodi A. Pityriasis rosea and pityriasis rosea-like
eruptions: How to distinguish them? JAAD Case Rep. 2018 Sep;4(8):800-801.
[PubMed]
3. Chang HC, Sung CW, Lin MH. The efficacy of oral acyclovir during early
course of pityriasis rosea: a systematic review and meta-analysis. J Dermatolog
Treat. 2019 May;30(3):288-293. [PubMed]
4. Gay JT, Gross GP. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island
(FL): Dec 27, 2019. Herald Patch. [PubMed]
10. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.