Bab 2 Gastritis
Bab 2 Gastritis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut
dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi
oleh penyebab lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
infiltrasi sel sel radang pada daerah tersebut (hirlan, 2013).Ada dua
1
2
klasifikasi gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (price
dan Wilson,2013).
2. Etiologi
kronik.
a. Gastritis Akut
b. Gastritis Kronis
1) Gastritis infeksi
(Wehbi, 2011).
(Wibowo,2009).
3. Patofisiologi
a. Gastritis Akut
4. Pathway
Menyebabkan difusi
kembali asam lambung
& pepsin
Kekurangan volume cairan
Perdarahan
Inflamasi Erosi mukosa lambung
Nyeri epigastrium
Mukosa lambung
kehilangan intergitas
jaringan
Muntah
5. Manifestasi Klinis
a. Gastritis akut :
b. Gasritis kronik :
6. Pemeriksaan Penunjang
akibat gastritis.
terjadinya infeksi.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya
7. Penatalaksanaan
a. Gastritis akut
prostaglandin.
b. Gastritis kronis
disertai sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis
lambung dan faktor intrinsik. Tidak adanya sel parietal dan chief
kadar gastrin.
1. Pengkajian
a. Wawancara
1) Data Subyektif
2) Data Obyektif
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
dengan GCS 15
2) Kepala
3) Mata
anemis
4) Telinga
5) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada masa, tidak ada nyeri
6) Mulut
baik
7) Leher
8) Dada
9) Abdomen
10) Ekstermitas
Atas
13
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, jumlah
Bawah
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, jumlah
praktek kesehatan.
makanan kesukaan.
e. Pola Eliminasi
f. Pola Latihan-Aktivitas
14
terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
h. Pola Istirahat-Tidur
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur,
harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai
k. Pola Reproduksi/Seksual
tingkat stress.
2011).
2. Diagnosa Keperawatan
yaitu meliputi :
3. Intervensi
penyakit gastritis.
5. Kolaborasikan 5. Mencegah
pemberian IV terjadinya
syok
hipovolemik
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
(distraksi dan 6. Proses
relaksasi) penyembuhan
6. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
4 Defisiensi pengetahuan b.d 1. Berikan 1. Agar
penatalaksanaan diet dan penilaian mengetahui
proses penyakit. tentang tingkat tingkat
Setelah dilakukan tindakan pengetahuan pengetahuan
2x24 jam diharapkan pasien tentang pasien
pengetahuan bertambah dengan proses penyakit
kriteria hasil : yang spesifik.
1. Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman 2. Jelaskan 2. Agar pasien
tentang penyakit kondisi, patofisioligi memahami
prognosis dan program dari penyakit tentang
pengobatan dan bagaiman penyakitnya
2. Pasien dan keluarga hal ini
mampu menjelaskan berhubungan
prosedur yang dijelskan dengan anatomi
dengan benar fisiologi,
3. Pasien dan keluarga dengan cara
mampu menjelaskan yang tepat
kembali apa yang 3. Agar pasien
dijelskan perawat/tim dapat dengan
kesehata lainnya. 3. Sediakan mudah
informasi pada mengetahui
pasien tentang penyakitnya
kondisi dengan
cara yang tepat
4. Agar pasien
4. Diskusikan dapat dengan
pilihan terapi nyaman
atau memilih
penanganan pengobatann
ya
5. Agar pasien
5. Gambarkan dapat
tanda dan gejala mengetahui
yang biasa tanda dan
muncul pada gejala
penyakit, dengan tepat
dengan cara dan cepat
yang tepat
20
penyakit akut.
aksi atau impuls listrik tersebut dari nosiseptor sampai pada kornu
e. Persepsi adalah proses yang sangat kompleks yang sampai saat ini
a. Nyeri Somatik, jika organ yang terkena adalah organ soma seperti
inflamasi, yang akan terjadi jika terluka atau keseleo. Selain itu,
nyeri juga bisa terjadi akibat iskemik, seperti pada kram otot. Hal
23
organ dalam, meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta gga
muntah bahkan sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit.
golongan anti-inflamasi.
24
4. Penilaian Nyeri
Analog Scale (VAS), Numeric Rating Scale (NRS) dan Faces Scale
dari Wong-Backer.
adalah tidak nyeri dan titik 100 jika nyerinya tidak tertahankan.
Disebut tidak nyeri jika pasien menunjuk pada skala 0-4 mm, nyeri
ringan 5-44mm, nyeri sedang 45-74mm, nyeri berat 75- 100 mm.
10. Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri
dengan ekpresi nyeri yang sangat berat. Setelah itu, pasien disuruh
inensitas atau level nyeri pasien. Secara umum level nyeri dibagi atas 3
bagian yakni:
a. Nyeri ringan
26
b. Nyeri sedang
c. Nyeri berat
6. Manajemen Nyeri
1. Analgesik Non-Opoid
a. Parasetamol
27
bertambah.
29
2. Analgesik Opoid
bertahap.
3. Teknik Distraksi
30
lain.
dilemaskann