Anda di halaman 1dari 3

4 Keutamaan Bulan Shafar Menurut Islam

written by Maya Tita Sari April 5, 2016

Bulan Shafar merupakan salah satu bulan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sayangnya, banyak
manusia yang menganggap bahwa bulan Shafar ini adalah bulan bala karena ada banyak sekali masalah atau
cobaan yang biasanya turun ke bumi. Padahal, musibah atau cobaan itu bukan diturunkan oleh karena saat itu
adalah bulan Shafar, melainkan semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT. Tidak ada bulan dari Muharram
sampai Dzulhijjah yang menjadi bulan bala. Semuanya adalah bulan yang istimewa karena bulan itu ada atas
izin Allah SWT. (baca : keutamaan bulan muharram).
Sangat disayangkan karena zaman sekarang pemikiran bahwa bulan Shafar adalah bulan penuh
musibah itu sudah tertanam erat dibenak manusia. Sama halnya ketika seseorang beranggapan bahwa suatu
penyakit itu dapat menular karena disebabkan oleh penyakit itu sendiri. Padahal, dalam dasar ketauhidan,
tidak ada terjadi sesuatu jika bukan karena izin Allah SWT. Dalam sebuah hadist disebutkan; dari Abu Hurairah
RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (yang artinya); “Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran,
dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata: “Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di
padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis,
kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”. Kemudian Rasulullah SAW
menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Di dalam Al-Qur’an maupun hadist telah jelas diterangkan bahwasanya Allah SWT melarang umat-Nya
untuk mengkhususkan hari atau bulan-bulan tertentu sebagai sesuatu yang dianggap menjadi sumber kesialan
termasuk menganggap bulan Shafar ini adalah bulan sial. Sebab, kesemua bulan adalah sama, bulan yang
diberikan Allah SWT. Sebab, hakekat daripada kesialan atau assyu’mu ialah ketika manusia melakukan
perbuatan maksiat kepada Allah SWT, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud RA: “Jika kesialan terdapat
pada sesuatu maka ada di lidah, karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat maksiat.”

Rabu Terakhir Bulan Shafar

Para ulama terdahulu sependapat bahwa Allah SWT memang banyak menurunkan musibah pada hari
Rabu terakhir di bulan Shafar. Saking besarnya, seluruh bala atau musibah di tahun ini akan diturunkan pada
hari Rabu tersebut.
Ulama ahli ma’rifat juga menyebutkan bahwa di setiap tahun akan turun 320.000 bala yang semuanya
diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Oleh sebab itu pada hari tersebut disebut sebagai Yaumi
Nahsin Musta’mir; hari yang paling sulit di setiap tahun.
Namun perlu ditanamkan di sini bahwasanya bala atau musibah yang Allah SWT turunkan pada hari
Arba’ Musta’mir tersebut tidak serta merta dijadikan alasan untuk menganggap bahwa bulan Shafar adalah
bulan sial. Justru sebaliknya, kita harusnya menganggap bahwa di bulan Shafar ini Allah SWT tengah
memberikan ujian besar kepada umat-Nya. Maka, ketika musibah itu dianggap sebagai ujian, setiap orang
akan berusaha melewatinya dengan sebaik mungkin agar mendapat nilai yang baik. Memperbanyak amal
ibadah agar dihindarkan dari mara bahaya adalah salah satu cara menghadapi ujian tersebut. (baca : hal hal
yang menghapus amal ibadah)

Menurut ulama, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hari Rabu terakhir di bulan
Shafar, yakni :
 Shalat sunnah empat raka’at; dengan tiap-tiap raka’atnya membaca surah Al-Kautsar 17 kali, surah Al-
Ihklas 5 kali, serta Ma’udzatain 1 kali dan membaca doa. Insya Allah, ia akan dihindarkan dari berbagai
musibah di hari itu sampai satu tahun.
 Disunnahkan membaca surah Yaasin sebanyak 313 kali kemudian berdoa. (baca : fadhilah surat yasin)

Sebagai muslim yang beriman kepada Allah SWT, kita meyakini bahwsanya Qada’ dan Qadar-Nya Allah
SWT ialah penentu dari segala yang terjadi. Dengan begitu, keimanan kita akan semakin kuat dan tidak akan
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan seperti perbuatan zina dalam islam yang sangat dilarang
dalam islam. Kita percaya bahwa sebanyak apapun musibah yang diturunkan Allah SWT pada bulan Shafar,
tidak serta merta terjadi karena bulan Shafar adalah bulan kesialan, melainkan karena kasih sayang Allah SWT
kepada umat-Nya sehingga segala musibah itu diturunkan adalah untuk menyeru manusia agar senantiasa
mengingat Allah dan hanya meminta pertolongan kepada-Nya. Oleh karena itu, bulan Shafar menjadi bulan
yang istimewa karena pada bulan ini kita akan menjadi semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka,
adapun keutamaan bulan shafar adalah :
1. Memperkuat keimanan
Kita yakin bahwa bulan Shafar adalah sama seperti bulan-bulan lain yang diberikan Allah SWT
sehingga kita bisa melakukan perbuatan amal ibadah yang bermanfaat. Tidak mempercayai bahwa
bulan Shafar merupakan bulan sial karena segala sesuatu hanya terjadi atas izin Allah SWT.
Sebagaimana firman-Nya yang artinya; “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan
kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Yunus : 107).
2. Yakin akan ketetapan Allah SWT
Allah SWT berfirman yang artinya; “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa
yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51).
3. Menghidari dari hal yang bertentangan dengan ketauhidan
Oleh sebab kita mengetahui bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Shafar adalah hari di mana
Allah SWT banyak menurunkan musibah, bukan berarti apa-apa yang kita niatkan hari itu dan apabila
kita batalkan maka disebabkan oleh musibah, melainkan karena niat ingin beribadah. Contoh; kita
batal bepergian di hari Arba’ Musta’mir bukan karena takut akan bala tapi karena ingin mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui amal ibadah yang kita kerjakan hari itu.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan
disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya,
’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah
engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada
kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar
selain Engkau’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
4. Meningkatkan ketaqwaan dan semakin bertawakkal kepada Allah SWT
Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah kehendak Allah SWT, maka ketaqwaan kita
juga akan meningkat. Kita semakin rajin beribadah seperti shalat wajib dan shalat fardhu karena tiada
lain tujuan selain mendapat ridha Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai