BAB IV Pembahasan
BAB IV Pembahasan
PEMBAHASAN
Regugitasi di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura selama 3 hari
tanggal 06 Maret sampai 08 Maret 2019, kesenjangan antara teori dan kasus yang
A. Pengkajian
tanggal 05 Maret 2019 di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura,
data tersebut dikumpulkan dari klien sendiri, keluarga, orang terdekat klien dan
observasi, pemeriksaan fisik, dan studi pustaka. Data yang dikaji meliputi bio-
gejala-gejala mitral regurgitasi sesuai dengan teori yang dipelajari tidak jauh
disebabkan oleh sifat ataupun karakter manusia yang unik, manusia memiliki
kesenjangan yang berarti atau tidak tidak terlalu menyimpang dari konsep.
96
97
atau bunyi jantung III (murmur) saat auskultasi apeks jantung. Umumnya
berat atau akut, manifestasi gagal jantung sebelah kiri berkembang, temasuk
dilakukan pada tanggal 06 Maret sampai 08 Maret 2019 di Ruang ICU Rumah
adanya keluhan antara lain sesak nafas, dan mudah lelah. Klien memerlukan
tidur. Sesak nafas kerap dirasakan klien saat aktivitas seperti saat makan dan
mandi. Klien mengatakan lelah/capek, dan lemas pada tangan dan kaki, KU :
sakit berat, Tekanan darah : 70/57 mmHg, Nadi : 108x/menit, teraba lemah dan
tidak teratur, Respirasi : 30x/menit, Suhu badan : 35,5 oC, akral dingin, CRT <
3 detik, tampak pucat, terdengar bunyi jantung III (murmur), dan udem pada
nafas, keletihan, nadi teraba lemah dan tidak teratur, tekanan darah menurun,
udem pada tangan dan kaki, tampak pucat, akral dingin serta terdengar bunyi
98
jantung III (murmur) pada apeks jantung. Hasil pemeriksaan jantung pada
tanggal 05 Maret 2019 diperoleh hasil EKG : irama denyut jantung tidak
menurut Arif Muttaqin (2014 : 155), penyebab penurunan curah jantung adalah
gagal ventrikel kiri dimana aliran darah kembali ke dalam atrium kiri melalui
katup yang rusak selama sistol dan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh.
Selain itu klien juga mengalami gangguan perfusi jaringan perifer. Hasil
teraba lemah dan tidak teratur, Respirasi : 30x/menit, Suhu badan : 35,5oC,
akral dingin, CRT < 3 detik, dan udem pada tangan dan kaki. Yang mana
menurun/meningkat, nadi teraba lemah dan cepat, akral dingin, dan udem.
B. Diagnosa Keperawatan
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual / potensial) dari
(Nikmatur, 2014).
99
keperawatan pada teori dan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Ny.
kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan
jaringan.
sebagai berikut :
curah jantung.
kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan
ventrikel kiri memompa darah, hal ini ditandai dengan adanya tekanan darah
menurun yaitu 70/57 mmHg, nadi teraba lemah, tidak teratur dan takikardi
yaitu 108x/menit disertai dengan sesak nafas dengan respirasi 30x/menit, dan
AV dilatasi, EKG : irama jantung tidak teratur, dan pada auskultasi apeks
seluruh tubuh yang ditandai dengan klien merasakan sesak nafas, respirasi
30x/menit, keletihan, lemas, akral dingin, CRT < 3 detik, suhu badan 35,5 oC,
tekanan darah 70/57 mmHg, nadi teraba lemah, tidak teratur dan takikardi yaitu
Pada masalah ketidakefektifan pola nafas data yang diperoleh adalah klien
merasakan sesak nafas setiap makan dan mandi, respirasi 30x/menit, adanya
pernafasan cuping hidung, respon batuk, dan produksi sputum warna putih
kekuniangan, suara nafas ronchi, dan vocal fremitus teraba lemah pada semua
lobus paru, BUN : 69,9 mg/dL, creatin : 1,84 mg/dL, dan terdapat udem pada
tangan dan kaki. Yang mana menurut Arif Muttaqin (2014), penyebab
101
paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan
interstitial.
klien mengeluh sesak nafas, lelah/capek, lemas pada tangan kaki, tidak bisa
30x/menit, udem pada tangan dan kaki, tampak sesak setiap makan dan mandi.
sehingga klien merasakan sesak nafas, keletihan, dan lemas sehingga tidak
C. Intervensi
curah jantung adalah kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung, catat
bunyi jantung, palpasi nadi perifer, istirahatkan klien dengan tirah baring
optimal, atur posisi tirah baring yang ideal. Kepala tempat tidur harus dinaikan
sesuai indikasi. Hindari cairan garam. Yang mana menurut Arif Muttaqin
102
(2014), intevensi ini dilakukan untuk mengurangi beban kerja jantung dan
yang dilakukan adalah observasi TTV per jam, pertahankan posisi tirah baring
(bedrest), ubah posisi klien tiap 2 jam, inspeksi adanya luka pada kulit,
tinggikan anggota tubuh yang udem lebih tinggi 20 o dari jantung, kolaborasi
kongesti paru.
kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler,
bronkodilator bila perlu. Yang mana menurut Arif Muttaqin (2014), tindakan
dilakukan adalah catat frekuensi dan irama jantung serta perubahan tekanan
darah selama dan sesudah beraktivitas, tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan
tekanan abdomen, pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut, berikan
sesuai instruksi. Yang mana menurut Arif Muttaqin (2014), tindakan ini
D. Implementasi
nadi perifer, membantu klien istirahat dengan tirah baring optimal, mengatur
posisi tirah baring yang ideal dengan kepala tempat tidur harus dinaikan 45o
hasil kolaborasi dalam penentuan diet rendah gula dan rendah garam,
mcq/IV, Dopamin 2,5 mg/IV, Disulf 1 tab/oral, Diviti 2,5 cc/SC, ISDM 2,5
adanya luka pada kulit, meninggikan anggota tubuh yang udem lebih tinggi 20 o
104
terapi Vascon 0,1 mcq/IV, Dopamin 2,5 mg/IV, Disulf 1 tab/oral, Diviti 2,5
meninggikan kepala tempat tidur klien dengan posisi duduk atau semi fowler,
adalah mencatat frekuensi dan irama jantung serta perubahan tekanan darah
E. Evaluasi
105
masalah yang teratasi adalah ketidakefektifan pola nafas yang mana klien
pernafan cuping hidung, SpO2 terakhir 100%, dan pada gangguan aktifitas
tidur dan kebutuhan ADL klien terpenuhi dengan bantuan perawat dan
keluarga.
dan katub mitral yang tidak tertutup dengan sempurna menyebabkan darah
seluruh tubuh.
mana pada evaluasi hari ke tiga diperoleh klien masih meraskan sesak walupun
kanul nasal 3-4 lpm, lelah/capek, akral dingin pada ekstremitas, tampak pucat,
dan perawatan yang intensif, hal ini dapat dilihat dari kemajuan dan
1. Sifat ataupun karakter manusia yang unik, setiap manusia memiliki respon